Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL KEGIATAN SAYEMBARA

NAMA STADION GEGER CILEGON

Nama : SAIRUDIN

Alamat : Link.Gempol wetan Kelurahan Pabean

No Hp. : 085920145427
1.LATAR BELAKANG
Olahraga adalah bentuk kegiatan fisik sing terencane lan terstruktur sing melibatkan
Gerakan tubuh lan di tunjukkan kangge kebugaran jasmani, kegiatan Niki dalam perkembangane
antuk di lakukan sebagai kegiatan sing menghibur,menyenangkan ataupun juga dilakukan kangge
meningkatkan prestasi.
Pemerintah sendiri menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya masyarakat
Indonesia sing sehat, pemerintah menempatkan olahraga sebagai salah siyos arah kebijakan
pembangunan yaitu dengan menumbuhkan budaya olahraga kangge meningkatkan kualitas
masyarakat sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran sing cukup.
Berdasarkan hasil survey nasional Alvara reseach center sing di kutip saking databoks bahwa
mayoritas penduduk Indonesia milenial usia 20-35 tahun gemar olahraga sepak bola atau futsal,
dari 1200 responden, sebanyak 72,9% mengaku menyukai kegiatan olahraga dari jumlah tersebut
44,5% menyukai olahraga sepak bola, dari itulah pemerintah harus memfasilitasi lapangan
sepakbola kangge terwujudnya program pemerintah tersebut.

2. NAMA STADION
Nama stadion yang rencananya di launching bapak walikota kota Cilegon kule beri nama
"STADION GELORA GEGER CILEGON"

3.FILOSOFI PENAMAAN STADION GEGER CILEGON

Perlawanan sing dikobarkan Ki Wasyid sereng para tokoh Banten dalam Geger Cilegon
dilatarbelakangi kesewenang-wenangan Belanda sing pada waktu niku merupakan peralihan
terhadap kependudukan Belanda di Banten. Kebencian masyarakat makin memuncak saat
masyarakat tertekan dengan dua musibah yakni dampak meletusnya Gunung Krakatau di
Selat Sunda (23 Agustus 1883) yang menimbulkan gelombang laut yang menghancurkan
Anyer, Merak, Caringin, Sirih, Pasauran, Tajur, dan Carita. Selain itu musibah kelaparan,
penyakit sampar (pes), penyakit binatang ternak (kuku kerbau) membuat penderitaan rakyat
menjadi-jadi.

Di tengah kejadian niku, kebijakan pemerintah Belanda sing ngeharusaken masyarakat


membunuh kerbau karena wedi ketularan penyakit membuat warga makin terpukul. Dereng
maning, penghinaan Belanda terhadap aktivitas keagamaan menambah rentetan alasan
dilakukan perlawanan bersenjata. Ning lain pihak, tekanan urip sing makin terdesak membuat
warga wakeh sing melayu ning klinik dukun sing nimbulaken kemusrykan (tahayul).

Tersebutlah ning desa Lebak Kelapa, wenten wiwitan kepuh gede ( besar ) sing dianggap
keramat dapat memusnahkan bencane lan ngabulaken sing dikarep asalkan ngisungi sesajen
ning jin penunggu wiwitan kepuh niku. Berkali-kali Ki Wasyid ngingetaken penduduk bahwa
ngejaluk selain ning gusti Allah niku termasuk syirik. Namun fatwa atau omongane Ki
Wasyid boten diindahkan. Ningali keadaan niki, Ki Wasyid sereng beberapa muride
menebang wiwitan berhala pada sipeng hari. Nikilah sing ngebakte Ki Wasyid di siding
sereng pengadilan kolonial pada 18 November 1887. Ia dipersalahkan ngelanggar hak uwon
lain sehingga dikenakan denda 7,50 gulden.

Hukuman sing dijatuhkan ning Ki Wasyid menyinggung rase keagamaan lan rase harga diri
muride. Siyos maleh sing menyulut api perlawanan niku ialah dirobohaken menara mushala
sing wenten ning Jombang tengah atas perintahe Asisten Residen Goebels. Goebels
menganggap menara sing dipakai kangge mengalunkan azan setiap waktos salat mengganggu
ketenangan karena suarane sing di anggep keras ape maning waktos azan salat subuh.

Asisten Residen memberi perintah ning Patih agar didamel surat edaran sing ngelarang
salawat, tarhim lan azan dengan suara sing keras.
Ning jero masyarakat kolonial, wenten ketidak cocokan antara aspek-aspek tertentu dari
praktik keagamaan tradisional lan lembaga-lembaga kolonial, sing nyebabaken kekhawatiran
ning kalangan pribumi lan merase bahwe kebudayaan kolonial sendiri akan mengalami
kemunduran.

Perkembangan niki mengisyaratkan bahwe gerakan keagamaan berusaha menegakkan hak


lan aspirasi politik. Hal niki disebabkan wenten suatu ketersingkiran politik, lan keinginan
kembali memperkuat tradisi tradisional. Dilihat saking sisi ini, gerakan kebangkitan agama
sing wenten ning Cilegon antuk diidentifikasikan sebagai sebuah gerakan religi lan politik,
sing antuk menampung berbagai kelompok sosial.

Elite agama mendapatkan peran penting kangge memimpin gerakan pemberontakan 1888,
kepribadian mereka sing kharismatik menjadikan mereka sebagai salah satu unsur penting
kangge usahe ngebine pertumbuhan pergerakan. Salah siyos kekuatan sing utame enggeh
niku gerakan pemberontakan petani 1888 sing di prakasai elite agama lan gerakan tarekat
sufi.

Nikulah sekilas filosofi sejarah Stadion Gelora geger Cilegon, kurang lebihe kule ngende
maaf, kule akhiri sereng lafad wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Hatur nuhun
Qodiriyah sing sifate mengikat kangge pengikutnya di samping niku menanamkan semanget
Revolusioner lan di dakwahkan kepada masyarakat cilegon lan Banten laine.

Pada tahun 1872-1876 Haji Abdul Karim menyebarkan kegiatan tarekat Qadiriyah di Banten,
dengan care keliling ning pelosok-pelosok. Haji Abdul Karim dianggap sebagai Kyai gede
ning daerah Banten lan mendapat gelar Kyai Agung, di samping niku juga di anggep sebagai
Wali Allah. Pada tahun 1876, dia diangkat menjadi pengganti Syekh Chatib Sambas,
pemimpin tertinggi tarekat Qadiriyah di Mekkah. Beliau saat berangkat ke Arab, mengatakan
kepada murid-muridnya, bahwa dia boten ayun mantuk ning Banten selama daerah iki masih
wenten berada di bawah kekuasaan wong asing.

Pada tahun 1883, K.H. Tubagus Ismail mantuk sing Mekkah. Sebagai keturunan Sultan
Banten dia dianggap sebagai calon “Wali Allah”. Dengan kewentenan niki mangke dorongan
kangge mendirikan kembali kesultanan Banten pun muncul kembali. Pada tahun 1884,
berlangsung perundingan pertama sing ngomongaken rencane konkret kangge mengadakan
pemberontakan bersenjata. Perundingan niku terjadi ning griyane Haji Wasid, sing dipimpin
oleh K.H Tubagus Ismail.

Dalam siyos pertemuan ning griyane Haji Wasid di Beji diputuskan kangge gelati pengikut
dikalangan para murid. Pertemuan-pertemuan niku di wentenaken ning berbagai tempat sing
dihadiri oleh bagian terbesar pemimpin-pemimpin pemberontakan setempat. Guru-guru
tarekat ditugaskan kangge menyebarkan gagasan niku lan gelati pengikut. Pejabat-pejabat
Kolonial ngerase cemas ningali kegiatan sing sangat meningkat dalam kehidupan agama
rakyat cilegon

Pertemuan-pertemuan sing paling penting diantara anggota-anggota komplotan menggunakan


kedok pesta rakyat, seperti pesta perkawinan atau pesta sunatan. Pertemuan-pertemuan yang
lebih kecil menggunakan kedok pertemuan zikir. Mereka begitu pandai merahasiakan
rencana-rencana komplotan mereka sehingga selama bertahun-tahun pemerintah kolonial
tidak dapat menemukan fakta-fakta yang bisa dijadikan alasan kangge menangkap mereka.

Dalam empat bulan terakhir tahun 1887 kegiatan anggota-anggota komplotan sangat
meningkat, mereka ngewentenaken pertemuan-pertemuan melakukan perjalanan lan
mempropagandakan perjuangan, di siyos pihak mereka melatih murid-murid cara-cara
bertempur,pada waktos niku semangat pemberontakan sampun mencekam, Mereka
sependapat bahwa gerakan sampun katah kemajuan, dan mereka memutuskan kangge
memperluas persiapan-persiapan pemberontakan lan mengikutsertakan orang-orang di luar
tarekat.

Pada 29 September 1887, kiai-kiai Banten mengadakan pertemuan sing kekaleh dalam tempo
kurang saking sewulan ning kampung Beiji, Kali niki sing pertame dibicarakan adalah
masalah mengumpulkan senjata serta Kegiatan-kegiatan sing laine, persiapan pemberontakan
selama telung wulan terakhir tahun 1887 lan pertengahan pertama tahun 1888, ditandai oleh
faktor-faktor sebagai berikut:

1. Latiha pencak silat dipergiat


2. Ngumpulaken lan damel senjata
3. Propaganda ning luar Banten dilanjutkan.
Terus lanjut maleh kegiatan-kegiatan laine diteruskan, seperti menghasut rakyat dengan jalan
membakar semangat mereka dengan khotbah-khotbah tentang ramalan-ramalan lan ajaran
tentang Perang Sabil, lan mendorong mereka kangge ikut dalam pertemuan-pertemuan
keagamaan. Kegiatan-kegiatan gerakan benar-benar ditingkatkan, lan salah satu buktine sing
nyata adalah seringnya diadakan pertemuan oleh pemimpin-pemimpin pemberontak hampir
setiap minggu. Haji Abdulsalam ditugaskan untuk menyediakan senjata-senjata gelap, ia
dibantu oleh Haji Dulgani dan Haji Usman.

Salah siyos pertemuan sing penting sederengeh pemberontakan, ialah pertemuan pada 12
Ruwah atau 22 April 1888, sing diadakan ning griyane Haji Wasid di Beji. Pada akhir
jamuan, 300-an orang tamu berkumpul di masjid, dimana para kiai dan murid-murid mereka
bersumpah:

1. bahwa mereka akan ambil bagian dalam perang sabil;


2. bahwa mereka yang melanggar janji akan dianggap sebagai kafir;
3. bahwa mereka tidak akan membocorkan rencana mereka kepada pihak luar.

Pada 15 Juni 1888, atau hari kelima bulan Syawal, beberapa pemimpin terkemuka bertemu di
rumah Haji Wasid di Beji, diamana mereka membicarakan mengenai tanggal dimulainya
penyerangan. Mereka mencapai kata sepakat bahwa pemberontakan akan dimulai pada 12
Juli. Akan tetapi setelah pertemuan 22 Juni 1888, tanggal pemberontakan diubah menjadi 9
Juli 1888. Hal niki dikarenakan Haji Wasid dan Haji Iskak menyerukan agar pemberontakan
segera dilaksanakan kangge mengantisipasi kemungkinan rencana mereka tercium pejabat-
pejabat pemerintahan.

Nikulah sekelumit filosofi ataupun sejarah geger cilegon sing nginspirasi kule sebagai
masyarakat cilegon dipune para pemude lan para pelajar bangga bahwa kakek buyut kule
adalah seorang pejuang sing melawan penjajah sing wenten ning kota cilegon.

Muda-mudahan dengan dikasih nama Stadion Geger Cilegon dapat menginspirasi para
pemain sepak bola Cilegon FC untuk tetap semangat dalam berjuang meraih kemenangan
seperti apa yang dilakukan oleh pendahulu peristiwa Geger Cilegon.

Anda mungkin juga menyukai