Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI

SISTEM HEPATOBILIER

BLOK DIGESTIVE I

Nama : Baiq Inggit Citasari

NIM : 018.06.0086

Kelas :A

Modul : Digestive I

Dosen : dr. Rizki Mulianti, S.Ked.

LABORATORIUM TERPADU 1

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh merupakan kesatuan dari bermacam-macam jaringan yang mempunyai
sifat, bentuk, ukuran dan tujuan yang sama yaitu mendukung berlangsungnya
aktifitas dari sistem organ tubuh.  Sistem-sistem dalam tubuh yang saling
berkoordinasi akan mampu mempertahankan keseimbangan dalam tubuh
(homeostasis) (Rutland, 1976).
Menurut Junquiera 1980, cabang ilmu biologi yang secara spesifik mempelajari
tentang struktur jaringan secara mendetail dengan menggunakan bantuan
mikroskop adalah histologi. Sekumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi
yang sama sehingga membentuk suatu kesatuan struktural dan fungsional yang
disebut jaringan. Jaringan akan bergabung membentuk suatu organ dan organ pun
akan membentuk satu kesatuan yang disebut sistem organ .
Histologi adalah bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang sruktur jaringan
secara mendetail dengan menggunakan mikroskopis. Jaringan adalahsekumpulan
sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama sehingga membentuk suatu
kesatuan struktural dan fungsional yang nantinya akan membentuk suatu organ
(Junguira dan Jose Carneiro, 1980).
Sekumpulan organ yang saling berkoordinasi untuk melaksanakan proses
pencernaan sehingga tubuh dapat memperoleh energi dari proses metabolisme.
Sistem perncernaan pada manusia dimulai dari mulut hingga tempat pembuangan
feses yaitu anus. Sistem pencernaan memiliki serangkaian organ berbentuk buluh
dengan kelenjarnya yang melaksanakan fungsi untuk memecah makanan yang
masuk menjadi unit-unit kecil, agar dapat diserap jaringan untuk mempertahankan
kehidupan organisme. Sistem percernaan jika dilihat dari histologinya dimulai
dari lumen sampai ke permukaan terdiri atas tunika mukosa (lapisan lendir),
dengan bagiannya epitel, lamina propia, dan muskularis mukosa. Lapisan kedua
yaitu tunika submucosa, dan yang ketiga yaitu tunika muskularis (lapisan otot)
dengan bagiannya sirkuler (melingkar) dan longitudinal (memanjang), lapisan
terakhir yaitu tunika adventitia (tunika serosa). Bagian pencernaan pada
umumnya mengandung kelenjar yangmemiliki getah berlendir. Lendir itu
mengandung enzim untuk mencerna makanan secara kimia. Kelenjar itu ada yang
berada dalam tunika mukosa, ada pula dalam tunika submukosa (Campbell,
2002).
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan, di
mulaidari mulut, esofagus, ventrikel, intertenum tenue, intestenum crossum,
rektum, dan anus serta kelenjar-kelenjar yang terkait seperti kelenjer liur, hati,
dan pankreas. Fungsinya adalah untuk mendapatkan metabolit-metabolit dari
makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk memenuhi kbutuhan
energi tubuh. Molekul-molekul makanan seperti protein, lemak, karbohidrat
kompleks, dan asam nukleat diuraikan menjadi molekul-molekul kecil yang
mudah diserap melalui dinding saluran cerna. Air vitamin, mineral juga diserap
dari makanan hasil pencernaan. Selain itu, lapisan dari saluran cerna merupakan
batas dari pertahana antara isi lumen saluran cerna dengan lingkunga internal
tubuh (Tambayong, 1995).
Keseluruhan saluran cerna memliki ciri struktural umum tertentu. Saluran cerna
adalah tabung berongga, terdiri atas lumen dengan garis tengah bervariasi, yang
dikelilingi oleh dinding dengan empat lapisan utama, yaitu mukosa, submukosa,
muskularis eksterna, dan serosa (Tambayong, 1995).
Sebagai salah satu kelenjar pencernaan, pankreas memiliki peranan yang cukup
besar terhadap pengaturan di dalam tubuh. Pankreas merupakan kelenjar eksokrin
sekaligus  endokrin. Sebagai kelenjar endokrin, pankreas berfungsi untuk
menghasilkan hormon seperti insulin dan glukagon dan sebagai kelenjar
eksokrin,pankreas  berfungsi untuk menghasilkan getah pankreas yang
mengandung enzim pencernaan yang nantinya akan disekresikan ke usus halus.
Pankras berfungsi mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran
glukagon, yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat
pelepasan dari hati. Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan
insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama
otot. Insulin juga merangsang hati untuk merubah glukosa menjadi glikogen dan
menyimpananya  di dalam  sel-selnya.
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat kurang
lebih 1,5 kg (Junqueira dkk., 2007). Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak
di bawah kerangka iga (Sloane, 2004). Sel–sel yang terdapat di hati antara lain:
hepatosit, sel endotel, dan sel makrofag yang disebut sebagai sel kuppfer, dan sel
ito (sel penimbun lemak). Sel hepatosit berderet secara radier dalam lobulus hati
dan membentuk lapisan sebesar 1-2 sel serupa dengan susunan bata. Lempeng sel
ini mengarah dari tepian lobulus ke pusatnya dan beranastomosis secara bebas
membentuk struktur seperti labirin dan busa. Celah diantara lempeng-lempeng ini
mengandung kapiler yang disebut sinusoid hati (Junquiera et al., 2007).
Berdasarkan latar belakang di atas untuk mengetahui jaringan penyusun sistem
hepatobilier, maka diperlukan adanya praktikum dan pengamatan mengenai
histologi yang menyusun system hepatobilier melalui preparat permanen. Dengan
tujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai histologi pencernaan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
 Mikroskop cahaya
 Jangka
 Pensil warna
 Kertas gambar
2.1.2 Bahan
 Sediaan preparat :
a. Pankreas
b. Insula pancreatica
c. Hepar (lobulus hepatis, canalis portalis)
d. Liver (pig)
e. Vesica fellea

2.2 Cara Kerja


1. Siapkan mikroskop cahaya.
2. Siapkan masing-masing preparat yang akan diamatai dibawah mikroskop
sesuai caranya.
3. Amati bentuk, struktur, dan jenis jaringan.
4. Gambar hasil pengamatan.
5. Lengkapi gambar dengan keterangan yang jelas.
6. Buat pembahasan hasil pengamatan serta kesimpulannya.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

NO GAMBAR KETERANGAN
.

1. Pankreas :

1. Duktus
interkalatus
2. Kapiler
3. Sel sentroasiner
4. Asini sekretorik
5. Kapsul jaringan
ikat
2. Insula Pancreatica :

1. Duktus
interkalatus
2. Kapiler
3. Sel insula
pancreatica
4. Kapsul jaringan
ikat
5. Sel sentroasiner

3. Hepar (Lobulus
Hepatis, Canalis
Portalis) :

1. Vena sentralis
2. Arteri hepatika
3. Vena porta
4. Lempeng sel
hati
5. Sinusoid hati
4. Liver (pig) :

1. Vena sentralis
2. Sinusoid
3. Endotel
4. Vena porta
5. Lempeng sel
hati

5. Vesica Fellea :

1. Epitel selapis
silindris
2. Lamina propria
3. Divertikulum
atau kriptus
4. Serat otot polos
5. Jaringan ikat
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pankreas
Pankreas terletak pada rongga abdomen, memiliki permukaan yang
membentuk lobulasi, berwarna putih keabuan hingga kemerahan. Pankreas
merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan kuadran
kiri atas. Strukturnya lunak, berlobus dan terletak pada dinding posterior
abdomen di belakang peritoneum. Pankreas dapat dibagi dalam caput, collum,
corpus dan cauda.
Dalam keadaan segar berwarna merah pucat atau putih dengan simpai yang
tidak jelas. Diliputi oleh jaringan ikat yang jarang dan tipis dan membentuk
septa ke dalam sehingga membagi kelenjar dalam lobulus yang nyata.
Jaringan pankreas terdiri dari lobula sel sekretori yang tersusun mengitari
saluran halus.
Pankreas adalah kelenjar campuran eksokrin-endokrin yang menghasilkan
enzim pencernaan dan hormon.Sebagai kelenjar eksokrin pankreas membantu
dan berperan penting dalam sistem pencernaan dengan mensekresikan enzim-
enzim pankreas seperti amilase, lipase dan tripsin.
Sebagai kelenjar endokrin, pankreas dikenal dengan produksi hormon-
hormon insulin dan glukagon yang berperan dalam metabolisme glukosa.
Fungsi endokrin pankreas dilakukan oleh pulau-pulau Langerhans yang
tersebar di antara bagian eksokrin pankreas.[2]
Pankreas merupakan kelenjar yang penting dengan kedua fungsi eksokrin
dan endokrin dengan jaringan ikat fibrosa tipis yang membungkus jaringan
parenkimnya. Bagian eksokrin berbentuk seperti setandan buah anggur yang
terdiri atas sel asinar pankreas yang disebut asinar, sel ini mensintesis dan
menyekresikan enzim pencernaan ke dalam duodenum melalui sistem duktus.
Sel asinar pankreas tampak berbentuk piramid dengan apikal sitoplasma yang
mengandung granula zimogen dan nukleus yang menonjol yang terletak dekat
ke basolateral membran sel. Bagian endokrin dari pankreas membentuk
sekitar 1-2% dari total massa, dan  bagian ini terdiri dari pulau (pulau kecil)
pankreas yang disebut pulau langerhans yang tersebar yang mengandung
sekelompok sel pemproduksi hormon yang berbeda.
Bagian eksokrin pankreas menghasilkan enzim digestif, dibangun oleh sel
asinar kompleks yang strukturnya serupa dengan struktur kelenjar parotis.
Pada pankreas terdapat ciri khas yakni  terdapat pulau langerhans dan bagian
awal ductus interkalaris mempenetrasi lumen asinus. Sel sentrasinar kecil
yang terpulas pucat membentuk bagian intra-asinar di ductus interkalaris
bergabung membentuk ductur interlobular berukuran lebih besar yang dilapisi
epitel silindris.
Eksokrin pankreas mensekresi enzim dan proenzim sebagai berikut:
tripsinogen, kemotripsinogen yang memecah protein; lipase yang
menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak,  amilase, yang
menghidrolisis tepung dan karbohidrat lainnya, ribonuklease, dan
deoksiribonuklease.
Visualisasi pankreas tikus normal  menggunakan mikroskop nonlinear optikal
dan histologi konvensional. Pankreas tikus normal terdiri atas asinar eksokrin
dan pulau langerhans endokrin. RBC: red blood cell. Di bawah mikroskop
nonlinear optikal pankreas tikus normal ukuran 6 mm. Struktur berwarna
merah adalah kolagen, dan warna hijau untuk komponen fluorescent. Skala 30
mm. Di bawah mikroskop nonlinear optikal pankreas tikus normal ukuran 23
mm. Secara berturut-turut tanda bintang , ujung panah and tanda panah
menunjukkan nukleus, sel asinar, jaringan kolagen. Di bawah mikroskop
nonlinear optikal pankreas tikus normal ukuran 27 mm. Titik-titik
lingkaran  menunjukkan asinar pankreas. Asinar pankreas bisa terlihat dengan
pewarnaan Hematoksilin-eosin pewarnaan Masson’s
trichrome memperlihatkan sejumlah kecil serat kolagen tersebar di sekeliling
asinar pankreas tikus normal.
Sel asinar terwarnai jelas tersusun dalam lobulus dengan nukleus yang
mencolok. Sel pulau terlihat menempel dengan sel asinar dan dikelilingi
selaput halus.
Sel asinar dari asini memiliki bentuk piramid, dengan lumen yang sangat
kecil. Sel ini memiliki nukleus yang bulat, dengan nukleus berada di dasar
dengan tersebar dan terlihat jelas atau mencolok. Sebenarnya sel asinar
terlihat letak dasarnya dengan nukleus bulat yang relatif dengan nukleolus
yang besar.granula zymogen yang tebal tersebar di apikal sitoplasma, dasar
sitoplasma dipenuhi oleh lamela dari retikulum endoplasma kasar yang
tersebar dan mitokondria yang oval. Mitokondrianya memiliki matriks yang
tebal dan krista yang padat. Aparatus golgi biasanya terletak di dekat granula
zymogen.

3.2.2 Insula Pancreatica


Pulau langerhans adalah gumpalan massa sel endokrin yang terpulas pucat
dan terbenam dalam jaringan asinar eksokrin pankreas.
Ada lima tipe sel yang ditemukan di pulau Langerhans, masing-masing
memiliki kemampuan sekresi hormon yang berbeda-beda, yaitu:
1.        Sel alpha, yaitu sel yang menghasilkan hormon glukagon. Sel ini
merupakan sel terbanyak kedua yang ditemukan di pulau Langerhans setelah
sel beta (20%).
2.        Sel beta, yaitu sel yang meng hasil kan hormon insulin. Sel β terletak di
dalam pulau Langerhans dan memenuhi sekitar 80% dari volume pulau
Langerhans.
3.        Sel delta, sel ini menghasilkan somatostatin.
4.        Sel F, sel ini menghasilkan pancreatic polypeptide yangbelum
diketahui jelas fungsinya.
5.        Sel Gamma.
Pulau langerhans sebagian besar disusun oleh sel beta, sel alpha dan sel
delta dengan sedikit polipeptida pankreas (PP) dan sel epsilon. Di bagian
kepala pankreas kaya akan sel PP. Bagian yang kaya akan sel PP berpengaruh
untuk mengukur total massa pulau Langerhans.
Sel alfa dan sel beta memiliki nukleus yang bulat, besar, mencolok dan
bersifat basofil. Sitoplasmanya mengandung banyak granula sekresi dengan
bagian tengah agak tebal dikelilingi oleh bagian yang lebih jernih.
Mitokondria tersebar di seluruh sitoplasma, strukturnya halus dan terlihat
bulat atau plum filamen dengan matrik yang tebal. Badan golgi terlihat di
beberapa sel di antara granula β.[10]
Walaupun peran dari insulin (sekresi dari sel beta), glukagon (sekresi dari
sel alpha), dan somatostatin (sekresi dari sel delta) sangat penting dalam
homeostasis glukosa, fungsi tepat dari sel PP di pankreas masih belum
diketahui. Pada manusia, efek sel PP adalah mencegah kontraksi kandung
empedu dan enzim pankreas. Pada hewan, diperkirakan berpengaruh pada
jumlah makanan yang dimakan, metabolisme energi, dan ekspresi ghrelin
lambung dan peptida hipotalamus.
Pulau langerhans yang normal ditembus oleh sebuah jaringan kapiler dan
diselubungi oleh kolagen tipis dan helaian glial yang memisahkan sel
endokrin dari komponen eksokrin. Tetapi, tidak ada pola yang sama untuk
setiap pulau di bawah mikroskop, hal ini disebabkan populasi pulau yang
jarang.
Pulau langerhans tampak sebagai kelompok sel berbentuk bulat, pucat,
dikelilingi simpai halus, tidak memiliki saluran, dengan banyak pembuluh
darah untuk penyaluran hormon kelenjar pankreas. Simpai serat-serat retikulin
halus mengelilingi setiap pulau langerhans dan memisahkannya dari eksokrin
pankreas yang berdekatan. Sel-sel parenkim dan pembuluh darah di inervasi
oleh serat saraf autonom. Kebanyakan pulau langerhans bergaris tengah 100-
200 μm. Pulau langerhans merupakan kumpulan sel ovoid 76x 1/5 μm yang
tersebar di seluruh pankreas. Semua sel dalam pulau berbentuk poligonal tak
teratur, dengan inti bundar di tengah, mitokondria kecil berbentuk batang dan
aparatus golgi.

3.2.3 Lobulus Hepatis


Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh yang tersusun atas tiga
jaringan penting yaitu sel-sel parenkim hati, susunan pembuluh darah, dan
susunan darah empedu. Ketiga jaringan ini saling berhubungan erat sehingga
kerusakan satu jenis jaringan dapat mengakibatkan.kerusakan jaringan lainnya.

Secara histologik, hati terdiri dari lobulus-lobulus. Lobulus hati adalah


unik fungsional dari hati yang berbentuk silindris dengan panjang beberapa
millimeter dan berdiameter 0,8 sampai 2 milirneter lobulus hati membentuk
massa polygonal primates, suatu prisma segilima atau segi enam dengan vena
sentralis sebagai pusat. Pada setiap sudut terdapat jaringan ikat yang
membentuk sudut segitiga"kiernan". Pada daerah segitiga"kiernan" terdapat
cabang-cabang Vena porta, arteri hepatik, dan duktus biliaris.

sel-sel hati atau hepatosit tersusun secara radier dalam lobulus hati
membentuk lempeng-lempeng lapisan ser. Lempengan L2 tersusun dari persfer
lobulus menuju kepusat lobulus di celah lempeng terdapat kapiler yang
dinamakan sinusoid hati.

Sinusoid merupakan pembuluh darah yang melebar, tidakteratur dan


hanya terdiri dari satu lapisan sel endotel yang tidak kontiyu. Selain sel-sel
endotel, sinusoid juga mengandung sel-sel fagosit yaqng disebut sel"kupffef.
Dibawah dinding sinusoid terdapat suatu ruangan yang sangat sempit yang di
sebut celah disse.
Di dalam sel hati terdapat 't atau 2 inti berbentuk bulat dan terdapat
organel-organel sel seperti retikulum endoplasma, mitokondria, golgi dan
benda-benda inklusi seperti lemak glikogen.

Secara garis besar fungsi hati dibagi menjadi 4 macam yaitu:

a. Fungsi vaskuler, jumlah aliran darah ke hati diperkirakan sebesar 120O-


1500 cc permenit Darah tersebut berasal dari vena porta sekitar 1200 cc dan
dari arteri hepatika sekitar 350 cc.
b. Fungsi pembentukan dan ekskresi empedu, kandung empedu menyimpang
dan mengeluarkan empedu ke dalam usus halus sesuai yang dibutuhkan.
Unsur utama empedu adalah air, elektrolit, garam empedu fosfolipid,
kolesterol dan pigmen empedu (terutama bilirubin terkonyugasi).
c. Fungsi metabotik, meliputi metabolisme karbohidrat dimana hati berperan
dalam proses glikogenesis. Metabolisme protein, hati berperan membentuk
protein plasma terutama albumin dan faktor pembekuan darah. Pada
metabolisme lemak hati berperan dalam merubah lemak netral yang berasal
dari darah menjadi lemak jaringan.
d. Fungsi pertahanan tubuh, hati merupakan organ tubuh yang melakukan
detoksikasi dari bahan-bahan obat dengan jalan konyugasi, reduksi,
metilase,oksidasi dan hindroksilasi. Disamping itu, fungsi pertahanan tubuh
dilakukan oleh sel-sel kuffer baik dengan fagositosis langsung maupun
dengan pernbentukan antibodi.

3.2.4 Liver (Pig)


Dari hasil praktikum didapatkan hasil histologi hepar terdiri dari cebtral
vein dan sinusoid. Berdasarkan literatur, hepar merupakan organ terbesar dari
tubuh. Hati terdiri dari dua lobus yaitu sentral vern dan portal vern. Hepar
tersusun atas lapisan submukosa yang terdiri dari jarngan ikat. Hepar
merupakan organ yang penting pada tubuh bagi tubuh yaitu berfungsi untuk
menetralisir racun (Campbell, 2002).
Hati (hepar) merupakan kelenjar tubuh yang paling besar, dan khas karena
memiliki multifungsi kompleks, misalnya eksresi (metabolit), sekresi
(empedu), penyimpanan (lipid,vitamin A dan B, gflikogen), sistesis
(fibrinogen, globulin, albumin, protombin), fagositosis (benda asing),
detoksikasi (obat yang larut dalam lipid), konjugasi (zat beracun, hormon
steroid), esterifikasi (asam lemak bebas menjadi trigliserida), metabolisme
(protein, hidrat arang, lemak, hemoglobin, obat), dan hemopoisis (pada
kehidupan embrionik dan secara potensial pada hewan dewasa). Dengan
memahasistruktur hati yang vital akan memudahkan dalam menginterpretasi
berbagai proses yang terjadi didalamnya (Dellmann, 1992).
Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua.
Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada cairan empedu.
Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin total akan meningkat.
Sebagian dari bilirubin total termetabolisme, dan bagian ini disebut sebagai
bilirubin langsung. Bila bilirubin langsung adalah rendah sementara bilirubin
total tinggi, hal ini menunjukkan kerusakan pada hati atau pada saluran cairan
empedu dalam hati. Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang memberi
warna pada kotoran (feses). Bila tingkatnya sangat tinggi, kulit dan mata dapat
menjadi kuning, yang mengakibatkan gejala ikterus. Albumin adalah protein
yang mengalir dalam darah. Albumin dibuat oleh hati dan dikeluarkan pada
darah (Bevelander, 1988).

3.2.5 Vesica Fellea


Vesica fellea merupakan kantung berbentuk labu yang melekat pada
bagian bawah lobulus kanan hati; ujung buntunya atau fundus menonjol di
bawah pinggir inferior hati.
Vesica fellea berukuran 10x4 cm. Dengan bagian-bagiannya yaitu: corpus,
fundus, dan collum yang meneruskan sebagai duktus cysticus. Cairan empedu
yang dihasilkan oleh hepar berasal dari ducti biliferi akan berkumpul dalam
ductus hepaticus communis yang melanjutkan menjadi ductus cysticus yang
bermuara dalam vesica fellea. Cairan empedu yang dibutuhkan untnuk
pencernaan akan disalurkan melalui ductus choledochus dan bermuara dalam
duodenum.
Dinding Vesica Fellea :
1.TunicaMucosa
Bagian dinding ini mudah mengalami kerusakan post mortem, maka
pembuatan sediaan vesica fellea sangat sulit. Tunica mucosa melipat-lipat
membentuk rugae pada permukaan. Pada liatan yang besar akan terdapat
lipatan-lipatan yang lebih kecil. Lipatan-lipatan tersebut akan mendatar
apabilavesicafelleaberisipenuh.
· Epitel
Terdiri atas selapis sel silindris tanpa sel piala. Sel-selnya mempunyai inti
oval dengan bbutir-butir kromatin halus. Inti terdapat di bagian basal sel. Pada
permukaan sel terdapat banyak microvilli.
· Lamina Propria
Sebagai jaringan pengikat di bawah pitel. Tidak diketemukan kelenjar
kecuali pada collum yang berbentuk tubulo alveolardengan sel-sel yang
berbentuk kuboid jernih, dengan inti gelap terdesak ke basal. Kelenjar ini
menghasilkan mucus
2. Tunica Muscularis
Terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler,
longitudinal dan menyerong dengan disertai serabut-serabut elastis.
3. Tunica Perimuscularis
Merupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh vesica
fellea dan melanjutkan diri kedalam jaringn interlobular hepar. Di dalamnya
banyak mengandung serabut-serabut elastis dengan beberapa fibroblast, sel
lemak, sel limfoid, pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut-serabut
saraf.
4. Tunica Serosa
Bagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar
dibungkus oleh peritoneum yang melanjutkan diri membungkus hepar.
Peritoneum yang menutupi vesica fellea merupakan tunica serosa.
Vesicsa fellea pada collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus.
Pada permukaan dalamnya terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula
spiralis heister yang disebabkan karena penebalan sebagian dari tunica
mucularis luarnya.
a. Vesica fellea dipergunakan untuk menampung dan menyimpanempedu
yang dihasilkan oleh hepar terutama pada waktu pencernaan lemak. Cairan
empedu disalurkan dari vesica felleamelalui ductus cholodochus ke dalam
duodenum. Hal ini disebabkan kontraksi otot-otot vesica fellea yang
dipengaruhi oleh hormon cholecystokinin yang ikeluarkan oleh tunica mucosa
usus dibawa melalui darah ke otot-otot vesica fellea.
b. Terdapat pengangkutan aktif ion Na ke dalam celah-elah iantara sel epitel
vesica fellea yagn diikuti transpor air dari cairan empedu ke dalam celah
interseluler. Akibatnya cairan empedu akan lebih pekat.
c. Sekresi mukus oleh kelenjar-kelenmjar yang terdapat dalm collum.
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwapankreas


merupakan kelenjar yang penting dengan kedua fungsi eksokrin dan endokrin dengan
jaringan ikat fibrosa tipis yang membungkus jaringan parenkimnya. Sedangkan pulau
langerhans adalah gumpalan massa sel endokrin yang terpulas pucat dan terbenam
dalam jaringan asinar eksokrin pankreas. Pulau langerhans sebagian besar disusun
oleh sel beta, sel alpha dan sel delta dengan sedikit polipeptida pankreas (PP) dan sel
epsilon. Di bagian kepala pankreas kaya akan sel PP. Bagian yang kaya akan sel PP
berpengaruh untuk mengukur total massa pulau Langerhans.

Secara histologik, hati terdiri dari lobulus-lobulus. Lobulus hati adalah unik
fungsional dari hati yang berbentuk silindris dengan panjang beberapa millimeter dan
berdiameter 0,8 sampai 2 milirneter lobulus hati membentuk massa polygonal
primates, suatu prisma segilima atau segi enam dengan vena sentralis sebagai pusat.
sel-sel hati atau hepatosit tersusun secara radier dalam lobulus hati membentuk
lempeng-lempeng lapisan ser. Lempengan L2 tersusun dari persfer lobulus menuju
kepusat lobulus di celah lempeng terdapat kapiler yang dinamakan sinusoid hati.

Lalu, vesica fellea merupakan kantung berbentuk labu yang melekat pada bagian
bawah lobulus kanan hati; ujung buntunya atau fundus menonjol di bawah pinggir
inferior hati. Vesica fellea berukuran 10x4 cm. Dengan bagian-bagiannya yaitu:
corpus, fundus, dan collum yang meneruskan sebagai duktus cysticus. Dinding vesica
fellea, terdiri atas Tunica Mucosa, Tunica Muscularis, Tunica Perimuscularis, dan
Tunica Serosa.
DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah R, Mawardi A, Riandi U, 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 2.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Bakhtiar S. Biologi. 2011. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan Kementrian

Pendidikan Nasional

Hernawati. Jaringan Ikat. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi UPI. Hlm 7,8,9

Setiawan, Doni, 2010, Penuntun Praktikum Biologi Umum I, Fakultas MIPA

Universitas Sriwijaya: Indonesia

Amir, 2001, Sains Biologi, penerbit Ganeca Exact: Bandung

Gartner, L.P. 1998. Atlas Berwarna Histologi. Binapura Aksara: Jakarta

Nugroho, Hartanto & Sumardi, 2004, Biologi Dasar, Penerbit Swadaya :

Jakarta

Anda mungkin juga menyukai