Anda di halaman 1dari 2

KOMODIFIKASI MEDIA

A. Pengertian Komodifikasi
Menurut Baskoro Suryo Banindro dalam buku Kapita Selekta: Pengkajian Seni
Rupa, Desain, Media dan Budaya (2018), komodifikasi berasal dari dua kata, yakni
komoditi dan modifikasi. Komoditi merupakan barang atau jasa memiliki nilai ekonomi.
Sedangkan modifikasi adalah perubahan fungsi atau bentuk. Bisa disimpulkan jika
komodifikasi adalah perubahan nilai dan fungsi dari suatu barang atau jasa menjadi
komoditi (yang memikiki nilai ekonomi). Komodifikasi dan komoditas menjadi bagian
yang tidak bisa terpisahkan.
Mengutip dari buku Komunikasi & Komodofikasi: Mengkaji Media dan Budaya
dalam Dinamika Globalisasi (2014) karya Idi Subandy Ibrahim serta Bachruddin Ali
Akhmad, komodifikasi juga bisa dimaknai sebagai transformasi atau perubahan nilai
guna pada barang atau jasa menjadi nilai ekonomi.
Setidaknya ada tiga jenis komodifikasi yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam buku Ekonomi Politik Komunikasi: Sebuah Realitas Industri Media di
Indonesia (2020) karya Isma Adila dan Arif Budi Prasetya, disebutkan tiga bentuk
komodifikasi:
1. Komodifikasi konten Dalam hal ini, konten dijadikan komoditas untuk
menarik hati masyarakat. Contohnya tayangan televisi menghadirkan artis
yang terkenal atau lagi naik daun, untuk membuat masyarakat tertarik
sehingga banyak yang menonton. Efeknya stasiun televisi tersebut mendapat
profit lewat iklan.
2. Komodifikasi audiens Dalam hal ini, audiens atau masyarakat yang dijadikan
komoditas. Contohnya tayangan televisi yang menghadirkan realita kehidupan
artis, sehingga bisa menaikkan rating dan share stasiun televisi tersebut karena
banyak yang menonton.
3. Komodifikasi pekerja Dalam hal ini, pekerja menjadi komoditas. Contohnya
dokter menjual ilmu dan keahliannya untuk mengobati pasien, agar bisa
mendapatkan uang. Contoh lainnya kuli bangunan menjual tenaganya untuk
mendapatkan gaji.

Vincent Mosco (2009) mendefinisikan komodifikasi sebagai proses mengubah


barang dan jasa, yang dinilai karena kegunaannya, menjadi komoditas yang dinilai karena
apa yang mereka berikan kepada kebutuhan pasar. Komodifikasi telah merubah nilai
guna menjadi nilai tukar dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Industri media dan komodifikasi di media tidak terlepas dari peran audiens yang
menjadi 'korban' dari komodifikasi hiburan di media massa. McQuail (2005) berpendapat
jika audiens dijadikan komoditas kepada pihak pengiklan, artinya semakin banyak
audiens maka semakin tertarik pula para pengiklan untuk mengkilankan iklannya di
media tersebut.

Komodifikasi konten hiburan di media massa menjadi bahan jualan yang laku saat
ini, hal ini terjadi dikarenakan kebutuhan hiburan yang cukup besar dan paling cepat
berkembang. Karl Marx dalam bukunya Communist Manifesto mendefinisikan
komodifikasi sebagai “Callous Cash Payment” yakni “pembayaran tunai yang tidak
berperasaan”. Karl Marx menggambarkan bahwa kaum kapitalis yang mempunyai
kontrol atas apapun telah mengubah nilai-nilai personal menjadi nilai tukar.

Anda mungkin juga menyukai