Anda di halaman 1dari 5

Pengujian Viabilitas Benih Kedelai (Glycine max) dengan Uji Tetrazolium

Deni Purnama Sudiya Makarya


201910200311027
denyprnm10@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang (University of
Muhammadiyah Malang), Jl. Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK

Uji tetrazolium merupakan suatu metode pengujian viabilitas benih secara cepat dengan
pewarnaan topografis pada benih menggunakan bahan kimia, yang dapat memberikan warna merah
pada sel. Tujuan dari praktikum ini yaitu membekali mahasiswa tentang pengetahuan dan keterampilan
cara melakukan dan evaluasi daya kecambah secara cepat dengan menggunakan tetrazolium.
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi 1 Universitas Muhammadiyah Malang,
pada h. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah, garam Tetrazolium, benih kedelai
(Glycine max), alumunium foil dan air kran. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, gelas
ukur, pinset, cutter, erlenmeyer, timbangan analitik, alat tulis, dan alat dokumentasi.Menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan pada praktikum, menghitung 50 butir benih kedelai (Glycine max).
kemudian benih yang sudah dihitung akan direndam dalam air kran selama 1 jam, dilanjutkan dengan
merendam dalam larutan garam tetrazolium menggunakan erlenmeyer dan ditutup menggunakan
alumunium foil selama 24 jam. Lalu mencuci benih yang telah di rendam 24 jam menggunakan air
kran. Membelah benih menggunakan cutter dan meletakkan diatas kertas yang sudah tertera nomor urut
dari 1 hingga 5. benih yang sudah dibelah akan diamati warna dengan membandingkan menggunakan
tabel hasil pewarnaan. Hasil pengujian viabilitas benih tetrazolium menunjukkan bahwa 50 butir benih
didominasi oleh benih viabel seperti tertera pada tabel hasil. Pada praktikum ini persentase benih viabel
sebesar 50% dengan jumlah benih 25 sedangkan pada benih non viabel sebesar 50 % dengan jumlah 25
benih.
Kata kunci: formazan, tetrazolium, viabilitas

PENDAHULUAN

Benih merupakan salah satu aspek merupakan suatu metode pewarnaan


penting dalam budidaya pertanian yang harus topografis pada benih yang mana digunakan
diperhatikan. Hal ini dikarenakan benih untuk mengetahui viabilitas benih secara
merupakan salah satu faktor yang dapat cepat menggunakan bahan kimia, yang dapat
mempengaruhi hasil panen. Benih yang memberikan warna merah pada sel dan
berkualitas dapat meningkatkan hasil sifatnya tidak beracun. Garam tetrazolium
produksi tanaman. Benih bermutu memiliki merupakan bahan yang tidak berwarna yang
viabilitas dan vigor yang tinggi. mana apabila diberikan pada sel hidup akan
Viabilitas benih dapat di uji dengan ikut serta dalam proses reduksi. Pewarnaan
cepat menggunakan uji tetrazolium yang ini akan membantu mengetahui antara sel
mana bersifat tidak langsung. Uji tetrazolium hidup yang berwarna merah dengan sel mati
yang tidak berwarna. Uji tetrazolium ini Alat yang digunakan pada praktikum
digunakan untuk mengetahui presentase ini adalah, gelas ukur, pinset, cutter,
benih hidup, benih tidak hidup dan benih erlenmeyer, timbangan analitik, alat tulis,
dorman (Fatmawati., 2018). dan alat dokumentasi.
Tujuan dari praktikum ini yaitu
Pelaksanaan Praktikum
membekali mahasiswa tentang pengetahuan
Menyiapkan alat dan bahan yang
dan keterampilan cara melakukan dan
akan digunakan pada praktikum, menghitung
evaluasi daya kecambah secara cepat dengan
50 butir benih kedelai (Glycine max).
menggunakan tetrazolium.
kemudian benih yang sudah dihitung akan
BAHAN DAN METODE direndam dalam air kran selama 1 jam,
dilanjutkan dengan merendam dalam larutan
Tempat dan Waktu
garam tetrazolium menggunakan erlenmeyer
Praktikum ini dilaksanakan di
dan ditutup menggunakan alumunium foil
Laboratorium Agroteknologi 1 Universitas
selama 24 jam. Lalu mencuci benih yang
Muhammadiyah Malang, pada hari Rabu, 17
telah di rendam 24 jam menggunakan air
November 2021
kran. Membelah benih menggunakan cutter
Bahan dan Alat dan meletakkan diatas kertas yang sudah
Bahan yang digunakan pada tertera nomor urut dari 1 hingga 5. benih
praktikum ini adalah, garam Tetrazolium, yang sudah dibelah akan diamati warna
benih kedelai (Glycine max), alumunium foil dengan membandingkan menggunakan tabel
dan air kran hasil pewarnaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 1. Hasil Pola Pewarnaan Benih Kedelai (Glycine max)
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kedelai (Gycine Max) Setelah Direndam Dengan Larutan Tetrazolium
Kategori No Jumlah Keterangan
1 5,6,7,8,10,14,16,18,19,21, 20 Benih dapat berkecambah. Terjadi
22,23,27,31,33,35,39,40, pewarnaan penuh pada seluruh
42,48 bagian benih
2-5 3,4,20,30,36 5 Benih dapat berkecambah. Sedikit
tidak terjadi pewarnaan pada bagian
kotiledon yang bukan searah kritikal
untuk perkecambahan
6 - - Benih dapat berkecambah. Bagian
yang paling ujung dari radikula tidak
terjadi pewarnaan dan bagian
kotiledon yang bukan daerah kritikal
untuk perkecambahan sedikit tidak
terjadi pewarnaan
7 - - Benih tidak dapat berkecambah.
Radikula tidak terjadi pewarnaan
8 - - Benih tidak dapat berkecambah.
Tempat pertemuan hipokotil dan
kotiledon tidak terjadi pewarnaan
9 - - Benih tidak dapat berkecambah.
Daerah tempat tumbuhnya plumula
tidak terjadi pewarnaan1
10 - - Benih tidak dapat berkecambah.
Bagian atas radikula dan hipokotil
tidak terjadi pewarnaan
11 17,29 2 Benih tidak dapat berkecambah.
Lebih dari setengah kotiledon tidak
terjadi pewarnaan
12 - - Benih tidak dapat berkecambah.
Bagian basal kotiledon dan radikula-
hipokotil berwarna merah susu
13 9,11,13,28,37,45,46 7 Benih tidak dapat berkecambah.
Daerah radikula-hipokotil dan
sebagian besar kotiledon berwarna
merah susu
14 1,2,12,15,24,25,26,32,34, 14 Benih tidak dapat berkecambah.
38,41,43,44,47 Seluruh benih berwarna merah gelap
15 49,50 2 Benih tidak dapat berkecambah.
Seluruh bagian tidak terjadi
pewarnaan
Berdasarkan hasil pengujian bahwa 50 butir benih didominasi oleh benih
viabilitas benih tetrazolium menunjukkan viabel seperti tertera pada tabel hasil. Pada
praktikum ini persentase benih viabel sebesar setengah bagian atas kotiledeon tidak terjadi
50% dengan jumlah benih 25 sedangkan pewarnaan, 4 benih berwarna merah gelap,
pada benih non viabel sebesar 50 % dengan dan 1 benih seluruh bagian tidak berwarna.
jumlah 25 benih kedelahi (Glycine max). Pada uji tetrazolium, garam tetrazolium
perhitungan viabilitas benih kedelai (Glycine (Triphenyl tetrazolium chloride) sebagai
max) dapat dilihat pada tabel 2. Pada 25 suatu “Oxidation reduction indicator” oleh
benih viabel dikatakan benih viabel karena aksi enzim Dehydrogenase dirubah dari
pewarnaan yang terlihat penuh pada seluruh bentuk oksidasi, tak berwarna, terlarut
bagian benih. Warna merah yang ada tidak (soluble) menjadi bentuk reduksi berwarna
terlalu gelap dan juga terlalu terang. Pada merah tak terlarut yang disebut formazan
benih non viabel 1 benih bagian plumula (Subantoro, R. 2013).
tidak terjadi pewarnaan, 1 benih lebih dari

Tabel 2. Viabilitas Benih Kedelai (Glycine max)


Benih Jumlah Benih Persentase Benih Jumlah Benih Persentase Benih
Viabel Viabel (%) Non Viabel Non Viabel (%)
Kedelai
(Glycine 25 50% 25 50%
max)
Berdasarkan hasil praktikum memberikan pewarnaan pada jaringan lagi
Tetrazolium test tidak dapat mendeteksi (Fatmawati, L.I., 2018)
keabnormalan benih, tetapi hanya dapat Dari hasil yang didapat Perbedaan
mendeteksi benih yang hidup dan benih yang kecerahan warna terjadi akibat dari
mati. Hal ini disebabkan banyak faktor yang perbedaan kadar endapan dari senyawa
mempengaruhi pertumbuhan dan formazan yang terbentuk sebagai akibat dari
perkembangan benih sehingga pengujian reaksi antara garam tetrazolium dengan ion-
benih yang berkecambah tidak dapat ion yang dilepaskan dari proses respirasi.
terdeteksi oleh tetrazolium test, misalnya Semakin besar respirasi yang terjadi maka
adanya masa dormansi, penyakit dan tingkat kecerahan warna merah yang
kerusakan bahan kimia yang digunakan. terbentuk pada jaringan semakin cerah
(Agrotan, J., 2015). melalui intensitas dan (Pramana, S.A., 2019). Semakin cerah warna
pola pewarnaan endapan formazan yang struktur embrio maka semakin tinggi daya
terbentuk pada jaringan dari setiap struktur kecambah vigor benih, sebaliknya semakin
embrio dapat diketahui bahwa suatu jaringan rendah kecerahan warnanya maka daya
itu masih hidup atau sudah mati. Pada kecambah dan vigor makin rendah
jaringan yang sudsh mati tidak terjadi lagi (Hesrawati, 2015). Hal tersebut juga
reaksi oksidasi reduksi, sehingga suatu dikemukakan oleh Permatasari (2011),
jaringan yang sudah mati meskipun diberi bahwa semakin tinggi laju respirasi benih
larutan garam tetrazolium tidak akan maka semakin tinggi pula viabilitas dan
vigor benihnya. Pada benih kedelai yang benih yang mengalami non-viabilitas akan
sehat dan baik memiliki warna merah pada ditandai dengan tidak terjadi pewarnaan pada
kotiledon dan embrionya, dan sedangkan radikula, hipokotil, kotiledon.

KESIMPULAN Pharmaceutical Science 5(1): 356-


371.
Berdasarkan hasil pengamatan
Permatasari, O.S.I., Pengembangan Uji
didapatkan hasil viabilitas 50 butir benih
Cepat Vigor Benih Kedelai (Glycine
kedelai (Glycine max), persentase benih Max L. Merr.) Menggunakan Metode
viabel sebesar 50% atau sebanyak 25 butir Respirasi Dengan Alat Kosmotektor.
dan 50% benih nonviabel atau sebanyak 275 Pramana, S.A., Pujiasmanto, B. And Sakya,
butir benih. Penggunaan tetrazolium mampu A.T., 2019. Perbandingan Uji
menunjukkan nilai viabilitas secara instant Tetrazolium Dan Radicle Emergence
atau hanya membutuhkan waktu yang Dalam Menduga Viabilitas Benih Kopi
singkat. Arabika (Coffea Arabica L.)/The
Comparison Of Tetrazolium And
DAFTAR PUSTAKA Radicle Emergence Test To Estimate
Agrotan, J. And Hasrawati, H. 2015 The Viability Of Arabica Coffee
Pengujian Viabilitas Benih Kacang (Coffea Arabica L.) Seeds. Jurnal
Tanah (Arachis Hypogaea L) Pada Penelitian Tanaman Industri, 25(1),
Berbagai Lama Penyimpanan Dengan Pp.1-10.
Menggunakan Uji Tetrazolium. Jurnal Rohmah, E.A., 2016. Analisis Pertumbuhan
Agrotan, 1(2), Pp 94-107 Tanaman Kedelai (Glycine Max.)
Fatmawati, L.I., Suharsi, T.K. And Qadir, A., Varietas Grobogan Pada Perlakuan
2018. Uji Tetrazolium Pada Benih Cekaman Genangan (Doctoral
Kecipir (Psophocarpus Dissertation, Institut Teknologi
Tetragonolobus Dc.) Sebagai Tolok Sepuluh Nopember Surabaya).
Ukur Viabilitas. Buletin Subantoro, R. And Prabowo, R., 2013.
Agrohorti, 6(2), Pp.231-240. Pengkajian Viabilitas Benih Dengan
Kanchana, 2016 . Glycine Max. Merr. Tetrazolium Test Pada Jagung Dan
(Soybean). Journal Of Pharmacy And Kedelai. Mediagro, 9(2).

Anda mungkin juga menyukai