Anda di halaman 1dari 5

SOAL LATIHAN MINGGU 7

Awal tahun 2018, Budi status menikah punya 3 anak (1 orang sudah menikah,1 orang
sudah bekerja dan yang 1 orang lagi masih kuliah). Budi juga menanggung hidup orang
tua kandungnya (ayah dan ibu) yang keduanya masih menerima pensiun penuh,
membiayai sekolah keponakannya. Pada bulan Oktober 2018 Budi mengadopsi anak
angkat secara syah, dan seorang anak asuh.

Budi menjalankan usaha pabrik roti yang dijual melalui 10 toko roti miliknya dan juga
dijajakan berkeliling oleh sekitar 100 tukang roti menggunakan sepeda.
Laporan laba rugi usaha Roti nya tahun 2018 adalah:
Sales 6M
COGS 2 M-
Gross Profit 4M
Operating Expense:
Salaries Expense 1M
Marketing Expense 1M
Ulitilies Expense 100Juta
Depreciation expense 300Juta
Other Expense 100Juta
2,5M-
Net Income (Laba Komersial) 1,5M

Keterangan : Other Expense adalah sumbangan utk Korban kebakaran danbanjir di


dekat salah satu toko roti Budi, dan untuk membeli hadiah bagi karyawan yang menikah
dan ulang tahun

Selain punya usaha roti Budi juga memperoleh penghasilan dari berbagai sumber
yaitu :
- Bekerja sebagai Kepala Koki khusus Pastry di sebuah Hotel di Jakarta
dengan Penghasilan Neto Rp. 200.000.000 dan sudah dipotong PPh
pasal ,,,,,,, Rp. 25.000.000 Tidak Final
- Bagian laba dari CV. Maunya Untung Terus Rp. 50.000.000
- Memperoleh Asuransi pendidikan anaknya Rp. 50.000.000 karena anaknya
masuk kuliah
- Menerima pendapatan karena menyewakan ruko milik nya ke PT jaya Rp.
80.000.000 dan dipotong PPh pasal ........ Rp. 8.000.000 Final

Dan selama tahun berjalan tersebut Budi sudah mencicil PPh pasal 25 sebanyak Rp.
400 juta Tidak Final
Diminta
a. Hitunglah besarnya PTKP Budi tahun 2018
b. Dari laporan laba rugi Budi tentukan mana biaya yang Deductible dan
yang Non Deductible?
c. Tentukan dari penghasilan Budi diatas, Apakah Objek Pajak (TI) atau
Bukan Objek Pajak (NTI)
d. Tentukan dari penghasilan Budi dipotong/dipungut PPh pasal berapa,dan
siapayang jadi pemotong/pemungutnya
e. Hitunglah besarnya PKP Budi tahun 2018
f. Hitunglah PPh terhutang Budi ahun 2018

JAWAB :

a. PTKP Budi tahun 2018

Status PTKP = K/1 (Kawin, istri TIDAK GABUNG PENGHASILAN, Tanggungan


1 karena 2 anak sudah nikah dan kerja, ortu masih terima pensiun, anak angkat belum
masuk karena baru adopsi oktober 2018.) Status PTKP 2018 dilihat dari kondisi wajib
pajak pada awal tahun 2018.

Besarnya PTKP = 63.000.000 (54juta + 4,5 juta = 4,5juta)

b. Deductible Expense =
 Salaries Expense (karena tidak ada keterangan khusus berarti semua ini
untuk gaji karyawan dalam rangka 3 M , berarti boleh menurut pajak)
 Marketing Expense (karena tidak ada keterangan khusus berarti semua ini
untuk pemasaran perusahaan dalam rangka 3M, berarti boleh menurut
pajak)
 Utilities Expense(karena tidak ada keterangan khusus berarti semua ini untuk
biaya listrik, air telp perusahaan dalam rangka 3M , berarti boleh menurut
pajak)
 Deprecition Expense (karena tidak ada keterangan khusus berarti semua ini
adalah biaya penyusutan aktiva tetap perusahaan dalam rangka 3M, berarti
boleh menurut pajak)

Non Deductible =
Other Expense:
 Sumbangan kebakaran dan banjir di sekitar perusahaan
 Hadiah untuk karyawan yang ulang tahun

Jadi total biaya yang boleh sebagai pengurang penghasilan : (deductible) = 2,4 milyar
Sales 6M
COGS 2 M-
Gross Profit 4M
Operating Expense:
Salaries Expense 1M
Marketing Expense 1M
Ulitilies Expense 100Juta
Depreciation expense 300Juta+

2,4M-
Net Income (LABA FISKAL) 1,6M

Atau:
Laba menurut pajak (Laba Fiskal) = Laba Komersial (net Income) + Biaya yang Non
deductible
Laba Fiskal = 1,5 M + 100 juta
= 1,6 M

Atau
Laba Fiskal = Gross Profit – Biaya yang Deductible
= 4M – 2,4 M = 1,6 M

c. Tentuukan mana yang objek pajak (Taxable income) dan mana yang bukan
objek pajak ( non taxable income)

- Laba Fiskal.
= TAXABLE (OBJEK PAJAK)

- Bekerja sebagai Kepala Koki khusus Pastry di sebuah Hotel di Jakarta


= TAXABLE (OBJEK PAJAK)

- Bagian laba dari CV. Maunya Untung Terus


= NON TAXABLE (BUKAN OBJEK PAJAK)

- Memperoleh Asuransi pendidikan anaknya


= NON TAXABLE (BUKAN OBJEK PAJAK)

- Menerima pendapatan karena menyewakan ruko milik nya ke PT jaya


= TAXABLE (OBJEK PAJAK)
d. Tentukan dari Penghasilan diatas ( yang taxable )Dipotong PPh Pasal berapa?

 Laba Fiskal.
= TIDAK DIPOTONG / DIPUNGUT. Nanti pada akhir tahun akan digabung
dengan penghasilan lain yang tidak final untuk menghitung PPh tahunan.
SIFAT TIDAK FINAL

 Bekerja sebagai Kepala Koki khusus Pastry di sebuah Hotel di Jakarta


= Penghasilan yang diterima orang pribadi dari pekerjaannya di potong PPh
pasal 21 – SIFAT TIDAK FINAL

 Menerima pendapatan karena menyewakan ruko milik nya ke PT jaya


= Penghasilan dari sewa tanah dan atau bangunan akan dipotong PPh pasal
4 ayat 2. SIFAT FINAL

Tapi kalau penghasilan dari sewa selain tanah bangunan(mis : dari sewa
mobil, sewa peralatan dll) akan dipotong PPh pasal 23 SIFAT TIDAK FINAL

e. Hitunglah PKP Budi tahun 2018:

PKP = Laba Fiskal + Penghasilan lain sebagai objek(Tidak Final) - PTKP

PKP = 1,6 M + . 200.000.000 - 63.000.000

PKP = 1.737.000.000

Catatan : Penghasilan sewa ruko dipotong PPh Pasal 4 ayat 2. Nah PPh pasal 4
ayat 2 ini sifat nya FINAL.
Kalau Bersifat FINAL maka TIDAK BOLEH DI GABUNG dengan penghasil;an
lain yang tidak final.

f. PPh terhiutang Budi tahun 2018 adlah


= PKP x Tarif Orang Pribadi (berlapis/progresif)

5% x 50 juta = 2.500.000
15% x 200 jiuta = 30.000.000
25% x 250 juta = 62.500.000
30% x 1.237.000.000 = 371.100.000+
= 466.100.000

g. Hitung apakah Budi pada akhir tahun Kurang bayar, Lebih Bayar atau Nihil

Jika diminta menentukan apakah Kurang bayar, Lebih Bayar atau Nihil, lihat
format perhitungannya di PPT minggu 6-7.
Yaitu:

PPh terhutang 466.100.000

Dikurang : Kredit Pajak:

- PPh yang dipotong/Dipungut Pihak Lain(Tidak Final)


PPh pasal 21 25 juta
PPh Pasal 22 -
PPh Pasal 23 -
PPh pasal 24 - +

(25.000.000)
- PPh yang dibayar sendiri (Tidak Final) :
PPh pasal 25 (400.000.000)

KURANG BAYAR 41.100.000

Anda mungkin juga menyukai