Anda di halaman 1dari 10

EKSISTENSI TARI GEGERIT DI KECAMATAN LAHAT KABUPATEN LAHAT

Helen Alvionita, Nofroza Yelli, Rio Eka Putra


Program Studi Seni Pertunjukan Universitas PGRI Palembang
Email: alvionitaelen@gmail.com
Abstrak
Tari gegerit adalah salah satu seni tari tradisional yang berasal dari daerah Sumatra
Selatan yang merupakan salah satu dari kekayaan macam-macam kebudayaan indonesia Tarian
ini merupakan seni tari tradisional Lahat yang diciptakan oleh seniman yang bernama Tambun
pada tahun 1947 dan menceritakan sebuah perjuangan kaum perempuan di dalam menghadapi
penjajahan Tentu sangat berat dan melelahkan sehingga disebut gegerit. Dengan tata busana
memakai baju adat Lahat berwarna merah marun serta bagian bahunya terdapat kain songket
yang menyerupai sayap para penari dengan gaya yang kaku atau cenderung patah-patah Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan keberadaan/eksistensi tari Gegerit di
Kecamatan Lahat Kabupaten Lahat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif, dengan objek
penelitian yaitu eksistensi tari gegerit di Kecamatan Lahat Kabupaten Lahat dan subjek penelitian
adalah Para pelaku seni dan anggota Sanggar Trisula Managemen Pengumpulan data yang
dilakukan peneliti melalui observasi, wawancara, dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa Tari Gegerit, eksistensi atau keberadaannya
diakui oleh masyarakat Kabupaten Lahat. Karena Tari Gegerit masih sering dipentaskan
diberbagai acara sampai saat ini. Bertahannya Tari Gegerit sampai saat ini dipengaruhi oleh para
pelaku seni dan sanggar, salah satunya Sanggar Trisula yang membuat minat masyarakat atau
penonton terhadap Tari Gegerit.

Kata kunci: Tari Gegerit, Eksistensi Tari Gegerit, Sanggar Trisula Managemen

1
PENDAHULUAN Tarian ini merupakan seni tari
tradisional Lahat yang diciptakan oleh
Kabupaten Lahat merupakan satu seniman yang bernama Tambun pada tahun
diantara kabupaten yang ada di Provinsi 1947 dan menceritakan sebuah perjuangan
Sumatera Selatan. Kabupaten Lahat terdiri kaum perempuan di dalam menghadapi
dari 7 kecamatan induk yaitu Lahat, Kikim, penjajahan Tentu sangat berat dan
Kota Agung, Jarai, Tanjung Sakti, Pulau melelahkan sehingga disebut gegerit.
Pinang, dan Merapi. Namun pasca Dengan tata busana memakai baju adat
pemekaran, jumlah Kecamatan di Kabupaten Lahat berwarna merah marun serta bagian
Lahat bertambah menjadi 22 kecamatan. bahunya terdapat kain songket yang
Sekitar tahun 1830 pada masa kesultanan menyerupai sayap para penari dengan gaya
Palembang di Kabupaten Lahat telah ada yang kaku atau cenderung patah-patah.
marga, marga-marga ini terbentuk dari Bagian kepala penari dihias dengan
sumbai-sumbai dan suku-suku yang ada berbagai hiasan, seperti cempako, ayun-
pada waktu itu, seperti Lematang, Besemah, ayun, pilis, dan teratai. Tari Gegerit
Lintang, Gumai, Tebing Tinggi, dan Kikim. merupakan tari tradisional yang sejak dulu
Marga merupakan pemerintahan bagi selalu ditarikan secara turun-temurun oleh
sumbai-sumbai dan suku-suku. Marga inilah masyarakat Lahat. Sebagai tarian
merupakan cikal bakal adanya Pemerintah di tradisional, pementasan tari Gegerit diiringi
Kabupaten Lahat. oleh musik tradisional yang didominasi oleh
Kabupaten Lahat memiliki alat musik pukul, seperti, kenong, dol, dan
keanekaragam seni dan kebudayaan baik gendang. Irama yang dihasilkan dari
dari Kabupaten Lahat sendiri maupun dari perpaduan alat musik tersebut cenderung
luar daerah Kabupaten Lahat, seperti seni motong dan menghentak. Hal tersebut
rupa, seni musik, seni tari dan drama, seni disesuaikan dengan gerak tarian yang kaku
kerajinan, maupun sastra tutur. Seiring dan patah-patah.
dengan perkembangan zaman, budaya Tari gegerit juga merupakan tarian
bertumbuh di tengah-tengah masyarakat yang berasal dari Kabupaten Lahat gerit
yaitu sebuah tradisi kerakyatan disetiap (gehit) yang berarti pegal-pegal. Tarian
daerah yang menjadikan seni sebagai gegerit ditarikan oleh para perempuan dan
hiburan, ritual, upacara adat, penyambutan jumlah penari tidak boleh ganjil dan harus
tamu, sehingga seni bisa dikenal oleh genap 4, 6, 8, bahkan 12 orang. Pada
masyarakat/khalayak itu sendiri. Kesenian mulanya tarian ini berfungsi sebagai
merupakan unsur pengikat yang lambang kekompakan suku gumay untuk
mempersatukan pedoman-pedomana memberi semangat kepada para pejuang
bertindaka yanga berbedaa menjadia desain untuk melawan musuh. Tarian ini memiliki
yang utuh menyeluruh, dana operasional, tingkat kesulitan yang tinggi, karena gerakan
sertaa dapata diterimaa sebagaia sesuatu tarian ini terkesan monoton dan para penari
yang bernilai (Bahari, 2008:45). Sedangkan harus melakukan gerak mendak (merendah)
kebudayaan merupakan sebagai sesuatu dari awal hingga akhir.
yang turun-temurun dari satu generasi Tari Gegerit memiliki keunikan
kegenerasi yang lain, yang kemudian disebut tersendiri dan perbedaan dari tarian lain, tari
sebagai superorganic (Heriyawati, 2016:24). tradisional gegerit merupakan tarian yang
Tari gegerit adalah salah satu seni sejak dulu selalu ditarikan secara turun
tari tradisional yang berasal dari daerah temurun oleh masyarakat Lahat. Namun,
sumatera selatan yang merupakan salah sekarang keberadaannya sudah hampir
satu dari kekayaan macam-macam punah karena makin jarang orang yang
kebudayaan di Indonesia. mementaskan tarian ini. Meski demikian,
beberapa tahun belakangan masih ada

2
orang-orang yang peduli, yang mempelajari sebagai tarian tradisional Kabupaten Lahat,
dan menggali tarian ini untuk dipentaskan maka perlu untuk menjaga dan melestarikan
kembali. Sebagai tarian tradisional, kesenian yang ada di daerah Kabupaten
pementasan tari gegerit diiringi oleh musik Lahat tersebut, dikarenakan terdapat banyak
tradisional yang didominasi oleh alat musik nilai yang terkandung dalam seni terutama
pukul, seperti, kenong, dol, dan gendang. seni tari Gegerit. Berdasarkan fenomena
Irama yang dihasilkan dari perpaduan alat latar belakang di atas maka yang menjadi
musik tersebut cenderung motong dan judul dalam penelitian ini adalah
menghentak. Hal tersebut disesuaikan “EKSISTENSI TARI GEGERIT DI
dengan gerak tarian yang kaku dan patah- KECAMATAN LAHAT KABUPATEN LAHAT
patah. SUMATERA SELATAN”. tujuan penelitian
Tari gegerit mengandung amanat ini adalah untuk mengetahui dan
yang dalam tentang perjuangan para mendeskripsikan eksistensi tari Gegerit di
perempuan Lahat dalam melawan Sanggar Trisula Kabupaten Lahat .
penjajahan. Kandungan amanat tersebut KAJIAN TEORI DAN METODE
tergambar dalam gerakan para penari ketika
menggenggam kudok, senjata tradisional
masyarakat Sumatera Selatan.
Amanat tersebut masih relevan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan keadaan saat ini, dimana Hasil yang didapatkan pada
perempuan masih terkungkung oleh filsafat penelitian ini adalah Kesenian Rodat
maskulinisme, sehingga menjadikannya merupakan kesenian arak-arakan yang di
sebagai makhluk inferior di masyarakat. mainkan oleh laki-laki semua, dengan
Namun yang terpenting, tari gegerit juga menggunakan tabuhan alat musik, nyayi-
mengamanatkan generasi muda tidak bisa nyayian dan tari-tarian serta adanya lelucon.
diam-diam saja, tetap harus berjuang walau Kesenian Rodat Rodat Kelompok Tunas
tidak dalam keadaan berperang. Perjuangan MudaDi Desa Tanjung Alam Kecamatan
yang dimaksud adalah perjuangan melawan Lintang Kanan Kabupaten Empat Lawang,
angkara murka yang ada di dalam diri. maka merupakan kesenian Rodat pertama kali
perlu dilakukan penelitian untuk pengarsipan yang ada di Empat Lawang, kesenian Rodat
dan pelestarian seni tari serta pertama kali dibawah oleh penduduk yang
mempertahankan keberadaan tarian gegerit tingal di Desa Tanjung Alam yang berasal
tersebut, diangkat dari segi: eksistensi. Juga dari Kota Jawa, dengan di kenalkannya
pentingnya pengenalan keberadaan tari kesenian Rodat ini, membuat masyarakat
Gegerit di Kabupaten Lahat agar masyarakat Desa Tanjung Alam tertarik untuk
dapat mengetahui keberadaan dan membentuk kelompok Rodat yang baru,
eskistensi tari Gegerit dan sebagai tarian sehingga kesenian Rodat ini terus
tradisional Kabupaten Lahat, maka perlu dikembangkan oleh kelompok Tunas Muda
untuk menjaga dan melestarikan kesenian Desa Tanjung Alam khususnya untuk
yang ada di daerah Kabupaten Lahat mempertahankan kesenian khas yang ada di
tersebut, dikarenakan terdapat banyak nilai Empat Lawang yang tetap bertahan sampai
yang terkandung dalam seni terutama seni sekarang.
tari Gegerit. maka perlu dilakukan penelitian
untuk pengarsipan dan pelestarian seni tari Kesenian Rodat ini, di pertunjukan
serta mempertahankan keberadaan tarian dalam acara pernikahan yaitu, arak-arak an
gegerit tersebut, diangkat dari segi: pengantin, dan kesenian Rodat ini juga
eksistensi. Juga pentingnya pengenalan ditampilkan pada acara sunatan, yaitu untuk
keberadaan tari Gegerit di Kabupaten Lahat arak-arakan orang/laki-laki yang di sunat,
agar masyarakat dapat mengetahui serta kesenian Rodat ini juga ditampilkan jika
keberadaan dan eskistensi tari Gegerit dan ada acara penting di Empat Lawang, seperti

3
penyambutan Bupati Empat Lawang pada
acara-acara tertentu.
Menurut bapak Rosidi selaku ketua
Rodat Tunas Muda Desa Tanjung
Alam[ CITATION Ros21 \l 1057 ]
menyatakan bahwa alat musik yang
digunakan dalam kesenian Rodat Tunas
Muda Desa Tanjung Alam yaitu
menggunakan dua alat musik tradisional
yaitu terbangan dan jidur/drumbass. Dalam
memainkan alat musik tersebut, empat
pemain musik memainkan alat musik
terbangan dan satu pemain musik
menggunakan jidur/drumbass. Gambar 4.4 Vokal dalam rodat yaitu
pemain alat musik dan penari.
1. Terbangan
Teknik Memainkan Alat Musik Pada
Kesenian Rodat Prinsip dasar dalam
kesenian Terbangan ini memiliki pembagian
dalam intrumennya tiga buah Terbangan,
satu drumbass dan vocal dengan penjabaran
sebagai berikut:
1. Terbangan Dasar
Terbangan dasar ini pada prinsip
memainkan pola dasar untuk
memastikan atau mengikat tempo,
apabila pukulan dasar ini goyang maka
Gambar 4.2 Alat musik terbangan alur dari permainan Terbangan ini jadi
2. Jidur/Bass Drum tidak enak didengar atau miss tempo.
2. Terbangan Umak
Terbangan Umak ini adalah pukulan
dasar yang variasi dimana tema alur
pukulan dalam Terbangan tergantung
juga pada variasi Umak dikarenakan
Umak adalah alas dari permainan
Ningkah ketika permainan Umak
menaikkan tempo atau dinamikanya
maka yang ikut ke pukulan Umak
artinya Umak adalah pemimpin yang
mengatur permainan Terbangan
khususnya pada arak-arakkan
3. Terbangan Ningkah
Gambar 4.3 Alat Musik Jidur/Bass Drum Terbangan Ningkah adalah pukulan
3. Vokal dengan pergerakkan cepat menjalin
pukulan Umak, pada prinsipnya
Ningkah merupakan gaya pukulan up
atau singkop menjalin pola dasar dan
Umak, pergerakan pukulan Ningkah ini
sebagai bunga memperindah sebuah
jalinan dalam ansambel Terbangan.

4
4. Jidur/Bass Drum permainan Terbangan ketika Awalan
Bass Drum merupakan pukulan bit memiliki konsep dinamika bermain lirih
sebagai bass dalam perkusi kulit ini, untuk menonjolkan vocal Imam,
sesekali pukulan ini memiliki variasi- Nikahan memiliki konsep permainan
variasi pukulan sebagai dasar yang rapat dan si pemain terbangan
keseluruhan instrument Terbangan ini. senditi mejadi makmum sembari
Dikarenakan bunyinya yang low, bass memainkan alat terbangan sekaligus
juga menjadi pokok setiap permainan bernyanyi mengiringi vocal dari Imam.
Terbangan. Lagu Kesenian Rodat
5. Vokal
Vokal disini adalah alunan atau 1 Rodia Allahu An
nyanyian yang memiliki lirik untuk Pada lagu ini berisi tentang
menyanjung allah, untuk kharakter shalawat puji-pujian terhadap Allah
liriknya bercampur ada yang memakai SWT, denganmenyayikan lagu ini maka
lirik bahasa arab ada juga bahasa secara tidak langsung, sudah membaca
setempat, dari penggabungan kedua shalawat atas puji-pujian terhadap Allah
bahasa inilah menjadikan vocal pada SWT, Allah SWT maha satu-satunya
Terbangan ini memiliki kharakter sesuai sehingga dalam lagu ini melantunkan
dengan daerah tempat kesenian ini puji-pujian ke padanya.
berasal.
Dari segi pukulan Terbangan 2 Allah La Hu Robbi
dalam Rodat memiliki gaya yang
Pada lagu ini berisi tentang doa-doa
berbeda dari setiap lagu yang
memintak ampunan kepada Allah
dinyanyikan, Struktur penyajian musik
SWT,karena tiada yang bisa
Terbangan dalam arak-arakan sebagai
mengampuni doa-dosa hambahnya
berikut :
selain Allah SWT. Dengan segaladosa-
1. Pembukaan, Pada bagian ini vokal
dosa manusia, maka manusia lah akan
sebagai Imam (istilah lokal)
memintak maaf kepada Allah SWT,
mengumandangkan sedikit sholawat
karena tempat memintakmaaf tiada lain
dengan lirik mengagung-agung allah
selain dirinya.
dan Nabi Allah, Kemudian permainan
pola tabuhan secara bersama-sama, 3 Yama Ya Hilo
dengan pola tabuhan rapat atau padat
artinya dalam satu ketukkan bisa Pada lagu ini berisi tentang Al-Qur’an, yaitu
berapa kali bunyi Terbangan. tabuhan puji-pujian terhadap kitab suci umat
ini dilakukan tergantung dari imam atau islam yaitu Al-Qur’an.
pemimpinnya. Rodia Allahu An
2. Permainan Terbangan disini memiliki 2
konsep permainan secara garis besar Lagu A
dari segi nyanyian yaitu Imam sebagai
vocal(tersendiri) kemudian
makmum(permain Terbangan) fungsi Lagu B
makmum disini adalah melantunkan
kembali apa saja nyanyian yang di
nyanyikan oleh imam, kemudian dari Lagu B
segi pola pada pukulan Terbangan, ada
dua buah jenis dalam satu lagu, yaitu Bagian Seluruh dari lagu Rodia
Awalan (pukulan biasa), Nikahan Allahu An.
(pukulan rapat) perbedaan dari kedua
Lagu yang dimainkan oleh kelompok
jenis itu terletak pada rapatnya jalinan
tunas muda memiliki bagan music seperti

5
pada bagian di atas. Pada lagu Rodia Allahu
An, terdiri dari bagian A-B-B. Lagu A
Bagian A terdapat pada birama 1
sampai 5, dan pada bagian B terdapat pada
Lagu B
birama 5-9, dan mengalami pengulangan
dengan nada yang sama dari birama 9-13.
Penjelasan lengkap mengenai motif, frase
Bagian seluruh dari lagu Yama Ya
dan periode pada lagu akan dibahas pada
Hilo
bagian pembahasan berikutnya.
Lagu yang dimainkan oleh kelompok
tunas muda memiliki bagan music seperti
pada bagian di atas. Pada Yama Ya Hilo,
terdiri dari bagian A-B-A-B.
Bagian A terdapat pada birama 1
Allah Lah Hu Robbi sampai 9, dan pada bagian B terdapat pada
birama 9-17, dan bagian A mengalami
Lagu A pengulangan dengan nada yang sama dari
birama 17-25. Serta pada bagian B juga
mengalami pengulangan yaitu pada birama
Lagu B 25-33. Penjelasan lengkap mengenai motif,
frase dan periode pada lagu akan dibahas
pada bagian pembahasan berikutnya.
Lagu B
1. Rodia Allahu An
Notasi vokal dan lirik lagu.
Lagu A

Bagian seluruh dari lagu Allah Lah


Hu Robbi
Lagu yang dimainkan oleh kelompok
tunas muda memiliki bagan music seperti
pada bagian di atas. Pada laguAllah LAh Hu
Robbi, terdiri dari bagian A-B-B-A.
Bagian A terdapat pada birama 1
sampai 3, dan pada bagian B terdapat pada
birama 4-5, dan bagian B mengalami
pengulangan dengan nada yang sama dari Pada lagu ini Motif 1 nya terdapat pada
birama 5-7. Serta pada bagian A juga birama ke 1 dan 2.
mengalami pengulangan yaitu pada birama Dengan nada : cis, cis, b, a.
9-12. Penjelasan lengkap mengenai motif, Pada motif ke 2 terletak pada birama 2 dan
frase dan periode pada lagu akan dibahas 3.
pada bagian pembahasan berikutnya. Dengan nada : b, cis, d, b, cis, a.
Yama Ya Hilo Pada motif ke 3 terletak pada birama 6 dan
7.
Lagu A Dengan nada : cis, b, cis, g, a.
Frase dan Kalimat (Dilambangkan dengan
garis warna hijau)
Lagu B

6
Frase tanya : frase tanya terletak pada
birama 1-5.
Frase jawab : frase jawab terletak pada
birama 5-8.
Sehinggan dari dua frase ini menjadi satu
kalimat.
Periode pada lagu ini hanya ada satu
periode.
Berdasarkan analisis struktur lagu di atas
dapat dijelaskan bahwa pada lagu Rodia
Allahu An, pada satu periodenya terdapat
tiga motif lagu, dua frase yaitu frase tanya
dan frase jawab serta terdapat satu
kalimat, selanjutnya struktur lagu seperti ini
di ulang-ulang pada bagian berikutnya
hanya saja setiap bagian yang
membedakan adalah teks lagunya.
2. Allah La Hu Robbi
Notasi vokal dan lirik.

Pada lagu ini terdapat dua motif, Nada


pada motif utama yaitu : e, es, es, des,g,
Pada lagu ini terdapat hanya 2 motif Nada des g, g.
motif utama yaitu : a, a, bes, c, a, bes, c.
Frase dan kalimat (Dilambangkan dengan Frase (dilambangkan dengan garis
garis warna hijau) berwarna hijau )

Frase tanya terletak pada birama 1-4. Frase tanya terletak pada birama 1-9.
Frase jawab terletak pada birama 9-17.
Frase jawab terletak pada birama 4-8. Kalimat pada lagu ini adalag dari
Sehingga dari dua frase ini menjadi satu bertemunya frase tanya dan jawab
kalimat. sehinggan menjadi satu kalimat.
Periode, pada lagu ini hanya terdapat satu Periode pada lagu ini yaitu hanya satu
periode. periode.
Berdasarkan analisis struktur lagu di atas Berdasarkan analisis struktur lagu di atas
dapat dijelaskan bahwa pada lagu Allah dapat dijelaskan bahwa pada lagu Yama
Lah Hu Robbi, pada satu periodenya Ya Hilo, pada satu periodenya terdapat
terdapat dua motif lagu, dua frase yaitu dua motif lagu, dua frase yaitu frase tanya
frase tanya dan frase jawab serta terdapat dan frase jawab serta terdapat satu
satu kalimat, selanjutnya struktur lagu kalimat, selanjutnya struktur lagu seperti ini
seperti ini di ulang-ulang pada bagian di ulang-ulang pada bagian berikutnya
berikutnya hanya saja teksnya yang dengan teks lagu yang sama.
berbeda.
3. Yama Ya Hilo KESIMPULAN DAN SARAN

7
Dari hasil penelitian yang sudah DAFTAR PUSTAKA
dilakukan oleh Peneliti, maka dapat Peneliti
simpulkan dari data-data yang sudah
didapatkan mengenai Bentuk Musik Rodat
Oleh Kelompok Tunas Muda Di Desa
Tanjung Alam Kecamatan Lintang Kanan
Kabupaten Empat Lawang dengan subfokus
penelitian Analisis Struktur Lagu, bahwa
setiap lagu di kesenian musik rodat, setiap
masing-masing bagian mempunyai motif,
frase, kalimat dan periode. Sehingga pada
penelitian ini Peneliti membahas tiga lagu
dalam musik Rodat yang penjelasnya yaitu
pada lagu Rodia Allahu An terdiri dari satu
periode, dua frase yaitu frase tanya dan
jawab, dan tiga motif, dimana setiap struktur
tersebut selalu di ulang-ulangi pada bagian
berikutnya dengan yang membedakan hanya
teks lagunya. Lagu kedua Allah Lah Hu
Robbi terdiri dari satu periode, dua frase
yaitu frase tanya dan jawab, dan dua motif,
dimana setiap struktur tersebut selalu di
ulang-ulangi pada bagian berikutnya dengan
teks lagu yang sama. Dan pada lagu Yama
Ya Hilo terdiri dari satu periode, dua frase
yaitu frase tanya dan jawab, dan dua motif,
dimana setiap struktur tersebut selalu di
ulang-ulangi pada bagian berikutnya dengan
dengan teks lagu yang sama.
Bahwa setiap lagu pada kesenian
Rodat berisikan tema-tema
religius/keagamaan islam, dimana teks lagu
dan arti maksud lagu nya berisi puji-pujian
dan shalawat atas Allah SWT dan Nabi-nabi
an.
Saran untuk kelompok Rodat Desa
Tanjung Alam untuk selalu menjaga dan
melestraikan kesenian Rodat tersebut. Dan
untuk masyarakat Empat Lawang khususnya
adar tetap mencintai dan mengembangkan
kesenian khas Rodat ini

8
Aesijah, S. (2007). MAKNA SIMBOLIK DAN EKSPRESI MUSIK KOTEKAN. Jurnal Of Arts
Research And Education.
Apif, M. (2021, April 15). Kesennian Rodat. (D. Sandika, Interviewer)
Firmansyah, F. (2015). BENTUK DAN STRUKTUR MUSIK BATANGHARI SEMBILAN. EKSPRESI
SENI, 85.
Haryadi, D. (2013). Bentuk dan Fungsi Kesenian Rodat Pada Upacara Ritual Potong Gembel di
Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
Hendriani, D. (2016). PENGEMBANGAN SENI BUDAYA & RITUAL. Yogyakarta: Ombak.
Heriyawati, Y. (2016). SENI PERTUNJUKAN DAN RITUAL. Yogyakarta: Ombak.
Putra, R. E. (2019). MEDIA SOFWARE MUSIK STUDIO ONE SEBAGAI ALTERNATIF
PEMBELAJARAN SENI MUSIK TRADISIONAL PADA MAHASISWA SENDRATASIK
PGRI PALEMBANG. Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas
PGRI Palembang, 726-727.
Putra, R., & Ilhaq, M. (2019). Creative Of Sendratasik (Art, Drama, Dance, Music) Students In The
University Of PGRI Palembang. Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni ,
106.
Putra, R., & Ilhaq, M. (2019). Creative Of Sendratasik (Art, Drama, Dance, Music) Students In The
University Of PGRI Palembang. Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni ,
105.
Rosidi. (2021, April 15). Kesenian Rodat. (D. Sandika, Interviewer)
Sarapang, N. (2013). Fungsi Dan Bentuk Penyajian Musik Tradisional Kakula di Palu Provinsi
Sulawesi Tengah . Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Siswanto, S. (2017). BENTUK DAN STRUKTUR MUSIK PERTUNJUKAN REJUNG. Pendidikan
Seni Dan Seni, 81.
Siswanto, S., & Firmansyah, F. (2018). Pemahaman Metrik Dalam Membaca Notasi Balok.
JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA, 117.
Siswanto, S., & Firmansyah, F. (2018). Pemahaman Metrik Dalam Membaca Notasi Balok.
JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA, 120.
Siswanto, S., & Firmansyah, F. (2018). Pemahasan Metrik Dalam Membaca Notasi Balok.
JURNAL SENI DESAIN DAN BUDAYA , 119.
Sodikin, M. I. (2016). ANALISIS WACANA LIRIK LAGU "HALAL" KARYA MUSIK SLANK.
PASUNDAN: UNIVERSITAS PASUNDAN.
Sugiyono, P. D. (2013). METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (Pendekatan Kuantitatif,
Pendekatan Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Supriyanto. (2020). KESENIAN SPANDUL DALAM UPACARA BERSIH DESA BULU
KALURAHAN KARANGMOJO KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN
GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA. JURNAL PENDIDIKAN SENI DAN SENI.
Susanti, M. (2021, Januari 5). Kesenian Rodat. (D. Sandika, Interviewer)

9
Yeni, I. (2016). Teknik Iringan Lagu Anak PENGGUNAAN KEYBOARD SEBAGAI INSTRUMEN
RITMIS. PADANG: UNIVERSITAS NEGERI PADANG.

10

Anda mungkin juga menyukai