Anda di halaman 1dari 26

TUGAS

“PENGANTAR ADMINISTRASI”

Disusun oleh :
NAMA:Hendra Wijaya
NIM :B40121057
JURUSAN/PRODI:Adminisitrasi/Ilmu Pemerintahan
TAHUN 2021
III. KEDUDUKAN ILMU ADMINISTRASI
1. Administrasi sebagai Seni

Secara etimologi administrasi berasal dari kata bahasa Inggris administration. Dalam
Webster’s New World Dictionary (1951) administration merupakan bentuk adjective dari
kata administer.
Adapun kata administer menurut kamus tersebut berasal dari kata lain
: ad + ministrate yang artinya adalah to serve dalam bahasa Indonesia melayani.
Kemudian kata administer dalam bahasa Inggris itu diartikan sebagai : To manage, to
conduct, to direct.
Sementara seni, G. R. Terry (1977) mengatakan, “Art is personal creative power plus
skill in performance”. Seni merupakan kemampuan atau kemahiran seseorang untuk
menerapkan knowledge yang dimiliki dalam menjalankan tugas dan fungsi tertentu.
Selain itu, istilah “seni” atau arti ini berasal dari bahasa Latin yang berarti skill atau
keahlian, kemahiran yang timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu.
Kaitannya dengan administrasi berarti bagaimana menerapkan knowledge (science)
dengan menggunakan kemahiran, ketrampilan, pengalaman yang dilakukan oleh para
administrator/manajer (top, middle, lower level) dalam suatu kegiatan kerjasama dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain administrasi dan manajemen ditinjau dari
segi praktisnya.
Administrasi sebagai seni pada hakekatnya timbul bersama-sama dengan timbulnya
peradaban manusia. Jelasnya semenjak manusia telah berbudaya, yaitu dengan
mengembangkan ciptanya/ akal pikirannya, rasanya/ seninya, karsanya/kehendaknya, dan
adanya kerja sama antara 2 orang atau lebih telah merupakan unsur-unsur administrasi dalam
kehidupan bersama atau bermasyarakat. Oleh karena itu, administrasi sebagai suatu seni
sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru, karena dengan adanya 2 manusia yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, di sana sudah terdapat administrasi, yaitu
administrasi dalam praktek. Herbert A. Simon, misalnya, pernah mengatakan bahwa apabila
ada 2 orang yang bekerja-sama untuk menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat
digulingkan hanya oleh satu orang di antara mereka, di sana telah terdapat administrasi.
Sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa sejak periode prasejarah dan periode
sejarah, manusia telah menjalankan sebagian prinsip-prinsip administrasi yang sekarang kita
kenal, dan telah menerapkan dalam bidang pemerintahan, perdagangan, perhubungan,
pengangkutan dan sebagainya, misalnya seperti yang dikemukakan oleh Max Webber bahwa
Mesir adalah negara tertua yang menjalankan sistem administrasi, khususnya adminitrasi
birokratik. Demikian juga di Tiongkok kuno, dapat diketahui tentang konstitusi Chow yang
dipengaruhi oleh ajaran Confucius dalam “Administrasi Pemerintahan”. Dari Yunani (430
SM) dengan susunan kepengurusan Negara yang demokratis, Romawi dengan “De Officiis
dan “De Legibus”nya Marcus Tullius Cicero. Dan di Indonesia terlihat pada zaman
Pemerintahan Kerajaan Mataram I, Majapahit dan Sriwijaya, dan salah satu buktinya adalah
candi Borobudur, yang terus di kagumi oleh setiap orang.

2. Administrasi sebagai Ilmu


A. Tahap-tahap perkembangan administrasi sebagai ilmu

Administrasi muncul sebagai ilmu baru dalam dunia ilmu pengetahuan disebabkan oleh
Administrasi sebagai ilmu muncul pertama kali pada tahun 1886 yakni ditandai dengan
munculnya gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori F.W. Taylor, yang menandai
berakhirnya status administrasi dan manajemen sebagai seni semata-mata, dan mulai
berdwistatus, yaitu disamping sebagai seni juga sebagai ilmu.
Sejak lahirnya sampai sekarang, administrasi sebagai ilmu telah menjalani empat tahap, yakni
:
a. Survival Period (1886-1930).
Tahun 1886 sering disebut sebagai “tahun” lahirnya ilmu administrasi, karena pada tahun
itulah gerakan manajemen/administrasi ilmiah dimulai oleh Frederick Winslow Taylor di
Amerika Serikat yang dijuluki bapak ilmu manajemen, dan kemudian diikuti oleh Henry
Fayol di Prancis yang dijuluki pula bapak ilmu Administrasi. Dalam masa ini para sarjana
mulai memperjuangkan supaya pengetahuan administrasi sebagai ilmu yang mandiri atau
sebagai salah satu tertib-ilmu (disiplin). Demikian juga dalam masa inilah para ahli dan
sarjana mengkhususkan dirinya dalam bidang administrasi dan manajemen.
b. Consolidation and Completion Period (1930-1945).
Dalam masa ini asas-asas, rumus-rumus dan kaidah-kaidah (norma) ilmu administrasi lebih
disempurnakan. Dan dalam masa ini juga mutu (quality) dan jumlah (quantity) para sarjana
administrasi turut dikembangkan serta gelar-gelar kesarjanaan dalam ilmu administrasi
Negara dan niaga banyak diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi.
c. Human Relations Period (1945-1959).
Dalam masa ini para sarjana administrasi mulai memperhatikan segi manusiawi dan
menyelidiki segala hubungan dari semua orang dalam kegiatan kerjasama, baik hubungan
yang bersifat resmi (dinas,formal) maupun yang tidak resmi (informal). Pada masa ini pula
ditulis pula hampir semua buku mengenai hubungan antar manusia dalam kegaiatan
kerjasama mereka.
d. Behavioral Period (1959-sekarang).
Dalam masa ini para sarjana administrasi mulai mengadakan perhatian serta peningkatan
terhadap penyelidikan mengenai tindakan-tindakan dan perilaku orang-orang dalam
kehidupan berorganisasi dan dalam bidang pekerjaannyan system maupun pendekatan
kontingensi (contingency approach).
Dari uraian diatas kita dapat menarik kesimpulan tentang Administrasi. Adapun
pengertian dari Administrasi menurut “Ilmu” adalah suatu ilmu yang mempelajari aktivitas
manusia yang bersifat kooperatif dan bagaimana cara-cara merealisasikannya yang terkumpul
secaras sistemasi. Sedangkan pengertian Administrasi sebagai “Seni” adalah merupakan
proses kegiatan yang perlu dikembangkan secara kontinu, agar administrasi sebagai suatu
cara untuk mencapai tujuan yang benar-benar dapat memberi peranan yang diharapkan.
3. Administrasi sebagai bidang studi
· Ilmu administrasi diajarkan di perguruan tinggi negeri ataupun swasta dengan jurusan
administrasi negara dan administrasi bisnis.
· Ilmu administrasi diajarkan pada kursus kursus pegawai pada berbagai tingkatan
· Di Cornell University terdapat jurusan ;
o Administrasi bisnis(business administration) mencapai gelar akademik Master of Business
Administration(MBA)
o Administrasi public(Public administration) untuk mencapai gelar akademik Master of Public
Administration(MPA)

4. Administrasi sebagai Profesi

a. Pengertian profesi dan profesional


· Profesi berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian,
· Profesi memerlukan penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan
hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.
· Profesi mencakup pekerjaan di berbagai bidang seperti ; dokter, guru, militer, pengacara,
manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan bidang lainnya.
· De George ; Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok
untuk menghasilkan nafkah hidup dan mengandalkan suatu keahlian.
· Profesional ; orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari
pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.
· Profesional hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat
dalam suatu kegiatan tertentu yang sesuai keahliannya.
· Profesi berbeda dengan Profesional.
Profesi :
o Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
o Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
o Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
o Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
Profesional :
o Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
o Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
o Hidup dari pekerjaannya.
o Bangga akan pekerjaannya.
b. Ciri Ciri dan Syarat Profesi
Ciri ciri yang melekat pada profesi :
· Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
· Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
· Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
· Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
· berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan
berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka
untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
· Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Menurut Nana ( 1997) ciri ciri profesi adalah:
· Memiliki fungsi dan signifikasi sosial
· Memiliki keahlian/keterampilan tertentu
· Keahlian/keterampilan diperoleh dengan menggunakan teori dan metode ilmiah
· Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas
· Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama
· Aplikasi dan sosialisasi nilai- nilai profesional
· Memiliki kode etik
· Kebebasan untuk memberikan judgement dalam memecahkan masalah dalam lingkup
kerjanya
· Memiliki tanggung jawab profesional dan otonomi
· Ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya.
Syarat syarat suatu Profesi :
· Melibatkan kegiatan intelektual.
· Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
· Memerlukan persiapan profesional yang alami dan bukan sekedar latihan.
· Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
· Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
· Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
· Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
· Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

c. Administrasi sebagai profesi


· Banyak lulusan jurusan administrasi yang mampu mencapai karir puncak dalam
perusahaan maupun pemerintahan.
· Profesi administrasi belum berkembang seperti profesi profesi lainnya ; dokter, pengacara,
psikolog, dst
· Sejalan dengan perkembangan bisnis dan teknologi, profesi administrasi harus
dipersiapkan sejak dini dengan memperhatikan kaidah kaidah profesi serta persyaratan
professional.
IV.HUBUNGAN ILMU ADMINISTRAS DENGAN ILMU LAIN.

1. administrasi dengan ilmu politik

Ilmu administrasi negara dengan politik memiliki keterkaitan yang sangat erat yang tidak
dapat dipisahkan dari keduanya. Hal ini sesuai dengan salah satu pendapat bahwa
administrasi negara / publik adalah anak dari ilmu politik. Pendapat tersebut memandang
administrasi publik sebagai pelaksana bagi politik. Keduanya terangkai dalam jalinan
interkoneksi. Satu kebijakan publik yang dirumuskan oleh politik, tidak akan sempurna, kalau
tidak memperoleh masukan dari administrasi. Bahkan, dapat dikatakan dengan masukan dari
administrasi, politik dapat merumuskan kebijakan. Seperti keputusan politik untuk
menetapkan siapa yang akan menjadi gubernur dan wakil gubernur di Kalimantan Selatan
dalam pemilu yang dilaksanakan pada Hari Rabu, 8 Agustus 2013 . kebijakan tersebut
diambil setelah pemerintah atau penyelenggara administrasi menyajikan berbagai
pertimbangan dan data sebagai dasar pembuatan kebijakan.

Politik dan administrasi negara sangatlah erat berkaitan, ini dibuktikan dengan politik
merupakan pangkal tolak administrasi negara dan administrasi negara adalah merupakan
kelanjutan dari proses politik. Menurut Woodrow Wilson (1974), administrasi adalah
kelanjutan dari sebuah kebijakan artinya administrasi berjalan ketika sebuah kebijakan yang
dihasilkan dari proses politik itu terjaga kestabilannya. Mempelajari negara dan
pemerintahannya berarti mempelajari kekuatan dan kekuasaan dan hal tersebut merupakan
salah satu dari tujuan atau orientasi dari kontestasi politik yakni kekuasaan. Ketika meninjau
pengaruh politik terhadap administrasi negara, suatu hal yang perlu untuk diperhatikan adalah
sistem politik. Sistem politik adalah sistem pola hubungan kekuasaan dalam pemerintahan
dan hubungan kekuasaan pemerintah dengan konstituennya (yakni rakyat). Sistem politik
mencakup hubungan pengemban kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Bagaimana
pola hubungan pemerintah dengan wakil – wakil rakyat diparlemen, bagaimana rakyat
diorganisir untuk dapat mengefektifkan kekuasaan (kepartaian).
2. administrasi dengan ilmu ekonomi

.Hubungan Ilmu Ekonomi dengan Ilmu Administrasi Negara Efisiensi merupakan


tujuan administrasi Negara .....Sedangkan keadaan ekonomi suatu negara menunjukkan
indikator keberhasilan penerapan administrasi Negara oleh
pemerintah Negara tersebut. Administrasi Negara juga bertujuan untuk mencapai
kesejahteraan umum.
3. administrasi dengan psikologi

. Sedemikian sempurnanya manusia diciptakan oleh Allah SWT, sehingga selain


jasmani di lengkapi pula dengan jiwa. Jiwa inilah yang memiliki emosi dalam berbagai rasa
( taste) .

Jiwa adalah daya hidup rohani yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan
pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior). Karena jiwa
tersebut tidak kelihatan maka yang di pelajari adalah gejala jiwa, yaituapa yang keligatan
dan dirasakan berupa tingkah laku sehari-hari.
Perbedaan-perbedaan individu yang tidak begitu mudah di ukurtetapi sering merupakan
karakteristik-karateristik, atau sifat-sifatindividu yang mudah terlihat yaitu apa yang mudah
terlihat,yaitu apa yang kita namakan watak( character ) dan kepribadian ( personality
).
Mempelajari watak dan kepribadian setiap orang berarti mempelajari berbagai jenis
watak kepribadian manusia yang multikompleks ragamnya. DouglasMac Gregor
dalam teori X dan Ynya membagi manusia, atau jenis manusia yang perlu di dorong dan
jenis manusia yag berinisiatif.
Dengan kajian ilmu jiwa ( psikologi) seperti ini membuat kemajuan administrasi Negara
semakin mapan karena akan dapat lebih mengetahui bagaimana memotivasi seorang
bawahan. Misalnya seorang yang tidak memiliki kemauanbekerja apabila tidak ada yang
membimbing adalah kelompok yang tidak mempunyaiinisiatif. Menurut teori X, mereka
adalah kelompok yang perlusystem komando.
Oleh karena itu, para admistraror Negara dapat memotivasinya dengan briefing walaupun
akan mealkukan one way traffic . sebaliknya, mereka yang termasuk kelompok teori Y maka
inisiatifnya perlu didukung dengan cara para administrator Negara memberikan keleluasaan
berkarya.

4.administrasi dengan sosiologi

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-
kelompok (RouckdanWarren ) merupakan penelitian secara ilmiah terhadap interaksi
sosial dan hasilnya, yaitu organisasi social ( William F. Ogburn dan Meyer F.
Nimkoff )
Sosiologi juga merupakan ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil ( J.A.A. Van Doorndan C.J Lemmers ) . ilmu
kemasyarakatan ini juga ilmu yang mempelajari struktur social dan proses social, termasuk
perubahan-perubahan social ( Selo Soermardjansoermardi ).
Tanggapan para ahli sosiologi terhadap Ilmu Administrasi Negara adalah gejala-gejala
yang timbul dalam pelayanan dari satu kelompok orang yang menyelenggarakan public
terhadap berbagai kelompok rakyat banyak yang diamdi layani , di pandang sebagai usaha
penataan masyarakat.
Dalam hal ini perlu dilihat bahwa sejauh mana para administrator mampu dalam
menganadaan teknik pendekatan masyarakat. Sebaliknya juga perlu di lihatsejauh mana yang
di perintah ( rakyat ) bersedia di pimpin, di urus , dan di aturdalam perhubungan antar
manusia dalam masyrakat Negara.
Jadi dalam hal ini pemerintah juga di anggap salah satu dari beberapa kelompok
manusia.Hanya bedanya pemerintah merupakan kelompok masyarakatyang memiliki
kekuasaan untuk mengatur dan memerintah.Kekuasaan ini dapat di jumpai ada interaksi
social antar manusia ataupun antar kelompok, Karena mempunyai beberapa unsur pokok,
yaitu:
1. Adanya rasa takut,
2.Adanyapemujaan
3.Adanya rasa cinta, dan
4.Adanyakepercayaan

5. administrasi dengan Antropologi

Antropologi berasal dari kata antropo “manusia” dan logos “ilmu”. Antropologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang manusia baik secara phisik ataupun budayanya.Bagaimana kita
berperilaku adalah suatu fungsi dalam kebudayaan kita dan hal ini merupakan sumbangan
para ahli antropologi untuk bidang administrasi. Seperti kita ketahui bersama, perbedaan –
perbadaan kebudayaan ada didalam bangsa juga antarbangsa. Ada perbedaan dalam asas
penilaian, sikap-sikap dan norma-norma dalam penerimaan perilaku. Sistem penilaian yang
bersifat individu yang merupakan prioritas terhadap apa yang penting akan mempengaruhi
sikap kita dan juga perilaku kita dalam kerja.
Antropologi, yang sebagaimana diketahui mempelajari tindak-tanduk individu dalam
masyarakat. Telah berulang kali ditekankan bahwa manusia merupakan unsur terpenting
didalam suatu organisasi dalam rangka usaha pencapaian tujuan. Jika demikian halnya secara
logis jelas terlihat adanya persamaan objek kedua ilmu pengetahuan ini, hanya approach dan
metode analisis yang berbeda.
Hubungan administrasi dengan ilmu antropologi:
- Ilmu admisnistrasi pada umumnya akan mempelajari hal-hal yang hampir sama dengan
masalah-masalah yang dikaji dalam ilmu ekonomi. Misalnya saja tentang agraria yang
dibahas dalam administrasi, masalah ini dapat dikaji dengan penelitian berdasarkan metode-
metode antropologi.
- ilmu antropologi mempelajari budaya yang ada di dalam suatu masyarakat. Dengan
demikian, budaya di dalam masyarakat tersebut akan mempengaruhi sistem administrasi
negara. Misalnya, masyarakat di negara maju, di mana lebih mengutamakan budaya
profesionalisme. Budaya profesional ini akan turut mempengaruhi sistem administrasi negara
sehingga para aparat di dalamnya menganut budaya profesional.
- Antropologi mempelajari tentang budaya maka, dapat ditarik kesimpulan jika
dikaitkan dengan administrasi yaitu, bagaimana sebuah implementasi dari ilmu administrasi
beradaptasi dengan keadaan kebudayaan sekitar.
Ilmu antropologi itu sendiri mempelajari budaya yang ada di dalam suatu masyarakat.
Dengan demikian, budaya di dalam masyarakat tersebut akan mempengaruhi sistem
administrasi negara.

6. administrasi dengan ilmu hukum

Ilmu hukum dalam perpustakaan hukum dikenal dengan nama “Jurisprudence” yang berasal
dari kata “Jus”, Juris” yang artinya hukum atau hak. “Prudence” berarti melihat kedepan atau
mempunyai keahlian, dan arti umum dari Jurisprudence adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari hukum.
Ilmu hukum, yaitu suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari norma-norma dan
kaidah-kaidah yang hidup di dalam masyarakat. Kelangsungan hidup yangteratur serta
perkembangan yang dinamis dari administrasi, hanyadapat dijamin apabilaia taat pada hukum
tertulis atau tidak tertulis yangberlaku. Ilmu hukum yangmempelajari norma-norma dan
kaidah-kaidah hidup di dalammasyarakat memberi input yang besar dalam perkembangan
studi administrasi. Salah satucabang ilmu hukum yangmempererat huubungan antara
administrasi dengan ilmu hukum ialahdalam disiplinilmu Hukum administrasi Negara.
Hukum Administrasi Negara itu merupakan hukum khusus hukum tentang organisasi
negara dan hukum perdata sebagai hukum umum. Pandangan ini mempunyai dua asas
yaitu pertama, negara dan badan hukum publik lainnya dapat menggunakan peraturan-
peraturan dari hukum perdata, seperti peraturan-peraturan dari hukum
perjanjian. Kedua, adalah asas Lex Specialis derogaat Lex generalis, artinya bahwa hukum
khusus mengesampingkan hukum umum, yaitu bahwa apabila suatu peristiwa hukum diatur
baik oleh
Hukum Administrasi Negara maupun oleh hukum Perdata, maka peristiwa itu diselesaikan
berdasarkan Hukum Administrasi negara sebagai hukum khusus, tidak diselesaikan
berdasarkan hukum perdata sebagai hukum umum.Terjadinya hubungan antara Hukum
Administrasi Negara dengan Hukum Perdata apabila :
1. saat atau waktu terjadinya adopsi atau pengangkatan kaidah hukum perdata menjadi kaidah
hukum Administrasi Negara.
2. Badan Administrasi negara melakukan perbuatan-perbuatan yang dikuasasi oleh hukum
perdata .
3. Suatu kasus dikuasai oleh hukum perdata dan hukum administrasi negara maka kasus itu
diselesaikan berdasarkan ketentuan-ketentuan Hukum Administrasi Negara.
7.administrasi dengan ilmu ilmu eksak.

Para ahli matematika memberikan kemudahan kepada ilmu Administrasi untuk


merealisasikan dalam menentukan keputusan,salah satu contohnya adalah diciptakannya
statistik untuk mengatur sebuah resiko dan ketidakpastian.Dari kesebelas ilmu yang dikaitkan
menerangkan bahwa ilmu adminstrasi bersifat deskriptif, jika tidak didukung oleh berbagai
pemahaman dari disiplin ilmu yang ada, namun seiring berkembangnya zaman, semua ilmu
saling melangkapi satu sama lain, ini menjadikan ilmu administrasi menjadi fenomena yang
nyata dalam kehidupan sehari hari.
Hubungan ilmu administrasi dengan ilmu eksak adalah ilmu eksak mendukung ilmu
administrasi untuk merealisasikan dalam menentukan sebuah resiko dan ketidakpastian dalam
kehidupan sehari hari.
V.DIMENSI – DIMENSI ILMU ADMINISTRASI
1.dimensi dimensi administrasi
1. Secara Konsepsional atau Materi Pokok

Menurut perspektif yang di gunakan oleh para siswa administrasi, organisasi dan
manajemen di anggap sebagai ciri dan inti studi administrasi. Isi dan hakikat yang terkandung
di dalam administrasi tidak mungkin bisa di mengerti tanpa membahas masalah-masalah
organisasi dan manajemen. Pada giliranya, pembahasan mengenai organisasi akan dan
bahkan harus membahas manajemen. Sebaliknya, pembahasan mengenai manajemen dengan
sendirinya tidak lepas dari masalah organisasi. Oleh sebab itu organisasi dan manajemen
dianggap sebagai dua sisi dari suatu mata uang logam yang sama, sedangkan mata uang
tersebut di anggap sebagai administrasi. Organisasi menunjukan struktur dari administrasi,
sedangkan manajemen menunjukan fungsinya. Telaahan organisasi melihat adminsitrasi
dalam keadaan statis, sedangkan telaahan manajemen melihat administrasi dalam keadaan
dinamis
.

Dinamika kegiatan administrasi dalam organisasi di gerakan oleh seorang yang di


sebut administrator atau manajer (pimpinan puncak) atau orang yang menempati posisi pada
top level untuk organisasi-organisasi pblik terkadang menggunakan administrator, sedangkan
organisasi-organisasi bisnis cenderung menggunakan manajer. Administrator adalah
pimpinan puncak yang mengarahkan dan menggerakan organisasi untuk mencapai tujuanya
sangat bergantung kepada kemampuan pimpinan organisasi (administrator) dalam
mengarahkan, menggerakan organisasi dengan mendayagunakan sumber daya dan fasilitas
secara efektif dan efisien. Bila inti dari administrasi adalah manajemen (management is
administration in action) maka inti atau kunci dari manajemen adalah kepemimpinan 9the
key of management leadership. Sering disebut inti manajemen adalah
kepemimpinan (management is leadership), sebab manajemen sebagai aktivitas mencapai
tujuan dengan dan melalui orang lain, maka untuk menggerakan orang lain agar melakukan
kegiatan mencapai tujuan dilakukan

melalui kepemimpinan yaitu proses mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk
melakukan kegiatan ke arah pencapaian tujuan.
bagi yang menganggap inti manajemen adalah kepemimpinan, maka tentang inti
kepemimpinan terdapat beberapa pendapat :
1. Pendapat yang mengatakan, bahwa inti dari kepemimpinan adalah pengambilan keputusan
(decision making). Pendapat ini berasal dari para sarjana Eropa Kontimental yang lebih
menekankan decision making, dimana kepemimpinan seseorang dapat di lihat dari ketetapan
keputusan-keputusan yang di ambil, landasan hukum dari keputusan sampai dengan control
terhadap pelaksanaan keputusan.

2. Pendapat yang mengatakan, bahwa inti dari kepemimpinan adalah hubungan manusia
(human relation) atau komunikasi. Pendapat ini berasal dari para sarjana Amerika yang
menekankan human relation, dimana keberhasilan kepemimpinan seseorang bergantung pada
sejauh mana pendekatan (approach)yang dilakukan pimpinan terhadap orang-orang atau
organisasi yang di pimpinya bawahanya maupun dengan pihak-pihak di luar
organisasi (public relation)

3. Pendapat yang mengatakan, bahwa inti dari kepemimpinan adalah pengambilan keputusan
dan hubungan manusia sebab bagaimana pun kepemimpinan seseorang akan dapat berhasl
bukan saja karena deposisinya yang tepat, cepat dan sesuai dengan landasan hukum atau
pengaturan perundang-undangan, kebijaksanaan serta tanggung jawab, tetapi juga dilandasi
oleh suatu system pendekatan yang manusiawi dalam hubungan antara pimpinan dengan
anggota dan antara anggota dengan anggota.

4. Pendapat yang mengatakan, bahwa inti dari kepemimpinan adalah pengambilan keputusan,
sedangkan inti dari pengambilan keputusan adalah hubungan manusia.
Dengan demikiandapat di simpulkan bahwa di tinjau dari isi atau intinya maka dimensi studi
administrasi terdiri dari :

1. Organisasi
2. Manajemen
3. Kepemimpinan
4. Pengambilan keputusan
2.pandangan tentang administrasi dan manajemen.
A. Sejarah Asal Usul Istilah Administrasi dan Manajemen

Menurut Atmosudirdjo (1986), aministrasi lebih popular dibanding dengan manajemen


dikalangan bangsa-bangsa Eropa Barat Kontinental terutama di Nederland, Jerman, Prancis ,
dan Italia. Negara-negara ini pernah mendapat pengaruh kuat kekuasaan kerajaan Romawi
selama 1000 tahun lebih. Kerajaan Romawilah yang memperkenalkan penggunaan istilah
administrasi ini pada bangsa-bangsa yang ada dibawah kekuasaannya dan sekaligus dengan
penerapannya dalam kegiatan pemerintahan dan dalam kegiatan sosial maupun dalam
kegiatan perusahaan-perusahaan. Di zama Romawi seorang administrator (pengelola,
pengurus, pemimpin) adalah seorang yang telah mendapat kepercayaan mengurus suatu
kesatuan organisasi, harta benda berikut personilnya. Administrasi di Italia dikenal dengan
istilah “aministrazione”, di Perancis dikenal dengan “administration”, sedang di Belanda
dikenal dengan “administratie”, Istilah-istilah ini sesungguhnya merupakan hasil
perkembangan dari istilah “administratio” (bahasa Latin). Di zaman Romawi
istilah adminitratio mencakup administrare (tatausaha) dan administro (leadership,
manajemen).
Di Zaman keemasan Negara Romawi dengan pusat ibu kota Roma, system administrasi telah
berfungsi dengan baik. Sistem social, ekonomi, dan kenegaraan diatur berdasarkan pola-pola
tertentu yang dinamakan “system administratio”.Unit-unit organisasi seperti dinas-dinas
pemerintahan, badan-badan social, perusahaan-perusahaan, dan lain-lain masing-masing
merupakan suatu administration atau unit administrasi yang dipimpin oleh administrator.
Administrator ini bertanggung jawab kepada pemilik unit organisasi (magister, majikan,
atasan) yang memberikan tugas dan kewajiban kepadanya. Agar administrator dapat
menjalankan tugasnya dengan baik, maka dia harus menjalankan kegiatan-kegiatan seperti:
1. Administer = melayani, mentaati terhadap majikan dan melakukan segala sesuatu sesuai
dengan kehendak atau kebijakan atasannya itu.
2. Administrare = menyelenggarakan tatausaha seperti registrasi, korespondensi, dan
kearsipan.
3. Administro = menggerakkan personil dalam rangka menjalankan kegiatan organisasi yang
dipimpin, yang berarti memimpin, mengemudikan, mengatur (Atmosudirdjo, 1986).
Bangsa Indonesia yang pernah berada di bawah kekuasaan pemerintah Belanda lebih
mengenal istilah “administratie” dari pada istilah yang lainnya. Hanya saja makna istilah
administratie yang lebih popular di kalangan bangsa Indonesia ialah makna administrasi dari
aspek tatausaha. Hal ini, terjadi karena sebagian besar bangsa Indonesia yang bekerja pada
pemerintahan Belanda menempati posisi Juru tulis, juru arsip atau aktivita-aktivita yang lebih
dikenal dengan “tatausaha”. Pada hal, sesungguhnya istilah administratie itu jauh lebih luas
maknanya dari itu, sama pengertiannya dengan istilah “administration” seperti telah
dikemukakandi atas. Untuk jelasnya ruang lingkup kegiatan daministratie menurut
Atmosudirdjo (1986) meliputi: (1) Stelsel matige verkrijging, en verwerking van
gegevens atau di dalam bahasa Indonesian dinamakan “tatausaha”;(2) Bestuur yang berarti
manajemen dari kegiatan-kegiatan organisasi; dan (3) Beheer adalah manajemen dari sumber-
sumber daya (finansial, peronil, material, gudang,dan sebagainya).
Dengan demikian, jika seorang Belanda atau Jerman berbicara tentang keberesan
administrasi, maka yang dimaksud adalah keberesan tatausaha, organisasi, dan manajemen
dari instansi atau perusahaan yang bersangkutan (Atmosudirdjo,1986).
Berbeda di Inggris, meskipun pernah berada dibawah kekuasaan Romawi, tetapi suku-suku
bangsa Inggris tidak mau tunduk pada pemerintah Romawi kecuali segelintir saja yang ikut
menyesuaikan diri dengan kebudayaan Romawi, misalnya London (Londinium). Pada waktu
bangsa Romawi mengundurkan diri ke Roma, tidak ada kebudayaan berupa cara hidup yang
ditinggalkan, yang ada hanya peninggalan berupa benteng-benteng, jalan raya, dan saluran air
saja. Jadi, masyarakat Inggris tidak mengenal pranata “administrasi” seperti bangsa-bangsa
Eropa Barat Kontinental gaya Romawi.

Bangsa Inggrislah yang mengembangkan budaya “manajemen” yang dia terima dari bangsa
Norman (1066). Setelah kekuasaan bangsa Romawi berakhir di Inggris, Inggris kembali
dikuasai oleh bangsa Norman yang bersal dari Normandy di Prancis Barat laut. Bangsa ini
adalah keturunan bangsa Viking yang menetap di pesisir barat laut Prancis sejak tahun 800.
Mereka terkenal sebagai bangsa Barbar (artinya tidak pernah mendapat pendidikan Romawi),
kasar, tetapi praktis, dan pragmatis sifatnya. Mereka membentuk kerajaan kecil yang sangat
baik organisasinya menurut ukuran pada waktu itu. Satu-satunya negara yang mempunyai
system pemerintahan yang di desentralisir secara baik, menganut system feodalisme,
menjalankan cara-cara pengurusan negara yang praktis dan gesit. Tradisi dan jiwanya hingga
sekarang masih menjadi salah satu ciri khas bangsa Inggris. Pengaruh pendudukan bangsa
Normandi terhadap bangsa Inggris sangat besar, karena dengan pendudukan itu, bangsa
Inggris baru mulai memiliki peradaban yang lebih tinggi.

Bangsa Inggris lebih mengenal pranata manajemen dari pada pranata administration. Dalam
mengatur kehidupan, mereka mengenal dan mengutamakan manajemen. Manajemen
dipandang sebagai suatu keahlian. Suatu yang dijalankan oleh seseorang yang banyak
akalnya. Istilah “manajer” diberikan kepada seseorang yang diberi tanggungjawab memimpin
atau mengurus sesuatu seperti: tugas, lembaga, usaha, termasuk tugas parlemen. Istilah ini,
ada hubungannya dengan istilah “manage” (Prancis) yang berarti tempat pelatihan kuda atau
tempat penjinakan kuda. Hal ini, juga mempunyai hubungan dengan bangsa Norman yang
terkenal dengan kaveleri kudanya yang hebat pada waktu menyerbu Inggris.

Bangsa Inggris terkenal sebagai bangsa yang pandai politik dan ulet mengembangkan koloni-
koloni untuk menguasai dunia. Orang-orang inggris gesit didalan menarik manfaat dari
situasi-situasi. Mereka ulet mengembangkan kekukatan-kekuatan di mana mungkin dengan
cara sederhana. Di bidang urusan pemerintahan, perniagaan, dan sebagainya mereka
mengandalkan orang-orang yang dapat bertindak sebagai manajer (petugas, penyelenggara)
yang menjalankan manajemen (dengan penuh akal dan siasat) yang pada umunnya setia dan
jujur kepada sesama Inggrisnya. Jiwa politik dan manajemen inilah yang kemudian mereka
bawah keluar sewaktu mengembangkan koloni-koloni, yakni Amerika, Kanada, Australila,
dan sebagainya. Sehingga semua bekas jajahan Anglosakson seperti Singapura, Malaysia,
Pilipina, Australia, dan sebagainya lebih mengenal pranata manajemen dari pada pranata
Administrasi.

Bagaimana kita di Indonesia? Indonesia adalah bekas jajahan negara Eropa Kontinental yang
lebih mengenal pranata administarasi dari pada pranata manajemen. Karena itu, kita juga
terpengaruh oleh hal itu. Namun demikian, kita juga memiliki beberapa ilmuan yang pernah
menimbah ilmu di negara-negara Anglosakson seperti di Amerika, Inggris, Australian, dan
lain-lain yang mengembangkan pranata manajemen tadi. Mereka ini memperkenalkan pranata
manajemen di dalam negeri kita sebagai pembaharuan baik sebagai ilmu maupun sebagai
fungsi yang dipraktekkan di lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta. Sehingga di
Indonesia kedua pranarta ini sama-sama dipakai sebagai alat pengelolaan suatu lembaga atau
organisasi dan oleh sebagian ilmuan di bidang ini memandang sebagai dua hal yang berbeda
tetapi yang satu merupakan bagian dari yang lainnya. Atau dengan perkataan lain
administrasi dan manajemen berbeda, namun, keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan karena manajemen merupakan salah satu aspek terpenting dari administrasi

B. Pandangan Ahli tentang Administrasi dan Manajemen


Bagaimana pandangan para ahli administrasi tentang administrasi dan manajemen? Apakah
administrasi sama dengan manajemen? Atau manajemen merupakan bagian dari administrasi
atau sebaliknya? Dalam perkembangan administrasi dan manajemen hingga dewasa ini,
memang masih menunjukkan perbedaan pendapat mengenai pertanyaan tersebut di atas.
Perbedaan pendapat terhadap administrasi dan manajemen yang demikian didakui oleh
beberapa ahli. Dale Yoder, misalnya mengatakan “perdebatan telah lama dipusatkan pada
masalah-masalah apakah “administrasi atau manajemen” yang merupakan istilah yang
lebih luas, yang mana mencakup yang lain?

Pandangan yang melihat administrasi sama dengan manajemen didukung oleh ahli misalnya
William H. Newman dan M.E.Dimock. Newman (1963) sama sekali tidak membedakan
antara administrasi dan manajemen. Bahkan mempersamakan keduanya. Hal ini, terlihat
pada buku yang ditulisnya yang berjudul “Administrative Action”. Namun isi buku tersebut
ialah “The Techniques of organization and Management”. Demikian pula Dimock dan
Koenig (1960) tidak membedakan antara administrasi dan manajemen. Hal ini ditunjukkan
dengan definisi administrasi yang dikemukakannya, yakni: “administration (or management)
is a planned approach to the solving of all kind of problems in almost every individual or
group activity both public or private” (administrasi (atau manajemen) adalah suatu
pendekatan yang terencana terhadap pemecahan semua macam masalah yang kebanyakan
terdapat pada setiap individu atau kelompok baik negara maupun swasta).
Pandangan yang mempersamakan antara administrasi dan manajemen ini, juga didukung oleh
realita penggunaan kedua istilah itu secara silih berganti. Misalnya, antara “personal
administration” dengan “personnel management”, antara “office
administration” dengan “office management”, antara “finansial
administration” dengan “finansial management” dan antara “marketing
administration” dengan “marketing management”.
VI. ORGANISASI
1. pengertian organisasi

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian
organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang
prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai
berikut : 1. Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya “The Executive Functions”
mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih” (I
define organization as a system of cooperatives of two more persons) 2. James D. Mooney
mengatakan bahwa : “Organization is the form of every human association for the attainment
of common purpose” (Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama) 3. Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing
together of interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination
and control may be exercised to achive a given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara
sistematis daripada bagianbagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk
suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha
mencapai tujuan yang telah ditentukan). Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat
disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar yaitu orang-orang
(sekumpulan orang), Kerjasama, Tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian organisasi
merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai
tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki agar dapat terpenuhi
target yang ingin dicapai dalam rangka pemenuhan kebutuhan sosial. Sementara menurut
Max Weber organisasi atau dalam istilahnya disebut birokrasi adalah suatu bentuk organisasi
modern yang paling efisien, dan sistematis. Birokrasi merupakan perwujudan dari rasionalitas
instrumental. Struktur organisasi dibentuk oleh otoritas legal rasional yang serba diatur dalam
seprangkat perundang-undangan. Hal ini sangat berbeda dengan organisasi yang dibentuk
berdasarkan otoritas tradisional dimana otoritas dimiliki berdasarkan tradisi kepercayaan
lokal yang dianut oleh suatu masyarakat tradisional. Dalam kerangka analisis Weber,
organisasi formal atau birokrasi adalah sebuah hasil budaya manusia yang paling mutahir.
Sebab dalam proses pelaksanaannya, telah melibatkan pertimbangan rasionalitas untuk
mencapai tujuan. Karakteristik organisasi modern (birokrasi) menurut Weber : 1. Sebuah
organisasi selalu memiliki struktur dan hierarki; 2. Stiap organisasi memiliki hierarki
wewenang; 3. Setiap karyawan memiliki wewenang kususnya yang ditentukan bersarkan
kriteria kedudukan yang telah ditetapkan; 4. Hubungan sosial dalam organisasi bersifat
impersonal; 5. Organisasi modern atau birokrasi selalu menunjuk pada promosi karyawan
atas dasar sistem merit, jadi ada jenjang karir; 6. Ada peraturan yang jelas tentang tugas yang
harus dilaksanakan sehingga setiap orang dapat mengambil keputusan yang dicatat secara
tertulis (formalitas); 7. Pembagian tugas dan fungsi berdasarkan keahlian (spesialisasi)6
Itulah ciri-ciri birokrasi modern menurut Weber. Satu alasan mengapa bentuk organisasi
birokrasi memiliki efisiensi, karena memiliki cara yang sistematis dalam pelaksanaan fungsi-
fungsi organisasi. Alasan lainnya, yaitu karena adanya pemisahan yang tegas antara hal yang
bersifat pribadi, seperti emosi, hubungan sosial pribadi. Semakin jauh birokrasi dari hal-hal
itu maka akan semakin rasional dan efektif.
2. tujuan organisasi

Berikut beberapa tujuan organisasi yang secara umum banyak dijadikan sebagai
tujuan dari pembangunan organisasi tersebut yaitu:
1. Meningkatkan kemandirian serta kemampuan dari sumber daya yang
dimiliki
2. Wadah yang digunakan untuk individu yang memang ingin memiliki
jabatan, penghargaan serta pembagian kerja yang jelas
3. Wadah untuk memiliki pengawasan dan kekuasaan
4. Membantu setiap individu yang ada di dalamnya agar dapat meningkatkan
pergaulan serta memanfaatkan waktu luang secara lebih optimal serta
bermanfaat
5. Wadah yang membantu mencari keuntungan bersama-sama dengan kerja
sama yang sudah terbagi dengan baik
6. Membantu untuk pengelolaan lingkungan bersama-sama
7. Mencapai tujuan secara efektif dan efisien sesuai dengan yang telah menjadi
tujuan awal sebuah organisasi

3. asas asas organisasi

Asas-asas Organisasi - Agar suatu organisasi dapat berjalan baik perlu adanya asas-asas atau
prinsip-prinsip tertentu. Atau dengan kata lain suatu organisasi yang baik perlu dilandasi oleh
suatu asas-asas atau prinsip-prinsip tertentu. Dengan pengetahuan tentang asas-asas atau
prinsip-prinsip organisasi maka dalam setiap usaha untuk mengorganisasi kalau tidak mau
mengalami kesulitan atau kegagalan maka prinsip-prinsip tersebut harus kita perhatikan.

Asas-Asas Organisasi

Adapun beberapa asas atau prinsip organisasi yang perlu diketahui antara lain adalah sebagai
berikut :

1. Asas perumusan tujuan


2. Asas pembagian kerja
3. Asas pendelegasian wewenang
4. Asas koordinasi
5. Asas efesiensi pengawasan
6. Asas pengawasan umum

Berikut penjelasan selengkapnya dari Asas-asa organisasi:

1. Asas Perumusan Tujuan

Dalam menyusun suatu organisasi, maka asas yang harus diperkirakan adalah asas perumusan
tujuan. Dengan asas tersebut maka berarti bahwa sebelum organisasi tersebut disusun, maka
terlebih dahulu harus mengetahui tujuan dari organisasi itu dibentuk. Dengan lain menyusun
organisasi tersebut bermaksud agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efisien
dan efektif.

2. Asas Pembagian Kerja

Dimuka telah dikemukakan bahwa, dalam pembentukan atau penyusunan suatu organisasi
adalah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Karena suatu
organisasi selalu membutuhkan tenaga-tenaga orang lain yang kadang-kadang tidak sedikit
jumlahnya, maka perlu adanya pembagian kerja yang baik. Dengan adanya pembagian kerja
maka tiap orang / bagian akan dapat mengetahui secara jelas tugas dan tanggung jawab serta
kedudukannya masing-masing dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, akan dapat
diharapkan tidak terjadinya kesimpang siurang dalam pekerjaan sehingga pekerjaan dapat
dilakukan secara efisien dan efektif.

3. Asas Pendelegasian Wewenang

Bagi manajer sulit untuk melakukan seluruh pekerjaan seorang diri baik karena keterbatasan
kemampuan waktu dan sebagainnya. Untuk itu perlu bagi seorang menajer dalam melakukan
tugas dan tanggung jawabnya menyerahkan sebagian yang tidak begitu penting kepada
bawahan-bawahannya.

4. Asas Koordinasi

Dengan adanya pembagian kerja dalam suatu organisasi maka diharapkan dalam pelaksanaan
tugas-tugasnya jangan sampai terjadi kesimpang siuran. Akan tetapi, dalam praktek adanya
koordinasi yang baik maka kemungkinan kesimpang siuran itu tetap ada, sebab
kecenderungan setiap orang atau setiap bagian mempunyai egoisme untuk berusaha
melaksanakan tugasnya sebaik mungkin. Tindakan ini pada prinsipnya adalah baik, tetapi
kalau tindakan ini berlebih-lebihan artinya tidak memperhatikan kegiatan-kegiatan lain maka
justru dapat menyulitkan, misalnya bagian produksi berusaha untuk meningkatkan
produksinya sebanyak mungkin tanpa memperhatikan bagian penjualan, maka ini berarti
akan menimbulan over produksi (produksi yang berlebihan).

5. Asas Batas Efisiensi Pengawasan

Dalam meningkatkan tugas masing-masing orang / bagian tersebut mempunyai beberapa


orang yang dibawah pengawasannya untuk itu batas-batas efisiensi pengawasan harus betul-
betul diperhatiakan, artinya bila batas pengawasan orang hanya lima orang maka janganlah
orang tersebut dibebani untuk mengawasi delapan orang. Bebrapa batas yang tepat
sebenarnya tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing yang tidak dapat dibaut
standar secara tegas. Perbedaan kecakapan yang memimpin, sikap pekerjaan dan faktor-
faktor lain ikut pula menentukan beberapa batas yang paling baik
6. Asas Pengawasan Umum

Suatu organisasi tidak dapat terjamin kelancarannya bila pengawasannya kurang baik untuk
itu maka dalam penyusunan organisasi harus dilakukan sedemikian rupa misalnya diusahakan
penyusunan organisasi yang sederhana sehingga dengan demikian pimpinan akan mampu
melakukan pengawasan secara keseluruhan.

4.bentuk bentuk organisasi


Bentuk-bentuk organisasi Dikutip dari buku Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan
Aplikasi (2008) karya Chr. Jimmy L. Gaol, ada lima bentuk organisasi, yakni:

-Bentuk organisasi lini/garis (line organization)

Adalah jenis organisasi yang memiliki garis wewenang atau kekuasaan secara vertikal dari
atasan ke bawahan. Biasanya diterapkan oleh organisasi kecil dengan jumlah pegawai yang
masih sedikit, dan pemilik menjadi pemimpin organisasinya. Dalam Buku Ajar Perilaku
Organisasi (2019) karya Ni Kadek Suryani dan kawan-kawan, bentuk organisasi lini masih
sangat sederhana, dan tingkat spesialisasinya masih belum tinggi. selain itu, tiap kepala unit
mempunyai wewenang serta tanggung jawab penuh terhadap pekerjaan di unitnya.

-Bentuk organisasi lini dan staf (line and staff organization)

Adalah jenis organisasi yang mempertahankan garis komando dan pelimpahan wewenang
dari pucuk pimpinan (tingkat vertikal) ke pimpinan di bawahnya. Pucuk pimpinan tetap
memiliki wewenang untuk menentukan keputusan, kebijakan, serta merealisasikannya.
Sering diterapkan dalam organisasi besar dengan jumlah pegawai banyak. Bentuk organisasi
ini tidak memungkinkan adanya hubungan langsung di antara seluruh anggota perusahaan.
Karena adanya garis komando dan jumlah pegawai banyak. Bentuk organisasi fungsional
(functional organization) Adalah jenis organisasi yang tidak terlalu menekankan hubungan
hierarki secara struktural. Bentuk organisasi ini lebih berfokus pada sifat dan jenis fungsi
yang dijalankan para anggotanya. Maka dari itu, dalam organisasi fungsional terlihat jelas
adanya pembagian tugas yang tegas. Dalam organisasi ini, bawahan menerima perintah dari
atasan. Para petinggi organisasi akan dikelompokkan sesuai spesialisasi yang dimilikinya.
Sehingga spesialisasi karyawannya dapat semakin berkembang dan dimanfaatkan secara
optimal.

- Bentuk organisasi lini dan fungsional (line and functional organization)

Melansir dari buku Teori Desain Organisasi (2021) karya Bonaventura Agus Triharjono dan
kawan-kawan, bentuk organisasi ini menggabungkan bentuk organisasi lini dan fungsional.
Biasanya diterapkan dalam organisasi besar dengan jumlah karyawan banyak. Pimpinan
tertinggi akan melimpahkan wewenang kepada tiap kepala unit. Pimpinan tertinggi juga akan
memberi wewenang kepada pejabat fungsional untuk melaksanakan bidang pekerjaan
operasionalnya
-Bentuk organisasi komite (committee organization)

Adalah bentuk organisasi yang masing-masing anggotanya mempunyai wewenang sama dan
pimpinan yang sifatnya kolektif. Organisasi ini mengutamakan pimpinan kolektif presidium.
Bentuk organisasi ini bisa diterapkan secara formal ataupun informal. Organisasi komite
memiliki pembagian tugas yang jelas. Tiap anggotanya mempunyai wewenang yang sama
besarnya. Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif, begitu pula dengan tanggung
jawabnya. Untuk keputusannya akan diputuskan secara bersama-sama.
VII. MANAJEMEN

1. arti manajemen

Secara umum, manajemen adalah suatu proses di mana seseorang dapat mengatur segala
sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok. Manajemen perlu dilakukan guna
mencapai tujuan atau target dari individu ataupun kelompok tersebut secara kooperatif
menggunakan sumber daya yang tersedia.
Dari pengertian tersebut, ilmu manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan dalam
mengatur sesuatu agar tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi. Sebetulnya, hal ini sudah
sering terjadi di kehidupan nyata. Setiap orang juga pasti pernah mempraktikkan ilmu
manajemen secara tidak langsung setiap harinya.
Selain itu, manajemen juga dapat diartikan menurut etimologinya. Manajemen berarti sebagai
seni mengatur dan melaksanakan, berdasarkan Bahasa Prancis kuno. Manajemen juga dapat
diartikan sebagai usaha perencanaan, koordinasi, serta pengaturan sumber daya yang ada
demi mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Dengan menerapkan ilmu manajemen, diharapkan sesuatu yang sedang dikerjakan dapat
selesai tepat waktu dan tanpa ada hal yang menjadi sia-sia. Tujuan tercapai karena
terorganisir secara baik.
Para ahli memandang ilmu manajemen dengan pengertian beragam. Mary Parker Follet,
manajemen adalah seni dalam menyelesaikan tugas melalui perantara. Dalam hal ini,
manajemen dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh
seorang manager untuk mengarahkan bawahan atau orang lain dalam menyelesaikan
pekerjaan demi tercapainya sebuah tujuan.
Beralih ke George Robert Terry, yang mengartikan manajemen sebagai proses khas dari
beberapa tindakan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
Seluruh tindakan tersebut bertujuan mencapai target dengan memanfaatkan semua sumber
daya yang tersedia.
Menurut Ricky W. Griffin, manajemen adalah proses perencanaan, organisasi, koordinasi,
dan kontrol pada sumber daya agar tujuan tercapai secara efektif dan efisien. Efektif di sini
maksudnya tujuan tercapai sesuai rencana, dan efisien berarti bahwa manajemen dilakukan
secara cermat, terorganisir, dan tepat waktu.
Berbeda, Lawrence A. Appley mengartikan manajemen sebagai keahlian dalam
membangkitkan orang lain agar bersedia melakukan sesuatu. Tak harus seseorang, keahlian
manajemen juga dapat dimiliki oleh organisasi maupun kelompok.
Terakhir, Hilman berpendapat bahwa manajemen merupakan fungsi untuk mencapai suatu
target melalui perantara, serta melakukan pengawasan. Dengan begitu, tujuan dapat tercapai
bersama.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai ilmu manajemen tersebut, pengertian manajemen
tidak jauh dari usaha untuk mencapai sebuah tujuan dengan cara mengelola dan mengawasi.
Dari penjelasan para ahli tersebut, Anda tentu sudah memahami pengertian dari ilmu
manajemen.
2. tugas dan peranan manajemen

Tugas utama manajemen adalah menentukan cara terbaik agar tujuan organisasi bisa tercapai.
Manajemen yang baik akan berupaya untuk mencapai suatu tujuan secara ekonomis, berusaha
mempergunakan sarana secara produktif dan menyediakan sumber daya semurah mungkin.
Jadi, sebagai manajer dimanapun posisi Anda berada, Anda harus mengelola beberapa bidang
yang menjadi tugas dasar bagi seorang manajer manapun, yaitu:
1. Menjaga Agar Biaya Tetap Rendah
Anda mempunyai tanggung jawab untuk menjaga agar semua biaya yang ditimbulkan yang
berada dibawah kendali Anda tetap rendah.
2. Menjaga Standar Mutu
Anda mempunyai tanggung jawab untuk memastikan agar kualitas/mutu produk atau jasa
yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan atau sesuai keinginan pelanggan.
3. Memperbaiki Metoda
Anda mempunyai tanggung jawab untuk terus menerus mencari cara-cara terbaik yang lebih
efektif dalam menyelesaikan pekerjaan.
4. Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Pada Waktunya
Anda mempunyai tanggung jawab untuk mengatur berbagai strategi, agar setiap pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan.
Tugas dasar ini harus senantiasa dijadikan sebagai rujukan saat melakukan berbagai aktivitas
Menurut Ricky W. Griffin, manajemen adalah proses perencanaan, organisasi, koordinasi,
dan kontrol pada sumber daya agar tujuan tercapai secara efektif dan efisien. Efektif di sini
maksudnya tujuan tercapai sesuai rencana, dan efisien berarti bahwa manajemen dilakukan
secara cermat, terorganisir, dan tepat waktu.
Berbeda, Lawrence A. Appley mengartikan manajemen sebagai keahlian dalam
membangkitkan orang lain agar bersedia melakukan sesuatu. Tak harus seseorang, keahlian
manajemen juga dapat dimiliki oleh organisasi maupun kelompok.
Terakhir, Hilman berpendapat bahwa manajemen merupakan fungsi untuk mencapai suatu
target melalui perantara, serta melakukan pengawasan. Dengan begitu, tujuan dapat tercapai
bersama.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai ilmu manajemen tersebut, pengertian manajemen
tidak jauh dari usaha untuk mencapai sebuah tujuan dengan cara mengelola dan mengawasi.
Dari penjelasan para ahli tersebut, Anda tentu sudah memahami pengertian dari ilmu
manajemen.
2.tingkat tingkat manajemen

-Manajemen Puncak (Top Management)

Manajemen puncak harus memiliki keterampilan konsep dengan tugas untuk memimpin
organisasi atau perusahaan secara keseluruhan agar dapat membentuk tim kerja yang baik.
Manajemen puncak terdiri atas Dewan Direktur atau Eksekutif, Presiden Direktur, Direktur,
Kepala Perwakilan, dan Kepala Divisi.

-Manajemen Menengah (Middle Management)

Manajemen menengah menjadi penghubung antara manajemen puncak dengan manajemen


lini pertama. Manajemen menengah atau dalam profesinya adalah manajer menengah
tugasnya membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya atau bisa
juga karyawan operasional. Sebagai contoh, Manajer Cabang, Kepala Pengawas, Kepala
Departemen, Kepala Bagian, dan lain-lain.

-Manajemen Lini Pertama (First-Line Management)

Manajemen lini pertama harus memiliki keterampilan teknis yang bertanggung jawab
memimpin dan mengawasi tenaga operasional. Manajemen lini pertama berhubungan
langsung dengan tenaga operasional atau karyawan. Contohnya adalah mandor dalam pabrik,
kepala seksi yang langsung membawahi tenaga pengetik dan tenaga administrasi dalam
kantor yang besar, atau pengawas teknis dalam suatu perusahaan otomotif.

4. keterampilan manajerial

Keterampilan manajerial adalah keterampilan untuk mengatur, mengoordinasikan dan


menggerakkan para bawahan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan organisasi.
Kemampuan manajerial tidak begitu saja muncul. Kemampuan ini lahir dari suatu proses
panjang yang terjadi secara perlahan melalui proses pengamatan dan pembelajaran.

Seorang pimpinan usaha, dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial, sehingga kegiatan
mengintegrasikan, mengoordinasikan, dan menggerakkan para bawahan dalam ruang lingkup
usaha yang besar, dapat dilakukan dengan baik.

5. sumber daya manajemen

Manajemen sumber daya manusia ini merupakan suatu proses menangani berbagai masalah
pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan atau semua tenaga kerja yang
menopang seluruh aktivitas dari organisasi, lembaga atau perusahaan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

Divisi HR merupakan divisi yang mengelola manajemen SDM ini akan menyediakan
pengetahuan (tentang perusahaan), peralatan yang dibutuhkan, pelatihan, layanan
administrasi, pembinaan, saran hukum, serta pengawasan dan manajemen talenta. Semua hal
tersebut dibutuhkan demi mencapai tujuan perusahaan.

Tak hanya itu, divisi ini juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan
perusahaan dengan menerapkan seluruh nilai dan budaya perusahaan. Dan juga memastikan
bahwa perusahaan memiliki tim yang baik dan solid dan memahami pemberdayaan
karyawan.
Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Adapun beberapa fungsi yang dimiliki oleh manajemen SDM yang perlu anda ketahui dan
dapat dipraktekkan dalam perusahaan, yaitu:

1. Mengatur dan Mengelola Pekerja


Fungsi ini memiliki tiga langkah penting, yaitu perencanaan, penarikan dan seleksi.
Ketiga tahap ini dilakukan agar mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas sehingga
dapat bekerja maksimal sesuai dengan job desc-nya.
2. Penilaian
Divisi SDM bertanggung jawab terhadap rangkaian pembinaan, pengawasan hingga
evaluasi terhadap calon ataupun karyawan yang telah dipilih. Evaluasi dilakukan
dengan mengacu pada standar kinerja yang telah disusun sebelumnya oleh Divisi
SDM.
3. Penggantian atau Kepuasan
Manajemen SDM juga memiliki fungsi memberikan penghargaan atau pemberian
balas jasa secara langsung atau tidak langsung, yang berbentuk uang maupun barang
kepada karyawan sebagai bentuk imbal jasa dari perusahaan. Pemberian penghargaan
yang baik dan adil akan mempengaruhi iklim kerja dalam sebuah perusahaan.
4. Pusat pelatihan dan penasihat
Pelatihan atau training ini merupakan suatu proses pembelajaran untuk memperoleh
suatu keahlian, peraturan, konsep atau sikap untuk meningkatkan kinerja para
karyawan. Bahkan pelatihan itu sendiri sudah diatur dalam undang-undang pada tahun
2003. Tak hanya melakukan pelatihan, tetapi manajemen juga harus mencari solusi
terhadap kendala yang dialami oleh SDM agar kinerja tetap maksimal dan berkualitas.
5. Membuat relasi
Manajemen juga memiliki tugas untuk membangun hubungan dengan pihak luar
terkait dengan SDM, seperti serikat pekerja atau sejenisnya. Dengan tujuannya agar
iklim kerja menjadi kondusif karena dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik
dan tanpa perlu melakukan tindakan yang berlebihan.
6. Mengatasi permasalahan
Divisi SDM memiliki tanggung jawab dalam mengatasi permasalahan yang sering
timbul pada karyawannya. Melakukan analisis pada setiap permasalahan dan mencari
solusi terbaik untuk menyelesaikannya.
7. Menangani kesehatan dan keselamatan pekerja
Manajemen SDM bertugas untuk menciptakan kondisi yang aman dan sehat, guna
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan beresiko seperti kecelakaan yang
dialami pekerja. Keselamatan kerja dan kesehatan semua karyawan menjadi tanggung
jawab divisi ini.

6. prinsip prinsip manajemen

Dilansir dari buku Pengantar Ilmu Manajemen dan Komunikasi (2013) karya Daryanto dan
Abdullah, , yaitu:

- Pembagian kerja Agar sebuah tujuan bisa dicapai dengan maksimal, maka suatu pekerjaan
harus dibagi menjadi unsur-unsur yang lebih kecil atau dispasialisasi. Tujuan pembagian
kerja adalah untuk meningkatkan kinerja karyawan dan meningkatkan efektivitas.

- Wewenang dan tanggung jawab


Setiap manajer dalam sebuah perusahaan pastinya memiliki wewenang dan tanggung jawab.
Wewenang adalah hak untuk mengambil keputusan atau menjalankan sesuatu sehubungan
dengan tugas atau tanggung jawab. Sementara tanggung jawab adalah tugas yang harus
diselesaikan agar bisa melaksanakan wewenang yang telah diberikan. Wewenang dan
tanggung jawab harus dijalankan secara seimbang. Semakin besar wewenangnya, maka akan
semakin besar juga pertanggungjawabannya.

- Disiplin

Disiplin perlu diterapkan karena merupakan dasar dari keberhasilan suatu perusahaan atau
organisasi dalam mencapai tujuannya. Suatu perusahaan atau organisasi akan sulit mencapai
tujuan apabila tidak menerapkan kedisiplinan.

Anda mungkin juga menyukai