MANAJEMEN PROYEK
Pemilik Proyek
RSUD
Kontraktor
Pengawas
PT. Gemilang Utama
PU Cipta Karya
Alen
Keterangan :
Jalur perintah
Jalur Koordinasi
3.1.1. Owner/Pemilik
Owner atau pemilik proyek adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Owner atau pemilik
proyek Gedung Rawat Inap Kelas III (Tahap III) RSUD Bangkinang dipegang
oleh RSUD.
Hak pemilik proyek adalah sebagai berikut:
a. Menunjuk penyedia jasa (konsultan/kontraktor).
b. Meminta laporan secara periodic mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh penyedia jasa, dan
c. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjukan suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik.
Pemilik Proyek
RSUD
Pelaksana Proyek
PT. Gemilang Utama Alen
Bpp
Rakhmad, S.KM
Pengawas
Firdaus
2) Project Manager
Project Manager adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin sebuah
proyek. Project Manager memegang tanggung jawab untuk kesuksesan sebuah
proyek yang sedang dikerjakan perusahaan. Project manager memiliki tugas
untuk mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dan menjamin pelaksanaan
pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh pihak pengguna jasa serta
mengkoreksi bila ada review design. Apabila pelanggan mempunyai keluhan
terhadap produk yang tidak sesuai dengan yang direncanakan maka project
manager yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan keluhan tersebut.
Project manager juga membantu bidang administrasi kontrak untuk
memeriksa dan menyetujui tagihan upah mandor, sub kontraktor, dan sewa alat
yang berhubungan dengan prestasi fisik lapangan serta mengajukan request ke
direksi proyek sebelum pekerjaan dimulai termasuk koordinasi dengan konsultan
supervisi. Seorang project manager juga dituntut untuk bisa mendengarkan dan
bisa membaur ke dalam timnya, sehingga mudah berkomunikasi untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di proyek. Project manager pada
proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III (Tahap III) RSUD
Bangkinang adalah Emrizal, S.T
3) Site Manager
Site manager adalah seseorang yang bertugas dalam perencanaan teknis dan
material dengan menyediakan seluruh shop drawing, membuat perhitungan
konstruksi yang diperlukan, menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume
pekerjaan. Secara umum tugas pokok dari site manager adalah menjamin
terlaksananya pekerjaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi teknis dan waktu
kerja yang telah ditetapkan.
Tugas lain dari site manager yaitu memberikan petunjuk dan perintah
langsung kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan teknis setelah kontrak kerja
ditanda tangani. Bersama dengan project manager menyusun bahan / materi
rencana mutu proyek sesuai bagiannya. Bila tidak memiliki project manager,
maka site manager bertanggung jawab membuat skema, rencana kerja, tahapan
pekerjaan dan rencana penggunaan material dan peralatan. Bertanggung jawab
atas pengujian dan penyelidikan material/bahan di lapangan.
Site manager memberikan jaminan atas pelaksanaan detail teknis untuk
pekerjaan mayor tidak akan terlambat selama masa mobilisasi untuk masing-
masing item pekerjaan. Tingkatan jumlah komposisi bobot rencana pekerjaan dari
jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam dokumen kontrak,
serta membantu tim di lapangan dalam mengendalikan seluruh kegiatan-kegiatan
kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan pekerjaan, juga
dilakukan oleh seorang site manager. Site manager pada proyek pembangunan
Gedung Rawat Inap Kelas III (Tahap III) RSUD Bangkinang adalah Abd.Djalil,
S.T
4) Petugas K3/Ahli K3
Petugas K3 adalah seseorang di dalam organisasi Pengguna Jasa dan/atau
Organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi K3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Ahli K3 yang mempunyai kompetensi
khusus di bidang K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi sesuai
pedoman ini di tempat penugasannya yang dibuktikan dengan sertifikat dari yang
berwenang dan sudah berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam
pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan
referensi pengalaman kerja. Petugas K3 harus mempunyai daftar alamat pihak-
pihak yang harus dihubungi bila terjadi keadaan darurat, seperti:
(a) Rumah sakit, puskesmas dan dokter hyperkes terdekat.
(b) Kantor dinas pemadam kebakaran terdekat.
(c) Kantor polisi, aparat keamanan lainnya yang terdekat.
Petugas K3/Ahli K3 pada proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas
III (Tahap III) RSUD Bangkinang adalah Gustriwan Putra.
5) Administrasi
Admin proyek adalah seseorang yang bertanggung jawab atas segala urusan
administrasi pada proyek. Tugas detailnya adalah admin proyek menjaga dan
memperbarui informasi administrasi mulai dari bekal kantor (office supply), alat
tulis kantor. Mempersiapkan pengaturan rapat, absensi staff, serta melakukan hal-
hal seperti surat menyurat dengan staff lainya. Membuat laporan keuangan atau
laporan kas bank proyek, laporan pergudangan dan lainnya. Pada proyek
Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III (Tahap III) RSUD Bangkinang yang
bertugas mengatur administrasi adalah Ardiansyah.
6) Quality Engineer
Quality engineer adalah orang yang bertugas untuk menjamin bahwa mutu
material, mutu hasil pelaksanaan oleh kontraktor memenuhi persyaratan/ketentuan
dalam dokumen kontrak. Pengendalian terhadap mutu bahan dan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah
ditentukan dalam dokumen kontrak quality engineer harus memahami benar
metode test laboratorium dan lapangan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak.
Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari site engineer, serta berupa agar site
engineer dan pejabat pelaksana teknis kegiatan selalu mendapat informasi yang
diperlukan sehubungan dengan pengendalian mutu.
Quality engineer melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas
pengaturan personil dan peralatan laboratorium kontraktor agar pelaksanaan
pekerjaan selalu didukung tersedianya tenaga dan peralatan pengendalian mutu
sesuai dengan dalam dokumen kontrak. Melakukan pengawasan dan pemantauan
atas pengaturan dan pengadaan stone crusher dan asphalt mixing plant atau
peralatan lain yang diperlukan. Pengawasan dilakukan setiap hari terhadap semua
kegiatan pemeriksaan mutu bahan dan pekerjaan, serta segera memberikan
laporan kepada site engineer setiap permasalahan yang timbul sehubungan dengan
pengendalian mutu bahan dan pekerjaan.
Selain itu tugas quality engineer juga menganalisa semua hasil test,
termasuk usulan komposisi campuran (jobmix formula), soil cement, agregat dan
beton, serta memberikan rekomendasi dan justifikasi teknis atas persetujuan dan
penolakan usulan tersebut. Memberi petunjuk kepada staf kontraktor, agar semua
teknisi laboratorium dan staf pengendali mutu mengenal dan memahami semua
prosedur dan tata cara pelaksanaan uji sesuai dengan yang tercantum dalam
spesifikasi. Kemudian menyerahkan kepada site engineer himpunan data bulanan
pengendalian mutu. Himpunan data harus mencakup semua data test laboratorium
dan lapangan secara jelas dan terperinci. Quality engineer pada proyek
Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III (Tahap III) RSUD Bangkinang
adalah Crisma, S.T
7) Quantity Engineer
Quantity engineer adalah sebuah profesi yang mempunyai keahlian dalam
perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, sehingga suatu pekerjaan
dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa,
dikendalikan dan dipercayakan. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat
dari site engineer dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama
dengan quality engineer untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan
dengan laboratorium. Pengawasan di lapangan juga secara terus menerus pada
semua lokasi pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan memberitahu
dengan segera kepada site engineer tentang semua pekerjaan yang tidak
memenuhi/sesuai dokumen kontrak. Secara terus menerus mengawasi, membuat
catatan dan memeriksa semua hasil pengukuran, perhitungan kuantitas dan
sertifikat pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran terhadap kontraktor
sudah benar dan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.
Quantity engineer bersama-sama kontraktor setiap hari membuat ringkasan
tentang kegiatan konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan material, jumlah dan
keadaan tenaga kerja, peralatan yang digunakan, jumlah pekerjaan yang telah
diselesaikan, pengukuran dilapangan, kejadian-kejadian khusus dan sebagainya
dengan menggunakan formulir laporan standar (laporan harian) yang harus
diserahkan/dikirim kepada site engineer dan satuan kerja fisik tiap hari setelah
selesai kerja. Quantity engineer membantu site engineer mengadakan pengukuran
akhir secara keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah diselesaikan yang
mutunya memenuhi syarat. Quantity engineer pada proyek Pembangunan Gedung
Rawat Inap Kelas III (Tahap III) RSUD Bangkinang adalah Junendra, S.T
8) Pelaksana Lapangan
Pelaksana lapangan adalah seorang berhubungan langsung dengan project
manager untuk melaporkan apa yang terjadi di lapangan baik progress maupun
kendalanya. Tugas pelaksana lapangan ini yaitu menyimpan gambar kerja dengan
baik, tidak boleh merubah/mencoret tanpa seizin atasan langsung. Melaksanakan
pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana mutu proyek (instruksi kerja),
spesifikasi teknis dari pelanggan, dan gambar kerja yang diterimanya dengan
mengarahkan tukang/sub kontraktor dan pekerjanya hingga didapat pekerjaan
yang bermutu, tepat waktu, dan biaya yang seefisien mungkin.
Pelaksana lapangan membuat dan melaksanakan detail program kerja
berdasarkan program harian/mingguan/bulanan yang ada serta melaporkan
prestasi kerja ke kepala proyek. Pelaksana lapangan juga menyelenggarakan
pencatatan-pencatatan atas tindakan yang telah dikerjakan baik qualitatif maupun
quantitatif untuk dapat membuat laporan mingguan mengenai:
(a) Pemakaian bahan, mesin-mesin/alat-alat dalam pekerjaan yang sedang
dilaksanakan.
(b) Kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
(c) Mengumpulkan bukti-bukti penerimaan/pengeluaran tertulis akibat bahan/
material, alat, dan keperluan lainnya kepada kepala proyek sehingga
pertanggung jawaban akan terlihat di dalam cash flow perusahaan.
Pelaksana lapangan pada proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas
III (Tahap III) RSUD Bangkinang adalah Yanuar, S.T
9) Surveyor
Surveyor adalah seseorang yang pekerjaannya berhubungan dengan
pengukuran bangunan. Pekerjaan ini bisa disebut sebagai kunci pembuka dalam
pelaksanaan proyek atau langkah awal sebelum proyek dimulai. Tugas dari
seorang surveyor yaitu menentukan titik-titik batas area proyek, ini diperlukan
untuk penentuan koordinat gedung, kemudian membaca gambar dengan melihat
bentuk dan ukuran bangunan untuk diaplikasikan dilapangan.
Surveyor juga bertugas untuk menghitung ketinggian elevasi cor kolom
beton agar pas untuk menaruh balok dan plat lantai, kesalahan dalam pekerjaan ini
dapat menyebabkan adanya bobok beton atau cor ulang untuk menambah
ketinggian kolom, memantau kedataran cor beton pada pekerjaan lantai basement
atau plat lantai diatasnya, setelah dicor surveyor melakukan pengecekan
ketegakan kolom dengan menggunakan waterpass atau benang ukur yang diberi
bandul. Kedataran elevasi balok lantai juga diperlukan pengecekan agar sesuai
dengan gambar rencana. Tugas rutin dari seorang surveyor yaitu membuat dan
mengukur penurunan gedung setiap hari atau seminggu sekali untuk mengetahui
apakah posisi gedung yang sudah dibangun berada pada posisi aman.
Surveyor pada proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III (Tahap
III) RSUD Bangkinang adalah Kamidi.
10) Logistik
Logistik merupakan suatu bagian profesi yang ada dalam rangkaian struktur
organisasi proyek. Seseorang yang ditugaskan pada profesi logistik proyek
ditugaskan untuk pendatangan, penyimpanan dan penyaluran material atau alat
proyek ke bagian pelaksana lapangan. Tugas dan tanggung jawab dari logistik
bangunan adalah melakukan pembelian barang/alat langsung sesuai dengan
tingkatan proyek dengan mengambil pemasok yang sudah termasuk dalam daftar
pemasok terseleksi dan atas persetujuan direktur perusahaan. Pada saat barang
akan dikirim ke lokasi proyek seorang logistik harus menyediakan tempat yang
layak dan memelihara dengan baik barang langsung maupun barang/alat yang
dipasok pelanggan termasuk memberi label keterangan setiap barang, ertanggung
jawab terhadap cara penyimpanan barang dan mencatat keluar masuknya barang-
barang yang tersedia di penyimpanan/gudang.
Laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan lainnya yang
berhubungan dengan bidang tugasnya disusun sebagai bukti dan arsip perusahaan.
Selain laporan, berita acara penerimaan/penolakan bahan/material setelah
pengontrolan kualitas oleh quality control dan kuantitas juga disusun oleh seorang
logistik. Sehingga seorang logistik harus selalu berkoordinasi dengan bagian
teknik dan pelaksana dalam pengiriman bahan/material dan berkoordinasi ke
pihak direksi PU serta mengamankan aktiva perusahaan berikut bukti-bukti
kerjanya.
Logistic pada proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III (Tahap
III) RSUD Bangkinang adalah Welly Chandra.
Pada proyek Gedung Rawat Inap Kelas III (Tahap III) RSUD Bangkinang
dipegang oleh PT. Gemilang Utama Alen dengan struktur organisasi seperti
Gambar 3.3.
Direktur Cabang
KIAGUS TONI AZWARANI, ST
Project Manager
EMRIZAL, ST
Site Manager
ABD. DJALIL, ST
Logistik
WELLY CHANDRA
Operator
A . FIKRI
3.2.1 Kurva S
Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, sangatlah diperlukan jadwal
pelaksanaan masing-masing pekerjaan yang jelas dan tersusun. Hal ini bermanfaat
agar pekerjaan konstruksi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu.
Untuk mewujudkan itu, dibuatlah time schedule dari masing-masing pekerjaan.
Penggunaan time schedule ini juga dapat digunakan untuk mengontrol sejauh
mana progress pekerjaan yang telah dikerjakan.
Pada proyek Gedung Rawat Inap Kelas III (Tahap III) RSUD Bangkinang,
proyek dikerjakan mulai tanggal 17 Mei 2019 dan direncanakan selesai tanggal 22
Desember 2019.
Fungsi Time Schedule antara lain:
a. Sebagai pedoman waktu bagi kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Sebagai dasar untuk membuat berita acara kemajuan pekerjaan proyek.
c. Sebagai alat kontrol bagi pengawas proyek dalam menilai prestasi pekerjaan.
d. Sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah kontrak pekerjaan.
e. Sebagai tolak ukur pencapaian target waktu pelaksanaan pekerjaan.
Proyek Gedung Rawat Inap Kelas III (Tahap III) RSUD Bangkinang mulai
dikerjakan tanggal 17 Mei 2019 dan direncanakan selesai tanggal 22 Desember
2019. Pada Kurva S proyek pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III (Tahap
III) RSUD Bangkinang pekerjaan pendahuluan dilakukan pada lantai 2 yaitu
pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi peralatan, pada pekerjaan mobilisasi
peralatan direncanakan pada 3 minggu pertama dan demobilasasi dilakukan pada
3 minggu terakhir dengan bobot sebesar 0, 4898. Pada pekerjaan crane
direncanakan pada minggu ke-6 sampai minggu ke-22 dengan bobot pekerjaan
sebesar 0,7937. Selanjutnya pada pekerjaan pembongkaran direncanakan pada
minggu ke-5 sampai minggu ke-7 dengan bobot pekerjaan 0,0142. Pada pekerjaan
pengecatan direncanakan pada minggu ke-15 dan minggu ke-16 dengan bobot
pekerjaan 0,6139.
Pada pekerjaan utilitas sanitasi lantai 2 direncanakan pada minggu ke-12
sampai minggu ke-14 dengan bobot pekerjaan 0,3329. Pada lantai 3 (elevasi +8.00
s/d +12.00) dilakukan pekerjaan struktur dengan bobot pekerjaan 12,7017,
kemudian pekerjaan dinding, plesteran dan ornamen dengan bobot pekerjaan
sebesar 3,1787, dilanjutkan dengan pekerjaan kusen pintu, jendela, dan ventilasi
dengan bobot pekerjaan sebesar 0,9751, kemudian pekerjaan lantai dengan bobot
pekerjaan sebesar 0,9284, pekerjaan plafon dengan bobot pekerjaan sebesar
0,6972, pekerjaan pengecatan dengan bobot pekerjaan sebesar 0,6139, pekerjaan
utilitas sanitasi dengan bobot pekerjaan sebesar 0,3329. Pada lantai 4 (elevasi
+12.00 s/d +16.00) dilakukan pekerjaan struktur dengan bobot pekerjaan 9,0410,
kemudian pekerjaan dinding, plesteran dan ornamen dengan bobot pekerjaan
sebesar 2,8207, dilanjutkan dengan pekerjaan kosen pintu, jendela, dan ventilasi
dengan bobot pekerjaan sebesar 1,1425, kemudian pekerjaan lantai dengan bobot
pekerjaan sebesar 0,8130, pekerjaan plafon dengan bobot pekerjaan sebesar
0,5226, pekerjaan pengecatan dengan bobot pekerjaan sebesar 0,4526, pekerjaan
utilitas sanitasi dengan bobot pekerjaan sebesar 0,2387. Pada lantai 5 ( elevasi
+16.00 s/d +20.00) dilakukan pekerjaan yang sama dengan lantai 3 dan lantai 4
dengan nilai bobot pekerjaan yang berbeda.
Pada proyek ini terdapat pekerjaan lift dan manhole yang pekerjaan nya di
mulai pada minggu ke-13. Kemudian terdapat pekerjaan koridor yang dimulai
pada minggu ke-18. Pada proyek ini juga terdapat pekerjaan lanscape dan utilitas
luar gedung yang dimulai pada minggu ke-27. Selanjutnya terdapat pekerjaan
mekanikal dan elektrikal yang masing-masing pekerjaan dimulai pada minggu ke-
16 dan minggu ke-14. Kurva S pada proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap
Kelas III (Tahap III) RSUD Bangkinang dapat dilihat pada Lampiran I.
1) Pekerjaan leveling
a. Waterpass
Waterpass digunakan untuk leveling lapangan dan untuk pembuatan tanda
pada kolom sebagai acuan pekerjaan balok dan plat lantai. Waterpass yang
digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut.
Gambar 3.4 Waterpass
d. Tower Crane
Tower crane digunakan untuk mengangkut material atau bahan maupun
konstruksi bangunan dari bawah menuju bagian yang ada di atas dan untuk
mengangkat concrete bucket yang berisi campuran beton pada pengecoran .
Tower crane yang digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 3.8
berikut.
Gambar 3.8 Tower crane
e. Scaffolding Frame
Scaffolding adalah alat bantu yang digunakan sebagai penopang sementara
sebelum struktur utama selesai dan siap digunakan. Pada proyek ini yang
digunakan adalah scaffolding frame dapat dilihat pada Gambar 3.9 berikut.
d. Pita Ukur
Pita ukur merupakan salah satu alat yang digunakan pada pengujian slump.
Setelah beton segar dipadatkan di kerucut abrams, cetakan diangkat perlahan
kemudian ukur nilai slump menggunakan pita ukur. Beton dapat digunakan jika
nilai slump sudah sesuai standar yang direncanakan. Pita ukur yang digunakan
pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 3.14 berikut.
Gambar 3.14 Pita Ukur
1) Pekerjaan Pembesian
a. Besi Tulangan
Besi tulangan digunakan untuk menahan tegangan tarik. Besi tulangan
dirangkai membentuk kerangka tulangan yang direncanakan. Besi tulangan diikat
dengan kawat bendrat agar kerangka yang direncanakan tidak berubah atau
berpindah tempat dari posisinya. Kawat bendrat digunakan sebagai pengikat
persilangan atau pertemuan antar besi tulangan sehingga bentuk kerangka
tulangan yang direncanakan tetap pada posisinya. Besi tulangan yang digunakan
pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 3.15 dibawah ini.
Gambar 3.15 Besi Tulangan
b. Beugel
Beugel adalah suatu komponen yang terbuat dari besi beton. Kegunaan
beugel adalah untuk menahan beban geser dari balok cor atau kolom beton
bertulang. Beugel untuk balok pada proyek ini menggunakan besi beton dengan
diameter 8 mm. Beugel yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.16 berikut.
Kawat bendrat merupakan pengikat tulangan yang tebuat dari baja lunak
dengan diameter minimal 1 mm. Kawat bendrat digunakan sebagai pengikat
rangkaian tulangan-tulangan antara satu tulangan dengan yang lainnya sehingga
membentuk suatu rangkaian rangka elemen struktur. Kawat bendrat yang
digunakan berukuran 2 mm. Kawat bendrat yang digunakan pada proyek ini dapat
dilihat pada Gambar 3.17 berikut.
2) Pekerjaan Pengecoran
a. Bekisting
Bekisting adalah konstruksi pembantu yang bersifat sementara, bekisting
berfungsi untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan
bentuk yang diinginkan hingga beton mengeras. Dikarenakan berfungsi sebagai
cetakan sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang
dituang telah mencapai kekuatan yang cukup. Bekisting yang digunakan pada
proyek ini merupakan jenis bekisting konvensional atau bekisting tradisional,
yaitu dengan menggunakan bahan triplek dan kayu. Bekisting yang digunakan
dapat dilihat pada Gambar 3.18 berikut.
Gambar 3.18 Bekisting
c. Beton Decking
Beton Decking digunakan sebagai spasi yang dibuat sesuai dengan ukuran
selimut beton dan untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang
direncanakan. Beton decking yang di gunakan pada proyek ini dapat dilihat pada
Gambar 3.20 berikut.