Anda di halaman 1dari 44

INTERPRETASI HASIL

PEMERIKSAAN URINE
Sylvia Rachmayati

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli 2019 1


PENDAHULUAN
• Interpretasi urinalisis berperan dalam diagnosis dan
pemantauan gangguan ginjal (termasuk salurannya)
serta gangguan metabolisme.
• Pemeriksaan urin: pemeriksaan makroskopis,
kimiawi, dan mikroskopik.
• Metode pemeriksaan kimiawi:
konvensional→ metode carik celup
(prinsip dasar ∞)

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli 2019 2


PENDAHULUAN….cont

• Kelebihan metode carik celup ini:


*urine dan reagen → sedikit
*pengerjaannya praktis
*hasil cepat diperoleh.
• Pengaruh beberapa faktor → hasil
pemeriksaan(pos/neg palsu)→ hasil
dengan interpretasi tidak ∞
Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli 2019 3
KASUS 1:

Pasien wanita, usia 45 tahun, persiapan


operasi kandung empedu.
Hasil pemeriksaan carik celup urinnya
adalah sebagai berikut:

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


4
2019
KASUS 1….cont
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Urine rutin (automatic reader):
Makroskopik:
Warna Kehijauan Kuning
Kejernihan Agak keruh Jernih
Kimiawi:
KASUS 1….cont
Berat Jenis 1,025 1,001-1,035
pH 6,0 5,0-8,0
Protein Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Leukosit esterase Negatif Negatif
Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli 2019 5
Eritrosit Negatif Negatif
KASUS 1…cont
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Mikroskopik:
Eritrosit 1-2 0-3 /lpb
Leukosit 2-3 0-5 /lpb
Epitel 0-1 0-1 /lpk
Bakteri Negatif Negatif
Kristal Negatif Negatif /lpk
Silinder Negatif Negatif /lpk

Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan ini?


Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli 2019 6
Jawaban Kasus 1:
Kasus ini terkait dengan sumbatan post-
hepatik, pada kasus tersangka batu empedu:
• Warna urine kehijauan, yang seharusnya
berwarna kecoklatan (bilirubin).
• Warna kehijauan disebabkan oleh biliverdin.

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


7
2019
Jawaban Kasus 1…cont
Bilirubin urine negatif, karena biliverdin tidak
bereaksi dengan reagen pada carik celup.
Kemungkinan karena:
• Urine terlalu lama disimpan
• Transportasi atau penyimpanan, tabung tidak
terlindung dari sinar matahari/cahaya.

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


8
2019
Teori Pendukung Kasus 1:
• Transportasi dan penyimpanan urine yang
tidak tepat, bilirubin akan teroksidasi
menjadi biliverdin, menyebabkan warna
urine kehijauan.
• Bilirubin juga rentan terhadap fotooksidasi
oleh cahaya atau sinar matahari, sehingga
hasil bilirubin urine negatif.

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


9
2019
Teori Pendukung Kasus 1…cont

• Spesimen harus disimpan dengan benar


untuk menghindari degradasi komponen
bilirubin tersebut.
• Fotosensitivitas ini bergantung pada suhu;
optimal stabilitas spesimen diperoleh
dengan menyimpan spesimen di suhu
rendah dalam gelap

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


10
2019
Kesimpulan Kasus 1:
• Kesalahan pada:
• Transportasi
• Penyimpanan urine.
• Saran:
• Meminta urine baru.
• Transport harus secepat mungkin (<2 jam) dan
terlindung dari sinar matahari (misal: dibungkus
dengan kertas karbon)
• Penyimpanan urine harus terlindung dari sinar
matahari/cahaya.
Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli
11
2019
KASUS 2:
Hasil pemeriksaan urine seorang pasien
DM Tipe 2 dengan kadar glukosa darah
puasa 200 mg/dL.

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


12
2019
KASUS 2…cont
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Urine rutin (automatic reader):
Makroskopik:
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Kimiawi:
Berat Jenis 1,025 1,00-1,035
pH 7 5,0-8,0
Protein Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Leukosit esterase Negatif Negatif
Eritrosit Negatif Workshop 19-20 Juli
Laboratory Interpretation Negatif 13
2019
KASUS 2…cont
Mikroskopik:
Eritrosit 0-1 0-3 /lpb
Leukosit 1-3 0-5 /lpb
Epitel 0-1 0-1 /lpk
Bakteri Negatif Negatif
Kristal Negatif Negatif /lpk
Silinder Negatif Negatif /lpk

Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan ini?

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


14
2019
Jawaban Kasus 2

Dalam kasus ini glukosa urine negatif, apakah hasil


palsu?
• Perlu diingat: konsumsi/asupan vitamin C.
• Vitamin C dapat mengganggu hasil pemeriksaan
glukosa pada carik celup.
• Konsumsi Vitamin C dosis tinggi → ekskresinya ≥50
mg/dL dalam urine → hasil negatif palsu pada
kadar glukosa urine rendah (±/+1).

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


15
2019
Teori Pendukung

• Glukosa dalam urine biasanya menunjukkan


gangguan metabolisme (diabetes mellitus).
• Glukosa darah >180 mg/dL, melewati
ambang ginjal, seharusnya glukosa urine
positif.
• Pada kasus ini, glukosa darah 200 mg/dL,
akan tetapi hasil yang didapat pada glukosa
urine negatif.

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


16
2019
Teori Pendukung….cont

Glukosa pada carik celup menggunakan


prinsip glukosa oksidase dengan reaksi sebagai
berikut:
Glucose oxydase
Glukosa + O2 Asam Glukonat + H2O2
peroxidase
H2O2 + Kromogen Kromogen teroksidasi
(Perubahan warna dari kuning hingga hijau tua)

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


17
2019
Teori pendukung….cont
• Vitamin C pada urine dengan konsentrasi
tinggi, dapat menghambat reaksi enzimatik,
sehingga menyebabkan hasil negatif palsu
pada glukosa urine.
• Vitamin C akan dioksidasi oleh hidrogen
peroksida (H2O2) pada reaksi enzimatik dan
berkompetisi dengan oksidasi kromogen,
sehingga menghambat perubahan warna.

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


18
2019
Teori pendukung….cont

• Vitamin C akan mengganggu hasil


pemeriksaan glukosa.
• Apabila pasien mengkonsumsi vitamin C
dosis tinggi yang menyebabkan ekskresinya
≥50 mg/dL dalam urine → hasil negatif palsu
pada kadar glukosa urine rendah (±/+1).

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


19
2019
Saran
Cek kepada pasien:
• Bila tidak mengkonsumsi vitamin C dalam
waktu kurang dari 10 jam sebelumnya, hasil
pemeriksaan glukosa urine dapat dikeluarkan
• Bila mengkonsumsi vitamin C, maka dapat
dilakukan pemeriksaan urine ulang setelah
lebih dari 10 jam sejak terakhir
mengkonsumsi vitamin C

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


20
2019
KASUS 3:
Pasien Tn. X, 56 tahun, dengan diagnosis klinis
Penyakit Ginjal Kronis.
Hasil glukosa darah puasa 58 mg/dL dan
glukosa 2 jam PP 158 mg/dL.
Hasil pemeriksaan carik celupnya adalah
sebagai berikut:

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


21
2019
KASUS 3…cont
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Urine rutin (automatic reader):
Makroskopik:
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Kimiawi:
Berat Jenis 1,025 1,00-1,035
pH 5,0 5,0-8,0
Nitrit Negatif Negatif
Protein +3 Negatif
Glukosa +1 Negatif
Keton Positif Negatif
Urobilinogen Normal Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Leukosit esterase Negatif Negatif
Eritrosit +3 Negatif
Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli
22
2019
KASUS 3…cont

Mikroskopik:
Eritrosit 5-9 0-3 /lpb
Leukosit 1-4 0-5 /lpb
Epitel 1-4 0-1 /lpk
Bakteri Bakteri Gram positif Negatif
Kristal Negatif Negatif /lpk
Silinder Granular cast +1 Negatif

Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan ini?

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


23
2019
Jawaban Kasus 3
• Glukosa darah puasa rendah, tidak sesuai
dengan Glukosa darah 2 jam PP.
• Kemungkinan rendahnya glukosa darah
puasa:
• terlalu lama puasa (keton urine +)
• mengkonsumsi obat OAD lebih dari
seharusnya.

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


24
2019
Jawaban Kasus 3….cont

Carik celup:
• protein +3, glukosa +1, eritrosit +3
Pemeriksaan mikroskopis:
• eritrosit urine (+) dan granular cast +
Pemeriksaan mikroskopis eritrosit urine∞ C.C
• Granular cast(+) positif, berasal dari protein
Tamm’s Horsfall yang diekskresikan ke dalam
urine.
Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli
25
2019
Jawaban Kasus 3….cont
• Nitrit negatif, leukosit esterase negatif; pada
pemeriksaan mikroskopis: leukosit normal, tetapi
ditemukan bakteri Gram positif.
• Nitrit negatif dan bakteri Gram positif sesuai,
karena bakteri Gram positif tidak dapat mereduksi
nitrat menjadi nitrit.
• Adanya bakteri Gram positif, tidak sesuai dengan
leukosit esterase dan jumlah leukosit, sehingga
ditemukannya bakteri Gram positif kemungkinan
karena kontaminasi.
Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli
26
2019
Teori Pendukung Kasus 3

• Glukosa yang melewati barier filtrasi


glomerulus → ultra filtrat secara aktif →
reabsorpsi TP.
• Ketika kadar glukosa dalam darah > ambang
ginjal sekitar 160 hingga 180 mg/dL →
konsentrasi ultra filtrat glukosa melebihi
kapasitas reabsorpsi tubulus → glukosuria.

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


27
2019
Teori Pendukung Kasus 3….cont
• Urine normal mengandung protein hingga 150 mg
(1 hingga 14 mg/dL) setiap hari.
• Protein ini berasal dari ultra filtrasi plasma dan dari
saluran kemih itu sendiri.
• Protein dengan berat molekul rendah (<40.000)
dapat melewati filtrasi glomerulus secara langsung
dan diserap kembali.
• Albumin (berat molekul sedang), konsentrasi
plasma tinggi → dideteksi dalam reagen carik celup
adalah albumin (proteinuria glomerular)
Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli
28
2019
Teori Pendukung Kasus 3….cont
• Eritrosit dapat masuk ke saluran kemih dapat
berasal dari glomeruli sampai saluran kemih
bagian bawah atau dapat menjadi
kontaminan dalam urine.
• Granular cast, ditemukan dalam urine karena
berasal dari Tamm’s Horsfall yang
diekskresikan oleh tubulus
• Glukosuria, proteinuria, eritrosit dalam
urine, dan granular cast tersebut→ Penyakit
Ginjal Kronis.
Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli
29
2019
Teori Pendukung Kasus 3….cont

• Reagen CC: mendeteksi leukosit esterase


yang ditemukan pada granula azurofilik
semua granulosit.
• Keunggulan pemeriksaan leukosit esterase
ini, menandakan adanya leukosit utuh.
• Pada kasus ini, leukosit esterase negatif, yang
ditemukan normal; demikian halnya hasil
pemeriksaan mikroskopik

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


30
2019
Teori Pendukung Kasus 3….cont

• Nitrit dalam urine biasanya berasal dari


nitrat yang dikonsumsi dalam makanan (mis.,
dalam sayuran hijau) → ekskresi dalam urine
tanpa pembentukan nitrit.
• Jika terdapat bakteri pereduksi nitrat yang
menginfeksi saluran kemih dan retensi
kandung kemih yang cukup: bakteri---nitrat
→ nitrit.

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


31
2019
Teori Pendukung Kasus 3….cont
• Skrining urine terhadap nitrit dan leukosit
esterase → sarana identifikasi pasien
bakteriuria.
• Bakteri yang biasanya sering menjadi penyebab
infeksi saluran kemih adalah bakteri Gram
negatif
• Pada kasus ini: hasil pemeriksaan nitrit negatif,
leukosit esterase negatif, namun bakteri yang
ditemukan adalah bakteri Gram positif
• Bakteri Gram positif yang ditemukan ini
kemungkinan karena kontaminasi

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


32
2019
Teori Pendukung Kasus 3….cont

• Saran
Pengambilan urine ulang dengan teknik yang
benar

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


33
2019
KASUS 4:

Hasil pemeriksaan carik celup urine atas


nama atlet Y, 20 tahun, datang ke RS,
karena terjatuh pada waktu olah raga:

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


34
2019
KASUS 4…cont
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Urine rutin (automatic reader):
Makroskopik:
Warna Merah kecoklatan Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Kimiawi:
Berat Jenis 1,017 1,00-1,035
pH 6,0 5,0-8,0
Nitrit Negatif Negatif
Protein +1 Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Positif Negatif
Urobilinogen Normal Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Leukosit esterase Negatif Negatif
Eritrosit +1 Workshop 19-20 JuliNegatif
Laboratory Interpretation
35
2019
KASUS 4…cont
Mikroskopik:
Eritrosit 0-1 0-3 /lpb
Leukosit 0-3 0-5 /lpb
Epitel 1-2 0-1 /lpk
Bakteri Negatif Negatif
Kristal Negatif Negatif /lpk
Silinder Negatif Negatif /lpk

Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan ini?

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


36
2019
Jawaban Kasus 4:
• Warna urin merah kecoklatan, kemungkinan:
hemoglobinuria atau mioglobinuria
• Perbedaan antara pemeriksaan kimiawi dengan
mikroskopik:
*Reaksi darah positif pada CC, kemungkinan:
hemoglobinuria atau mioglobinuria
*Pemeriksaan mikroskopik hanya ditemukan 0-1.

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


37
2019
Jawaban Kasus 4…cont

• Proteinuria pada pasien ini positif (protein


ortostatik), karena pasien adalah atlet.
• Keton urine positif, kemungkinan karena
olahraga yang berlebihan (severe exercise)
pada konsumsi karbohidrat yang kurang.

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


38
2019
Teori pendukung Kasus 4
• Variasi warna urine dapat menunjukkan:
* adanya proses penyakit
* kelainan metabolisme
* makanan atau obat yang dicerna.
* hasil dari aktivitas fisik/stres ↑↑
• Warna merah kecoklatan:
* hemoglobinuria atau
* mioglobinuria

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


39
2019
Teori pendukung Kasus 4…cont
C.C: didapat hasil darah positif.
• Hemoglobin, mioglobin (mengandung bagian
heme): C.C dapat mendeteksi mioglobin tersebut.
• Mioglobin dalam urine → trauma/injury
• Perubahan warna terjadi karena hemoglobin,
sedangkan pola berbintik-bintik dapat terjadi
ketika sel darah merah utuh mengalami lisis dan
hemoglobinnya dilepaskan.
• Hasil pemeriksaan pada kasus ini→ hasil negatif.

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


40
2019
Teori Pendukung Kasus 4…cont
• Eritrosit pada pemeriksaan carik celup→ diamati
dalam pemeriksaan mikroskopis sedimen urine.
• Pada kasus ini tidak ditemukan jumlah eritrosit
yang meningkat (normal).
• Proteinuria pada pasien ini positif (protein
ortostatik)→ pasien atlet: lama dalam posisi berdiri.
• Keton urine positif → olahraga yang berlebihan
(severe exercise) pada konsumsi karbohidrat yang
kurang

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


41
2019
Kesimpulan Kasus 4
• Hasil pemeriksaan carik celup dan mikroskopik
urine menunjang diagnosis mioglobinuria.

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


42
2019
Pustaka Acuan:
1. Strasinger S.K, Di Lorenzo M.S. Urinalysis and Body Fluids. Edisi ke-6.
Philadelphia: F.A Davis Co; 2014.
2. Brunzel N.A. Fundamentals of Urine & Body Fluid Analysis. Edisi ke-4.
Elsevier; 2018.
3. Mundt L.A, Shanahan K. Graff’s. Text of Book Routine Urinalysis and
Body Fluid. Edisi ke-2. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilikins, a
Wolters Kluwer business; 2011.
4. Turgeon M.L. Linne & Ringrud’s. Clinical Laboratory Science. The Basic
and Routine Techniques. Edisi ke-6. Elsevier; 2012.
5. Turgeon M.L. Clinical Laboratory Science. Concepts, Procedures, and
Clinical Applications. Edisi ke-7. Missouri: Elsevier; 2016.
6. Dooley J.S, Lok A.S.F, Tsao G-G. Sherlocks Diseases of the Liver and
Biliary System. Edisi ke-13. John Wiley & Sons; 2018.
Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli
43
2019
TERIMA KASIH

Laboratory Interpretation Workshop 19-20 Juli


44
2019

Anda mungkin juga menyukai