Anda di halaman 1dari 28

RACUN

BAKTERIA
KELOMPOK 9 :
CUT DARA ATIKA
HANUM KHAIRANI
NANDA DIANA
TIKA WIDIAWATI SIMAMORA
Racun

Racun adalah zat yang menyebabkan luka, sakit, dan


kematian organisme, biasanya dengan reaksi kimia
atau aktivitas lainnya dalam skala molekul

Keracunan merupakan salah satu penyakit yang


disebabkan oleh bahan organic ataupun bahan
anorganik yang masuk ke dalam tubuh sehingga
menyebabkan tidak normalnya mekanisme di dalam
tubuh.

Bapak toksikologi, Paracelcus, menyatakan bahwa :


“ segala sesuatu adalah racun dan tidak ada yang
tanpa racun. Hanya dosis yang membuat sesuatu
menjad bukan racun (Dosis sola facit venenum)
Bakteri

Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria),


adalah kelompok raksasa dari organisme hidup

Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan


kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan
struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti
sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti
mitokondria dan kloroplas.
Bakteri

 Bakteri tersebar (berada di mana-mana) di tanah,


air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain.
 Banyak patogen merupakan bakteri.
 Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya
berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat
menjangkau 0,3 mm dalam diameter
(Thiomargarita).
 Bakteri umumnya memiliki dinding sel, seperti
sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi
sangat berbeda (peptidoglikan).
 Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang
berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok
lain.

Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok


yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada
perbedaan struktur dinging sel.
Bakteri

Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri


atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam
teichoic.

Bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar,


lipopolisakarida - terdiri atas membran dan lapisan
peptidoglikan yang tipis terletak pada periplasma (di
antara lapisan luar dan membran sitoplasmik).
Struktur tubuh bakteri

 Bakteri merupakan organisme mikroskopis rata-


rata berdiameter 1,25 mikrometer (μm).
(mikrometer = 1/1000000 meter).
 Bakteri yang terkecil adalah Dialister
pneumosintes dengan panjang tubuh 0,15 – 0,30
μm, sedangkan bakteri terbesar adalah Spirillum
voluntans, panjang tubuh 13 – 15 μm.

 Ukuran bakteri adalah mikroskopis artinya dapat


dilihat dengan menggunakan mikroskop.
 Bakteri aktif bergerak pada kondisi lembab.
 Pada keadaan kekurangan air, bakteri akan tidak
aktif bahkan dapat menyebabkan kematian.
Struktur tubuh bakteri

Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga


golongan besar, yaitu:
 Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti
bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
1. Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
2. Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
3. Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk
bujursangkar
4. Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
5. Staphylococcus, jika bergerombol
6. Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
Struktur tubuh bakteri

 Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk


batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
a. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
b. Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
Struktur tubuh bakteri

 Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan


mempunyai variasi sebagai berikut:
a. Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah
lingkaran
b. Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Racun Bakteri
Beberapa bakteri patogen yang dapat mengakibatkan keracunan antara
lain :
1. Bacillus cereus

Merupakan bakteri yang berbentuk batang, tergolong


bakteri gram positif, bersifat aerobik, dan dapat
membentuk endospora.

Keracunan akan timbul jika seseorang menelan bakteri


atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi
dan menghasilkan toksin di dalam usus, atau seseorang
mengkonsumsi pangan yang telah mengandung toksin
tersebut.
Gejalanya :
 Bila seseorang mengalami keracunan yang disebabkan
oleh toksin penyebab diare, maka gejala yang timbul
berhubungan dengan saluran pencernaan bagian
bawah berupa mual, nyeri perut seperti kram, diare
berair, yang terjadi 8-16 jam setelah mengkonsumsi
pangan.

 Bila seseorang mengalami keracunan yang disebabkan


oleh toksin penyebab muntah, gejala yang timbul akan
bersifat lebih parah dan akut serta berhubungan
dengan saluran pencernaan bagian atas, berupa mual
dan muntah yang dimulai 1-6 jam setelah
mengkonsumsi pangan yang tercemar.

 Bakteri penghasil toksin penyebab muntah bias


mencemari pangan berbahan beras, kentang tumbuk,
pangan yang mengandung pati, dan tunas sayuran.

 Bakteri penghasil toksin penyebab diare bias


mencemari sayuran dan daging.
Pencegahan :

Tindakan pengendalian khusus bagi rumah tangga atau


penjual makanan terkait bakteri ini yaitu :
Pengendalian suhu yang efektif untuk mencegah
pertunasan dan pertumbuhan spora.

Bila tidak tersedia lemari pendingin, disarankan untuk


memasak pangan dalam jumlah yang sesuai untuk segera
dikonsumsi.
2. Clostridium botulinum

Merupakan bakteri Gram-positif yang dapat membentuk


spora tahan panas, bersifat anaerobik, dan tidak tahan
asam tinggi.

Toksin yang dihasilkan dinamakan botulinum, bersifat


meracuni saraf (neurotoksik) yang dapat menyebabkan
paralisis. Bersifat termolabil.
Gejalanya :

 Berupa mual, muntah, pening, sakit kepala,


pandangan berganda, tenggorokan dan hidung terasa
kering, nyeri perut, letih, lemah otot, paralisis, dan
pada beberapa kasus dapat menimbulkan kematian.

 Gejala dapat timbul 12-36 jam setelah toksin tertelan.

 Masa sakit dapat berlangsung selama 2 jam sampai 14


hari.
Pencegahan :

Tidak ada penanganan spesifik untuk keracunan ini,


kecuali mengganti cairan tubuh yang hilang.

Bakteri ini dapat mencemari produk pangan dalam kaleng


yang berkadar asam rendah, ikan asap, kentang matang
yang kurang baik penyimpanannya, pie beku, telur ikan
fermentasi, seafood, dan madu.

 Tindakan pengendalian khusus bagi industri terkait


bakteri ini adalah penerapan sterilisasi panas dan dan
penggunaan nitrit pada daging yang dipasteurisasi.

 Bagi rumah tangga atau pusat penjualan makanan


antara lain dengan memasak pangan kaleng dengan
seksama (rebus dan aduk selama 15 menit), simpan
pangan dalam lemari pendingin terutama untuk
pangan yang dikemas hampa udara dan pangan segar
atau yang diasap.
3. Staphylococcus aureus

 Merupakan bakteri yang paling banyak menyebabkan


keracunan pangan.

 Merupakan bakteri yang:


o Berbentuk kokus/bulat
o Tergolong dalam bakteri Gram-positif
o Bersifat aerobik fakultatif
o Tidak membentuk spora

 Toksin yang dihasilkan bersifat tahan panas sehingga


tidak mudah rusak pada suhu memasak normal.
 Bakteri dapat mati, tetapi toksin tetap tertinggal.
Gejalanya :

 Dapat terjadi dalam jangka waktu 4-6 jam, berupa :


Mual
o Muntah (lebih dari 24 jam)
o Hilangnya nafsu makan
o Kram perut hebat
o Distensi abdominal
o Demam ringan

 Pada beberapa kasus yang berat dapat timbul sakit


kepala, kram otot, dan perubahan tekanan darah
Pencegahan/penanganan :

 Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat


muntah atau diare

 Pengobatan antidiare biasanya tidak diperlukan

 Untuk menghindari dehidrasi pada korban, berikan air


minum dan larutan elektrolit yang banyak dijual
sebagai minuman elektrolit dalam kemasan.

 Untuk penangan lebih lanjut, hubungi puskesmas atau


rumah sakit terdekat.
Beberapa bakteri patogen yang dapat menginfeksi tubuh melalui
pangan sehingga menimbulkan sakit antara lain :
1. Salmonella

 Merupakan bakteri Gram-negatif, bersifat anaerob


fakultatif, motil dan tidak menghasilkan spora.

 Salmonella terdapat pada bahan pangan mentah,


seperti telur dan daging ayam mentah serta akan
bereproduksi bila proses pemasakan tidak sempurna.

 Sakit yang di akibatkan oleh bakteri Salmonella


dinamakan salmonellosis

 Cara penularan yang utama adalah dengan menelan


bakteri dalam pangan yang berasal dari pangan
hewani yang terinfeksi.

 Penularan dari satu orang ke orang lain juga dapat


terjadi selama infeksi.
Gejalanya :

 Gejala yang terjadi adalah:


o Diare
o Kram perut, dan
o Demam yang timbul 8-72 jam setelah mengkonsusmsi
pangan yang tercemar
o Menggigil
o Sakit kepala
o Mual, dan
o Muntah

 Gejala dapat berlangsung selama lebih dari 7 hari.

 Banyak orang yang dapat pulih tanpa pengobatan,


tetapi infeksi salmonella ini juga dapat
membahayakan jiwa terutama pada anak-anak, orang
lanjut usia, serta orang yang mengalami gangguan
system kekebalan tubuh.
Penanganan :

 Untuk pertolongan dapat diberikan cairan untuk


menggantikan cairan untuk menggantikan cairan
tubuh yang hilang.

 Segera bawa korban ke puskesmas atau rumah sakit


terdekat.
2. Clostridium perfringens

 Merupakan bakteri Gram-positif yang dapat


membentuk endospora serta bersifat anaerobik.

 Bakteri ini terdapat di tanah, usus manusia dan


hewan, daging mentah, unggas dan bahan pangan
kering.

 Dapat menghasilkan enterotoksin yang tidak


dihasilkan pada makanan sebelum dikonsumsi, tetapi
dihasilkan oleh bakteri di dalam usus.
Gejalanya :

 Gejala dapat terjadi sekitar 8-24 jam setelah


mengkonsumsi panagan yang tercemar bentuk
vegetatif bakteri dalam jumlah besar.

 Gejala yang timbul berupa :


o Nyeri perut
o Diare
o Mual, dan
o Jarang disertai muntah

 Gejala dapat berlanjut selama 12-48 jam, tetapi pada


kasus yang lebih berat dapat berlangsung selama 1-2
minggu (terutama pada anak-anak dan orang usia
lanjut)
Penanganan :

 Tidak ada penangan yang spesifik, kecuali mengganti


cairan tubuh yang hilang.

 Tindakan pengendalian khusus terkait keracunan


pangan akibat bakteri ini bagi rumah tangga atau
pusat penjual makanan antara lain dengan dengan
melakukan pendinginan dan penyimpanan dingin
produk pangan matang yang cukup dan pemanasan
ulang yang benar dari masakan yang disimpan
sebelum dikonsumsi.
3. Escherichia coli

 E.coli merupakan mikroflora normal pada usus hewan


berdarah panas.
 Tergolong bakteri Gram-negatif, berbentuk batang,
tidak membentuk spora, kebanyakan bersifat motil
(dapat bergerak) menggunakan flagella, ada yang
mempunyai kapsul, dapat menghasilkan gas dari
glukosa, dan dapat memfermentasi laktosa.

 Escherichia coli 0157:H7 merupakan tipe EHEC yang


terpenting dan berbahaya bagi kesehatan.
 E.coli dapat masuk ke dalam tubuh manusia terutama
melalui konsumsi pangan yang tercemar, misalnya
daging mentah, daging yang dimasak setengah
matang, susu mentah, dan cemaran fekal pada air dan
pangan.
Gejalanya :

 Kram perut
 Diare (pada beberapa kasus dapat timbul diare
berdarah)
 Demam
 Mual
 Muntah
 Masa inkubasi berkisar 3-8 hari, sedangkan pada kasus
sedang berkisar antara 3-4 hari
Pencegahan :

 Jaga kebersihan dapur dan diri ketika mengolah


makanan
 Hindari kontaminasi silang saat mengolah makanan
dan memasak makanan, misalnya tidak menggunakan
pisau dan talenan untuk daging dan sayuran secara
bergantian.
 Pastikan semua makanan yang dikonsumsi matang
dengan sempurna.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai