Anda di halaman 1dari 2

Aritmatika

Aritmatika atau aritmetika (dari kata bahasa Yunani αριθμός = angka) atau dulu disebut Ilmu Hitung merupakan
cabang tertua (atau pendahulu) matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan. Oleh orang awam, kata
"aritmatika" sering dianggap sebagai sinonim dari Teori Bilangan, tetapi bidang ini adalah bidang Aritmatika
tingkat Lanjut yang berbeda dengan Aritmatika Dasar.

Sejarah

Peninggalan prasejarah tentang Aritmatika sangat terbatas pada beberapa artifak yang mengindikasikan adanya
konsep Penambahan dan Pengurangan, yang paling terkenal adalah ‘The Ishango Bone’ di Afrika, diperkirakan
berasal dari tahun 18.000 SM.

Tampak jelas bahwa bangsa Babilonia sudah memiliki hampir semua aspek dari Aritmatika Dasar (1850 SM),
walaupun mereka tidak menggunakan basis desimal untuk menghitungnya. Mengenai konsep Perkalian dan
Pembagian dapat ditemukan pada ‘Rind Mathematical Papyrus’ dari Mesir Kuno pada 1650 SM.

Algoritma Modern untuk Aritmatika (baik untuk manual maupun untuk komputasi) merupakan perkembangan
dari angka Arab dan konsep notasi Desimal. Meskipun sekarang hal ini kelihatannya begitu sederhana, tetapi
perkembangan ini merupakan puncak dari ribuan tahun perkembangan matematika kuno. Penemuan Aljabar
selama peradaban Islam dan selama masa Renaisans Eropa merupakan perkembangan lebih lanjut dari
penyederhanaan perhitungan melalui notasi Desimal ini.

Aritmatika Desimal

Notasi Desimal mengkonstruksi semua bilangan riil menjadi digit-digit, yang masing-masing dapat terdiri dari
10 macam simbol, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9  Setiap digit ini berkaitan dengan Posisinya yang relatif
terhadap Titik Desimal., sebagai contoh 507.36 mempunyai arti 5 ratus (10^2), ditambah 7 satuan (10^0),
ditambah 3 persepuluh (10^-1), dan ditambah 6 perseratus (10^-2). Bagian esensial di sini adalah adanya
bilangan nol (0) sebagai simbol dasar dari notasi desimal, secara harfiah simbol nol berarti kosong. Selanjutnya
Algoritma untuk Aritmatika Desimal menggunakan sistem nilai tempat atau Notasi Posisi ini, dimana setiap
digit dalam bilangan mempunyai bobotnya masing-masing, untuk melakukan operasi dasar Aritmatika, yaitu:
penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

Operasi aritmatika

Operasi dasar aritmatika adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, walaupun operasi-operasi
lain yang lebih canggih (seperti persentase, akar kuadrat, pemangkatan, dan logaritma) kadang juga dimasukkan
ke dalam kategori ini. Perhitungan dalam aritmatika dilakukan menurut suatu urutan operasi yang menentukan
operasi aritmatika yang mana lebih dulu dilakukan.

Aritmatika bilangan asli, bilangan bulat, bilangan rasional, dan bilangan real umumnya dipelajari oleh anak
sekolah, yang mempelajari algoritma manual aritmatika. Namun demikian, banyak orang yang lebih suka
menggunakan alat-alat seperti kalkulator, komputer, atau sempoa untuk melakukan perhitungan aritmatika.

1. Penjumlahan (+) adalah salah satu operasi aritmatika dasar. Penjumlahan merupakan penambahan dua
bilangan menjadi suatu bilangan yang merupakan Jumlah. Penambahan lebih dari dua bilangan dapat dipandang
sebagai operasi Penambahan berulang, prosedur ini dikenal sebagai Penjumlahan Total (summation), yang
mencakup juga penambahan dari barisan bilangan tak hingga banyaknya (infinite).

Penjumlahan mempunyai sifat Komutatif dan Assosiatif, oleh karena itu urutan penjumlahan tidak
mempengaruhi hasilnya. Elemen identitas dari penjumlahan adalah nol (0), disini penambahan sembarang
bilangan dengan identitas (nol) akan tidak akan merubah  angka tersebut. Selanjutnya elemen bilangan invers
dari penambahan adalah negatif dari bilangan itu sendiri, di sini penambahan suatu bilangan dengan inversnya
akan menghasilkan identitas (nol).
2. Pengurangan (-) adalah lawan dari operasi penjumlahan. Pengurangan mencari ‘perbedaan’ antara dua
bilangan A dan B (A-B), hasilnya adalah Selisih dari dua bilangan A dan B tersebut. Bila Selisih bernilai positif
maka nilai A lebih besar daripada B, bila Selisih sama dengan nol maka nilai A sama dengan nilai B dan
terakhir bila Selisih bernilai negatif maka nilai A lebih kecil daripada nilai B.

Pengurangan tidak mempunyai sifat baik Komutatif maupun Assosiatif. Oleh karena hal ini, terkadang
pengurangan dipandang sebagai penambahan suatu bilangan dengan negatif bilangan lainnya, a - b = a + (-b).
Dengan cara penulisan ini maka sifat Komutatif dan Assosiatif akan dipenuhi.

3. Perkalian (*) pada intinya adalah penjumlahan yang berulang-ulang. Perkalian dua bilangan menghasilkan
Hasil Kali (product), sebagai contoh 4*3 =  4+4+4 = 12.

Perkalian, dipandang sebagai penjumlahan berulang, tentunya mempunyai sifat Komutatif dan Assosiatif. Lebih
jauh lagi perkalian mempunyai sifat Distributif atas Penambahan dan Pengurangan. Elemen identitas untuk
perkalian adalah satu (1), disini perkalian sembarang bilangan dengan identitas (satu) akan tidak akan merubah 
angka tersebut. Selanjutnya elemen bilangan invers dari perkalian adalah satu-per-bilangan itu sendiri, di sini
perkalian suatu bilangan dengan inversnya akan menghasilkan identitas (satu).

4. Pembagian (/) adalah lawan dari perkalian. Pembagian dua bilangan A dan B (A/B) akan menghasilkan Hasil
Bagi (quotient). Sembarang pembagian dengan bilangan nol (0) tidak didefinisikan. Selanjutnya bila nilai Hasil
Bagi lebih dari satu, berarti nilai A lebih besar daripada nilai B, bilai Hasil Bagi sama dengan satu, maka berarti
nilai A sama dengan nilai B, dan terakhir bila Hasil Baginya kurang dari satu maka nilai A kurang dari nilai B.

Pembagian tidak bersifat Komunitatif maupun Assosiatif. Sebagaimana Pengurangan dapat dipandang sebagai
kasus khusus dari penambahan, demikian pula Pembagian dapat dipandang sebagai Perkalian dengan elemen
invers pembaginya, sebagai contoh A/B =A*(1/B). Dengan cara penulisan seperti ini maka semua sifat-sifat
perkalian seperti Komunitatif dan Assosiatif akan dipenuhi oleh Pembagian.

Anda mungkin juga menyukai