Makalah Audit Kelompok 3 Etika Dalam Auditing
Makalah Audit Kelompok 3 Etika Dalam Auditing
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Definisi............................................................................................................................3
2.1.1 Definis Etika….......................................................................................................3
2.1.2 Definisi Auditing…................................................................................................3
2.1.3 Definisi Etika Dalam Auditing...............................................................................5
2.2 Prinsip – Prinsip Aturan Perilaku Profesional.................................................................5
2.3 Tanggung Jawab Auditor Kepada Publik........................................................................7
2.4 Tanggung Jawab Dasar Auditor......................................................................................7
2.5 Independensi....................................................................................................................8
2.6 Standar Akuntansi...........................................................................................................9
2.7 Standar Pekerjaan Lapangan.........................................................................................10
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................13
4.2. Saran…...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA…...........................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin tingginya suatu kepercayaan pengguna laporan keuangan maka semakin tinggi
pula tuntutan independensi seorang auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan.
Hal ini tentunya diiringi dengan etika baik seorang pemeriksa/auditor.
Pelaksanaan proses auditing seorang auditor dituntut secara profesional dan independen
sesuai dengan etika dan aturan yang ada. Regulasi tetang kode etik dan aturan profesional
seorang auditor telah ditetapkan oleh Pasar Modal dan BAPEPAM.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu Etika?
2. Apa itu Etika Auditing?
3. Apa itu Etika dalam Auditing?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
2.1.1. Definisi Etika
Secara bahasa, kata "etika" berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti "di luar
kebiasaan". Dalam hal ini, sudut pandang objek adalah tindakan, hubungan, atau perilaku
manusia. Secara khusus pengertian etika adalah ilmu tentang sikap dan martabat seseorang
dalam suatu lingkungan sosial yang penuh dengan aturan dan prinsip yang berkaitan dengan
perilaku yang dianggap benar.
Secara umum pengertian etika adalah suatu aturan, norma, aturan, atau prosedur yang
biasa digunakan sebagai asas atau asas seseorang dalam bertingkah laku dan berperilaku.
Penerapan norma ini erat kaitannya dengan baik buruknya seorang individu dalam
masyarakat. Etika dengan demikian adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruk, serta
kewajiban sosial dan moral, hak dan tanggung jawab terhadap setiap individu dalam
kehidupan publik. Atau bisa dikatakan etika mencakup nilai-nilai yang berkaitan dengan
moralitas seseorang dalam hal benar dan salah.
Ada beberapa jenis etika yang mungkin kita jumpai di lingkungan kita. Misalnya etos
pertemanan, etos kerja atau etos kerja, etos keluarga, etos bisnis, dsb. Etika tentunya harus
dimiliki oleh setiap orang dan diperlukan dalam komunikasi sebagai jembatan yang
menciptakan kondisi baik dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam arti luas, etika dapat didefinisikan sebagai prinsip atau nilai moral. Dalam hal
ini, tuntutan etika begitu urgen dalam masyarakat sehingga nilai-nilai etika tersebut
seringkali dimasukkan dalam undang-undang atau peraturan yang berlaku di negara kita.
Banyaknya nilai-nilai etika yang ada tidak dapat dijadikan sebagai hukum atau aturan karena
sifat nilai-nilai etika sangat tergantung pada penilaian manusia.
3
Menurut ASOBAC atau A Statement of Basic Auditing Concepts, Auditing merupakan
suatu proses sistematik buat menghimpun & mengevaluasi bukti secara objektif tentang
asersi mengenai aneka macam tindakan atau kejaidan ekonomi buat memilih taraf kesesuaian
antara asersi tersebut.
Ada beberapa hal yang dianggap penting dalam pengertian auditing yang harus dibahas lebih
lanjut, diantaranya :
4
6. Pemakai yang berkepentingan merupakan pengambil keputusan yang menggunakan
atau mengandalkan temuan yang diinformasikan melalui laporan audit yang telah
disampaikan. Para pemakai laporan biasanya meliputi manajemen, pemerintah,
investor, bank dan juga pemegang saham. Namun tak menghindari bahwa masyarakat
atau publik (Baca juga: Tujuan Akuntansi Sektor Publik) juga bisa menjadi pemakai
yang berkepentingannya.
5
memelihara kepercayaan publik, dan melaksanakan tanggung jawab profesi bagi
sendiri.
3. Kepentingan publik. CPA wajib memberikan pelayanannya bagi kepentingan publik,
menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen serta profesionalisme.
Salah satu tanda yang membedakan profesi adalah penerimaan tanggung jawabnya
kepada publik. CPA diandalkan oleh banyak unsur masyarakat, termasuk klien,
kreditor, pemerintah, pegawai, investor, dan komunitas bisnis serta keuangan.
Kelompok ini mengandalkan obyektifitas dan integritas CPA untuk memelihara
fungsi perdagangan yang tertib.
4. Integritas. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, CPA harus
melaksanakan semua tanggung jawab profesionalnya dengan integritas tertinggi.
Perbedaan karakteristik lainnya dari suatu profesi adalah pengakuan anggotanya akan
kebutuhan memiliki integritas. Integritas menurut CPA bertindak jujur dan terus
terang meskipun dihambat kerahasiaan klien. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak
boleh dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi. Integritas dapat mengakomodasi
kesalahan akibat kurang berhati-hati dan perbedaan pendapat yang jujur, akan tetapi,
integritas tidak dapat mengakomodasi kecurangan/pelanggaran prinsip.
5. Obyektifitas dan independensi. Seorang CPA harus mempertahankan obyektifitas dan
bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesional.
Seorang CPA dalam praktek publik harus independent dalam kenyataan dan dalam
penampilan ketika memberikan jasa auditing dan jasa atestasi lainnya. Prinsip
obyektifitas menuntut seorang CPA untuk tidak memihak, jujur secara intelektual,
dan bebas dari konflik kepentingan. Independensi menghindarkan diri dari hubungan
yang bisa merusak obyektifitas seorang CPA dalam melakukan jasa atestasi.
6. Kemahiran. Seorang CPA harus melakukan standar teknis dan etis profesi, terus
berjuang meningkatkan kompetensi mutu pelayanan, serta melaksanakan tanggung
jawab profesional dengan sebaik- baiknya. Prinsip kemahiran (due care) menuntut
CPA untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya. CPA akan
memperoleh kompetensi melalui pendidikan dan pengalaman dimulai dengan
menguasai ilmu yang disyaratkan bagi seorang CPA. Kompetensi juga menuntut CPA
untuk terus belajar di sepanjang karirnya.
7. Lingkup dan sifat jasa. Seorang CPA yang berpraktik publik harus mempelajari
prinsip kode etik perilaku profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang
akan diberikan. Dalam menentukan apakah dia akan melaksanakan atau tidak suatu
6
jasa, anggota AICPA yang berpraktik publik harus mempertimbangkan apakah jasa
seperti itu konsisten dengan setiap prinsip perilaku profesional CPA.n kesan
masyarakat terhadap profesi akuntan publik.
7
5. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan. Auditor melaksanakan tinjau
ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam hubungannya dengan
kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk
memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.
2.5 Independensi
Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,
tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri
dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak
memihak dalam diri auditor dalam menyatakan hasil pendapatnya. Sikap mental
independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktek akuntansi dan
prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Dalam SPAP (IAI, 2001: 220.1)
auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan di dalam hal ia berpraktik
sebagai auditor intern). Carey dalam Mautz (1961:205) mendefinisikan independensi akuntan
publik dari segi integritas dan hubungannya dengan pendapat akuntan atas laporan keuangan.
Independensi meliputi:
1. Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang profesional. Hal
ini merupakan bagian integritas profesional.
2. Merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam hubungannya dengan
pendapat akuntan publik atas laporan keuangan. Independensi berarti sikap mental
yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada
orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak
dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
8
Independensi akuntan publik merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada
profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai
mutu jasa audit. Independensi akuntan publik mencakup dua aspek, yaitu :
9
harus memperoleh pengalaman profe sionalnya denganmendapatkan supervisi yang
memadai dan review atas pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman.
Pelatihan yang dimaksudkan di sini mencakup pula pelatihan kesadaran untuk secara
langsung terus menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bidang bisnis
dan ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan standar auditing yang ditetapkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia.
Dalam Semua Hal yang Berhubungan dengan Perikatan, Independensi dan Sikap
Mental Harus dipertahankan Oleh Auditor. Standar ini mengharuskan seorang auditor
bersikap independen, yanga artinya seorang auditor tidak mudah dipengaruhi karena
pekerjaannya untuk kepentingan umum.Kepercayaan masyarakat umum atas
independensi sikap auditor independen sangat penting bagi perkembangan profesi
akuntan publik. Untuk menjadi independen, seorang auditor harus secara intelektual
jujur.
Dalam Pelaksanaan Audit dan Penyusunan Laporannya Auditor Wajib Menggunakan
Kemahiran Profesionalnya dengan Cermat dan Seksama. Pengguanaan kemahiran
profesional dengan cermat dan seksama menekankan tanggungjawab setiap
profesional yang bekerja dalam organisasi auditor.
10
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat
diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya
hrus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit
yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Kasus ini tidak hanya berimbaskan kepada Garuda Indonesia Group, namun juga pada
Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumpea Kantor Akuntan Publik (KAP) yaitu Tanubrata
Sustanto Fahmi Bmbang dan Rekan (Member of BDO Internasional) yang dikenakan sanksi
atas audit yang telah dilakukan.
Bursa Efek Indonesia (BEI) memanggil jajaran direksi PT Garuda Indonesia terkait
permasalahan laporan keuangan tersebut. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh auditor yang
memeriksa keuangan GIAA, yaitu KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan Rekan
(Member of BDO Internasional) selaku auditor untuk laporan keuangan tahun 2018 PT
Garuda Indonesia (persero) Tbk.
11
2.10 Solusi Pemecahan Masalah
Dalam kasus yang terjadi di PT Garuda Indonesia ini, mambuktikan bahwa pentingnya
kode etik dan etika profesi yang harus dijunjung tinggi dan diterapkan oleh seorang Auditor.
Auditor dituntut untuk memiliki sikap integritas yang tinggi, objektif, independent serta
tanggungjawab pada tugasnya, karena auditor mempunyai kewajiban untuk menjamin
kepercayaan public terhadap kebenaran dan kesesuaian berdasarkan standar yang berlaku.
Jika terjadi pelanggaran atas audit yang dilakukan auditor hal ini akan merusak citra baik atau
nama baik auditor itu sendiri serta KAP yang bersangkutan. Daripada itu, juga akan
mengurangi kepercayaan publik terhadap kualitas Laporan Keuangan yang telah diaudit
untuk menjamin kebenaran suatu Laporan Keuangan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepercayaan publik terhadap laporan keuangan yang sangat tinggi membuat profesi
seorang auditor mejadi pusat perhatian khusus. Semakin tingginya suatu kepercayaan
pengguna laporan keuangan maka semakin tinggi pula tuntutan independensi seorang
auditor . Dalam menjalankan tugas nya untuk melakukan pemeriksaan suatu laporan
keuangan menuntut auditor memiliki standar khusus dalam profesinya. Selain standar yang
berlaku ditetapkan auditor harus memiliki etika dalam melakukan pekerjaannya. Auditor
harus menjunjung tinggi sikap integritas, indenpent objektif serta tanggung jawab atas
tugasnya terhadap publik.
Etika dalam Auditing merupakan suatu prinsip yang melakukan proses pengumpulan
dan evaluasi bukti informasi terukur tentang entitas ekonomi untuk menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria- kriteria yang dimaksud
yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Didalam melaksanakan tugas,
auditor akan dihadapkan oleh beberapa standar yang telah ditetapakan oleh Akuntan Publik
Indonesia sebagai pedoman dalam mengerjakan tugasnya. Mutu audit harus dijaga agar
profesi auditor tetap mendapatkan kepercayaan publik, dan peran etika tentunya akan
berpengaruh terhadap penerapan standar audit.
3.2. Saran
Diharapkan etika dalam auditing diterapkan oleh setiap auditor. Standar audit yang
ada tidak akan berjalan dengan baik jika tidak diiringi dengan etika profesi yang dijunjung
tinggi. Perlunya menjaga citra baik untuk mendapatkan kepercayaan publik tentu menjadi
nilai penting setiap pelaksanaan audit.
Penulis menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan serta
masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
membangun dari pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
Okezone. (2014, July 13). Kronologi Kasus Laporan Keuangan Garuda Indonesia Hingga
Kena Sanksi : Okezone Economy.
https://economy.okezone.com/.http://economy.okezone.com/read/2019/06/28/320
/2072245/kronoligi-kasus-laporan-keuangan-garuda-indonesia-hingga-kena-
sanksi .
Pengertian Etika: Macam-Macam Etika & Manfaat Etika, (2021, Agustus 30),
https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/
14