Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

PETA

GURU PENGAJAR
HASAN BASRI, M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7

1) I Wayan Candra Purnata (09)


2) Ida Bagus Suryanatha Gangga Manuaba (11)
3) Ni Kadek Putri Septiani Prabasmoro Banusiwi (19)
4) Ni Kadek Wulan Dwipuspa Kumawati (20)
5) Sayu Agung Oka Ariani (34)

XI MIPA 2

SMA NEGERI 1 BANGLI

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi
Wasa karena atas berkat dan rahmatnya makalah sejarah Indonesia ini dapat terselesaikan
dengan baik. Makalah ini disusun berdasarkan pemikiran kami dan hasil pengumpulan materi
dari berbagai sumber oleh kelompok kami.

Makalah ini disusun dan memuat tentang PETA yaitu sebuah kesatuan militer yang
dibentuk Jepang di Indonesia dalam masa pendudukan Jepang. Materi yang akan dibahas di
makalah ini sengaja dipilih oleh guru pengajar kami untuk kami pelajari lebih dalam dan
kami pahami agar segala materi yang berkaitan dengan PETA kami pahami dan dapat
mengkomunikasikan dalam bentuk presentasi.

Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua orang dan
seluruh sumber yang telah membantu menyukseskan penyelesaian makalah ini tepat waktu
sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Semoga makalah yang kami buat ini dapat dinilai
dengan baik dan dihargai oleh pembaca meskipun makalah ini masih mempunyai
kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritikan dan saran untuk perbaikan makalah ini
juga untuk pembelajaran serta bekal kedepannya. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih atas
perhatiannya.

Bangli, 23 Januari 2022

Segenap tim penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2 Batasan Masalah 1

1.3. Rumusan Masalah 1

1.4. Tujuan 2

1.5. Manfaat 2

BAB II ISI 2

2.1. Pengertian PETA 3

2.2. Latar Belakang terbentuknya PETA 3

2.3. Sejarah Pembentukan/Perkembangan 3

2.4. Tugas dan Kegiatan PETA 6

2.5. Kedudukan PETA pada Struktur Organisasi Tentara Jepang 6

2.6. Dampak PETA ……………………………………………………………………....7

BAB III PENUTUP 9

3.1. Kesimpulan 9

3.2. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sekalipun tidak dapat dilepaskan dari rasa ketakutan akan adanya serangan Sekutu,
Jepang berusaha agar Indonesia dapat dipertahankan dari serangan Sekutu. Heiho
sebagai pasukan yang terintegrasi dengan pasukan Jepang masih dipandang belum
memadai. Jepang masih berusaha agar ada pasukan yang secara konkret
mempertahankan Indonesia. Oleh karena itu, Jepang berencana membentuk pasukan
untuk mempertahankan tanah air Indonesia yang disebut Pasukan Pembela Tanah Air
(PETA). Jepang berupaya mempertahankan Indonesia dari serangan Sekutu secara
sungguh-sungguh. Hal ini bisa saja didasari oleh rasa was-was yang makin meningkat
karena situasi di medan perang yang bertambah sulit sehingga di samping Heiho, Jepang
juga membentuk organisasi PETA.
Pentingnya Informasi mengenai sejarah Tentara PETA adalah hal yang penting untuk
dibahas, dikarenakan salah satu awal dari pondasi pertahanan bangsa Indonesia yang
mana adalah sebuah satuan militer pertama di Indonesia dan merupakan cikal bakal dari
satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta dapat menginspirasi berbagai kalangan
masyarakat saat ini.

1.2 BATASAN MASALAH


Batasan Objek
Adapun batasan objek dalam perancangan ini lebih kepada memberikan gambaran
secara umum dari awal pembentukan hingga pembubaran Tentara PETA serta dampak
dari adanya PETA.
Batasan Subjek
Adapun informasi mengenai sejarah Tentara PETA dan pembentukannya lebih
difokuskan pada target yang sesuai dengan kurikulum pembelajaran SMA/MA sederajat
di Indonesia.

1.3 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, maka rumusan masalah yang akan dibahas
adalah:

1
1) Apa itu PETA?
2) Mengapa PETA perlu dibentuk?
3) Bagaimana sejarah perkembangan PETA?
4) Apa saja tugas dan kegiatan PETA?
5) Bagaimana kedudukan PETA dalam struktur organisasi tentara Jepang?
6) Bagaimana dampak yang diberikan oleh PETA?

1.4 TUJUAN
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1) Memaparkan dan menjelaskan pasukan PETA, beserta latar belakang dan tujuan
pembentukannya,
2) Menjelaskan sejarah perkembangan PETA hingga pembubarannya,
3) Menjelaskan tugas, kegiatan dan kedudukan PETA, serta
4) Memaparkan dampak yang diakibatkan karena adanya PETA.

1.5 MANFAAT
Sehingga, dari tujuan penulisan di atas, beberapa manfaat yang kami harapkan dapat
diperoleh setelah membaca makalah ini adalah:

1) Mengerti dan memahami tentang PETA.


2) Mengetahui bagaimana sejarah perkembangan PETA.
3) Mengetahui tugas, kegiatan dan kedudukan PETA.
4) Mengerti bagaimana dampak dari adanya PETA serta dapat merasakannya pada masa
sekarang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PETA


Peta adalah organisasi militer yang pemimpinnya bangsa Indonesia yang
mendapatkan latihan kemiliteran. PETA memiliki peran penting untuk menjaga
kemerdekaan bangsa Indonesia meski awalnya bertugas membantu Jepang dalam
peperangan Asia Timur Raya. Bahkan PETA merupakan cikal bakal terbentuknya
Tentara Nasional Indonesia (TNI). Organisasi PETA ini aktif selama 3 tahun (1942-
1945).

2.2 Latar Belakang terbentuknya PETA


Terbentuknya organisasi PETA ini didasari oleh 2 pendapat. Pendapat pertama
mengatakan, inisiatif pembentukan PETA berasal dari seorang tokoh nasional bernama
R. Gatot Mangkoepradja. Dalam buku Kaigun, Angkatan Laut Jepang, Penentu Krisis
Proklamasi, disebutkan bahwa Gatot Mangkoepradja menuliskan surat pada Gunseikan
di Jawa. Gunseikan adalah pemerintah militer Jepang, teman-teman. Dalam surat
tersebut, beliau mengusulkan pembentukan tentara.
Namun, ada juga yang mengatakan kalau PETA dibentuk atas usul dari golongan
ulama di Jawa. Para ulama menginginkan adanya kelompok untuk mempertahankan
Pulau Jawa. Ini disebut menjadi alasan bendera PETA yang terdapat lambang matahari
terbit, yang menyimbolkan Jepang. Kemudian ada lambang bulan sabit dan bintang yang
dikenal sebagai simbol ulama. Namun, saat itu para tokoh nasional ingin membuat
pasukan untuk menggerakkan bangsa Indonesia yang sudah ditindas Belanda selama
bertahun-tahun. Anggota PETA ini dilatih oleh tentara Jepang agar memiliki kemampuan
yang sama. Organisasi ini membentuk 66 batalion di Jawa, tiga batalion di Bali, dan
20.000 personel di Sumatra.

2.3 Sejarah PETA


A. Alasan Terbentuknya PETA
Terdapat dua alasan yang berbeda terkait pembentukan PETA dari kedua
belah pihak yaitu Indonesia dan Jepang. Indonesia berasalan bahwa dengan
dibentuknya PETA, kita akan mendapatkan pelatihan militer sebagai bekal dalam
melawan penjajahan dan mengejar cita-cita kemerdekaan. Sedangkan Jepang,

3
menginginkan terbentuknya PETA karena mereka membtutuhkan tambahan
pasukan terlatih dalam bidang militer sebagai tindakan antisipasi untuk
menghadapi sekutu jika menyerang wilayah Indonesia.
B. Proses Pembentukan PETA
Proses pembentukan PETA, dimulai dari usul R. Gatot Mangkoepradja,
melalui surat yang ditujukan kepada Gunseikan pada tanggal 8 September 1943,
yang meminta agar Indonesia diperkenankan membantu Pemerintahan Militer
Jepang pada saat itu.
Akhirnya usulan tersebut disetujui, dan pada tanggal 3 Oktober 1943
terbentuklah PETA (Pasukan Pembela Tanah Air) berdasarkan maklumat
Osamasu Seirei No. 44 yang diumumkan oleh Panglima tentara ke-16, Letnan
Jendral Kumakuchi Harada sebagai Tentara Sukarela yang berisikan orang-orang
Indonesia.
C. Perkembangan PETA
Ternyata pembentukan PETA ini disambut antusias oleh warga khususnya
para Pemuda. Banyak diantara mereka yang tergabung dalam Seinendan
mendaftarkan dirinya untuk menjadi anggota PETA. Banyak diantaranya mereka
yang terdorong untuk ikut, dan ada pula yang mendaftar atas dasar bujukan dari
pemimpin pergerakan Islam.
Peran golongan agama Islam memang turut dikedepankan dalam
mengembangkan PETA. Hal ini kemudian juga diperlihatkan dalam panji atau
bendera tentara PETA yang berupa matahari terbit (lambang kekaisaran Jepang)
dan lambang bulan sabit dan bintang (simbol kepercayaan Islam). Sebagian besar
Daidanco pun berasal dari tokoh pergerakan Islam. Hanya saja banyak yang tidak
kerasan karena melihat kebiasaan tentara Jepang yang gemar minum minuman
keras dan mengharuskan membungkuk (seikerei) yang gerakannya serupa ruku
dalam salat.
Pelatihan terhadap keanggotaan PETA dipusatkan di kompleks militer Bogor
yang diberi nama Jawa Bo-ei Giyugun Kanbu Resentai (Korps Latihan Pemimpin
Tentara Sukarela Pembelaan Tanah Air). Mereka dilatih oleh Syidokan. Orang-
orang yang mengikuti pelatihan ini adalah orang-orang yang ingin mencapai
tingkat perwira PETA. Setelah menyelesaikan pelatihannya, mereka akan
ditempatkan di berbagai daidan (battalion) yang tersebar di Jawa, Bali, dan
Madura

4
PETA membesar dalam waktu yang relatitif singkat. Sampai akhir
pendudukan Jepang terdapat sekitar 37.00 orang anggota di Jawa dan sekitar
20.000 orang di Sumatera.
D. Keanggotaan PETA
Keanggotaan PETA terdiri dari para pemuda berbagai tingkatan. Rata-rata
anggotanya merupakan seorang pelajar yang telah menyadari arti pentingnya
kemerdekaan. Mereka yang berjiwa muda ini sudah mengatur strategi untuk
meraih kemerdekaan Indonesia sendiri melalui organisasi PETA.
Sama seperti organisasi militer lainnya PETA memiliki susunan keanggotaan
atau hirarkis jabatan dalam PETA seperti berikut ini:
1. Daidanco (komandan battalion): dipilih dai kalangan masyarakat atau
orang-orang terkemuka, misalnya pegawai pemerintah, pemuka agama,
politikus, dan penegak hukum.
2. Cudanco (komandan kompi): ditempati oleh para guru dan juru tulis.
3. Shodanco (komandan peleton): ditempati oleh pelajar yang pernah
merasakan bangku sekolah menengah tingkat pertama
4. Budanco (komandan regu): Budanco boleh mengendalikan suatu regu
dengan syarat ia pernah duduk di bangku sekolah dasar.
5. Giyuhei (prajurit sukarela): diduduki oleh orang-orang yang belum pernah
sekolah.
E. Pembubaran PETA
Pemimpin dan anggota PETA memang sejak awal berusaha memperalat
organisasi ini agar memerdekakan Hindia Belanda, timbullah beberapa kejadian
yang di luar dugaan. Salah satunya adalah pemberontakan PETA di Blitar yang
dipimpin oleh Soepriyadi.
Pemberontakan PETA terjadi sebelum Indonesia Merdeka, Soepriyadi
mengerahkan tentara PETA-nya di tanggal 14 Februari 1945 untuk melakukan
pemberontakan pada pemerintah Jepang. Hal ini terjadi karena, mereka sudah
tidak tahan melihat romusha dan pemerasan yang dilakukan Jepang. Selain itu
juga karena perwira PETA kerap direndahkan oleh Jepang dan Syidokan yang
melatih mereka bersifat sombong dan congkak.
Ketika penangkapan oleh tentara Jepang Soepriyadi menghilang. Hanya
Muradi, koordinator lapangan pemberontakan PETA sajalah yang sampai titik
darah penghabisan mengawal tentaranya ke tiang hukuman. Para pemberontak

5
disiksa habis-habisan oleh Kempetai (Polisi Jepang) sembari menunggu
pemenggalannya di daerah Ancol, Jakarta pada tanggal 16 Mei 1945. Presiden
Soekarno menyetujui dibubarkannya PETA pada tanggal 19 Agustus 1945, karena
ingin membuktika pada dunia bahwa Indonesia merdeka di atas kaki sendiri.

2.4 Tugas dan kegiatan PETA


Dilihat dari pihak Jepang, dibentuknya PETA sebagai usaha Jepang untuk menarik
simpati agar rakyat indonesia memberikan bantuan dalam Perang Asia Timur Raya. Peta
dimaksudkan sebabagai pasukan gerilya yang membantu melawan apabila sewaktu-
waktu terjadi serangan dari pihak musuh. Jelasnya, Peta bertugas membela dan
mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan sekutu. Terbentuknya PETA bagi
Indonesia merupakan usaha untuk membangkitkan semangat juang para pemuda-pemuda
Indonesia agar para pemuda terlatih dalam bidang kemiliteran.
Adanya PETA sebagai bentuk awal persiapan kekuatan militer apabila sewaktu-waktu
Indonesia merdeka. Oleh karena itu, PETA juga diikutsertakan oleh para pemimpin
bangsa saat itu untuk mempersiapkan kemerdekaan. Sampai akhir masa kedudukan
jepang terdapat sekitar 37.000 orang di jawa dan sekitar 20.000 orang disumatra menjadi
anggota dari PETA. Di Sumatra PETA lebih dikenal dengan nama giyugun (prajurit-
prajurit sukarela). Orang-orang inilah yang kemudian yang akan banyak berperan di
bidang ketentaraan di masa-masa berikutnya. Beberapa tokoh terkenal di dalam PETA
antara,lain Supriyadi dan Sudirman.

2.5 Kedudukan PETA pada struktur organisasi jepang


Karena Heiho masih belum cukup membantu perang, maka Jepang kembali
membentuk pasukan. Di akhir latihan angkatan ke-2 Seinen Dojo, Panglima Letnan
Jenderal Kumakichi Harada berencana membuat PETA seolah-olah diinisiasi rakyat
sendiri. Dicarilah orang yang bisa dipercaya Jepang untuk mengajukan surat pada
Gunseikan (kepala pemerintah militer). Beliau adalah Gatot Mangkupradja, mengirim
surat permohonan dan langsung dikabulkan pada 3 Oktober 1943 dengan dibentuknya
PETA atau Pembela Tanah Air secara formal. Kehadiran PETA disambut hangat para
pemuda. Mereka yang tadinya terdaftar di Seinendan pun mendaftarkan diri.
Di PETA, ada jenjang kepangkatan. Ada daidanco (komandan batalyon), cudanco
(komandan kompi), shodanco (komandan peleton), bundanco (komandan regu), dan
giyuhei (prajurit sukarela). Mereka yang ditunjuk jadi perwira adalah tokoh-tokoh

6
masyarakat yang terkemuka. Sementara di barisan cudanco, kebanyakan guru. Shudanco
adalah pelajar sekolah lanjutan sedangkan budanco dan giyuhei dipilih dari sekolah
dasar. Tingkat perwira diperoleh lewat pendidikan khusus. Pendidikan itu dilaksanakan
di Bogor dengan nama Korps Latihan Pemimpin Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di
Jawa (Jawa Boei Giyugun Kanbu Kyoikutai).
Setelah menyelesaikan pelatihan, para calon perwira ini ditempatkan di berbagai
daerah (batalyon) di sepanjang Jawa, Madura, dan Bali. Seperti yang telah kita ketahui
sebelumnya bahwasannya PETA berfungsi sebagai pasukan gerilya yang membantu
Jepang melawan serangan musuh tiba-tiba. Lalu bagaimanasih kedudukan PETA sendiri
terhadap organisasi kemiliteran jepang. Berbeda dengan Heiho, PETA tidak dimasukkan
resmi ke struktur militer Jepang. PETA memiliki peran pengganti atau cadangan dari
HEIHO itu sendiri, maka dari itu karena kedudukan PETA yang tidak resmi dalam
organisasi kemiliteran tersebut memudahkan organisasi ini dapat berjalan lebih luwes
dan fleksibel, bahkan dalam hal kepangkatan terdapat orang Indonesia yang sampai
menjadi perwira. Hal tersebut menyebabkan arah berjalannya organisasi ini cenderung
lebih memiliki keterikatan sebagai tentara bangsa Indonesia dalam pelaksanaannya
bukannya tentara jepang.

2.6 Dampak PETA


Di dalam perkembangannya, tentara PETA telah berperan besar dalam Perang
Kemerdekaan Indonesia. Pembentukan PETA oleh Jepang memiliki dua sisi dampak
yang berbeda bagi kedua Negara (Jepang dan Indonesia).
Sisi Pertama, PETA adalah “proyek” ambisius Jepang untuk membantu
memenangkan perang Asia-Pasifik kala itu. Tidak dapat dipungkiri hal ini dapat
dikatakan bahwa rakyat Indonesia dijadikan tameng atau pun “senjata” tambahan bagi
Jepang untuk di “korbankan” dalam melawan Sekutu. Korban Jiwa dari rakyat Indonesia
di medan laga pertempuran merupakan salah satu akibat adanya badan militer ini. Dari
sisi ini jelas, sisi kemanusian telah menjadi korban.
Sisi Kedua, dibentuknya PETA setidaknya telah memberi kemanfaatan positif bagi
dunia kemiliteran dan keprajuritan bagi rakyat Pribumi, yang mana pendidikan semacam
ini secara khusus tidak pernah didapat dari Pemerintah Kolonial Belanda. Dibentuknya
PETA oleh Jepang telah membuka kesempatan rakyat Indonesia untuk memperoleh
pelatihan militer secara intensif. Dalam proses perkembangan dan transformasinya,

7
PETA telah melahirkan tokoh-tokoh penting di dunia kemiliteran tanah air misal
Soeharto (kelak menjadi Presiden RI ke-2) dan Jenderal Besar Soedirman.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Peta adalah organisasi militer yang pemimpinnya bangsa Indonesia yang
mendapatkan latihan kemiliteran. Terdapat dua alasan yang berbeda terkait pembentukan
PETA dari kedua belah pihak yaitu Indonesia dan Jepang. Indonesia berasalan bahwa
dengan dibentuknya PETA, kita akan mendapatkan pelatihan militer sebagai bekal dalam
melawan penjajahan dan mengejar cita-cita kemerdekaan. Sedangkan Jepang,
menginginkan terbentuknya PETA karena mereka membtutuhkan tambahan pasukan
terlatih dalam bidang militer sebagai tindakan antisipasi untuk menghadapi sekutu jika
menyerang wilayah Indonesia.
Pada perkembangannya, PETA membesar dalam waktu yang relatitif singkat. Sampai
akhir pendudukan Jepang terdapat sekitar 37.00 orang anggota di Jawa dan sekitar
20.000 orang di Sumatera. Namun, PETA tidak bertahan lama. PETA resmi dibubarkan
tanggal 19 Agustus 1945.

3.2 SARAN
Saat ini di Masyarakat pada umumnya masih banyak yang tidak mengetahui persis
sejarah. Perlunya media-media informasi yang membahas tentang sejarah dan cerita
Tentara PETA, karena Tentara PETA mempunyai peranan penting dalam perjuangan
yang mana banyak mengajarkan nilai-nilai positif semangat perjuangan bangsa. Serta ada
beberapa tokoh-tokoh kepahlawanan besar yang dapat menginspirasi masyarakat secara
umum membawa bangsa Indonesia pada kemerdekaan dan menjunjung tinggi rasa
nasionalisme dalam bernegara. Pentingnya Informasi mengenai sejarah Tentara PETA
adalah hal yang penting untuk dibahas, dikarenakan salah satu awal dari pondasi
pertahanan bangsa Indonesia yang mana adalah sebuah satuan militer pertama di
Indonesia dan merupakan cikal bakal dari satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta
dapat menginspirasi berbagai kalangan masyarakat saat ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://bobo.grid.id/read/081639514/pengertian-pasukan-peta-apa-itu-pasukan-peta-ayo-kita-
cari-tahu?page=all

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/09/080000869/peta-sejarah-berdirinya-tugas-
dan-tujuan?page=all

https://sejarahlengkap.com/organisasi/sejarah-peta-pembela-tanah-air

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/10/03/sejarah-hari-ini-3-oktober-1943-
pembentukan-peta

https://tirto.id/sejarah-peta-di-zaman-pendudukan-jepang-tugas-tokoh-tujuan-galt

Dua sisi dampak PETA buatan Jepang (jejaktamboen.blogspot.com)

10

Anda mungkin juga menyukai