Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 4, No.2, Oktober 2016: 1-6

PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP FREKUENSI


DENYUT NADI
I Nengah Sandi
Program Studi Magister Fisiologi Olahraga, Universitas Udayana
E-mail: sandinengah@yahoo.com

ABSTRAK
Latihan fisik menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap frekuensi denyut nadi. Peningkatan
ini disebabkan karena peningkatan kebutuhan darah yang mengangkut O2 ke jaringan tubuh yang
aktif, mengangkut bahan buangan seperti CO2 dan produk samping metabolisme lainnya. Makin
meningkat intensitas latihan, maka frekuensi denyut nadi latihan semakin meningkat, sebaliknya
semakin menurun intensitas latihan maka frekuensi denyut nadi semakin menurun. Perubahan
ini diatur oleh sistem saraf dan sistem hormonal. Hal ini merupakan efek akut dari latihan.
Apabila latihan fisik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan dalam jangka waktu lama,
maka akan terjadi penurunan frekuensi denyut nadi istirahat. Ini merupakan efek kronis dari
latihan. Artikel ini bertujuan untuk menguraikan tentang efek dari latihan fisik terhadap
frekuensi denyut nadi.
Kata kunci: latihan fisik, frekuensi denyut nadi, efek akut latihan, efek kronis latihan

EFFECT OF PHYSICAL EXERCISE ON THE PULSE RATE


ABSTRACT
Physical exercise leads to an increase on the pulse rate. This increase was due to increased need
for blood that transports O2 to the tissues of the body active, transporting waste material such as
CO2 and other metabolic byproducts. Increasing the intensity of exercise, the exercise pulse rate
increases, on the contrary decreased intensity of exercise, the pulse rate decreases. These changes
are regulated by the nervous system and the hormonal system. This is the acute effects of
exercise. If the physical exercise done regularly and continuously in the long term, there will be
a decrease in the resting pulse rate. It is a chronic effect of exercise. This article aims to describe
the effects of physical exercise on the pulse rate.
Key words: physical exercise, pulse rate, acute effects of exercise, chronic effect of exercise

Efek kronis latihan adalah meningkatkan


PENDAHULUAN
Latihan fisik atau aktivitas fisik ukururan jantung terutama ventrikel kiri,
berpengararuh langsung terhadap sistem meningkatkan persediaan darah, menurunkan
kardiovaskular, baik efek akut maupun efek frekuensi denyut nadi istirahat, menormalkan
kronis. Efek akut dari latihan fisik adalah tekanan darah, dan memperbaiki pendistribusian
meningkatkan denyut nadi dan frekuensi darah 2. Hal yang serupa juga disampaikan bahwa
latihan fisik secara teratur memiliki beberapa
pernapasan. Selanjutnya hasil penelitian
keuntungan terhadap sistem kardiovaskular, di
terdahulu didapatkan, latihan secara aerobik yang
antaranya; menormalkan tekanan darah,
dilangsungkan selama 2X30 menit dapat
memperkuat otot jantung, menurunkan frekuensi
meningkatkan frekuensi denyut nadi, asam laktat
denyut nadi istirahat, dan meningkatkan
darah, suhu tubuh, dan tekanan darah latihan 1.
1
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 4, No.2, Oktober 2016: 1-6

kemampuan sistem kardiovaskular dalam PEMBAHASAN


mengangkut oksigen 3. Pengertian Denyut Nadi
Saat latihan fisik seperti halnya Denyut nadi adalah gelombang yang
bersepeda, jantung akan berdetak lebih cepat dan dirasakan pada arteri yang diakibatkan karena
lebih kuat. Semakin meningkat kecepatan pemompaan darah oleh jantung menuju
kayuhan pedal sepeda, dan juga semakin pembuluh darah 9. Denyut nadi dapat dirasakan
menanjak lintasan yang dilalui maka denyut atau diraba pada arteri yang dekat dengan
jantung semakin meningkat, sebaliknya bila permukaan tubuh, seperti areri temporalis yang
kecepatan kayuhan pedal sepeda diturunkan, terletak di atas tulang temporal, arteri dorsalis
begitu juga apalagi lintasan menurun, maka pedis yang terletak di belokan mata kaki, arteri
frekuensi denyut nadi latihan akan menurun brakhialis yang terletak di depan lipatan sendi
dengan perlahan. Setelah periode istirahat, siku, arteri radialis yang terletak di depan
frekuensi denyut nadi akan kembali seperti pergelangan tangan, dan arteri karotis yang
kondisi semula. Perubahan frekuensi denyut nadi terletak di ketinggian tulang rawan tiroid 8.
saat latihan dan sesaat setelah latihan, disebut Frekuensi denyut nadi untuk orang normal
dengan efek akut latihan. Apabila latihan jumlahnya sama dengan denyut jantung.
dilakukan secara teratur dan berkesinambungan Prekuensi denyut jantung dengan mudah dapat
dengan takaran yang tepat, maka akan terjadi diukur dengan mengukur denyut nadi.
perbaikan fungsi tubuh berupa penurunan
frekuensi denyut nadi istirahat. Penurunan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
frekuensi denyut nadi istirahat dibandingkan Frekuensi Denyut Nadi
dengan sebelum program latihan, disebut dengan Banyak hal yang mempengaruhi
efek kronis latihan 4. frekuensi denyut nadi di antaranya adalah; jenis
Efek akut latihan terhadap perubahan kelamin, umur, posisi tubuh, dan aktivitas fisik.
frekuensi denyut nadi adalah, frekuensi denyut Frekuensi denyut nadi istirahat anak laki-laki
nadi meningkat sejalan dengan meningkatnya lebih rendah daripada anak perempuan seusianya.
intensitas latihan. Peningkatan frekuensi denyut Pada umur 2-7 tahun anak laki-laki memiliki
nadi istirahat ini disebabkan karena pada saat rata-rata denyut nadi istirahat sebesar 97 denyut
latihan, kebutuhan darah untuk mengangkut O2 permenit, sedangkan anak perempuan memiliki
ke jaringan tubuh yang aktif akan meningkat 5. Di rata-rata 98 denyut permenit. Anak laki-laki pada
samping efek akut, latihan juga menimbulkan umur 8-14 tahun, mempunyai rata-rata frekuensi
efek kronis yaitu berupa penurunan frekuensi denyut nadi istirahat 76 denyut permenit
denyut nadi istirahat 6. sedangkan anak perempuan sebanyak 94 denyut
Denyut jantung atau denyut nadi permenit. Rerata denyut nadi istirahat anak laki-
dikontrol oleh sistem saraf. Dalam sistem laki pada umur 21-28 tahun adalah 73 denyut
pengaturan ini, respon yang berupa peningkatan permenit sedangkan anak perempuan sebesar 80
impuls saraf dari batang otak ke saraf simpatis denyut permenit. Orang laki-laki pada usia tua
akan menyebabkan penurunan terhadap diameter yaitu 70-77 tahun, mempunyai rata-rata frekuensi
pembuluh darah dan peningkatan terhadap denyut nadi istirahat 67 denyut permenit
frekuensi denyut jantung. Perubahan denyut sedangkan perempuan 81 denyut permenit 10.
jantung, baik peningkatan maupun penurunannya Pengaruh umur terhadap frekuensi denyut
diatur oleh aktivitas simpatis dan parasimpatis 7. nadi istirahat dapat dilihat dari denyut nadi
Di samping saraf simpatis dan saraf parasimpatis, istirahat pada bayi baru lahir yang berkisar
frekuensi denyut jantung juga diatur oleh sebesar 140 denyut permenit, pada tahun pertama
epinephrine dan norepinephrine 8. sebesar 120 denyut permenit, setelah tahun kedua
sebanyak 110 denyut permenit, pada umur lima
tahun denyut nadi sebanyak 96-100 denyut
2
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 4, No.2, Oktober 2016: 1-6

permenit, pada umur 10 tahun denyut nadi menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas
sebanyak 80-90 denyut permenit, sedangkan baroreseptor dengan cara memberikan sinyal ke
orang dewasa memiliki denyut nadi istirahat batang otak untuk segera mengurangi imfuls dari
sebanyak 60-80 denyut permenit 11. Pernyataan saraf simpatis 15.
ini didukung oleh hasil penelitian terhadap 33 Saat latihan fisik, denyut nadi sebagian
siswa SMKN-5 Denpasar, didapatkan terjadi besar dikendalikan oleh keseimbangan andara
hubungan bermakna antara umur dengan penghambatan oleh saraf vagus dan stimulasi dari
frekuensi denyut nadi istirahat dengan p = 0,007 saraf simpatis jantung. Dalam keadaan istirahat,
(p < 0,05) 12. saraf simpatis pengaruhnya lebih dominan
Frekuensi denyut nadi anak-anak lebih dibandingkan dengan saraf vagus. Apabila saraf
tinggi dibandingkan dengan orang dewasa, baik otonom ke jantung diblokir, maka frekuensi
denyut nadi istirahat, denyut nadi latihan atau denyut nadi istirahat dari rata-rata 70 denyut
kerja maupun denyut nadi maksimal. Di samping permenit akan meningkat menjadi 100 denyut
itu, kemampuan adaptasi terhadap penyesuaian permenit 16.
peredaran darah perifer saat olahraga lebih baik. Peningkatan frekuensi denyut nadi
Perbedaan ini menyebabkan kandungan O2 bersamaan dengan peningkatan aktivitas saraf
dalam darah arteri dan vena meningkat. Hal ini simpatis dan penurunan aktivitas saraf
menunjukkan bahwa ekstraksi dari O2 di dalam parasimpatis. Sebaliknya, penurunan frekuensi
jaringan tubuh pada anak-anak lebih efisien denyut nadi bersamaan dengan peningkatan
dibandingkan dengan orang dewasa 10. aktivitas saraf parasimpatis dan penurunan
Frekuensi denyut nadi pada posisi tidur aktivitas saraf simpatis. Aktivitas dari saraf ini
berbeda dibandingkan dengan posisi duduk dan dikendalikan oleh sistem pengaturan yang
berbeda pula dengan posisi berdiri. Hasil terletak di batang otak yaitu pusat kendali jantung
7
penelitian yang telah dilakukan, terjadi . Di samping saraf simpatis dan parasimpatis,
penurunan frekuensi dennyut nadi dari posisi denyut nadi juga diatur oleh sistem hormonal
berdiri ke posisi duduk sebesar 8,7 denyut yaitu epinephrine dan norepinephrine.
permenit dan terjadi peningkatan dari posisi Epinephrine disekresikan oleh medulla adrenal
duduk ke posisi berdiri sebesar 12,0 denyut ke dalam darah pada rangsangan simpatis yang
permenit 13. Dinyatakan bahwa, ketika terdapat berfungsi mengatur irama jantung. Cara yang
beberapa gerakan pada saat berdiri atau saat sama juga dilakukan oleh hormon
duduk, akan meningkatkan denyut nadi sebanyak norepinephrine 8.
5-10 denyut permenit. Perubahan dari duduk ke
berdiri atau sebaliknya dari berdiri ke duduk Efek Akut Latihan Terhadap Frekuensi
disebabkan karena aktivitas dari reflek sinus Denyut Nadi
karotis 14. Telah diketahui bahwa frekuensi denyut
nadi meningkat pada saat latihan fisik.
Pengaturan Denyut Nadi Peningkatan ini disebabkan karena
Denyut jantung dikontrol oleh sistem meningkatnya kebutuhan darah yang
saraf pusat yang menerima umpan balik dari mengangkut O2 ke bagian tubuh yang aktif,
reseptor sensorik yang berada pada dinding penumpukan CO2, peningkatan suhu tubuh,
pembuluh darah. Peningkatan imfuls saraf dari penumpukan asam laktat, serta berkurangnya O2
batang otak ke saraf simpatik menyebabkan 5. Hasil penelitian telah dilakukan terhadap 54
terjadinya penurunan diameter pembuluh darah mahasiswa IKIP PGRI Bali, bahwa terjadi
ferifer, meningkatkan volume sekuncup dan peningkatan frekuensi denyut nadi latihan dari
meningkatkan frekuensi denyut nadi, yang 71,39 ± 3,70 denyut permenit menjadi 159,22 ±
berperan sangat penting dalam hal peningkatan 3,70 denyut permenit setelah diberikan latihan
tekanan darah. Peningkatan tekanan darah, bersepeda statis selama 2X30 menit 1.
3
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 4, No.2, Oktober 2016: 1-6

Apabila intensitas latihan ditingkatkan, nadi istirahat. Frekuensi denyut nadi istirahat
maka akan diikuti dengan peningkatan frekuensi atau juga disebut denyut nadi basal adalah denyut
denyut nadi dan sebaliknya penurunan intensitas nadi yang diukur pada pagi hari ketika belum
latihan akan diikuti dengan penurunan frekuensi beranjak dari tempat tidur. Denyut nadi ini
denyut nadi. Penurunan frekuensi denyut nadi memberikan informasi tentang kondisi fisik dari
berlangsung secara linier sesuai dengan Azas seseorang. Di samping dengan menggunakan
Conconi. Akan tetapi apabila intensitas latihan frekuensi denyut nadi, kondisi fisik dapat juga
terus ditingkatkan, maka hubungannya menjadi diukur dengan waktu pengembalian denyut nadi
tidak linier 6. setelah latihan. Makin cepat denyut nadi ke
Hubungan linier antara intensitas latihan dalam keadaan istirahat, maka semakin baik
dengan frekuensi denyut nadi akan berlaku kondisi fisik seseorang dan sebaliknya semakin
apabila latihan fisik melibatkan banyak otot lambat denyut nadi pemulihan, maka kondisi
besar. Dengan demikian maka frekuensi denyut fisik semakin menurun. Juga dinyatakan bahwa
nadi dapat dipakai sebagai acuan untuk denyut nadi istirahat menurun seiring dengan
menentukan intensitas latihan pada latihan fisik peningkatan periode latihan 18.
yang melibatkan otot-otot besar. Latihan fisik Latihan fisik yang dilakukan secara
yang melibatkan otot-otot besar adalah jalan erobik dalam waktu lama dan berkesinambungan
kaki, jogging, berenang, berlari, bersepeda, dan akan menyebabkan peningkatan ukuran jantung
lain-lain 10. yaitu terjadi peningkatan ruang atrium dan
Untuk menentukan beban maksimum ventrikel, terutama pada ventrikel kiri.
latihan, maka dapat dipakai denyut nadi Dinyatakan bahwa aktivitas aerobik dengan
maksimum. Frekuensi denyut nadi maksimum pemulihan kurang dari satu kali perminggu, akan
(HR-max) dapat ditentukan dengan mengurangi menyebabkan penebalan otot jantung 17.
angka 220 dengan umur (HR-Max = 220-umur) 3. Penebalan otot jantung karena latihan fisik
Atlet yang berumur 25 tahun, denyut nadi berkesinambungan selama lebih dari 40 menit
maksimumnya dapat dihitung dengan 220-25 = dengan frekuensi lebih dari satu kali perminggu,
195 denyut permenit. Dengan persamaan disebabkan karena peningkatan glikogen otot
tersebut, dapat dinyatakan bahwa semakin jantung 19.
meningkat umur seseorang maka semakin Meningkatnya ruang ventrikel dan
menurun denyut nadi maksimumnya, sebaliknya kekuatan kontraksi jantung akan menyebabkan
semakin menurun umur seseorang maka denyut peningkatan terhadap volume sekuncup (stroke
nadi maksimumnya semakin meningkat. volume). Dengan meningkatnya volume
Ada persamaan lain yang lebih akurat sekuncup, untuk memenuhi kebutuhan darah
untuk menentukan denyut nadi maksimum yaitu yang mengangkut O2 dan hasil metabolisme lain
dengan mengurangi angka 208 dengan 0,7 berupa CO2 dan asam laktat maka tidak
dikalikan dengan umur. Persamaan ini dapat dibutuhkan pemompaan jantung dengan
dituliskan dengan HR-Max = 208 - (0,7 X umur) frekuensi yang terlalu tinggi. Hal ini dinyatakan
17
. Apabila umur atlet 25 tahun, maka frekuensi bahwa seseorang yang berlatih secara aerobik
denyut nadi maksimumnya adalah 208 – (0,7 X secara berangsur-angsur terjadi peningkatan
25) = 190,5 denyut permenit. Jadi ada perbedaan ruang ventrikel dan penurunan denyut nadi
4,5 denyut permenit yaitu cara ini lebih rendah istirahat. Penurunan frekuensi denyut nadi
dibandingkan dengan cara pertama. istirahat dapat mencapai di bawah 60 denyut
permenit dan bahkan dapat mencapai lebih
Efek Kronis Latihan Terhadap Frekuensi rendah dari 40 denyut permenit 6.
Denyut Nadi Selain meningkatnya stroke volume dan
Efek kronis dari latihan fisik terhadap curah jantung, olahraga aerobik juga
denyut nadi dapat dilihat dari frekuensi denyut menyebabkan pertambahan pada pembuluh
4
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 4, No.2, Oktober 2016: 1-6

darah jantung. Peningkatan pembuluh darah 5. Foss, Ml., Keteyian, SJ. 1998. Foks
jantung berperan sangat penting apabila ada Physiology Basic for Exercise and Sport.
pembuluh darah yang tersumbat. Caranya adalah New York: McGraw-Hill.
pembuluh darah yang tersumbat fungsinya akan 6. Janssen, PGJM. 1993. Latihan Laktat-
diganti atau diambil alih oleh permbuluh darah Denyut Nadi. Jakarta: Komite Olahraga
yang baru 19. Nasional Indonesia DKI Jaya.
Atlet mempunyai frekuensi denyut nadi 7. Syaifuddin, H. 2012. Anatomi Fisiologi
istirahat lebih rendah dibandingkan dengan Untuk keperawatan dan Kebidanan. Jakarta:
bukan atlet. Frekuensi denyut nadi istirahat para Penerbit Buku kedokteran EFC.
atlet dapat mencapai di bawah 40 denyut 8. Ganong, WF. 2008. Fisiologi Kedokteran.
permenit dan bukan atlet bisa mencapai 90 Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
denyut permenit. Akan tetapi olahraga berlebihan 9. Gabriel, JF. 2012. Fisika Kedokteran.
atau disebut dengan overtraining dapat juga Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
berakibat terhadap peningkatan frekuensi denyut 10. McArdle, WD., Katch, FI., Katch, VL. 2010.
nadi istirahat. Peningkatan ini disebabkan karena Exercise Physiology: Nutrition, Energy, and
stress berlebihan yang diberikan pada tubuh 20. Human Performance. Philadelphia:
Lippincot Williams & Wilkins.
SIMPULAN 11. Pearce, EC. 2012. Anatomi dan Fisiologi
Terdapat beberapa faktor yang Untuk Paramedik. Jakarta: PT Gramedia.
mempengaruhi frekuensi denyut nadi istirahat 12. Sandi, N. 2013. Hubungan Antara Tinggi
yaitu jenis kelamin, umur, posisi tubuh, dan Badan, Berat Badan, Indeks Massa Tubuh,
aktivitas fisik. Peningkatan intensitas latihan dan Umur Terhadap Frekuensi Denyut Nadi
akan meningkatkan frekuensi denyut nadi, begitu Istirahat Siswa SMKN-5 Denpasar. Sport and
juga sebaliknya akan terjadi penurunan apabila Fitness Journal. Vol. 1. No. 1: 38-44.
intensitas latihan diturunkan. Efek ini merupakan 13. Anderson, R., Breunig, K., Foundling, P.,
efek akut dari latihan fisik terhadap fekuensi Johnson, R., Smith, L., Sundstrom, M. 2016.
denyut nadi. Efek kronis latihan terhadap Body Position and Effect on Heart Rate,
frekuensi denyut nadi adalah denyut nadi istirahat Blood Pressure, and Respiration Rate After
menurun apabila melakukan latihan fisik aerobik Induced Acute mental Stress. New York:
secara teratur dan kerkesinambungan. University of Wisconsin-Madison.
14. McWilliam, JA. 1933. Postural Effects on
DAFTAR PUSTAKA Heart Rate and blood Pressure. Journal
1. Sandi, N., Adiputra, N., Pangkahila, A., Experimental Physiology. Vol. 23. No. 1: 1-
Adiatmika, P.G. 2016. Relative Humidity of 33.
40% Inhibiting the Increase of Pulse Rate, 15. Barret, KE., Boitanto, S., Barmen, SM.,
Body Temperature, and blood Lactic Acid Brooks, H. 2012. Ganong’s Review of
During Exercise. Bali Medical journal. Vol. Medical Physiology. McGraw Hill Medical
5. No. 1: 30-34. Co.
2. Sharkey, BJ. 2011. Kebugaran dan 16. Guyton, AC., Hall, JE. 2012. Buku Ajar
Kesehatan. Cetakan ke dua. Jakarta: Devisi Fisiologi Kedokteran. Edisi Kesebelas.
Buku Sport PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. Kuntaraf, KL., Kuntaraf, J. 2009. Olahraga 17. Wilmore, JH., Costill DL., Kenney, WL.
Sumber Kesehatan. Bandung: Percetakan 2008. Physiology of Sport and Exercise.
Advent Indonesia. Champaign: Human Kinetics.
4. Nala, N. 2011. Prinsip Pelatihan Fisik 18. Bompa, TO. Haff, GG. 2009. Periodization
Olahraga. Denpasar: Universitas Udayana Training for Sports: Theory and
Press.
5
ISSN: 2302-688X Sport and Fitness Journal
Volume 4, No.2, Oktober 2016: 1-6

Methodology of Training. Fifth Edition. 20. Huteri, D. 2012. Tanda-Tanda Bila Anda
United State of America: Human Kinetic. Terlalu Banyak Berolahraga. [cited 2016
19. Kusnanik, NW., Nasution, J., Hartono, S. Maret,10]. Avaelable from: http://www.
2011. Dasar-dasar Fisiologi Olahraga. sportmedicine.co.
Surabaya: Unesa Univercity Press.

Anda mungkin juga menyukai