Anda di halaman 1dari 15

DRAFT

BAB 1
BERPIKIR, MEMBACA DAN MENULIS KRITIS
Haryono Budi Santosa
Daftar Isi
Pendahuluan
1.1 Tumbuh kembang pemikiran
1.1.1 Konsep Berpikir Kritis
1.1.1.1 Elemen pemikiran
1.1.1.2 Standar berpikir
1.1.1.3 Nilai-nilai intelektual
1.1.1.4 Metode penilaian penerapan berpikir kritis
1.2 Membaca Kritis
1.3 Menulis Kritis
1.4 Sasaran Pembelajaran
1.5 Kesimpulan

1
Pendahuluan

Membaca dan menulis adalah kegiatan rutin yang di dunia akademik yang
menuntut keterampilan berpikir. Bacaan akademik beragam banyak, mulai dari
artikel pendek (1500 -6000 kata) hingga esai panjanga seperti tesis dan disertasi
(6000-20.000 kata), buku-buku acuan dan laporan-laporan ratusan halaman.
Keterampilan membaca sangat diperlukan untuk bisa mendapatkan manfaat yang
maksimal dari dokumen-dokumen akademik tersebut. Membaca adalah kegiatan
menangkap informasi yang memunculkan gagasan yang, dengan kata lain berarah
dan bertujuan. Semakin lengkap informasi yang diperoleh, serta semakin cepat
memperolehnya adalah harapan dari pembaca. Hal ini menunjukkan bahwa
diperlukan cara atau strategi untuk mendapatkan efektivitas dan efisiensi yang
tinggi dalam membaca. Strategi membaca adalah buah dari cara berpikir, oleh
karena itu cara berpikir yang efektif dan efisien sangat diperlukan dalam membaca
dokumen akademik. Hal yang sama juga berlaku dalam menulis, hanya arahnya
berbeda. Menulis adalah kegiatan menyampaikan pengetahuan, termasuk
gagasan-gagasan penulisnya, yang diharapkan melahirkan gagasan-gagasan baru
yang lebih baik pada pembacanya. Tulisan yang efektif dalam penyampaian
gagasan dan perangsangan gagasan baru diperlukan dalam dunia akademik.
Sekali lagi, strategi menulis yang tepat diperlukan, dan merupakan buah dari cara
berpikir yang efektif dan efisien. Cara berpikir ini dikenal sebagai cara berpikir
kritis yang menghasilkan pemikiran kritis.
Berpikir kritis akan berhadapan dengan kelaziman berpikir seseorang yang
egosentris dan sosiosentris. Kelaziman pikir ini bisa berakibat pada pemikiran
yang tidak objektif. Egosentrisme menjadikan apa yang diyakini oleh seseorang
sebagai kebenaran walaupun tidak pernah mempertanyakan dasarnya dan
keterujiannya. Sosiosentrisme menjadikan apa yang dipercaya oleh kelompok
sebagai kebenaran walaupun tidak ada bukti ataupun jaminannya.
Tulisan ini membahas cara berpikir kritis dan penerapannya pada kegiatan
membaca dan menulis. Berpikir kritis akan dibahas lebih dahulu. Pembahasan
pada bab ini meliputi perkembangan pemikiran manusia dalam mencari kebenaran
objektif, konsep pemikiran kritis (elemen pemikiran, standar dan nilai intelektual),
dan metode penilaian pemikiran kritis. Pembahasan selanjutnya tentang membaca
kritis, disusul kemudian oleh menulis kritis. Hasil dari penerapan pemikiran kritis
sebagai sasaran pembelajaran pengetahuan menjadi pembahasan berikutnya,
sebelum ditutup dengan kesimpulan.

1.1 Tumbuh kembang pemikiran

2
1.1.1 Konsep Berpikir Kritis

Konferensi internasional Berpikir Kritis yang ke 28th pada tahun 2008


dengan fokus Seni Pengajaran untuk Menjadikan Siswa Cerdik Cendekia
menyatakan bahwa:
Siswa yang cerdik cendekia memiliki pengetahuan melalui berpikir aktif, lebih
menghargai pertanyaan daripada jawaban, mencari pemahaman daripada
menghafal. Sebagai bagian integral dari proses ini, siswa belajar tentang
bagaimana cara belajar melalui berdisiplin dalam membaca, menulis,
berbicara, dan mendengarkan sebagai kesadaran dan pengalaman dalam
belajar. Dengan semangat yang sama, semua sesi konferensi akan interaktif —
memadukan membaca, menulis, dan mengajar sebagai mode untuk
menginternalisasi gagasan.
Konferensi tersebut dilatarbelakangi oleh fenomena pemikiran manusia.
Semua orang berpikir, dan sudah menjadi sifat kita untuk melakukannya, tetapi
banyak dari pemikiran kita yang bebas tanpa kendali menjadi menyeleweng,
menyimpang, tidak lengkap, tidak didukung oleh informasi yang cukup yang
berakhir pada prasangka. Padahal, kualitas kehidupan kita dan apa yang kita
hasilkan tergantung pada kualitas pemikiran kita, oleh karena itu pemikiran kita
perlu selalu ditingkatkan kualitasnya secara sistematis.
Paul dan Elder (2002) mengusulkan pendekatan terhadap upaya peningkatan
kualitas pemikiran. Pendekatan ini dikenal sebagai konsep Berpikir Kritis yang
didefinisikan sebagai “seni menganalisis dan mengevaluasi pemikiran dalam
rangka memperbaiki kekurangan-kekurangannya”. Definisi ini secara tersirat
menyatakan bahwa berpikir kritis memiliki karakteristik swa-arah, swadisiplin,
swapantau dan swakoreksi. Konsep ini menyatakan bahwa mereka yang telah
berpikir kritis akan
 mampu mengajukan pertanyaan dan masalah penting yang terumuskan
dengan jelas dan tepat;
 mampu mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan, menggunakan
ide-ide abstrak untuk menafsirkannya secara efektif;
 sampai kesimpulan dan solusi yang beralasan, mengujinya terhadap kriteria
dan standar yang relevan;
 berpikir secara terbuka dalam sistem pemikiran alternatif, mengenali dan
menilai, sesuai kebutuhan, asumsi, implikasi, dan konsekuensi praktisnya;
dan
 berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam mencari solusi untuk
masalah yang kompleks.

3
Hasil-hasil (outcome) tersebut menunjukkan adanya norma dalam berpikir dan
pemikiran (hasil berpikir). Selanjutnya, Paul dan Elder menunjukkan norma
berpikir/pemikiran ini sebagai elemen, standar dan nilai intelektual. Kalimat
penghubungnya “standar berpikir diterapkan pada elemen pemikiran dalam
rangka mewujudkan nilai intelektual”. Gambaran dari perpaduannya adalah
sebagai berikut.

Gambar 1. Kerangka acuan berpikir kritis (Sb. Paul dan Elder, 2002)

1.1.1.1 Elemen pemikiran

Seseorang, ketika berpikir tentu memiliki tujuan tertentu, seperti memahami


sesuatu, menetapkan pertanyaan untuk kemudian dicari jawabannya, dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Berpikir juga dilandasi oleh asumsi.
Asumsi ini adalah tempat berpijak dari pemahaman yang dibangun, pertanyaan
yang dibuat, dan pencarian solusi dari masalah. Pemahaman, pertanyaan dan
solusi akan didasari oleh data, informasi dan bukti. Pemahaman, pertanyaan dan
solusi, selanjutnya dinyatakan dan dibentuk oleh konsep-konsep dan gagasan-
gagasan. Pemahaman, pertanyaan dan solusi adalah hasil dari berpikir yang
mewujud sebagai kesimpulan yang ditarik dari inferensi dan interpretasi.
Kesimpulan ini akan memiliki konsekuensi-konsekuensi dan implikasi-implikasi.
Uraian ini adalah pernyataan dari berlangsungnya berpikir kritis yang
menekankan pada elemen-elemen pemikiran yang terlibat. Rangkuman dari
elemen berpikir/pemikiran kritis diberikan pada tabel berikut ini.

4
Tabel 1. Elemen-elemen pemikiran
Elemen Keterangan
Maksud: Tujuan, Pernyataan tentang apa yang ingin dicapai; apa yang menjadi
Sasaran tujuan utama; alasan mengapa sesuatu dilakukan atau dibuat; atau
untuk apa sesuatu itu ada.
Pertanyaan pada Bisa berhubungan dengan ketidaktahuan yang ingin diketahui,
isu, Masalah tetapi bisa pula menyatakan masalah yang dihadapi.
Asumsi Pra-anggapan, aksioma, Teori, Kebenaran yang diterima/diyakini
begitu saja (diyakini)
Sudut pandang Kerangka referensi, Perspektif, Orientasi. Posisi
berpikir/pemikiran yang membentuk pandangan
Informasi data, fakta-fakta, pengamatan-pengamatan, pengalaman-
pengalaman
Konsep/gagasan teori-teori, definisi-definisi, hukum-hukum, model-model
Interpretasi dan kesimpulan-kesimpulan, solusi-solusi
Inferensi
Implikasi dan Akibat yang timbul dari kesimpulan yang ditarik. Akibat yang
konsekuensi tersirat disebut Implikasi, sedangkan yang tersurat disebut
konsekuensi.

Elemen-elemen berpikir/pemikiran tersebut membentuk hubungan logis yang


bermakna. Artinya, sebuah pemahaman yang utuh dan berguna akan diperoleh.
Pertanyaan yang timbul setelah mengetahui elemen-elemen tersebut adalah
“bagaimanakah kualitas yang seharusnya dimiliki oleh masing-masing elemen
sehingga pemikirannya dapat dinilai berkualitas?”

1.1.1.2 Standar berpikir

Adanya elemen-elemen berpikir/pemikiran kritis tidak selalu berarti


berpikir/ pemikiran kritisnya sudah berkualitas. Sejumlah kriteria kualitas perlu
dipenuhi oleh masing-masing elemen berpikir/pemikiran untuk bisa mencapai
kualitas yang ditetapkan. Kriteria ini disebut sebagai standar berpikir/pemikiran.
Standar kualitas ini meliputi kejelasan, keakuratan, ketepatan (kepresisian),
kesesuaian, kedalaman, keluasan, kelogisan, keadilan. Standar kualitas ini bekerja
secara sistematis, yaitu setiap elemen berpikir/pemikiran harus jelas, akurat, tepat
(presisi) dan sesuai. Setiap pemikiran perlu mendalam dan mencakup luasan yang
cukup untuk menjadi berguna, selain harus logis dalam hubungan antar elemen,
dalam interpretasi dan dalam menarik inferensi serta kesimpulan. Setiap
pemikiran juga perlu berkeadilan terhadap semua pemikiran yang ada (sudut
pandang, konsep dan interpretasi). Rangkuman ringkas arti dari masing-masing
standar kualitas ini adalah sebagai berikut.

5
Tabel 2. Standar intelektual yang diterapkan pada elemen-elemen pemikiran

Standar Keterangan
Kejelasan mudah ditangkap artinya.
Keakuratan Benar dan tepat
Kepresisian Mencapai rincian terkecil yang diperlukan
Kesesuaian Sesuai dengan pernyataan-pernyataan yang terlibat di setiap elemen
(relevansi) berpikir/pemikiran
Kedalaman Menyentuh masalah yang mendalam atau mendasar, bukan hanya
permukaan, sehingga mengatasi kompleksitas permasalahan.
Keluasan Mencakup/meliputi/menjelajahi sudut pandang lain yang
berkesesuaian.
Kelogisan Kombinasi pemikiran bersifat saling mendukung dan membentuk
hubungan yang masuk akal.
Keadilan Mempertimbangkan semua sudut pandang yang relevan dengan itikad
(fairness) yang baik; Tidak mengubah informasi untuk kepentingan subjektif;
Mempertimbangkan kepentingan bersama selain kepentingan pribadi.

Contoh kejelasan, keakuratan, kepresisian:


 Penyangga yang mampu menaha beban 1 ton runtuh karena mengalami kelebihan
beban (jelas, akurat tetapi tidak presisi)
 Penyangga yang mampu menaha beban 1 ton runtuh karena mengalami kelebihan
beban sebesar 100 kg (jelas, akurat, presisi)

Contoh kesesuaian (relevansi):


“Mahasiswa sering berpikir bahwa banyaknya jam belajar pada mata kuliah akan
meningkatkan nilai mata kuliah.” Banyaknya jam belajar tidak berarti
peningkatan kualitas belajar, padahal kualitas belajar lebih berperan dalam
penguasaan pengetahuan. Jadi pernyataan tersebut tidak sesuai/relevan karena
banyaknya jam belajar tidak berhubungan dengan nilai.
Contoh kedalaman:

Penerapan standar tersebut pada elemen-elemen berpikir/pemikiran diharapkan
membentuk moralitas pemikir yang baik bagi kehidupan peradaban. Pertanyaan
etis yang timbul adalah “karakter pemikir seperti apakah yang bisa diharapkan
dari mereka yang berpikir kritis?”
1.1.1.3 Nilai-nilai intelektual

6
Sasaran dari berpikir kritis adalah terbentuknya karakter tertentu yang
disebut sebagai karakter intelektual. Paul dan Elder (2002) mengusulkan nilai-
nilai intelektual yang terbentuk dan diharapkan melekat pada pribadi intelektual.
Nilai-nilai intelektual ini dirangkum sebagai berikut.
Tabel 3. Nilai-nilai intelektual yang terbentuk dari kebiasaan berpikir kritis.
Nilai intelektual Keterangan
Kerendahan hati Sadar akan terbatasnya pengetahuan seseorang, termasuk
kepekaannya terhadap keadaan di mana egosentrisme asli
seseorang cenderung berfungsi menipu diri sendiri; sensitivitas
terhadap bias, prasangka dan keterbatasan sudut pandang
seseorang. Nilai ini akan menangkal kesombongan intelektual.
Keberanian Berani menerima dan menyuarakan gagasan, kepercayaan atau
sudut pandang yang dibenarkan secara rasional, walaupun arahnya
berbeda dengan arah emosi kita, atau berbeda dengan pendapat
umum. Nilai ini akan menangkal kepengecutan intelektual.
Empati Kesadaran untuk mau menempatkan diri pada posisi orang lain
untuk bisa memahami dengan baik gagasannya, kepercayaannya
atau sudut pandangnya. Nilai ini menangkal kesempitan pikir.
Otonomi Memiliki kendali rasional terhadap keyakinan, nilai, dan
kesimpulan seseorang.
Integritas Mengakui perlunya setia pada pemikiran sendiri; konsisten dalam
standar intelektual yang berlaku; bertahan dengan standar bukti
dan pembuktiannya; taat saran; jujur dalam pengakuan terhadap
perbedaan dan ketidakkonsistenan dalam pemikiran dan tindakan
diri sendiri. Nilai ini menangkal kemunafikan intelektual.
Ketekunan Sadar akan perlunya menggunakan wawasan dan kebenaran
intelektual terlepas dari kesulitannya, hambatannya, dan
frustrasinya; ketaatan pada prinsip-prinsip rasional meskipun ada
penentang irasional dari orang lain; sadar akan perlunya berjuang
dengan kebingungan dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak pasti
selama periode waktu yang lama untuk mencapai pemahaman atau
wawasan yang lebih dalam. Nilai ini menangkal kemalasan
intelektual.
Keyakinan dalam Keyakinan bahwa, dalam jangka panjang, minat seseorang yang
Alasan lebih tinggi dan minat umat manusia pada umumnya akan dilayani
dengan sebaik-baiknya dengan memberikan permainan paling
bebas dengan alasan, dengan mendorong orang untuk sampai pada
kesimpulan mereka sendiri dengan mengembangkan kemampuan
rasional mereka sendiri; keyakinan bahwa, dengan dorongan dan
kultivasi yang tepat, orang dapat belajar berpikir untuk diri mereka
sendiri, untuk membentuk sudut pandang rasional, menarik
kesimpulan yang masuk akal, berpikir secara masuk akal dan logis,
membujuk satu sama lain dengan alasan dan menjadi orang-orang
yang masuk akal, meskipun ada hambatan mendalam pada

7
penduduk asli. karakter pikiran manusia dan dalam masyarakat
seperti yang kita kenal.
Keadilan pikir Memiliki kesadaran akan perlunya memperlakukan semua sudut
pandang yang sama, tanpa mengacu pada perasaan atau
kepentingan pribadi seseorang, atau perasaan atau kepentingan
pribadi dari teman, komunitas, atau bangsa; menyiratkan
kepatuhan terhadap standar intelektual tanpa merujuk pada
keuntungan diri sendiri atau keuntungan kelompok seseorang.

1.1.1.4 Metode analisis dan penilaian penerapan berpikir kritis

Analisis tata nalar artikel


Kegiatan ini bertujuan mendapatkan elemen-elemen pemikiran pada sebuah
artikel.
Template untuk Menganalisis Logika Artikel
Ambil sebuah artikel yang telah Anda ditugaskan untuk dibaca untuk kelas,
menyelesaikan "logika" dari itu menggunakan template di bawah ini. Templat ini
dapat dimodifikasi untuk menganalisis logika suatu bab dalam buku teks.
Logika "(nama artikel)"
1. Tujuan utama dari artikel ini Nyatakan maksud/tujuan penulis menulis artikel ini
adalah seakurat mungkin!
2. Pertanyaan kunci yang dituju Tunjukkan pertanyaan kunci/pokok di benak penulis
oleh penulis adalah ketika menuliskan artikel ini!
(Pertanyaan pokok yang
diajukan penulis adalah)
3. Informasi terpenting yang Tunjukkan fakta2, pengalaman2, data yang digunakan
diberikan oleh artikel ini oleh penulis untuk mendukung kesimpulannya!
adalah
4. Inferensi2/kesimpulan2 pada Temukan/dapatkan kesimpulan2 kunci yang diperoleh
artikel ini adalah penulis dan disajikan dalam artikel!
5. Konsep2 kunci yang Tunjukkan gagasan2 yang terpenting yang harus
diperlukan untuk memahami dipahami guna memahami pemikiran penulis!
di dalam artikel ini adalah;
Dengan konsep2 ini penulis
bermaksud
6. Asumsi2 utama yang Tunjukkan apa yang diyakini kebenarannya oleh penulis!
melandasi pemikiran penulis
adalah
7. Jika kita menganggap serius Apa konsekuensi yang mungkin terjadi jika orang
penalaran ini, implikasinya menganggap serius cara berpikir penulis?
adalah Konsekuensi apa yang mungkin terjadi jika orang
8. Jika kita tidak menganggap mengabaikan alasan penulis?
serius penalaran ini,
implikasinya adalah
9. Pokok2 utama dari sudut Apakah yang dilihat oleh penulis, dan bagaimana penulis
pandang artikel ini adalah melihatnya?

8
Penilaian pemikiran berdasarkan standar berpikir
Elemen
Pertanyaan uji kepatuhan pada standar berpikir ya tidak
Pemikiran
Tujuan
Apakah pernyataannya disuratkan/disiratkan dengan jelas?
Apakah bisa dibenarkan?
Pertanyaan Apakah dinyatakan dengan baik?
Apakah pertanyaannya jelas dan tidak bias?
Apakah ungkapan pertanyaan itu adil terhadap kompleksitas
masalahnya?
Apakah pertanyaan dan tujuannya berkesesuaian satu sama
lain?
Informasi Apakah penulis mengutip bukti yang relevan, pengalaman,
dan/atau informasi penting untuk masalah ini?
Apakah informasinya akurat?
Apakah penulis membahas kompleksitas masalahnya?
Konsep Apakah penulis mengklarifikasi konsep-konsep kunci ketika
diperlukan?
Apakah konsep yang digunakan dapat dibenarkan?
Asumsi Apakah penulis menunjukkan kepekaannya terhadap asumsi
yang digunakan? (Sejauh asumsi-asumsi itu mungkin
dipertanyakan?)
Apakah penulis menggunakan asumsi yang masih
dipertanyakan tanpa mengatasi masalah yang mungkin melekat
pada asumsi tersebut?
Inferensi & Apakah penulis mengembangkan serangkaian penalaran yang
Kesimpulan menjelaskan dengan baik bagaimana dia sampai pada
kesimpulan utamanya?
Sudut Apakah penulis menunjukkan kepekaan terhadap sudut
pandang pandang alternatif atau alur pemikiran yang relevan?
Apakah penulis mempertimbangkan dan menanggapi
keberatan yang dibingkai dari sudut pandang lain yang
relevan?
Implikasi Apakah penulis menunjukkan kepekaan terhadap implikasi dan
konsekuensi dari posisi yang dipilih?

9
Analisis dan penilaian riset

T
TEMUAN DAN PERTANYAAN UJI KEPATUHAN PADA Y
ELEMEN RISET D
STANDAR BERPIKIR A
K
Maksud, Tujuan,
Sasaran Apakah maksud, tujuan dan sasaran dinyatakan dengan jelas?
Apakah maksud, tujuan dan sasaran realistis dan signifikan?
Pertanyaan,
masalah atau Isu Apakah pertanyaan, masalah atau isu dinyatakan dengan jelas
dan presisi?
Apakah pertanyaan, masalah atau isu realistis dan signifikan?
Data,
Information, Apakah data, informasi, bukti sesuai dengan pertanyaan dan
Bukti maksud/tujuan/sasaran?
Apakah data, informasi, bukti jelas, akurat dan sesuai dengan
pertanyaan?
Information gathered must be sufficient to settle the question at
issue
Inferensi,
Interpretasi atau Apakah Inferensi, Interpretasi atau Kesimpulan dinyatakan
Kesimpulan dengan jelas, akurat dan sesuai dengan pertanyaan riset?
Apakah kesimpulan yang ditarik tidak keluar dari data?
Apakah kesimpulan konsisten dan mengakurkan perbedaan
dalam data?
Apakah kesimpulan sudah menjelaskan bagaimana pertanyaan
riset sudah dijawab/diselesaikan?
Sudut pandang
atau Kerangka Apakah semua sudut pandang/Kerangka acuan di dalam riset
Acuan telah teridentifikasi?
Apakah keberatan dari sudut pandang yang bersaing telah
diidentifikasi dan ditangani secara adil?
Asumpsi
Apakah talah mengidentifikasi dan menilai asumsi utama
dalam penelitian dengan jelas?
Apakah asumsi yang membentuk sudut pandang riset
dijelaskan?
Konsep dan
Gagasan Apakah konsep dalam riset jelas?
Apakah konsep dalam riset signifikan?
Implikasi dan +:
Konsekuensi -:
Apakah konsekuensi dan implikasi dinyatakan dengan jelas?
Apakah signifikansi dari konsekuensi dan implikasi dinyatakan
dengan jelas?

10
1.2 Membaca kritis
Membaca adalah kegiatan yang dilakukan oleh semua orang khususnya
akademisi. Keingintahuan adalah motivasi umum dari “membaca”. Adler dan
Van Doren (1972 mengatakan bahwa seseorang membaca untuk mendapatkan
pemahaman yang meningkat, sedangkan Anderson (2003) mengatakan bahwa
membaca adalah proses aktif yang melibatkan pembaca dan bacaa dalam rangka
membangun makna. Akademisi memiliki motivasi yang yang lebih luas dari pada
umumnya. Motivasi ini meliputi keinginan untuk menemukan, memahami dan
menyerap informasi, gagasan dan argumen. Motivasi ini menguat karena
akademisi berkeinginan untuk menjaga pengetahuan mereka agar tetap mutakhir
dan pekerjaan mereka yang melibatkan dokumen tertulis bisa berlangsung
(Fairbirn dan Fairbirn, 2001).
Membaca sebagai kegiatan keseharian orang-orang ternyata merupakan
masalah tersendiri di dunia akademik. Banyak akademisi, termasuk mahasiswa,
menyatakan masalah ini dengan ungkapan klasik “… terlalu banyak informasi
ilmiah yang harus diserap dan terlalu sedikit waktu untuk menyerapnya” atau
terlalu banyak tulisan yang harus dibaca dan sedikit waktu yang tersedia”.
Benarkah demikian? Realitanya bisa jadi benar, tetapi bisa jadi sebaliknya.
Perjalanan dunia akademik menunjukkan adanya tantangan tentang kemampuan
membaca pada mereka yang hidup di dunia akademik. Banyak mahasiswa
mengatakan bahwa jika saja saya dapat membaca lebih cepat, semuanya akan
lebih baik. Fairbirn dan Fairbirn (2001) menolak gagasan bahwa menjadi
pembaca yang baik hanyalah masalah mengembangkan keterampilan dan strategi.
Siswa yang ingin menjadi pembaca yang baik harus belajar untuk mendapatkan
informasi secara efisien dari apa yang mereka baca; mereka juga harus belajar
berinteraksi secara kreatif dan kritis dengannya. Mereka harus menjadi pembaca
yang disiplin - yang membentuk dan mempertahankan kebiasaan baik, dan
menggunakan waktu mereka dengan baik, menggunakan keterampilan dan strategi
yang mereka kembangkan.
Salah satu konsep membaca yang berkembang adalah “membaca kritis”.
Harris dan Hodges (1981) menyatakan bahwa membaca kritis adalah proses
membuat penilaian dalam membaca; mengevaluasi relevansi dan kecukupan apa
yang dibaca. Tindakan membaca di mana sikap mempertanyakan, analisis logis,
dan kesimpulan digunakan untuk menilai nilai dari apa yang dibaca sesuai dengan
standar yang ditetapkan; dan Penilaian validitas atau nilai dari apa yang dibaca,
berdasarkan kriteria standar yang dikembangkan melalui pengalaman
sebelumnya.“ Definisi ini secara langsung menunjukkan kesesuaian dengan
konsep berpikir kritis, oleh karena itu bisa dikatakan bahwa membaca kritis
adalah proses mendapatkan elemen-elemen pemikiran dan memahaminya, dan
selanjutnya melakukan penilaian berdasarkan standar berpikir.

11
Argumentasi atau tesis adalah inti dari bacaan argumentatif yang merupakan
jenis terbesar dari tulisan akademik. Argumentasi adalah gagasan penulis yang
membujuk pembacanya untuk menerima secara rasional. Argumentasi perlu
didukung oleh bukti-bukti yang kuat, oleh karena itu sebuah tulisan adalah
presentasi argumentasi dan bukti-bukti pendukungnya serta proses penalaran
pembuktiannya. Argumentasi dari esai ilmiah biasanya terletak di salah satu
kalimat di bagian awal tulisan, sedangkan artikel penelitian argumentasinya
terletak di kesimpulannya.
1.2.1 Prosedur dan strategi
Membaca adalah proses untuk mendapatkan informasi untuk memperbaiki
pemahaman. Informasi apa yang seharusnya diperoleh adalah elemen-elemen
pemikiran yang ada pada tulisan. Elemen pemikiran meliputi maksud dan tujuan,
pertanyaan, asumsi, sudut pandang, informasi, konsep/gagasan, interpretasi dan
inferensi, implikasi dan konsekuensi (lihat Tabel 1). Upaya memahami dan
menilai berlangsung pada masing-masing elemen ini dan hubungannya. Prosedur
yang dikembangkan untuk bisa membaca secara efisien adalah survei (survey),
pertanyakan (question), baca (read), ingat (recall) dan ulas (review). Prosedur ini
dapat disingkat menjadi SPBIU, sedangkan singkatan populernya dalam bahasa
Inggris adalah SQ3R. kegiatan dan maksud serta tujuan dari prosedur ini
ditunjukkan oleh tabel berikut.
Tabel 4. Prosedur membaca SQ3R
Kegiatan Keterangan
Survei Pada tahap awal ini, pembaca berupaya mendapatkan inti umum dari materi
yang akan dibaca dengan membaca cepat, memindai atau mendapatkan kata
penting/yang dicari (scanning), dan membaca teks secara sepintas (skimming).
Pertanyakan  Buatlah pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yg memandu anda dalam
membaca (apa yg ingin anda ketahui/cari)
 Bukan lagi sekedar menerima informasi tetapi menjadi mencari informasi.
Baca Mempertimbangkan secara hati-hati, kritis dan aktif terhadap arti yang
disampaikan oleh penulis dan liputannya.
Ingat  Mengingat hal-hal penting (apa yg dicari) dengan mencatatnya.
 Ingatan yg terus menerus menjadikan anda tetap berpusat pada hal utama yg
anda perlukan (cari) sehingga memberikan kesempatan untuk memikirkan
dan mengasimilasi apa yg anda baca.
 Gunakan kata/kalimat anda sendiri ketika membuat catatan.
Ulas  Meninjau materi yang anda tulis dalam catatan. Pertanyaan yang sebaiknya
diajukan kepada diri sendir antara lain
 Apakah saya sudah memahami prinsip utama dr argumen?
 Apakah saya sudah mengidentifikasi semua poin utamanya?
 Apakah ada celah?
 Tinjau kembali teks untuk memastikan dan mengklarifikasi.

Strategi membaca dan tekniknya telah dikembangkan. Strategi dan teknik-


teknik ini ditunjukkan oleh tabel berikut ini.

12
Tabel 5. Strategi dan teknik membaca
STRATEGI & KETERANGAN
TEKNIK
membaca sepintas Melihat teks dengan cepat untuk Melihat beberapa atau semua fitur teks
(skimming) melakukan satu atau lebih hal berikut berikut:
ini:  Judul,
 Identifikasi apa isi teks tersebut  Judul bagian,
(topiknya)  Ringkasan atau abstrak,
 Identifikasi ide utama teks  Paragraf pertama dan terakhir,
 Putuskan seberapa bermanfaat teks  Kalimat pertama dan terakhir dari
untuk tujuan Anda paragraf intervensi,
 Putuskan bagaimana Anda akan  Kalimat topik dalam setiap paragrap.
menggunakan teks Saat Anda melakukan pratinjau sebuah
buku untuk memutuskan seberapa
berguna buku itu untuk tujuan Anda,
lihatlah satu atau lebih hal berikut ini:
 Informasi tentang penulis dan / atau
detail publikasi
 Halaman isi
 Kata Pengantar dan/atau Pendahuluan
 Indeks
Menebak Menebak informasi seperti apa yang terkandung dlm teks tersebut dan seberapa
(predicting) besar manfaatnya dng menggunakan apa yang sudah Anda ketahui, apa yang
ingin Anda pelajari, dan apa yang telah Anda pelajari dari pratinjau.
Brainstorming pengetahuan yg anda miliki membantu Anda memahami teks.
Memindai Pemindaian melibatkan menemukan kata-kata (atau simbol lain, seperti gambar)
(scanning) yang sangat penting bagi Anda. Saat Anda memindai, Anda sudah tahu bentuk
kata atau simbol yang Anda cari. Saat Anda memindai, Anda biasanya fokus
hanya pada sebagian kecil teks saja.
Mencari (search Membaca dengan cepat guna menemukan ide yang sangat penting bagi Anda. Ini
reading) berbeda dari pemindaian, karena Anda tidak tahu kata-kata persis yang Anda cari
sebelumnya dan tidak dapat membuat kecocokan langsung.
Mengidentifikasi Memahami pokok/hal utama yg disampaikan penulis. Hal ini bisa jadi mudah
ide utama (tertangkap dng skimming), tapi bisa juga perlu membaca tulisan secara cermat.
Membaca dng Membaca secara cermat sehingga memahami setiap kata dan kalimat di dalam
cermat tulisan atau bagian pentingnya.
Menyimpulkan  Memperoleh arti dari tulisan yang tidak dinyatakan secara eksplisit oleh
(inferring) penulis.
 Kadangkala penulis mengharapkan anda mengisi celah yang ada dalam tulisan
untuk menjadikannya masuk akal
 Kadangkala anda berharap memperoleh alasan dari penulis menuliskan tulisan
itu (maksud/sikap penulis)
Kata asing  Ketika Anda menemukan kata yang tidak Anda mengerti dalam sebuah teks,
Anda harus memutuskan terlebih dahulu apakah benar-benar perlu untuk
memahami kata tersebut.
 Mungkin Anda bisa cukup memahami teks tanpa memahami kata, sehingga
Anda bisa mengabaikannya. Konteks di mana kata itu berada memungkinkan
pula bagi anda untuk menebak arti kata itu dengan cukup baik untuk
melanjutkan membaca.
 Jika tidak satu pun dari ini berlaku, Anda mungkin harus mencari kata dalam
kamus.

13
Kebutuhan untuk membaca lebih kritis lagi seringkali muncul. Kebutuhan
ini dapat dipenuhi dengan mempertanyakan lebih lanjut kandungan dari tulisan.
Pertanyaan-pertanyaan ini ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 5. Pertanyaan lanjutan yang meningkatkan kekritisan dalam membaca


Pertanyaan Induk Pertanyaan Turunan
Mengapa materi Apa tujuannya? Apakah niatnya: memberi informasi, membujuk,
tersebut ditulis? membandingkan, menggambarkan, menghibur ataukah memacu anda
untuk bertindak?
Siapakah penulisnya? Syarat apakah yg dipenuhi oleh penulis untuk menulis tentang subjek?
Mengapa penulis menulis ini? Bagaimana saya bisa mengetahui lebih
banyak tentang penulis in: di depan buku, di akhir artikel jurnal, di
internet, dr profesor saya, di dalam perpustakaan?
Mungkinkah Apakah penulis termasuk dalam kelompok yang dapat memengaruhi
penulisnya sudut pandangnya? Apakah penulis mendapatkan sesuatu jika saya
berprasangka (bias)? mengambil apa yang telah ditulisnya sebagai fakta? Apakah penulis
menyajikan kedua sisi masalah? Apakah penulis menghilangkan
informasi yang tidak mendukung sudut pandangnya?
Siapakah audien yg Bagaimana tanggapan audiens terhadap materi tersebut? Bagaimana
dituju? tanggapan audiens yang berbeda?
Bagaimanakah sikap Apakah penulis menyatakan emosi? Apakah penulis tampak simpatik
penulis? atau tidak simpatik terhadap subjek?
Kapan ditulis? Apakah informasinya terkini? Atau ketinggalan jaman? Jika artikel itu
ditulis baru-baru ini, apakah itu dilandasi oleh fakta saat ini? Sumber
apa yang diberikan untuk "fakta"? Apa yang terjadi pada saat artikel itu
ditulis yang mungkin mempengaruhi penulis?
Apakah informasinya Fakta dapat diverifikasi; pendapat didasarkan pada evaluasi pribadi.
fakta ataukah opini? Pembaca yang kritis harus dapat membedakan antara fakta dan
pendapat.
Dimanakah informasi Siapa yang menerbitkannya? Apa reputasi surat kabar, majalah, jurnal,
dipublikasikan? atau penerbit? Apakah materi biasanya diteliti dengan baik?
Bahasa apa yang Penulis tentu memilih kata2 utk tulisannya dng cermat dan pembaca
digunakan penulis? perlu memperhatikan kata2 ini. Apakah ada kata yang berkonotasi
emosi? (Misalnya, seorang penulis yang ingin menekankan patriotisme
mungkin dengan sengaja menggunakan kata-kata seperti "kebebasan,"
kebebasan, "dan" demokrasi. ") Apakah ada kata yang mencoba
membujuk Anda? Apakah kata-katanya mencoba melukis gambar
tertentu? Bagaimana perasaan Anda saat membaca?
Apakah penulis Harus diakui, ini sepertinya pertanyaan yang sulit dijawab; namun,
menghilangkan penting untuk bertanya. Anda mungkin perlu membaca materi lain
sesuatu? tentang masalah ini untuk menemukan jawabannya. Tetapi jawaban
untuk pertanyaan ini adalah inti dari bacaan kritis. Jika materi tersebut
mencoba meyakinkan Anda tentang sesuatu, penting untuk mengetahui
apa yang mungkin dihilangkan atau ditekan.
Apakah materi Apakah penulis memberikan fakta untuk mendukung pernyataan
beralasan dan logis? umum? Jika penulis menyatakan pendapat, apakah itu didukung oleh
fakta? Apakah urutan ide itu logis? Apakah bahannya tertata dengan
baik? Apakah kesimpulan penulis secara logis mengikuti dari informasi
yang diberikan? Adakah detail atau fakta yang tidak relevan? Apakah
ada ketidakkonsistenan?
Apa yang Anda bawa Apakah Anda memiliki latar belakang pengetahuan yang dapat
ke bacaan? membantu Anda membaca subjek ini dengan lebih kritis? Apakah

14
Anda memiliki pendapat yang mungkin menyulitkan Anda untuk
membaca materi ini secara kritis? Apakah Anda setuju atau tidak setuju
dengan apa yang dikatakan penulis?

Pustaka:
Adler, MJ dan Van Doren, C (1972). How To Read A Book
Anderson (2003
Fairbirn, GJ dan Fairbirn, SA 2001, Reading At University_A Guide for Students

15

Anda mungkin juga menyukai