2 Daftar Isi
2 Daftar Isi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
BAB 1. PENDAHULUAN 3
1.1 Pendahuluan 3
1.2 Tujuan Penelitian 3
1.3 Manfaat Penelitian 4
1.4 Keutamaan Penelitian 4
1.5 Temuan yang Ditargetkan serta Kontribusi terhadap Ilmu HI 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Kurangnya Edukasi Akan Pentingnya Kebersihan dan Higienitas Sanitasi pada
Anak-Anak Indonesia 5
2.2 Realisasi Pencapaian SDGS Poin ke 6 pada Anak-Anak Indonesia 5
2.3 Kerjasama PT Unilever Indonesia dengan UNICEF dalam Mengatasi Masalah
Kebersihan dan Sanitasi pada Anak-Anak Indonesia 6
2.4 Program Kerja PT Unilever Indonesia bersama dengan UNICEF untuk
Mendukung Realisasi SDGS Poin 6 7
2.5 Urgensi Realisasi SDGS Poin ke 6 pada Anak-Anak Indonesia 7
BAB 3. METODE PENELITIAN 8
3.1 Metodologi 8
3.2 Luaran 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 9
4.1 Anggaran Biaya 9
4.2 Jadwal Kegiatan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 12
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping 13
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 22
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas 22
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana 23
3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Lebih dari 20 juta orang di Indonesia belum mendapat akses terhadap air bersih. Masih
banyak masyarakat yang menggunakan air dari hutan, sungai atau ruang terbuka lainnya untuk
kebutuhan mereka sehari-hari. Hal tersebut tidak hanya merugikan mereka sendiri, tetapi
ekosistem lingkungan yang terganggu dengan adanya aktivitas manusia. Seperti buang air besar
di sungai, hal tersebut tidak hanya mencemari pasokan air tetapi juga bisa menimbulkan
penyebaran berbagai penyakit diare seperti kolera. Seperempat dari anak dibawah usia 5 tahun di
Indonesia didapati menderita diare, yang juga menjadi salah satu penyebab utama kematian anak
di Indonesia. (UNICEF, 2016)
Di Indonesia, banyak daerah terpencil yang masih tertinggal dan mengalami kesenjangan
dalam memperoleh akses air bersih. Maka dari itu, pemerataan sanitasi menjadi prioritas utama
dalam peningkatan kesehatan, gizi, dan menjadi target Sustainable Development Goals (SDG)
keenam. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan strategi yang lebih efisien untuk
menjangkau keluarga di Indonesia terutama anak-anak yang paling membutuhkan akses air
bersih. Selama hampir 86 tahun, PT Unilever Indonesia telah berusaha meningkatkan
pemahaman akan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dengan mengajarkan
untuk mencuci tangan sudah cukup dalam memulai masyarakat untuk membiasakan diri dalam
menjaga kebersihan dan kesehatan. Maka dari itu, dengan tujuan yang sama PT Unilever
Indonesia bekerjasama dengan UNICEF untuk menciptakan kesadaran masyarakat akan
kebersihan dan juga merealisasikan Sustainable Development Goals (SDG) poin keenam. Salah
satu cara yang dilakukan oleh PT Unilever Indonesia bekerjasama dengan UNICEF adalah
dengan memulai berbagai program yang mendukung masyarakat untuk menyadari pentingnya
kebersihan bagi kesehatan diri sendiri. Dengan banyaknya program yang dilakukan, diharapkan
masyarakat akan lebih sadar dan giat untuk terus melestarikan budaya menjaga kebersihan agar
mengurangi kerugian yang telah mereka alami sejak lama.
2.1 Kurangnya Edukasi Akan Pentingnya Kebersihan dan Higienitas Sanitasi pada Anak-Anak
Indonesia
Masalah sanitasi dan ketersediaan air bersih hingga saat ini masih menjadi isu yang krusial
sekaligus menjadi tantangan lama bagi Indonesia untuk segera diatasi. Sebagian besar
masyarakat Indonesia yang berada di daerah pelosok perlu berusaha lebih keras hanya untuk satu
liter air bersih. Masalah ini dapat dikatakan bersumber dari kurangnya edukasi dan pemahaman
masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan higienitas sanitasi guna mencegah
pertumbuhan dan penyebaran bakteri serta virus penyebab penyakit menular. Kurangnya edukasi
akan pentingnya menjaga higienitas menjadikan tingginya angka kematian masyarakat
dikarenakan terjangkit penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus seperti typhoid dan diare
sebagai dampak dari pola sanitasi yang buruk (IEC, 2019). Dua penyakit tersebut diakui sangat
mudah menyerang masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak yang juga memiliki pengetahuan
yang tidak cukup luas akan pentingnya kebersihan sanitasi.
Hilda Nuruzzaman dan Fariani Syahrul (2016) menyatakan bahwa kebiasaan tidak
mencuci tangan secara rutin terutama setelah buang air dan sebelum makan menjadi salah satu
faktor utama. Dilansir dari Detikhealth (2016), penyakit diare menjadi penyebab ke-2 kematian
pada balita yang disebabkan oleh proses infeksi bakteri, virus, parasit, atau jamur yang sangat
cepat. Beberapa sekolah dasar belum sepenuhnya memberikan dan menerapkan syarat atas
fasilitas sanitasi yang higienis, yang mana pada kenyataannya aspek sanitasi sekolah merupakan
elemen penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini mengundang munculnya
aksi-aksi proaktif untuk mendukung upaya pemerataan edukasi kepedulian terhadap higienitas
dan kesehatan yang telah dilakukan oleh beberapa instansi dan organisasi nasional maupun
internasional, khususnya UNICEF Indonesia sebagai pemerhati kesejahteraan anak-anak global.
2020-2024. Rentannya masalah higienitas ini menjadi fokus yang tidak kalah penting bagi
pemerintah untuk terus menghimbau akan pentingnya menjaga kebersihan dan membiasakan
mencuci tangan. Jelas bahwasannya masalah higienitas akan memicu munculnya masalah baru
yakni kekurangan gizi yang juga dapat mengancam kualitas generasi penerus bangsa (Hasan &
Kadarusman, 2019).
Disisi lainnya, dalam upaya pencapaian SDGs poin ke 6 ini, kontribusi pemerintah pusat
dan pemerintah daerah harus sejalan dan secara bersama berupaya mengerahkan anggaran untuk
memaksimalkan pemerataan air bersih sekaligus fasilitas penunjang sanitasi yang layak
khususnya pada kalangan sekolah dasar. Pemberian alokasi dana bantuan terhadap isu ini
tentunya menjadi investasi yang cukup menjanjikan mengingat pentingnya pemerintah untuk
menjamin kualitas dari anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa (Saputra, 2016).
Kesehatan lingkungan sekolah pun menjadi hal krusial dalam menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif agar siswa berkembang secara optimal. Hal ini secara langsung mendukung
pemerintah dalam merealisasikan poin SDGs yang 3 dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan secara menyeluruh dan merata.
2.3 Kerjasama PT Unilever Indonesia dengan UNICEF dalam Mengatasi Masalah Kebersihan
dan Sanitasi pada Anak-Anak Indonesia
Saat ini virus Covid-19 merupakan ancaman bagi nyawa seseorang karena berpotensi tinggi
mengakibatkan kematian, semua masyarakat Indonesia maupun dunia diwajibkan untuk menjaga
kebersihan terhadap diri sendiri maupun lingkungan. Di beberapa bagian di Indonesia, masih
terdapat daerah yang mengalami keterbelakangan fasilitas. PT Unilever Indonesia bersama
dengan UNICEF dan Save The children mengadakan program terkait kebersihan dan
pembangunan sanitasi yang disediakan untuk masyarakat Indonesia. Hal ini merupakan salah
satu dari banyaknya upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19, seperti yang telah
disampaikan Duta Besar Inggris, pemerintah Inggris sangat senang untuk membantu Indonesia
dalam keterbelakangan fasilitas dan ketersedian air bersih di beberapa daerah di Indonesia.
Dengan memberi bantuan senilai Rp 47 miliar, bersama mitranya PT Unilever Indonesia berikrar
mengatasi tantangan dan melakukan pengadaan produk-produk kesehatan dan kebersihan
(Liputan 6, 2020).
7
2.4 Program Kerja PT Unilever Indonesia bersama dengan UNICEF untuk Mendukung
Realisasi SDGS Poin 6
Sejumlah program PT Unilever Indonesia yang direalisasikan telah banyak membuat
kemajuan, tetapi hal ini masih dalam proses untuk menyamaratakan keadilan atas hak
mendapatkan akses air bersih. PT Unilever Indonesia bersama dengan UNICEF dan Save the
Children Indonesia memfokuskan upayanya di wilayah Jabodetabek dan provinsi Jawa Barat,
karena daerah ini merupakan daerah terpadat di Indonesia dan termasuk daerah yang memiliki
tingkat penularan Covid-19 tertinggi. Upaya pertama yang akan dilakukan yaitu dengan memberi
pemahaman kepada masyarakat tentang kebersihan, mengurangi kontak sosial, dan selalu
memakai masker. Upaya kedua yaitu dengan menerapkan kebiasaan mencuci tangan dengan
benar. Upaya ketiga dengan Meningkatkan akses pada produk kebersihan pribadi, seperti sabun,
shampo, sikat gigi dan lain-lainnya ,upaya keempat yaitu Penguatan koordinasi klaster WASH
seperti penyediaan air bersih dan sanitasi setempat, dan menghimbau masyarakat untuk patuh
pada protokol COVID-19. Program ini tidak hanya menyelamatkan nyawa manusia tetapi juga
menyelamatkan perekonomian Indonesia.
3.1 Metodologi
Riset ini akan menggunakan metodologi penelitian data sekunder. Yang mana Analisis
data sekunder merupakan sebuah analisis data yang dilakukan terhadap data yang sudah ada
tanpa perlu melakukan wawancara, survey, observasi dan teknik pengumpulan data tertentu
lainnya. Yang mana tujuan dari penggunaan metode analisis data sekunder antara lain untuk
menerapkan data dari penelitian terlebih dahulu dengan tujuan yang berbeda, untuk
memunculkan ide atau gagasan baru berdasarkan data lama tersebut, melakukan pengujian atas
ketidakbenaran dengan bukti yang benar, melakukan pengujian kebenaran dengan bukti
ketidakbenaran, dan mengekspor data dari perspektif yang berbeda. Data-data yang digunakan
pun berasal dari report instansi terkait yang mana dalam penelitian ini merupakan Unilever.
Antara lain, Unilever Sustainability report 2019, Jurnal yang berjudul The Role Of Science In
Shaping Sustainable Business: Unilever Case Study serta report dan jurnal akademik lainnya
yang akan ditambahkan seiring dengan proses pengerjaan riset.
3.2 Luaran
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini secara garis besar adalah agar pembaca bisa
mengetahui bagaimana usaha yang dilakukan oleh PT Unilever Indonesia dan UNICEF dalam
merealisasikan Sustainable Development Goals (SDG) poin keenam terhadap masyarakat dan
anak-anak Indonesia.
9
1 2 3 4
DAFTAR PUSTAKA
CNN Indonesia. 2018. Kesadaran Masyarakat Indonesia akan Kebersihan Masih Rendah.
URL:
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180423183600-255-292946/kesadaran-mas
yarakat-indonesia-akan-kebersihan-masih-rendah. Diakses tanggal 26 Maret 2021.
Dianthi, M.H. 2016. Di Indonesia, Diare Jadi Penyebab Utama ke-2 Kematian Balita. URL:
https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-3199281/di-indonesia-diare-jadi-penyebab-utama
-ke-2-kematian-balita. Diakses tanggal 21 April 2021.
Hasan, A., dan Kadarusman, H. 2019. Akses ke Sarana Sanitasi Dasar sebagai Faktor Risiko
Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-59 Bulan. Jurnal Kesehatan. 10 (3): 413-419.
Nuruzzaman, H., dan Syahrul, F. 2016. Analisis Risiko Kejadian Demam Tifoid Berdasarkan
Kebersihan Diri dan Kebiasaan Jajan di Rumah. Jurnal Berkala Epidemiologi. 4 (1):
74-86.
Saputra, J. 2016. Studi Deskriptif Sanitasi Kantin dan Fasilitas Sanitasi Dasar di Lingkungan
Sekolah Dasar pada Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran Kecamatan Ungaran Barat,
11
UNICEF. 2019. Air, Sanitasi, dan Kebersihan (WASH): Mewujudkan lingkungan yang bersih
untuk hidup, bermain, dan belajar bagi anak-anak. URL:
https://www.unicef.org/indonesia/id/air-sanitasi-dan-kebersihan-wash. Diakses tanggal 26
Maret 2021.
UNICEF. 2021. Peluncuran program edukasi kebersihan dan Perubahan PERILAKU Senilai
Rp 47 miliar. URL:
https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/peluncuran-program-edukasi-kebersih
an-dan-perubahan-perilaku-senilai-rp-47-miliar. Diakses tanggal 21 April 2021.
United Nations. 2020. Goal 6: Ensure access to water and sanitation for all.
Verdiana, B.M.T. 2020. Inggris Danai Program Edukasi Kebersihan di Indonesia Senilai 47
M. Liputan 6. URL:
https://m.liputan6.com/global/read/4347914/inggris-danai-program-edukasi-kebersihan-d
i-indonesia-senilai-rp-47-m. Diakses tanggal 21 April 2021.
4 NIM 2301893354
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM-R.
13
(Regina Maharani R)
14
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Alisya Izzaturrahmah
4 NIM 2101682702
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM-R.
15
(Alisya Izzaturrahmah)
16
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Lala Prisilla
4 NIM 2301893373
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM-R.
17
Jakarta
Selatan, 21 April 2021
Anggota Tim 2
(Lala Prisilla)
18
Biodata Anggota 3
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhammad Naufal
4 NIM 2301853760
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM-R.
19
(Muhammad Naufal)
20
Biodata Anggota 4
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rayvin Verdesandio
4 NIM 2301960705
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan PKM-R.
21
(Rayvin Verdesandio)
22
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2021 adalah asli karya kami dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya yang sudah diterima ke kas Negara.
(Regina Maharani R)
2301893354