Skizofrenia Paranoid

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah suatu kondisi yang bukan hanya bebas dari penyakit,
cacat, kelemahan tapi benar-benar merupakan kondisi positif dan kesejahteraan
fisik, mental dansosial yang memungkinkan untuk hidup produtif. Manusia adalah
makhluk sosial yangmembutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya.
Untuk memenuhi kebutuhantersebut, individu dituntut untuk lebih meningkatkan
kinerjanya agar segala kebutuhannyadapat terpenuhi tingkat sosial di masyarakat
lebih tinggi. Hal ini merupakan dambaan setiapmanusia ( Dep Kes RI. 2000).
Gangguan jiwa adalah penyakit non fisik, seyogianya kedudukannya
setara dengan penyakit fisik lainnya. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak
dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun
beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidak mampuan serta invalisasi baik
secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena tidak
produktif dan tidak efisien. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah
satu empat masalah kesehatan utama di Negara-negara maju, modern dan indrustri
keempat kesehatan utama tersbut adalah penyakait degeneratif, kanker,
gangguan jiwa dan kecelakaan. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak di anggap
sebagai gangguan jiwa yang menyebabkan kematian secara langsung, namun
beratnya gangguan tersebut dalamarti ketidak mampuan serta invaliditas baik
secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena tidak
produktif dan tidak efisien (Yosep, 2007).
  Skizofrenia merupakan psikosis fungsional paling berat, dan menimbulkan
disorganisasi personalitas terbesar, pasien tidak mempunyai realitas, sehingga
pemikiran dan perilakunya abnormal di Rumkital Dr. Ramelan PAV VI A
terdapat 16 klien (100%) dan ada 4 klien yang mengalami gangguan Skizofrenia
Paranoid (25%) . Di Indonesia, sekitar 1%– 2% dari total jumlah penduduk
mengalami skizofrenia yaitu mencapai 3 per 1000 penduduk, prevalensi 1,44 per
1000 penduduk di perkotaan dan 4,6 per 1000 penduduk di pedesaan berarti
jumlah penyandang skizofrenia 600.000 orang produktif.

1
Salah satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat di seluruh dunia adalah
gangguan jiwa Skizofrenia. Skizofrenia berasal dari dua kata “ Skizo” yang
artinya retak atau pecah (spilit),
dan “frenia” yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita
gangguan jiwa
Skizofernia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan
kepribadian(splittingof of personality).
Secara klasik skizofrenia tipe paranoid ditandai terutama oleh adanya
waham kebesaranatau waham kejar, jalannya penyakit agak konstan (Kaplan dan
Sadock, 1998). Pikiran melayang (Flight of ideas) lebih sering terdapat pada
mania, pada skizofrenia lebih sering inkoherensi (Maramis, 2005). Kriteria
waktunya berdasarkan pada teori Townsend (1998),yang mengatakan kondisi
klien jiwa sulit diramalkan, karena setiap saat dapat berubah.
Waham menurut Maramis (1998), Keliat (1998) dan Ramdi (2000)
menyatakan bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak
sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang
kebudayaannya, keyakinan tersebutdipertahankan secara kokoh dan tidak dapat
diubah-ubah. Mayer-Gross dalam Maramis(1998) membagi waham dalam 2
kelompok, yaitu primer dan sekunder. Waham primer timbul secara tidak logis,
tanpa penyebab dari luar. Sedangkan waham sekunder biasanya logis
kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara untuk menerangkan gejala-
gejalaskizofrenia lain, waham dinamakan menurut isinya, salah satunya adalah
waham kebesaranSkizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American
Psychiatric Association (APA) tahun   1995 menyebutkan 1% populasi penduduk
dunia menderita skizofrenia. 75% penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada
usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena
tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat disadari
keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari
tahap penyesuaian diri.
Istilah skizofrenia sering disalahpahami berarti bahwa orang-orang yang
terkena dampak memiliki "kepribadian ganda". Meskipun beberapa orang
didiagnosis dengan skizofrenia mungkin mendengar suara-suara dan mungkin

2
mengalami suara sebagai kepribadian yang berbeda, skizofrenia tidak melibatkan
orang berubah antara kepribadian ganda yang berbeda. Kebingungan muncul
sebagian karena makna istilah skizofrenia Bleuler itu (secara harfiah "split" atau
"pikiran hancur"). Penyalahgunaan dikenal pertama istilah berarti "kepribadian
yang terbelah" adalah dalam sebuah artikel oleh penyair TS Eliot padatahun 1933.
Pada paruh pertama abad kedua puluh skizofrenia dianggap cacat
keturunan, dan penderita tunduk pada eugenika di banyak negara. Ratusan ribu
orang disterilkan, dengan atau tanpa persetujuan - mayoritas di Nazi Jerman,
Amerika Serikat, dan negara-negara Skandinavia. Seiring dengan orang lain
berlabel "mental layak", banyak didiagnosis denganskizofrenia dibunuh dalam
program "Aksi T4" Nazi.
Pada awal 1970-an, kriteria diagnostik untuk skizofrenia adalah subyek
dari sejumlah kontroversi yang akhirnya mengarah pada kriteria operasional
digunakan saat ini. Ini menjadi jelas setelah studi AS-Inggris 1971 Diagnostik
bahwa skizofrenia didiagnosis ke tingkat yang jauh lebih besar di Amerika
daripada di Eropa. Hal ini sebagian karena kriteria diagnostik longgar di AS, yang
menggunakan DSM-II manual, kontras dengan Eropa dan ICD-9 nya.1972 studi
david Rosenhan, yang dipublikasikan dalam jurnal Science di bawah judul yang
waras Pada di tempat gila, menyimpulkan bahwa diagnosis skizofrenia di
Amerika Serikat sering subyektif dan tidak dapat diandalkan. Ini adalah beberapa
faktor dalam memimpin kerevisi tidak hanya dari diagnosis skizofrenia, tapi revisi
dari manual DSM keseluruhan,sehingga dalam publikasi DSM-III pada tahun
1980. Sejak 1970-an lebih dari 40 kriteria diagnostik untuk skizofrenia telah
diusulkan dan dievaluasi.
Di Uni Soviet diagnosis skizofrenia juga telah digunakan untuk tujuan
politik. Soviet Andrei Snezhnevsky psikiater terkemuka dibuat dan dipromosikan
klasifikasi sub-tambahan lamban berkembang skizofrenia. Diagnosis ini
digunakan untuk mendiskreditkan dan cepat memenjarakan para pembangkang
politik sementara pengeluaran dengan percobaan berpotensi memalukan. Praktek
itu terkena Barat oleh sejumlah pembangkang Soviet, dan pada tahun 1977 World
Psychiatric Association mengutuk praktek Soviet di Kongres DuniaKeenam
Psikiatri. Dari pada mempertahankan teorinya bahwa bentuk laten skizofrenia

3
disebabkan pembangkang untuk menentang rezim, Snezhnevsky memutuskan
semua kontak dengan Barat pada tahun 1980 dengan mengundurkan diri posisi
kehormatan di luar negeri.
Stigma sosial telah diidentifikasi sebagai suatu hambatan yang besar
dalam pemulihan pasien dengan skizofrenia. Dalam sampel, besar wakil dari
sebuah studi tahun 1999, 12,8%orang Amerika percaya bahwa individu dengan
skizofrenia adalah "sangat mungkin" untuk melakukan sesuatu kekerasan terhadap
orang lain, dan 48,1% mengatakan bahwa mereka"agak mungkin". Lebih dari
74% mengatakan bahwa orang dengan skizofrenia yang baik "tidak sangat
mampu" atau "tidak mampu sama sekali" untuk membuat keputusan
tentang pengobatan mereka, dan 70,2% mengatakan hal yang sama dari keputusan
manajemen uang.Persepsi individu dengan psikosis sebagai kekerasan memiliki
lebih dari dua kali lipat dalam prevalensi sejak tahun 1950, menurut salah satu
meta-analisis.
Skizofrenia didiagnosis berdasarkan gejala profil. Berkorelasi Syaraf tidak
memberikan kriteria cukup berguna. Diagnosa didasarkan pada yang dilaporkan
sendiri pengalaman orang tersebut, dan kelainan pada perilaku yang dilaporkan
oleh anggota keluarga, teman atau rekan kerja, diikuti dengan penilaian klinis oleh
seorang psikiater, pekerja sosial, psikolog klinisatau profesional kesehatan mental
lainnya. Penilaian kejiwaan mencakup riwayat psikiatridan beberapa bentuk
pemeriksaan status mental, tapi review lain tidak menyarankan koneksiapapun.
Sebuah tinjauan literatur Yunani dan Romawi kuno menunjukkan bahwa
meskipun psikosis digambarkan, ada tidak memperhitungkan kondisi memenuhi
kriteria untuk skizofrenia. Psikotik keyakinan aneh dan perilaku yang mirip
dengan beberapa gejalaskizofrenia dilaporkan dalam literatur medis dan
psikologis Arab selama Abad Pertengahan.
Dalam The Canon of Medicine, misalnya, Ibnu Sina menggambarkan
sebuah kondisiyang agak menyerupai gejala-gejala skizofrenia yang disebut Junun
Mufrit (kegilaan yang parah), yang dibedakan dari bentuk-bentuk lain dari
kegilaan (Junun) seperti mania, rabiesdan psikosis manic depressive. Namun,
tidak ada kondisi yang menyerupai skizofrenia dilaporkan dalam Bedah Imperial
Şerafeddin Sabuncuoğlu, sebuah buku medis utama Islam abad ke-15. Mengingat

4
bukti-bukti historis yang terbatas, skizofrenia (lazim seperti sekarangini) mungkin
merupakan fenomena modern, atau alternatif itu mungkin telah dikaburkandalam
tulisan-tulisan sejarah oleh konsep-konsep terkait seperti melankolis atau mania.
Sebuah laporan kasus rinci pada 1797 tentang James Tilly Matthews, dan
rekening olehPhillipe Pinel diterbitkan pada 1809, sering dianggap sebagai kasus
awal skizofrenia dalam literatur medis dan psikiatris. Skizofrenia pertama kali
digambarkan sebagai sindrom yang berbeda yang mempengaruhi remaja dan
dewasa muda oleh Benedict Morel pada tahun 1853,disebut démence précoce
(harfiah 'demensia dini'). Istilah demensia digunakan praecox padatahun 1891
oleh Arnold Pilih dalam sebuah laporan kasus gangguan psikotik. Pada tahun1893
Emil Kraepelin memperkenalkan perbedaan baru yang luas dalam klasifikasi
gangguanmental antara dementia praecox dan gangguan suasana hati (disebut
depresi manik dantermasuk unipolar dan bipolar depresi). Kraepelin percaya
bahwa dementia praecox merupakan penyakit otak, dan khususnya suatu bentuk
demensia, dibedakan dari bentuk- bentuk lain dari demensia, seperti penyakit
Alzheimer, yang biasanya terjadi di kemudian hari. Klasifikasi Kraepelin
perlahan-lahan mendapatkan penerimaan. Ada keberatan dengan penggunaan dari
"demensia" istilah meskipun kasus pemulihan, dan beberapa pembelaan diagnosa
diganti seperti kegilaan remaja.
Skizofrenia kata - yang diterjemahkan secara kasar sebagai "membelah
pikiran" dan berasal dari akar Yunani schizein (σχίζειν, "untuk split") dan phrēn,
phren -(φρήν, φρεν,"pikiran") - diciptakan oleh Eugen Bleuler pada tahun 1908
dan dimaksudkan untuk menggambarkan pemisahan fungsi antara kepribadian,
berpikir, memori, dan persepsi.Bleuler menggambarkan gejala utama sebagai 4 A:
rata Mempengaruhi, Autisme, gangguan Asosiasi ide dan Ambivalensi. Bleuler
menyadari bahwa penyakit itu bukan demensia karena beberapa pasien membaik
daripada memburuk dan karenanya mengusulkan istilahskizofrenia sebagai
gantinya.
B. TUJUAN
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui mengenai skizofrenia paranoid
2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan mengenai pemahaman tentang
skizofrenia paranoid

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Skizofrenia Paranoid


A.1. Pengertian
Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu “ Skizo “ yang artinya retak atau
pecah (split),dan “ frenia “yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang
menderita skizofrenia adalah seseorang yang mengalami keretakan jiwa atau
keretakan kepribadian (Hawari,2003).
Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
deteriorating) yang luas,serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan
pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya ( Hawari, 2003). Skizofrenia adalah
gangguan terhadap fungsi otak yang timbulakibat ketidakseimbangan dopamine
( salah satu sel kimia dalam otak , dan juga disebabkan oleh tekanan yang dialami
oleh individu. Merupakan gangguan jiwa psikotik paling lazimdengan ciri
hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri darihubungan
sosial. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan
halusinasi(persepsi tanpa ada rangsang pancaindra). Skizofrenia paranoid adalah
yang terbanyak dialami oleh penderita skizofrenia. Terapi pada pasien ini
bertujuan untuk mengembalikan fungsi sosial sehingga dapat memiliki peran
sosial di masyarakat. Adapun jenis farmakoterapiyang diberikan harus melalui
beberapa pertimbangan tertentu.Seperti pada kasus di bawah pada pasien
skizofrenia paranoid diberikan Risperidone sebagai utama pengobatannya.

A.2 Tinjauan Teori


1. Teori somatogenik 
a. Keturunan
Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara
tiri 0,9-1,8%, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang
tua yang menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar satu
telur 61-86 % (Maramis, 1998;215). 

6
b. Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia
pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium.,
tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.

c. Metabolisme
Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat, tidak
sehat, ujung extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan
menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam
menurun. Hipotesa ini masih dalam pembuktian dengan pemberian obat
halusinogenik.

d. Susunan saraf pusat


Penyebab Skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada diensefalon
atau kortek otak, tetapi kelainan patologis yang ditemukan mungkin disebabkan
oleh perubahan postmortem atau merupakan artefakt pada waktu membuat
sediaan.

2. Teori Psikogenik 
a. Teori Adolf Meyer :
Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga
sekarang tidak dapat ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang
khas pada SSP tetapi Meyer mengakui bahwa suatu suatu konstitusi yang inferior
atau penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya Skizofrenia. Menurut
Meyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi,
sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut
menjauhkan diri dari kenyataan (otisme). 

b. Teori Sigmund Freud


Pada Skizofrenia Paranoid terdapat:
1) Kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun
somatik 

7
2) Superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg
berkuasa sertaterjadi suatu regresi ke fase narsisisme
3) Kehilangaan kapasitas untuk pemindahan (transference) sehingga
terapi psikoanalitik tidak mungkin.

c. Eugen Bleuler 
Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini
yaitu jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses
berfikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 2
kelompok yaitu gejala primer (gaangguan proses pikiran, gangguan emosi,
gangguan kemauan dan otisme) gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala
katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain). 

d. Teori lain
Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh
bermacam-macam sebab antara lain keturunan, pendidikan yang salah,
maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit badaniah seperti lues otak, arterosklerosis
otak dan penyakit lain yang belum diketahui.

A.3. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala menurut (bleuler) :
1. Gejala Primer 
a. Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yang paling
menonjol adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkoherensi 
b. Gangguan afek emosi- Terjadi kedangkalan afek-emosi- Ramimi dan
paratimi (incongruity of affect / inadekuat)- Emosi dan afek serta
ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan- Emosi berlebihan- Hilangnya
kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik 
c. Gangguan kemauan
 Terjadi kelemahan kemauan
 Perilaku Negativisme atas permintaan

8
 Otomatisme : merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi oleh orang
lain
d. Gejala Psikomotor 
 Stupor atau hiperkinesia, logorea dan neologisme
 Stereotipi
 Katelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
 Echolalia dan Echopraxia

2. Gejala sekunder 
a. Delusi 
b. Halusinasi
c. Cara bicara/berfikir yang tidak teratur.
d. Perilaku negatif, misalkan: kasar, kurang termotifasi, muram, perhatian
menurun.

A.4. Cara Pengobatan


Pengobatan harus secepat mungkin, karena keadaan psikotik yang lama
menimbulkan kemungkinan yang lebih besar bahwa penderita menuju ke
kemunduran mental.
Terapist jangan melihat kepada penderita skizofrenia sebagai penderita
yang tidak dapat disembuhkan lagi atau sebagai suatu mahluk yang aneh dan
inferior. Bila sudah dapatdiadakan kontan, maka dilakukan bimbingan tentang
hal-hal yang praktis.
Biarpun penderita mungkin tidak sempurna sembuh, tetapi dengan
pengobatan dan bimbingan yang baik penderita dapat ditolong untuk berfungsi
terus, bekerja sederhana dirumah ataupun di luar rumah.
Keluarga atau orang lain di lingkungan penderita diberi penerangan
(manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar menghadapinya.
 
 1. Farmakoterapi 
Neroleptika dengan dosis efektif rendah lebih bermanfaat pada penderita
denganskizofrenia yang menahun, yang dengan dosis efektif tinggi lebih

9
berfaedah pada penderitadengan psikomotorik yang meningkat. Pada penderita
paranoid trifuloperazin rupanya lebih berhasil. Dengan fenotiazin biasanya
waham dan halusinasi hilang dalam waktu 2-3 minggu. Bila tetap masih ada
waham dan halusinasi, maka penderita tidak begitu terpengaruh lagi dan menjadi
lebih kooperatif, mau ikut serta dengan kegiatan lingkungannya dan mau turut
terapi kerja.
Sesudah gejala-gejala menghilang, maka dosis dipertahankan selama
beberapa bulan lagi, jika serangan itu baru yang pertama kali. Jika serangan
skizofrenia itu sudah lebih dari satu kali, maka sesudah gejala-gejala mereda, obat
diberi terus selama satu atau dua tahun.
Kepada pasien dengan skizofrenia menahun, neroleptika diberi dalam
jangka waktuyang tidak ditentukan lamanya dengan dosis yang naik turun sesuai
dengan keadaan pasien(seperti juga pemberian obat kepada pasien dengan
penyakit badaniah yang menahun,umpamanya diabetes mellitus, hipertensi, payah
jantung, dan sebagainya). Senantiasa kita harus awas terhadap gejala sampingan.
Hasilnya lebih baik bila neroleptika mulai diberi dalam dua tahun pertama
dari penyakit. Tidak ada dosis standard untuk obat ini, tetapi dosis ditetapkan
secara individual.

2. Terapi Elektro-Konvulsi (TEK)


Seperti juga dengan terapi konvulsi yang lain, cara bekerjanya
elektrokonvulsi belum diketahui dengan jelas. Dapat dikatakan bahwa terapi
konvulsi dapat memperpendek serangan skizofrenia dan mempermudah kontak
dengan penderita. Akan tetapi terapi ini tidak dapat mencegah serangan yang akan
datang.
Bila dibandingkan dengan terapi koma insulin, maka dengan TEK lebih
sering terjadi serangan ulangan. Akan tetapi TEK lebih mudah diberikan dapat
dilakukan secara ambulant, bahaya lebih kurang, lebih murah dan tidak
memerlukan tenaga yang khusus pada terapikoma insulin.
TEK baik hasilnya pada jenis katatonik terutama stupor. Terhadap
skizofrenia simplex efeknya mengecewakan; bila gejala hanya ringan lantas diberi
TEK, kadang-kadang gejala menjadi lebih berat.

10
3. Terapi koma insulin
Meskipun pengobatan ini tidak khusus, bila diberikan pada permulaan
penyakit,hasilnya memuaskan. Persentasi kesembuhan lebih besar bila di mulai
dalam waktu 6 bulansesudah penderita jatuh sakit. Terapi koma insulin memberi
hasil yang baik pada katatonia dan skizofrenia paranoid.
4. Psikoterapi dan rehabilitasi
Psikoterapi dalam bentuk psiko analisa tidak membawa hasil yang
diharapkan bahkan ada yang berpendapat tidak boleh dilakukan pada penderita
dengan skizofrenia karena justru dapat menambah isolasi dan otisme. Yang dapat
membantu penderita ialah psikoterapi suportif individual atau kelompok, serta
bimbingan yang praktis dengan maksud untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat.
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan
orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak
mengasingkan diri lagi,karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan
yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama.
Pemikiran masalah falsafat atau kesenian bebas dalam bentuk melukis bebas atau
bermain musik bebas, tidak dianjurkan sebab dapat menambah otisme. Bila
dilakukan juga, maka harus ada pemimpin dan ada tujuan yang lebih dahulu
ditentukan.
Perlu juga diperhatikan lingkungan penderita. Bila mungkin di atur
sedemikian rupa sehingga ia tidak mengalami stres terlalu banyak. Bila mungkin
sebaiknya ia dikembalikan ke pekerjaan sebelum sakit, dan tergantung pada
kesembuhan apakah tanggung jawabnya dalam pekerjaan itu akan penuh atau
tidak.

5. Lobotomi prefrontal.
Dapat dilakukan bila terapi lain secara intensif tidak berhasil dan bila
penderita sangat mengganggu lingkungannya. Jadi prognosa skizofrenia tidak
begitu buruk seperti dikira orang sampai dengan pertengahan abad ini. Lebih-
lebih dengan neroleptika, lebih banyak penderita dapat dirawat di luar rumah sakit

11
jiwa. Dan memang seharusnya demikian. Sedapat-dapatnya penderita harus
tinggal dilingkungannya sendiri, harus tetap melakukan hubungan dengan
keluarganya untuk memudahkan proses rehabilitasi. Dalam hal ini dokter umum
dapat memegang perananyang penting, mengingat juga kekurangan ahli
kedokteran jiwa di negara kita. Dokter umum lebih mengenal penderita dengan
lingkungannya, keluarganya, rumahnya dan pekerjaannya,sehingga ia lebih dapat
menolong penderita hidup terus secara wajar dengan segala suka dan dukanya.

6. Katarsis
Proses katarsis sangat dikenal dalam psikologi, terutama dalam aliran
psikoanalisis. Maksudnya adalah adanya pelepasan emosi-emosi yang terpendam.
Proses katarsis sangat penting bagi orang-orang yang sedang menghadapi masalah
emosional. Pada umumnya orang-orang yang menghadapi masalah yang sangat
berat atau menghadapi situasi yang menyedihkan, mengecewakan, menjengkelkan
atau seringkali tidak mau atau tidak bias mengungkapkanya kepada orang
lain.Mereka lebih senang memendamnya dalam hatinya sendiri atau berusaha
melupakanya.Tapi justru dengan menekan segala macam perasaan, emosi pikiran-
pikiran yang mengganggu alam bawah sadarnya, maka timbul berbagai macam
gangguan-gangguan psikologis, seperti depresi, kecemasan atau berbagai bentuk
penyakit fisik seperti: penyakit jantung, liver atau tekanan darah tinggi.

B. Contoh Kasus
Seorang laki-laki mengaku sering mendengar bisikan-bisikan yang
mengejek dirinya dan kadang ia melihat bayangan yang dideskripsikannya
sebagai naga dan macan.Menurutnya, bayangan itu sering memasuki dirinya.
Biasanya setelah naga atau macanmasuk ke dalam tubuhnya, ia mengaku pingsan.
Ia juga merasa sering mengeluh sakit kepaladan badan terasa panas. Ia sering
bicara sendiri dan keluar rumah tanpa tujuan pasti dansering memukul orang.

12
BAB III
PENUTUP

1.Kesimpulan
Skizofrenia Paranoid merupakan gangguan psikotik yang merusak, yang
dapat melibatkan gangguan yang khas dalam berpikir (delusi), persepsi
(halusinasi), pembicaraan,emosi dan perilaku. Keyakinan irasional bahwa dirinya
seorang yang penting (delusigrandeur) atau isi pikiran yang menunjukkan
kecurigaan tanpa sebab yang jelas, seperti bahwa orang lain bermaksud buruk atau
bermaksud mencelakainya. Para penderita skizofrenia tipe paranoid secara
mencolok tampak berbeda karena delusi dan halusinasinya,sementara
keterampilan kognitif dan afek mereka relatif utuh. Mereka pada umumnya
tidak mengalami disorganisasi dalam pembicaraan atau afek datar.
Penanganan skizofrenia paranoid dapat melakukan beberapa pendekatan
seperti:
1. Farmakoterapi.
2. Terapi Elektro-Konvulsi (TEK).
3. Terapi koma insulin.
4. Psikoterapi dan rehabilitasi, yaitu psikoterapi suportif individual atau
kelompok.
5. Lobotomi prefrontal.
6. Katarsis.
7. Hipnotis.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rudi. 2001.Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa ( Rujukan


Ringkas dari PPDGJ- III). Jakarta : PT. Nuh Jaya.
2. Chandra, Andi. 2011. Psikologi Abnormal . Medan : Universitas Medan
Area.
3. http://www.tumblr.com/tagged/katarsis http://id.wikipedia.org/wiki/Parano
id.
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Skizofrenia.
5. http://ilmugreen.blogspot.com/2012/06/skizofrenia-paranoid.html.
6.  http://pus2007.blogspot.com/2012/03/terapi-efektif-untuk-
skizofrenia.html.

14

Anda mungkin juga menyukai