Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

RANCANG BANGUN SYSTEM EKONOMI ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam

Dosen Pengampu: Dr. Dede Husni Mubarok, M.Pdi.

Disusun Oleh :

Ananda Putri Noor Sari 2312000096

Arafah Indriyani 2312000097

Rifki Maulana 2312000102

Taufik Nur Hidayah 2312000103

Yani Mulyani 2312000095

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS

2023
ABSTRAK

Indonesia adalah negara yang kaya akan budayanya. Salah satu budaya yang
terkenal di tataran Sunda adalah Nyiar Lumar. Dimana budaya tersebut seringkali
dipertunjukkan per dua tahun sekali yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Astana Gede
Kawali, Ciamis, Jawa Barat. Budaya Nyiar Lumar sendiri merupakan seni tradisi semi
kontemporer, yang pertama kali dipertunjukkan pada tahun 1998. Mengapa muncul pertama
kali pada tahun 1998, karena pada saat itu bangsa Indonesia sedang mengalami krisis
besar-besaran, sehingga masyarakat pun menginginkan adanya suatu perubahan. Di bawah
pimpinan Kang Budi Suharna dan salah satu seniman Kawali, mereka membuat satu wadah
untuk mengingatkan warga masyarakat untuk terus bersatu dan tidak terpecah belah. Wadah
tersebut dikemas dalam bentuk kesenian yang diberi nama “Paseban Jagad Palaka” atau
Paguyuban Seniman dan Budayawan Jagad Palaka.
Budaya Nyiar Lumar mengusung tema yang berbeda dalam setiap perayaannya.
Namun ada satu pertunjukan inti yang harus ada meskipun tema yang diusung itu berbeda-
beda. Pertunjukan inti tersebut dikemas dalam bentuk teater yang biasa disebut dengan
perang bubat. Perang Bubat adalah perang yang terjadi pada tahun 1357. Penyebab
terjadinya Perang Bubat diawali dengan rencana pernikahan politik antara Raja Hayam
Wuruk dengan Dyah Pitaloka Citraresmi, putri dari Raja Sunda, Prabu Linggabuana.
Sebelum ke acara inti Nyiar Lumar, biasanya akan ada acara tausiyah terlebih
dahulu yang bertempat di halaman kantor Kecamatan Kawali pada siang harinya. Dalam
Nyiar Lumar tentunya ada warna ke Islamannya, karena dalam serangkaian acara setelah
tausiyah itu akan ada penampilan seni tradisi Islam berupa seni Genjring, Gembyung,
Rebana, Hadroh dan yang lainnya. Itu semua agar kita seimbang antara agama dan budaya.
Maka dari itu, Nyiar Lumar ini selain untuk mengingat jasa para leluhur atau para
Pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan, kita juga harus mengingat Allah SWT.
Tujuan dari penelitian ini adalah agar kita selaku generasi muda mengetahui
budaya-budaya yang ada di tataran Sunda, khususnya budaya Nyiar Lumar sendiri, apakah
ada hubungannya antara budaya Nyiar Lumar dengan ajaran Islam, faktor-faktor apa
sajakah yang melatarbelakangi terjadinya budaya Nyiar Lumar dan bagaimana upaya
masyarakat Islam sekitar Astana Gede Kawali dalam mempertahankan budaya Nyiar Lumar.

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi kita berbagai
macam kenikmatan, diantaranya nikmat iman dan nikmat Islam. Kepada-Nya juga yang telah
memberi kami semua kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Upaya
Mempertahankan Budaya Nyiar Lumar Oleh Masyarakat Islam Sekitar Astana Gede Kawali”
dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, banyak hikmah yang kami peroleh dan pengalaman
berharga yang kami dapatkan. Dalam penulisan makalah ini, tentunya kami sebagai penulis
berkerja sama dengan berbagai pihak. Maka atas terselesaikannya makalah penelitian ini,
kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia-Nya kita semua diberi kesehatan
sehingga bisa menyelesaikan makalah “Upaya Mempertahankan Budaya Nyiar Lumar
Oleh Masyarakat Islam Sekitar Astana Gede Kawali” dengan tepat waktu.
2. Dr. Dede Husni Mubarrok, M.Pd.I., selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi
Studi Islam yang telah memberikan tugas makalah ini.
3. Kepada orangtua kami, yang telah mendorong semangat kami dalam belajar sekaligus
dalam melakukan penelitian ini.
4. Anggota kelompok 1, yang telah meluangkan waktunya untuk bisa bekerjasama dan
telah menyelesaikan makalah tepat waktu.
5. Teman-teman kelas Manajemen Bisnis Syariah, yang telah memberikan semangat
dan dorongan kepada kami untuk bisa menyelesaikan makalah ini.

Ciamis, 22 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi, dan Seni (Ipteks), Pemberian bantuan kepada masyarakat, dan Pemberian
jasa pelayanan profesional. Pengabdian berupa penyuluhan atau sosialisasitentang arti
penting Green Behavior melalui nilai-nilai kearifan lokal hutan lindung situs Astana Gede
Kawali kami melihat bahwa diperlukan adannya kesadaran perilaku hijau masyarakat sekitar
situs. Paradigma isu yang berkembang pada abad 21 berhubungan dengan isu global salah
satunya adalah isu yang berhubungan dengan lingkungan hidup.Lingkungan hidup
dianganggap sebagai suatu akses manusia untuk mencapai suatu kesejahteraan. Lingkungan
hidup bukan hanya dianggap sebagai tempat makhluk hidup untuk tinggal di dalam suatu
tempat saja, namun lebih dari itu lingkungan hidup adalah suatu produktivitas kesinergisan
alam semesta yang di dalamnya terjalin kontak kehidupan antara alam dan perilaku makhluk
hidup. Wujud perilaku makhluk hidup dalam menjaga alam semesta tersebut.Disebut sebagai
green behavior. Golman & Barlow (2012) menjelaskan bahwa green behavior adalah perilaku
manusia dalam menjaga dan memelihara lingkungan hidup yang berada di lingkungan
terdekatnya. Green behavior muncul dikarenakan adanya kesadaran manusia untuk mencintai
alam semesta.Kesadaran seseorang untuk mencintai alam semesta tersebut harus
ditanamkan.Ecoliteracy adalah kesadaran manusia dalam menjaga dan melestarikan alam.
Kesadaran tersebut dapat dimiliki oleh individu melalui proses pembelajaran sepanjang hayat
yang pada akhirnya akan membentuk pengetahuan, sikap, watak, dan keterampilan dalam
mengolah serta melestarikan alam. Hal ini sejalan dengan penjelasan dari Capra (2010)
bahwa ecoliteracy adalah kesadaran moral komunitas manusia untuk menghargai komunitas
biotik. Kedudukan manusia dalam ecoliteracy ialah melek akan isu-isu kritis serta
memberikan solusi efektif dan bijak yang berhubungan Dengan lingkungan hidup baik di
lingkungan manusia itu tinggal maupun lingkungan hidup secara global.Permasalahan yang
terjadi selama ini merupakan bukti nyata bahwa generasi sekarang memiliki rasa ketidak
pedulian terhadap lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan maraknya penggundulan
hutan atau illegal logging yang mengakibatkan pemanasan global, banjir, longsor, erosi,
abrasi, dan yang parahnya lagi kekurangan air di musim kemarau. Dengan adanya
permasalahan sosial ini yang mengakibatkan dampak negatif, maka dibutuhkan suatu upaya
pembiasaan yang lebih konsisten dari sejak dini untuk menumbuhkan kepedulian akan
lingkungan alam sekitar supaya mampu mewujudkan keseimbangan antara kehidupan
manusia di alam semesta ini. Di Situs Astana Gede terdapat hutan lindung yang ragam akan
tumbuhan dan hewan yang harus dijaga kelestariannya. Untuk itu khususnya masyarakat
sekitar dan umumnya masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu nyiar lumar?
2. Faktor-faktor yang melatar belakangi adanya nyiar lumar
3. Bagaimana masyarakat islam sekitar astana gede kawali mempertahankan
budanya nyiar lumar?
C. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini disusun untuk mengkaji strategi Pengembangan Objek Eduwisata Situs
Astana Gede di Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Metode penelitian yang digunakan
adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data didapatkan
melalui kegiatan observasi langsung ke lapangan, kajian studi literatur, dan studi
dokumentasi. Kajian literatur didapatkan melalui telaah informasi dari berbagai artikelatau
jurnal ilmiah yang relavan dengan tema penelitian yang diusung oleh peneliti.Tahapannya
diawali dengan mengamati, menyusun, dan mengklasifikasikan datapenunjang untuk
dianalisis lebih lanjut. Data yang dikumpulkan berupa keadaan geografis,keadaan sosial dan
budaya, keadaan ekonomi, kearifan lokal, dan adaptasi lingkungan.Selain itu, dokumentasi
dilakukan untuk membuktikaan keadaan yang sesuai di lapangan.Adapun observasi lapangan
dilakukan untuk mengkaji potensi dan permasalahan dalam pengembangan kegiatan wisata
khususnya di Situs Astana.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nyiar Lumar
Nyiar lumar adalah suatu seni pertunjukan untuk perenungan masyarakat luas supaya
mengingat kembali kepada perjuangan-perjuangan para leluhur, seperti dalam perjalanan
eksistensinya kerajaan Galuh khususnya di kabupaten Ciamis. Nyiar lumar sendiri
merupakan kemasan seni tradisi semi kontenporer, yaitu gabungan atau akulturasi budaya
modern dengan budaya zaman dulu yang di kemas dalam bentuk seni. Walaupun
dilaksanakan di Kawali atau tepatnya di Astana Gede yang merupakan situs peninggalan
kerajaan Galuh tapi nyiar lumar sendiri tidak ada kaitannya dengan adat istiadat atau tradisi
rutin kerajaan Galuh dulu.
1. Pengertian Nyiar Lumar
Nyiar lumar merupakan salah satu acara yang dimulai pada 29 Mei 1998. Nyiar lumar
sempat di buat di kawali dan yang terpilih di astana gede. Nyiar lumar sendiri tidak ada
hubungan atau kaitan nya dengan kerajaan galuh. Nyiar lumar merupakan kemasan seni
tradisi semi kontemporer. jadi gabungan atau akulturasi budaya modern dengan budaya
jaman dulu dan dikemas dalam seni. Jadi bisa di artikan nyiar lumar merupakan salah satu
seni atau pertunjukan untuk perenungan masyarakat luas supaya mengingat kembali kepada
perjuangan-perjuangan para leluhur kita. Contohnya dalam perjalanan eksistensinya kerajaan
galuh khusus nya di kabupaten ciamis. Isi dari nyiar lumar sendiri yaitu untuk perenungan
mengingatkan kembali perjuangn-perjuangn leluhur. Dari segi etimologi atau Bahasa nyiar
“mencari” lumar “salah satu jenis jamur yang ada di astana gede”. Namun lumar sendiri
memiliki keistemawaan yaitu mengeluarkan cahaya di malam hari. Sedangkan secara umum
nyiar lumar merupakan suatu acara untuk mencari satu titik cahaya . lumar dalam Bahasa
sunda yaitu cahaya kebenaran. Yang dimaksud dengan kebenaran disisni yaitu mencari
kebenaran tentang jati diri. Mencari satu titik cahaya yang ada kaitannya dengan tradisi
dengan budaya. Dan penyelamat bangsa sendiri merupakan tradisi dan budaya. Kenapa
muncul di 1998 karena pada masa itu Indonesia sedang dalam kondisi masa-masa krisis, pada
saat itu banyak sekali dunia politik yang tidak baik-baik saja. Dan pada saat itu masyarakat
ingin adanya perubahan. Khususnya di kabupaten ciamis di pelopori oleh seorang seniman
kang budi suharna dan ada juga dari teater jagad di kawali di gabungkan dan membuat salah
satu wadah yang di dalamnya ada budayawan dan seniman kabupaten ciamis yang bernama
paseban jagad palaka (paguyuban seniman dan budayawan jagad palaka). Salah satu protess
atu aspirasi kita tersampaikan dalam bentuk seni.
Dalam nyiar lumar ada satu pertunjukan yang merupakan pertunjukan inti dan biasanya di
kemas dalam bentuk teater yaitu perang mubat. Karena perang mubat sendiri memiliki isi
cerita tentang salah satu perjuangan leluhur kita dalam mempertahankan harga diri atau tanah
air nya yaitu tanah air sunda. Perang mubat terjadi pada tahun 1357 yang memegang tahta
kerajaan pada saat itu adalah Prabu Lingga Buana dan beliau memiliki dua orang anak yaitu
Diah Pitaloka dan prabu niskala wastu kancana. Perang mubat sendiri dimuai oleh satu
kerajaan di jawa tengah kerajaa itu bernama kerajaan majapahit, kerajaan majapahit itu di
perintah oleh seorang raja yang bernama prabu hayam wuruk. Pada saat itu prabu hayam

1
wuruk belum menikah. Prabu hayam wuruk memerintahkan juru lukisnya untuk mengelilingi
kerajaan-kerajaan di nusantara untuk mencari putri raja dan termasuk di kawali. Pada saat itu
diah pitaloka pada saat itu berumur 19 tahun dan datanglah lamaran dari prabu hayam wuruk
dan di terima oleh prabu lingga buana, alasan menerimanya lamaran adalah karena secara
nasab majapahit ituh masih ada persaudaraan. Dan pada saat itu prabu hayam wuruk meminta
satu syarat yaitu menikahnya harus di adakan di kediaman prabu hayam wuruk. Dan tradisi di
sunda pernikahan itu di laksanakan di pihak perempuan.
2. Pelaksanaan Nyiar Lumar
Pada konsep pelaksanaanya dibagi menjadi 60% dari dalam dan 40% dari luar. Nyiar
lumar diadakan di kantor kecamatan Kawali dan di situs Astana Gede, dengan tiga rangkaian
acara yaitu sidekah sanduk, pra nyilum, dan nyiar lumar itu sendiri.
Sidekah sanduk adalah acara sebelum perhelatan nyiar lumar. Adapun rangkaian
acaranya diawali dengan iring-iringan masyarkat sembari membawa “tumpeng lengkap” ke
situs Astana Gede tepatnya ke makam Adipati Singacala. Kemudian, dilanjutkan dengan
tawasul dan do’a bersama di makam Adipati Singacala. Kemudian, acara dilanjutkan dengan
masyarakat yang mengikuti mensantap “tumpeng lengkap” bersama yang dibawa iring-irngan
tadi. Sidekah Sanduk ini bertujuan untuk menghormati leluhur dan ucapan syukur kepada
tuhan atas segala berkat dan karunia yang di berikan.
Pra nyilum terdapat beberapa helaran dan aktrasi. Beberapa helaran dan aktrasi yaitu,
Buta Kararas dari Panjalu, Bebegig Baladewa dari Sukamantri, Wayang Landung dari
Panjalu, Kesenian Pontrangan dari Cimaragas, dan Debus Mojokerto sebagai penutup acara
pra nyilum.
Rangkaian acara dilanjutkan dengan nyiar lumar. Nyiar lumar terbagi atas tiga bagian,
yaitu Ngawalan, Lalampahan, dan Magelaran. Ngawalan pada helaran sore hari diisi dengan
penampilan kesenian Bebegig Sukamantri, Wayang Landung, Mleng-Mleng Sisingaan
Subang, Buta Batok, dan kuda Banjir. Lalu, pertunjukan dilanjutkan di halaman pendopo
kecamatan Kawali dengan suguhan kesenian Degung Klasik, Pencak Silat, Karinding
Nyengsol, Tari Topeng, Celempung Panjalu. Lalu, acara dilanjutkan setelah isya dengan para
tamu menggunakan pakaian yaang bukan keseharian (pakaian adat) untuk melaksanakan
bagian acara nyiar lumar yang kedua yaitu Lalampahan. Para tamu berjalan kaki dari
pendopo Kecamatan menuju situs Surawisesa (Astana Gede) Kawali dengan hanya diterangi
obor menikmati purnama menyusuri alam Kawali. Selanjutnya, masuk pada bagian
Magelaran yang akan dilaksanakan dibeberapa tempat di Astana gede. Pertama, di Lawang
Astana Gede dengan disuguhi kesenian Tari Lawang Studio Titik Dua Ciamis, Genjring
Ronyok Banjarwaru, dan Ttunggulan Gropak. Lalu, dilanjutkan di situs utama Astsna Gede
dengan kegiatan tawasulan dan ruwatan prasasti. Lalu, di jalan satapak menuju Cikawali
dengan tiga arena, yaitu arena Jepruter, arena Fiksiminer dan maca sajak Godi Suwarna dkk,
dan arena Teater Jagat SMAN 1 Kawali. Kemudian, di Cikawali dengan kesenian tari
kontenporer studio titik dua Ciamis. Dan acara puncak di Pasanggrahan dengan rangkaian
acara, yaitu Gending kreasi SMPN 1 Ciamis, Wayang Kila Lakbok, pagelaran teater “perang
Bubat” teater Wastu, Ngengklak Ronggeng Gunung bi Raspi, Gubyag di sungai Cibulan, dan
ngaliwet ampar daun cau sebagai penutupan. (nyiar lumar 2016).

2
Penentuan tema dalam nyiar lumar akan disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada
saat itu atau fenomena yang sedang berkembang pada saat itu. Penampilan yang sunguhkan
berdasarkan list yang diberikan oleh dinas Pendidikan, dinas Kebudayaan, dinas pariwisata
bersama para panitia. Jadi, tidak sama setiap dua tahunnya akan tetapi memiliki makna yang
akan selalu menjadi pegangan, yaitu menapaki jejak para leluhur untuk bekal dimasa
sekarang ini dan masa depan nanti.
3. Hubungan Budaya Nyiar Lumar dengan Islam
Pada tahun 1482 kerajaan Galuh dipindahkan ke Bogor menjadi Padjajaran, otomatis
tidak ada pemerintahan di kerajaan Galuh yang lama atau yang sekarang dikenal dengan
Astana Gede. Maka dari Cirebon tahun 1643, Syekh Syarif Hidayatullah atau yang dikenal
dengan Sunan Gunung Jati itu mengutus ulama besar ke Kawali untuk mengisi atau membuat
tatanan ke pemerintahan di Astana Gede, dan juga Kawali dijadikan titik untuk penyebaran
Islam pada waktu itu. Ulama besar yang diutus yaitu Syekh Pangeran Usman dari Yaman dan
Daleng Adipati Singacala.

Sebelum ke acara inti Nyiar Lumar akan ada acara tausiyah terlebih dahulu yang
bertempat di halaman kantor Kecamatan Kawali pada siang harinya. Dalam Nyiar Lumar
tentunya ada warna ke Islamannya, karena dalam serangkaian acara setelah tausiyah itu akan
ada penampilan seni tradisi Islam berupa seni Genjring,Gembyung, Rebana, Hadroh dan
yang lainnya. Itu semua agar kita seimbang antara agama dan budaya. Maka dari itu, Nyiar
Lumar ini selain untuk mengingat jasa para leluhur atau para Pahlawan yang telah berjuang
untuk kemerdekaan, kita juga harus mengingat Allah SWT. Sebagai rasa Syukur karena telah
membantu perjuangan para leluhur atau para Pahlawan yang telah berjuang, juga bersyukur
karena telah diberikan kesehatan dan kesempatan untuk melaksanakan dan menghadiri acara
Nyiar Lumar ini.

Pada Nyiar Lumar ini ada akulturasi seni, karena Syekh Pangeran Usman pada saat diutus
oleh Sunan Gunung Jati ke Kawali, beliau menikah dengan pribumi yaitu Nyimas Anjung
Sari yang masih keturunan Kerajaan Galuh sedangkan Syekh Pangeran Usman berasal dari
Hadramaut di Yaman, beliau ini membawa seni tradisi dan budaya dari Yaman berupa seni
Genjring, Tarbang yang diiringi berjanji, bacaan sholawat dan yang lainnya. Maka dari itu di
Kawali ada seni yang tidak hanya berasal dari Indonesia.
B. Latar Belakang Nyiar Lumar
Pada tahun 1998, tepatnya pada tanggal 20 Mei. Bersamaan dengan kondisi Indonesia
yang pada saat itu sedang tidak baik-baik saja, dikarnakan demontrasi besar-besaran
masyarakat terutama mahasiswa untuk melengserkan penguasa orde baru Soeharto yang
bertujuan untuk merubah sistem kepemerintahan, karna tidak adanya kebasan.
Di kabupaten Ciamis sendiri, dengan dipelopori seorang seniman yakni kang Godi
Suwarna bersama sejawatnya dari Teater Jagat membuat suatu wadah utnuk para seniman
dan budayawan khususnya di Ciamis yang bernama Paseban Jagat Palaka atau paguyuban
seniman dan budayawan jagat palaka. Paseban Jagat Palaka dibuat sebagai wadah untuk
3
menyampaikan aspirasi-aspirasi para seniman dalam bentuk kesenian atau pertunjukan.
ketika sebagian orang, terutama mahasiswa, bertekad pergi ke Jakarta menuntut Soehato
mudur, kang Godi bersama sejawatnya justru mengajak orang-orang berkontemplasi ke
Kawali, tepatnya ke Astana Gede, suatu situs tempat dilantik dan dimakamkanya raja-raja
Galuh. Merenungi perjuangan para leluhur Sunda yang bisa melanjutkan kerajaan Galuh
meski rajanya gugur pada perang Bubat.
Di Astana Gede ini, digelarlah sebuah pertujukan fesival seni untuk mengingatkan
kembali perjuangan para leluhur dalam mempertahankan tanah air ini yang tidak mudah.
Sebagai tanggapan para seniman, khusunya di Ciamis atas kondisi Indonesia pada saat itu.
Pertujukan inilalah yang diberi nama nyiar lumar..
Latar belakang nyiar lumar berawal dari kegelisahan jiwa, mulanya nyiar lumar lahir dari
gerakan yang merupakan bentuk respon mengenai sangat terbatasnya ruang publik di
kabupaten Ciamis. Saat kabupaten Tasikmalaya mendirikan gedung kesenian sekitar tahun
1997-1998. Menyikapi hal itu, alih-alih cemburu para seniman Ciamis berpikir bahwa lebih
baik membuat sebuah acara kesenian.
Gagasan awal membuat kesenian itu, dimulai dari pemikiran para seniman yang
beranggapan, bahwa seni warisan nenek monyang ataupun seni sunda terkini berhak hidup
dan berkembang, dihargai semestinya oleh masyarakat luas, di tengah zaman yang serba ini.
Namun, dengan cara yang setepat-tepatnya. Jawaban atas gagasan yang belum lengkap itu
adalah semua harus di kembalikan lagi kepada alam. Karna, seni tradisi yang alamiah akan
akan bernafas dan berdenyut di tengah-tengah alamnya. Apabila dicbut dari alam
lingkungannya, seni tradisi selalu cenderung kehilangan nuansa dan maknanya.
Seni Sunda terkini mesti juga berpijak pada alam, agar keberadaannya memiliki pondasi
yang kokoh untuk kelangsungan perkembanganya. Demikian pula manusia, sebagai pencipta
dan penikmatnya, yang kandung terkurung di zaman yang serba jauh dari alam, akan merasa
nyaman berada di lingkungan yang mungkin telah terlupakan ini.
Atas gagasan ini dan bersamaan juga dengan kondisi Indonesia yang semrawut. Maka,
pada 20 Mei 1998, disitus sejarah Astana Gede Kawali digelarlah tradisi dan seni sunda
terkini dengan berlatarkan alam sebagai bentuk tanggapan atas kondisi Indonesia. Yakni,
nyiar lumar. Membuat acara kesenian di tengah keadaan Indonesia yang mencekam bukanlah
suatu perkara yang mudah. Seperti ketika para penyelenggara akan meminta izin kepada
pihak yang berwenang, komandan koramil Kawali mewanti-wanti agar isi acara tidak
sedikitpun menyinggung pemerintah, dengan dalih akan menangkap semua yang terlibat
apabila menyinggung. Terkait peringatan itu, para penyelenggarapun hanya bisa
mengondisikan anak-anak Teater Jagat untuk hanya fokus pada materi pertunjukan tanpa
embel-embel kritik.
Pada pagelaran pertama, nyiar lumar hanya dilakukan secara sederhana. Para
penyelenggara membagi anak-anak Teater Jagat hanya menjadi empat kelompok. Masing-
masing dari kelompok itupun hanya menampilkan satu buah pertunjukan dan yang menjadi
pertunjukan intinya adalah perang Bubat yang dikemas secara teatrikal, sebuah cerita
kontroversial dalam sejarah Sunda dengan ceritannya yang sangat politis. Penyelenggarapun
menegaskan bahwa pengisi pada acara pertama itu diisi full anak sekolah, namun kemudian

4
datang dari luar daerah yang ikut berkonstribusi. Walaupun dilakukan dengan sederhana dan
persiapan yang terbilang singkat, namun hadirin yang lahir dari berbagai kalangan baik dari
masyarakat maupun para seniman sangat berantusias. Karna antusiasme yang baik inilah
menjadikan nyiar lumar menjadi helatan 2 tahunan hingga sekarang, tiap tahun genap.
Pada pagelaran nyiar lumar kedua, barulah diundang kesenian Ronggeng Gunung dari
Banjarsari hingga sekarang, yang menjadi kesenian dengan daya tarik yang tinggi. Dalam
perkembangannya, nyiar lumar yang pada awalnnya hanya kegiatan sederhana teater jagat
yang mengadakan pementasan di hutan. Namun seiring berjalannya waktu, nyiar lumar telah
berubah menjadi hajatan tidak hanya untuk seniman dan budayawan, kegiatan ruwatan ini
mampu menjadi daya tarik bagi masyarakat umum dan bahkan mampu menyedot animo
seniman dari dari luar daerah seperti Bali, Tasikmalaya, Garut, Subang, Banjarmasin dan
banyak daerah lainnya
Lantaran konsepnya yang untik dan khas, nyiar lumar sukses menjadi gelaran budaya
yang mampu menyedot perhatian banyak orang terutama untuk para seniman. Karna dengan
adanya nyiar lumar para seniman bisa menampilkan kreasi-kreasinya. Nyiar lumar pun
menjadi wadah untuk kesenian-kesenian khususnya Sunda yang mulai terlupakan. Agar, bisa
terus lestari. Pagelaran nyiar lumar pertama sampai dengan ketujuh diprakarsai oleh para
pelaku seni di Ciamis dan didukung oleh mahasiswa. Barulah, dari nyiar lumar kedelapan,
kegiatan ini mulai menjadi agenda dua tahunan pemerintahan kabupaten Ciamis melalui
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Dengan tujuan menjadikan nyiar lumar menjadi acara
yang penyelenggaraannya berasal dari rasa kebermilikan bersama.
Nyiar lumar juga mempunyai icon tetap dari tahun 1998 yakni kembang cakra rahayu
kancana yaitu bunga teratai yang mempunyai empat kelopak. Kembang cakra adalah lambang
dari kerajaan galuh yang mempunyai makna filosofis yang sangat kuat. Kembang cakra
adalah simbol dari kesejahteraan. Bermula dari icon nyiar lumar, kembang cakra sekarang
menjadi icon dari kabupaten Ciamis.
Pada tahun 1998, tepatnya pada tanggal 20 Mei. Bersamaan dengan kondisi Indonesia
yang pada saat itu sedang tidak baik-baik saja, dikarnakan demontrasi besar-besaran
masyarakat terutama mahasiswa untuk melengserkan penguasa orde baru Soeharto yang
bertujuan untuk merubah sistem kepemerintahan, karna tidak adanya kebasan.
Di kabupaten Ciamis sendiri, dengan dipelopori seorang seniman yakni kang Godi
Suwarna bersama sejawatnya dari Teater Jagat membuat suatu wadah utnuk para seniman
dan budayawan khususnya di Ciamis yang bernama Paseban Jagat Palaka atau paguyuban
seniman dan budayawan jagat palaka. Paseban Jagat Palaka dibuat sebagai wadah untuk
menyampaikan aspirasi-aspirasi para seniman dalam bentuk kesenian atau pertunjukan.
ketika sebagian orang, terutama mahasiswa, bertekad pergi ke Jakarta menuntut Soehato
mudur, kang Godi bersama sejawatnya justru mengajak orang-orang berkontemplasi ke
Kawali, tepatnya ke Astana Gede, suatu situs tempat dilantik dan dimakamkanya raja-raja
Galuh. Merenungi perjuangan para leluhur Sunda yang bisa melanjutkan kerajaan Galuh
meski rajanya gugur pada perang Bubat.
Di Astana Gede ini, digelarlah sebuah pertujukan fesival seni untuk mengingatkan
kembali perjuangan para leluhur dalam mempertahankan tanah air ini yang tidak mudah.

5
Sebagai tanggapan para seniman, khusunya di Ciamis atas kondisi Indonesia pada saat itu.
Pertujukan inilalah yang diberi nama nyiar lumar..
Latar belakang nyiar lumar berawal dari kegelisahan jiwa, mulanya nyiar lumar lahir dari
gerakan yang merupakan bentuk respon mengenai sangat terbatasnya ruang publik di
kabupaten Ciamis. Saat kabupaten Tasikmalaya mendirikan gedung kesenian sekitar tahun
1997-1998. Menyikapi hal itu, alih-alih cemburu para seniman Ciamis berpikir bahwa lebih
baik membuat sebuah acara kesenian.
Gagasan awal membuat kesenian itu, dimulai dari pemikiran para seniman yang
beranggapan, bahwa seni warisan nenek monyang ataupun seni sunda terkini berhak hidup
dan berkembang, dihargai semestinya oleh masyarakat luas, di tengah zaman yang serba ini.
Namun, dengan cara yang setepat-tepatnya. Jawaban atas gagasan yang belum lengkap itu
adalah semua harus di kembalikan lagi kepada alam. Karna, seni tradisi yang alamiah akan
akan bernafas dan berdenyut di tengah-tengah alamnya. Apabila dicbut dari alam
lingkungannya, seni tradisi selalu cenderung kehilangan nuansa dan maknanya.
Seni Sunda terkini mesti juga berpijak pada alam, agar keberadaannya memiliki pondasi
yang kokoh untuk kelangsungan perkembanganya. Demikian pula manusia, sebagai pencipta
dan penikmatnya, yang kandung terkurung di zaman yang serba jauh dari alam, akan merasa
nyaman berada di lingkungan yang mungkin telah terlupakan ini.
Atas gagasan ini dan bersamaan juga dengan kondisi Indonesia yang semrawut. Maka,
pada 20 Mei 1998, disitus sejarah Astana Gede Kawali digelarlah tradisi dan seni sunda
terkini dengan berlatarkan alam sebagai bentuk tanggapan atas kondisi Indonesia. Yakni,
nyiar lumar.
C. Cara Mempertahankan Budaya Nyiar Lumar
Dalam mempertahankan budaya Nyiar Lumar, di masyarakat Kawali khususnya di sekitar
Astana Gede, mereka pasti tidak lupa untuk melaksanakan Tradisi Nyiar Lumar ini pada 2
tahun sekali, biasanya pada bulan Mei. Tidak lupa, mereka masyarakat sekitar Astana Gede
maupun masyarakat Kawali lainnya selalu ikut serta dalam serangkaian acara Nyiar Lumar
ini. Karena isi acaranya diisi oleh 60% penampilan yang sudah ditentukan oleh panitia, dan
40% penampilan dari masyarakat yang ingin berpartisipasi untuk mengisi acaranya. Dari 40%
penampilan dari luar, tentunya ada partisipasi dari masyarakat sekitar Astana Gede yang
biasanya mengirimkan penampilan Hadroh, Genjring, karena di sekitar Astana Gede ada
pesantren yang mempelajari seni tradisi tersebut

Anda mungkin juga menyukai