Anda di halaman 1dari 2

MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK TUHAN

Baca: Mazmur 63:1-12

"Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi
nama-Mu." Mazmur 63:5

Berapa lama Saudara memiliki waktu untuk bersekutu dengan Tuhan? Banyak yang
menjawab: tidak pasti, kalau lagi tidak sibuk. Dalam sehari Tuhan memberi kita waktu
selama 24 jam. Dari 24 jam itu, berapa jam yang kita gunakan untuk mencari hadirat Tuhan
atau kita khususkan untuk memuji dan menyembah Dia?

Daud tidak pernah melewatkan hari tanpa bersekutu dengan Tuhan dan memuji-muji
Tuhan, baik itu pagi, siang dan malam. Tertulis: "Tuhan, pada waktu pagi Engkau
mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku
menunggu-nunggu." (Mazmur 5:4), juga "...pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena
kasih setia-Mu;" (Mazmur 59:17) dan "...pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu
doa kepada Allah kehidupanku." (Mazmur 42:9). Di segala waktu dan keadaan (suka
maupun duka) Daud selalu memuji-muji Tuhan. Sama seperti yang dilakukan oleh suku
Lewi, satu-satunya suku di antara 12 suku di Israel yang memiliki tugas 'istimewa' yaitu
dikhususkan untuk melayani Tuhan, menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan. Dikatakan:
"...mereka bertugas menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi Tuhan setiap pagi, demikian
juga pada waktu petang," (1 Tawarikh 23:30).

Selama masih ada waktu, selama matahari terbit di ufuk timur, selama bintang masih
gemerlap di waktu malam, dan selama bumi masih berputar, suku Lewi tak henti-hentinya
menaikkan korban syukur dan puji-pujian bagi Tuhan, baik itu pada waktu pagi, petang dan
juga pada hari-hari khusus seperti sabat, bulan baru, hari raya dan sebagainya. Kita pun
harus demikian, menyediakan waktu khusus bagi Tuhan. Jangan hanya saat ibadah di gereja
saja! Kita sendiri harus tahu kapan waktu yang tepat untuk mencari hadirat Tuhan. Bagi
yang bekerja bisa menyediakan waktu pagi hari untuk Tuhan sebelum berangkat beraktivitas.
Para ibu rumah tangga malah lebih fleksibel karena memiliki waktu luang lebih banyak di
rumah, bisa pagi, siang atau sore. Atau mungkin kita hanya bisa pada malam hari setelah
semua tugas dan pekerjaan terselesaikan. Tidak masalah! Daud berkata, "Aku hendak
memuji Tuhan pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku."
(Mazmur 34:2)

Jika Daud bisa, mengapa kita tidak?


MELATIH KESABARAN
Baca: Amsal 16:1-33

"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi
orang yang merebut kota." Amsal 26:32

Banyak orang berkata, "Aku cukup sabar menghadapi masalah ini.", namun ada juga yang
berkata, "Kesabaranku ada batasnya." Sejauh mana kita dapat mengerti arti kata sabar itu?
Saat dihadapkan pada situasi yang memancing emosi kita mejadi meledak, mampukah kita
bersabar? Ataukah kita langsung naik pitam dan memaki, mengumbar amarah kita?

Kesabaran adalah salah satu buah roh yang harus kita miliki. Memang tidak mudah bagi
seseorang untuk menguasai dirinya dengan tetap bersabar, entah itu bersabar menghadapi
suami yang kasar, atau anak-anak yang memberontak. Terlebih lagi sabar dalam menantikan
janji Tuhan dalam hidup kita. Nabi Habakuk dalam penantiannya berkata, "Sebab
penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan
tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan
datang dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3). Menanti sesuatu yang kita harapkan
terkadang menjenuhkan dan membutuhkan kesabaran, oleh sebab itu kita perlu melatih diri
bagaimana menjadi orang yang sabar di segala situasi. Problem yang kita hadapi adalah
salah satu ujian untuk melatih kesabaran kita. Tidak jarang kita seringkali memakai logika
dari pada memakai iman. Kita masih saja mereka-reka sesuatu dengan jalan pikiran kita
sendiri, hingga akhirnya mencari jalan pintas. Contoh: Saul mengalami ketakutan saat
melihat tentara Filistin, lalu lari mencari pertolongan kepada arawah (baca 1 Samuel 28:4-7).

Bukankah tidak sedikit orang Kristen yang demikian? Tidak sabar menunggu
pertolongan dari Tuhan, kita pun lari mencari pertolongan lain. Padahal Alkitab
menegaskan: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh
telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Tuhan
untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9). Tuhan itu Mahasanggup untuk
melakukan segala sesuatu di luar apa yang kita pikirkan. Dan satu hal yang harus kita
ketahui adalah bahwa di dalam kesabaran juga dibutuhkan hati yang mengasihi.

Jika kita tahu apa yang kita harapkan berharga bagi kita, tentulah kita mau bersabar
menantikannya dan pastilah kita tidak akan mudah menyerah begitu saja.

Anda mungkin juga menyukai