Anda di halaman 1dari 8

PEMECAHAN DORMANSI BENIH PEPAYA (Carica papaya)

BREAKING SEED DORMANCY of PAPAYA (CARICA PAPAYA)


Sanchia Rahma Janita
201910200311035
E-mail: sanchiarahma.sr@gmail.com
Program Study Agroteknologi Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Mihammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Benih papaya (Carica papaya L.) digolongkan sebagai benih ortodok, namun kenyataannya daya
simpannya relatif singkat dibandingkan benih ortodok pada umumnya. Biji buah papaya memiliki masa
dormansi hingga 12-15 hari. Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memecahkan dormansi
benih dan dapat membandingkan berbagai metode pemecahan dormansi benih papaya (Carica papaya).
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi 1 Universitas Muhammadiyah Malang, pada
Rabu, 10 November 2021 pukul 10.20-13.00 WIB. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah biji
papaya (Carica papaya), air, pasir, cocopeat, dan kertas label. Pada praktikum kali ini menggunakan metode
memecahkan dormansi benih papaya dengan menggunakan 3 metode yaitu tanpa perlakuan (control),
cocopeat (secara fisik), air panas dan air dingin (perendaman) masing-masing menggunakan 5 biji buah
pepaya, kemudian melakukan penanaman pada media pasir dan dilakukan pengamatan selama 21 hari dan
mencatat hasil pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan pada ketiga perlakuan mengalami kematian total
dan memiliki daya berkecambah 0%, indeks vigor 0% dan kecepatan tumbuh 0%/etmal. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh media yang digunakan pasir yang digunakan karena Sifat pasir yang porous dan memiliki
daya menahan air sangat rendah merupakan salah satu kendala dalam pemanfaatan tanah tanah dengan
kandungan pasir yang tinggi. Selain itu, pasir juga cenderung memiliki kapasitas tukar kation yang rendah,
sehingga unsur hara yang ada pada tanah berpasir lebih cepat hilang dan tercuci.

Kata kunci: benih, ortodoks, vigor

PENDAHULUAN
Buah papaya (Carica papaya L.) yang cukup. Pepaya merupakan tanaman
merupakan buah yang dapat dibudidayakan di monokotil yang hanya dapat dikembangkan
daerah tropis asal Meksiko Selatan, mempunyai dengan biji, sehingga diperlukan benih yang
nilai ekonomis tinggi, dan banyak digemari bermutu guna menunjang produksi yang baik
masyarakat baik dalam maupun luar Indonesia. dilapangan. Mutu benih tersebut meliputi mutu
Pepaya merupakan salah satu komoditas buah genetik, fisologis, dan fisik (Cahyati, 2013).
yang memiliki banyak fungsi dan manfaat. Satu
buah pepaya berukuran sedang, Benih papaya digolongkan sebagai
mengandung sekitar 120 kalori, 30 gr benih ortodok, namun kenyataannya daya
karbohidrat (di dalamnya terdapat 5 gr serat dan simpannya relatif singkat dibandingkan benih
18 gr gula) dan 2 gr protein. Pepaya merupakan ortodok pada umumnya. Biji buah papaya
sumber yang sangat baik dari manfaat vitamin memiliki masa dormansi hingga 12-15 hari
C dan satu buah pepaya, memberikan 224% (Feri, 2017). Benih pepaya merupakan benih
dari kebutuhan harian. Di dalam papaya juga yang memerlukan perhatian dalam proses
mengandung terdapat kadar air yang cukup pengadaannya guna menjaga viabilitasnya agar
tinggi yaitu sebesar 86,7 gr dan terdapat kadar tetap baik. Menurut Iskandar (2017) benih
serat sebesar 0,7 gr tiap 100 gr daging buah pepaya cepat mengalami proses deteriorasi
papaya (Ardiansyah, 2020). setelah proses pemanenan. Ariani (2019) juga
menyatakan benih pepaya memiliki daya
Peningkatan produksi pepaya harus simpan relatif singkat. Kandungan senyawa
diawali dengan penyediaan benih yang fenolik yang tinggi pada sarcotesta dapat
bermutu, terjangkau dan tersedia dalam jumlah meningkatnya impermeabilitas benih pada saat
proses desikasi dalam kondisi udara beroksigen, Metode Kerja
sehingga mengakibatkan dormansi. Metode yang digunakan dalam
praktikum ini adalah
Benih dikatakan dormansi apabila
Tanpa perlakuan (control)
benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada Metode yang digunakan dalam
keadaan yang secara umum dianggap telah praktikum ini adalah menyiapkan alat dan
memenuhi persyaratan bagi suatu bahan. Kemudian mengambil 5 biji buah
perkecambahan. Pertumbuhan tidak akan terjadi papaya (Carica papaya). Kemudian
selama benih belum melalui masa dormansinya, memasukkan pasir kedalam seed box.
atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus Kemudian menanam 5 biji buah papaya
terhadap benih tersebut (Puspaningrum et al., (Carica papaya). Menyemprot pasir hingga
2013). Melasari (2018) menyatakan sifat basah dan melakukan pengamatan setiap hari
dormansi benih dapat dipatahkan melalui selama 21 hari.
perlakuan pematahan dormansi. Perlakuan Secara Fisik (cocopeat)
pematahan dormansi adalah istilah yang
digunakan untuk proses atau kondisi yang Metode yang digunakan dalam
diberikan guna mempercepat perkecambahan praktikum ini adalah menyiapkan alat dan
benih. Perlakuan pematahan dormansi dapat bahan. Memasukkan pasir kedalam seed box
dilakukan melalui skarifikasi secara mekanik lalu mengambil 5 biji buah papaya (Carica
dan kimia maupun stratifikasi. papaya). Membalurkan biji buah papaya
(Carica papaya) dengan cocopeat lalu
Tujuan dari praktikum ini adalah agar menggosok biji buah papaya (Carica papaya)
mahasiswa dapat memecahkan dormansi benih hingga sarkotestanya terkelupas. Menanam
dan dapat membandingkan berbagai metode pada media pasir dalam seed box dan
pemecahan dormansi benih papaya (Carica menyemprot pasir hingga basah dan melakukan
papaya). pengamatan setiap hari selama 21 hari.

BAHAN DAN METODE Perendaman (air panas dan air dingin)


Tempat dan Waktu Metode yang digunakan dalam
Praktikum ini dilaksanakan di praktikum ini adalah menyiapkan alat dan
Laboratorium Agroteknologi 1 Universitas bahan. Kemudian mengambil 5 biji buah
Muhammadiyah Malang, pada Rabu, 10 papaya (Carica papaya). Kemudian memasak
November 2021 pukul 10.20-13.00 WIB air hingga suhu 80℃, memasukkan biji buah
papaya (Carica papaya) ke dalam air yang
Alat dan Bahan
bersuhu 80℃ selama 10 menit. Meniriskan biji
Alat yang digunakan dalam praktikum buah papaya (Carica Papaya) dari air panas.
ini adalah spraye, seedbox, pinset, panci, alat Memasukkan biji buah papaya (Carica papaya)
pembakar, termometer, alat tulis, dan alat ke dalam air dingin dengan suhu 20℃ selama
dokumentasi. 10 menit dan meniriskan biji. Kemudian
mengupas sarcotesta dari biji. Kemudian
Bahan yang digunakan dalam meniriskan biji dan menanam di seed box.
praktikum ini adalah biji papaya (Carica Kemudian menyemprot pasir hingga basah.
papaya), air, pasir, cocopeat, dan kertas label. Melakukan pengamatan setiap hari. Melakukan
pengamatan setiap hari selama 21 hari.
Daya Berkecambah
Total jumlah KN pengamatan pertama+ terakhir
DB= x 100 %
jumlah benih yang ditanam
Indeks Vigor
Total jumlah KN pengamatan pertama
IV = x 100 %
jumlahbenih yang ditanam
Kecepatan Tumbuh
Total jumlah KN
( )
Jumlahbenih yang ditanam 100 %
KCT = x( )
Hari muncul kecambah etmal

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil pengamatan benih pepaya (Carica papaya) dengan perlakuan kontrol,
cocopeat dan perendaman
Perlakuan Variabel Pengamatan
Seed Emerge Kec Normal Kec Abnormal Kec Mati
Kontrol 0 0 0 5
Starifikasi 0 0 0 5
Perendaman 0 0 0 5

Tabel 2. Hasil Pengamatan Nilai DB, IV dan KCT Benih Pepaya (Carica papaya)
Perlakuan Variabel Pengamatan
DB (%) IV (%) KCT (%)
Kontrol 0 0 0
Starifikasi 0 0 0
Perendaman 0 0 0

Berdasarkan yang telah dilakukan, pada letak rak penyimpanan yang terlalu penuh. Hal
praktikum dormansi benih ini menggunanakn 3 ini sesuai dengan pernyataan Junaidi (2021)
perlakuan, yaitu tanpa perlakuan (kontrol), perkecambahan benih papaya (Carica papaya)
perlakuan cocopeat dan perlakuan perendaman. dipengaruhi oleh banyak factor lingkungan
Berdasarkan hasil pengamatan benih papaya seperti suhu, cahaya, pH, oksigen, dan
pada table 1 didapatkan hasil bahwa pada kelembaban tanah.
semua biji pada setiap perlakuan memiliki nilai
Daya tumbuh benih menggambarkan
seed emergence, jumlah kecambah normal,
viabilitas polen benih, yang dihitung dari
jumlah kecambah abnormal memiliki nilai 0
berdasarkan seed emergence, KN, KAB, DM,
dan mengalami mati secara keseluruhan.
IV, KCT dan jumlah kecambah yang mati.
Gagalnya pemecahan dormansi benih
disebabkan oleh beberapa factor lingkungan Menurut Intan sari (2020) rata-rata biji yang
seperti suhu ruang penyimpanan yang terlalu disemaikan baru bisa berkecambah setelah 15
rendah, cahaya yang kurang menjangkau rak hari dan tumbuhnya pun tidak serempak, maka
penyimpanan, dan O2 yang terbatas karena dari itu perlu adanya suatu usaha untuk
mempercepat berkecambahnya biji dan dilakukan dengan cara pelukaan benih dan
tumbuhnya serempak. digosok dengan cocopeat dan yang selanjutnya
pematahan dormansi secara kimia yaitu dengan
Penyebab dan mekanisme dormansi
melakukan perendaman benih dalam air panas
merupakan hal yang sangat penting diketahui
dengan suhu 80°C selama 10 menit. Hasil dari 2
untuk dapat menentukan cara pemahaman
perlakuan diatas juga sama daya tumbuh benih
dormansi yang tepat sehingga benih dapat
0 atau tidak ada yang tumbuh. Dikarenakan
berkecambah dengan cepat dan seragam.
media tumbuh yang digunakan adalah tanah
Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya
pasir yang memiliki tingkat kesuburan yang
dormansi pada benih sangat bervariasi
rendah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
bergantung pada jenis tanaman dan tipe
Priyadi (2019) bahwa Pasir merupakan bagian
dormansinya, antara lain karena temperature
dari fraksi tanah yang memiliki sifat–sifat yang
sangat rendah, perubahan temperature yang
sangat sulit jika dimanfaatkan sebagai media
berganti dan menipisnya kulit biji Uyatmi
pertumbuhan tanaman. Sifat pasir yang porous
(2016). Selain itu penyebab biji papaya dorman
dan memiliki daya menahan air sangat rendah
adalah karena pada benih papaya (Carica merupakan salah satu kendala dalam
papaya) memiliki lapisan lender yang disebut pemanfaatan tanah tanah dengan kandungan
sarcotesta. Menurut Aisyah & Herianto (2016) pasir yang tinggi. Selain itu, pasir juga
dormannya benih papaya (Carica papaya) cenderung memiliki kapasitas tukar kation yang
karena adanya aril dan senyawa fenolik dalam rendah, sehingga unsur hara yang ada pada
aril benih. konsumsi oksigen yang tinggi oleh tanah berpasir lebih cepat hilang dan tercuci.
senyawa fenolik pada kulit benih selama proses
perkecambahan dapat membatasi suplai oksigen Benih papaya tidak berkecambah
ke dalam embrio, dan dapat membentuk lapisan walaupun sudah masak fisiologis disebabkan
yang mengganggu permeabilitas benih, serta oleh beberapa factor seperti suhu dan cahaya.
menghambat efektifitas masuknya zat-zat Menurut Ardi (2018) perkecambahan biji
stimulasi perkecambahan. pepaya (Carica papaya) dipengaruhi oleh
banyak faktor, lingkungan, seperti: suhu,
Upaya mematahkan dormansi dapat
cahaya, pH, oksigen, dan kelembaban tanah.
dilakukan dengan cara mekanik dan
Biji pepaya memiliki dormansi fisik, dengan
perendaman. Cara mekanik yaitu dengan cara
proses perkecambahan yang lambat dan tidak
menggosok-gosokkan biji hingga kulit biji
seragam (Ichsan et al., 2013). Dalam kondisi
terkelupas, sedangkan cara perendaman
normal, perkecambahan dapat terjadi segera
dilakukan dengan merendam biji ke dalam air
setelah 16 sampai 20 hari. Assauwab (2019)
dengan suhu yang berbeda-beda. Menurut
juga menemukan bahwa persentase
Menurut Lisarini (2011) pelepasam kulit ari
perkecambahan dapat bervariasi dari 3%
atau sarcotesta dengan suhu perendaman pada
sampai 71% yang tidak tergantung pada
perlakuan air panas berperan melunakkan kulit
kultivar dan suhu. Dalam kondisi yang tidak
biji dan memudahkan air terserap oleh biji
menguntungkan, perkecambahan telah
sehingga proses fisiologis dalam biji dapat
dilaporkan lamban, tidak menentu, dan tidak
berlangsung dan terjadi perkecambahan.
lengkap
Seharusnya perlakuan ini sangat efektif untuk
mempercepat proses perkecambahan. KESIMPULAN
Benih dengan erlakuan control yang Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
menggunakan 5 sampel benih papaya (Carica perlakuan pemecahan dormansi benih papaya
papaya) didapatkan hasil bahwa daya tumbuh (Carica papaya) pada setiap perlakuan
benih 0, pada perlakuan cocopeat yang menunjukkan bahwa benih mengalami mati
termasuk pematahan dormansi secara fisik yang secara keseluruhan dan memiliki daya
berkecambah 0%, indeks vigor 0% dan Cahyati, W. H. 2013. Konsumsi Pepaya (Carica
kecepatan tumbuh 0%/etmal. Hal tersebut dapat Papaya) Dalam Menurunkan Debris
disebabkan oleh belum sempurnanya pelepasan Index. Kemas, 8(2), 127–136.
sarcotesta bana benih dan juga dapat Feri. 2017. Klasifikasi Mutu Pepaya
disebabkan oleh jenis media tanam pasir yang Berdasarkan Ciri Tekstur GLCM
digunakan karena sifat pasir yang porous dan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan.
memiliki daya menahan air sangat rendah Jurnal Ilmu Komputer Dan Informatika,
3(2), 1–5.
merupakan salah satu kendala dalam
pemanfaatan tanah tanah dengan kandungan Ichsan, F. N., Purnomo, D., & Darsana, L. 2013.
pasir yang tinggi. Selain itu, pasir juga Penggunaan Sari Umbi Bawang Merah
pada Pembibitan Pepaya. Agrosains,
cenderung memiliki kapasitas tukar kation yang
15(1), 7.
rendah, sehingga unsur hara yang ada pada
tanah berpasir lebih cepat hilang dan tercuci. Intan sari. 2020. Pengaruh Pematahan Dormansi
terhadap Viabilitas Benih Pepaya (Carica
Selain itu benih papaya tidak berkecambah
papaya L). Jurnal Agro Indragiri, 5(1),
walaupun sudah masak fisiologis disebabkan 37–45.
oleh beberapa factor seperti suhu dan cahaya.
Iskandar, I., Horiza, H., & Fauzi, N. 2017.
Perkecambahan biji pepaya (Carica papaya)
Efektivitas Bubuk Biji Pepaya (Carica
dipengaruhi oleh banyak faktor, lingkungan, papaya Linnaeaus) Sebagai Larvasida
seperti: suhu, cahaya, pH, oksigen, dan Alami Terhadap Kematian Larva Aedes
kelembaban tanah. Aegypty Tahun 2015. EKSAKTA, 18(01),
12–18.
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi. 2021. Pengaruh Suhu Perendaman
Aisyah, S., & Herianto, E. 2016. Pelepasan Kulit Terhadap Pertumbuhan Vigorbiji Kopi
Ari dan Suhu Perendaman Terhadap Lampung (Coffeacanephora). JIP, 2(7).
Pematahan Dormansi Benih Pepaya. J. Lisarini, E. dan S. 2011. pengaruh media
Biologi, 1(1), 81–93. perendaman terhadap pematahan
Ardi, D. T., Haryati, & Ginting, J. 2018. dormansi, perkecambahan dan vigositas
Pemberian KNO3 dan Air Kelapa pada bibit pepaya (Carica papaya L.).
Uji Viabilitas Benih Pepaya (Carica Agroscience, 1(2), 45–49.
Papaya L). Jurnal Agroteknologi FP Melasari, N., Suharsi, T. K., & Qadir, A. 2018.
USU, 6(4), 730–737.
Penentuan Metode Pematahan Dormansi
Ardiansyah. 2020. Keuntungan Usaha Budidaya Benih Kecipir (Psophocarpus
Pepaya Calina IPB 9 Di Kecamatan tetragonolobus L.) Aksesi Cilacap.
Panyabungan Barat Kabupaten Buletin Agrohorti, 6(1), 59–67.
Mandailing Natal Provinsi Sumatera Priyadi, P., Jamaludin, J., & Mangiring, W.
Utara. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(4). 2019. Aplikasi Kompos dan Arang Aktif
Ariani, N., Monalisa, & Febrianti, D. R. 2019. Sebagai Bahan Amelioran di Tanah
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Berpasir Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Caisim (Brassica juncea L.). Jurnal
Pertumbuhan Escherichia coli. Journal of Penelitian Pertanian Terapan, 18(2), 81.
Current Pharmaceutical Sciences, 2(2), Puspaningrum, C., Muin, A., & Wulandari, R. S.
160–166. 2013. Pengaruh Beberapa Perlakuan
Assauwab, M. H. 2019. Perkembangan Terhadap Masa Dormansi Biji Belian
Morfologi Bibit Pepaya (Carica papaya (Eusideroxylon zwagey T et.B). Journal of
L.) Dengan Berbagai Lama Suhu Chemical Information and Modeling,
Perendaman dan Wadah Pra-Kecambah. 53(9), 1689–1699.
Jurnal Pertanian Tropik, 6(2), 180–189. Uyatmi, Y., Inoriah, E., & Marwanto, M. 2016.
Pematahan Dormansi Benih Kebiul
(Caesalphinia bonduc L.) dengan
Berbagai Metode. Akta Agrosia, 19(2), 147–156.

LAMPIRAN

Perlakuan Kontrol
Daya Berkecambah
Total jumlah KN pengamatan pertama+ terakhir
DB= x 100 %
jumlah benih yang ditanam
0
¿ x 100 %
5
¿0%
Kecepatan Tumbuh
Total jumlah KN
( )
Jumlahbenih yang ditanam 100 %
KCT = x( )
Hari muncul kecambah etmal
0
( )
5 100 %
¿ x( )
0 etmal
¿ 0 % /etmal
Indeks Vigor
Total jumlah KN pengamatan pertama
IV = x 100 %
jumlahbenih yang ditanam
0
¿ x 100 %
5
¿0%

Perlakuan Starifikasi
Daya Berkecambah
Total jumlah KN pengamatan pertama+ terakhir
DB= x 100 %
jumlah benih yang ditanam
0
¿ x 100 %
5
¿0%
Kecepatan Tumbuh
Total jumlah KN
( )
Jumlahbenih yang ditanam 100 %
KCT = x( )
Hari muncul kecambah etmal
0
( )
5 100 %
¿ x( )
0 etmal
¿ 0 % /etmal
Indeks Vigor
Total jumlah KN pengamatan pertama
IV = x 100 %
jumlahbenih yang ditanam
0
¿ x 100 %
5
¿0%

Perlakuan Perendaman
Daya Berkecambah
Total jumlah KN pengamatan pertama+ terakhir
DB= x 100 %
jumlah benih yang ditanam
0
¿ x 100 %
5
¿0%
Kecepatan Tumbuh
Total jumlah KN
( )
Jumlahbenih yang ditanam 100 %
KCT = x( )
Hari muncul kecambah etmal
0
( )
5 100 %
¿ x( )
0 etmal
¿ 0 % /etmal
Indeks Vigor
Total jumlah KN pengamatan pertama
IV = x 100 %
jumlahbenih yang ditanam
0
¿ x 100 %
5
¿0%

Anda mungkin juga menyukai