Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DIET PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT

(STROKE, LUKA BAKAR, DAN GOUT ARTRITIS)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 3

Dosen pengampu (Farida Aini,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMB)

Disusun oleh :

KELOMPOK 1

1. Ani Triyanti (010116A001)


2. Ahmad Hatim Ashshidiq (010116A004)
3. Amalia Putri Diana (010116A007)
4. Arina Addiba (010116A010)
5. Arintika Hesti Nur Aini (010116A011)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

TAHUN PELAJARAN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yg telah memberikan rahmat pada kita
semua sehingga kita bisa menyelesaikan tugas makalah Keperawatan Medikal
Bedah 3 dengan tema “Diet Pada Pasien Dengan Penyakit (Stroke, Luka Bakar,
Dan Gout Artritis)”. Shalawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi junjungan
kita Nabi Muhammad saw yg akan memberikan syafaat di akhirat kelak.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman pada pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini,oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk membangun kesempurnaan
makalah ini.

Ungaran, 25 Mei 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul I

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab I Pendahuluan 4

A. Latar Belakang 4

B. Tujuan 4

Bab II Pembahasan 5

A. Diet Pada Pasien Dengan Stroke 5


B. Diet Pada Pasien Dengan Luka Bakar 9
C. Diet Pada Pasien Dengan Gout Artritis 13
Bab III Penutup 16

A. Kesimpulan 16

B. Saran 16

Daftar Pustaka17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan diet dan perilaku membaca informasi nilai gizi makanan
merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi
konsumen dengan kondisi medis tertentu yang memerlukan pengendalian asupan
zat gizi. Penerapan diet atau pengaturan menu makanan tidak secara langsung
menyembuhkan penyakit, tetapi dapat memperbaiki kelainan metabolisme dan
mencegah atau mengurangi gejala penyakit.

Kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi produk pangan saat ini mengalami


kecenderungan lebih memilih untuk mengonsumsi makanan kemasan, makanan
tinggi garam, lemak, gula, dan kalori yang terus meningkat dibandingkan dengan
bahan makanan segar (Agrina dan Hairitama, 2011). Perubahan ini dapat
disebabkan karena keterbatasan waktu atau pengaruh gaya hidup masyarakat
secara global yang sudah semakin dinamis akibat tuntutan pekerjaan dan
permintaan masyarakat yang semakin tinggi (Tiarapuri, 2012).

Tingkat pengetahuan gizi seseorang mempengaruhi sikap dan perilaku dalam


pemilihan makanan yang akibatnya akan berpengaruh pada keadaan atau status
gizi yang bersangkutan (Sediaoetama, 2000). Oleh karena itu pada materi ini kita
akan membahas mengenai diet yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan
pasien. Yaitu mengenai diet pada penderita penyakit stroke untuk mengontrol
kadar tekanan darahnya, diet pada luka bakar untuk mempercepat proses
penyembuhan luka dan tumbuhnya jaringan baru, serta diet pada gout artritis
untuk mencegah peningkatan kadar purin di dalam tubuh.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui penatalaksanaan diet pada pasien dengan stroke
2. Untuk mengetahui penatalaksanaan diet pada pasien dengan luka bakar
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan diet pada pasien dengan gout
artritis

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. DIET PADA PASIEN DENGAN STROKE


1. Pengertian Diet Stroke
Pengobatan stroke ditujukan untuk mencegah matinya sel-sel otak
yang sedang sekarat ini (Mathari, 2007). Caranya untuk mengatasi hal
tersebut antara lain :
a. Diberikan obat-obatan guna memulihkan aliran darah ke otak
(misalnya obat pemecah bekuan darah).
b. Dilakukan operasi guna menyingkirkan bekuan darah yang terbentuk
akibat pecahnya pembuluh darah.
Akibat dari stroke ini salah satunya dapat mempengaruhi kemampuan
penderita dalam menelan makanan yang pada akhirnya berakibat
penurunan status gizi, oleh karena itu dibutuhkan diet khusus bagi
penderita stroke. Diet stroke adalah diet yang diberikan khusus untuk
pasien yang menderita penyakit stroke (Kusumadiani, 2010).
2. Tujuan Diet
Menurut Almatsier (2006), diet stroke bertujuan :
a. Memberikan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit.
b. Memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia (sulit menelan),
pneumonia, kelainan ginjal dan dekubitus (kerusakan jaringan).
c. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Syarat Diet
Syarat-syarat diet stroke (Almatsier, 2006) :
a. Energi cukup, yaitu 25 – 45 kkal/kgBB. Pada fase akut diberikan
1100-1500 kkal/hari.

5
b. Protein cukup, yaitu 0,8 – 1 g/kgBB. Apabila pasien berada dalam
keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2 – 1,5 g/kgBB. Apabila
penyakit disertai komplikasi Gagal Ginjal Kronik (GGK), protein
diberikan rendah yaitu 0,6 g/kgBB.
c. Lemak cukup, yaitu 20 – 25% dari kebutuhan energi total. Utamakan
sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu <
10% dari kebutuhn energi total. Kolesterol dibatasi < 300mg.
d. Karbohidrat cukup, yaitu 60 – 70% dari kebutuhan energi total. Untuk
pasien dengan Diabetes Melitus diutamakan karbohidrat kompleks.
e. Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin B6, asam folat, B12, C,
dan E.
f. Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium.
Penggunaan natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur
maksimal 1½ sendok teh/hari (setara dengan ± 5 g garam dapur atau 2
g natrium).
g. Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan
mencegah konstipasi.
h. Cairan cukup, yaitu 6 – 8 gelas/hari, kecuali pada keadaan oedema atau
acites, cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai
makan agar porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan
disfagia, cairan diberikan secara hati-hati.
i. Bentuk makanan dapat disesuaikan dengan keadaan pasien.
j. Makanan diberikan dalam porsi kecil atau sering. Bagi penderita stroke
sebaiknya menghindari makanan yang berlemak dan berkadar natrium
tinggi.

Beberapa makanan yang tidak disarankan untuk dikonsumsi menurut


Almatsier (2006), adalah :

a. Semua makanan yang digoreng, semua daging yang berlemak


(kambing, babi, ham, sosis, kullit ayam, lemak hewan).

6
b. Jerohan, kepiting, cumi-cumi, udang dan kerang, ikan laut, ikan asin,
ikan pindang, teri, udang kering, telur asin.
c. Roti, kue yang mengandung soda kue atau garam.
d. Margarine, mentega.
e. Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap, tauco, saus tomat.
f. Bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah,
sawi, lobak.
g. Buah-buahan yang masam atau bergas seperti nanas, kedondong,
nangka dan durian.
h. Minuman yang mengandung alkohol, soda, kopi dan teh kental.

4. Tahapan Pemberian Diet

Perlu kita ketahui pada diet stroke ini ada tahapan pemberian makan
yang dibagi menjadi 2 fase (Kusumadiani, 2010) :

a. Fase akut (24 – 48 jam) Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri
atau kesadaran menurun. Pada fase ini diberikan makanan parenteral
(Nothing Per Oral/NPO) dan dilanjutkan dengan makanan enteral
(Naso Gastric Tube/NGT). Pemberian makanan parenteral total perlu
dimonitor dengan baik.
b. Fase Pemulihan Fase pemulihan adalah fase dimana pasien sudah
sadar dan tidak mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia).
Makanan diberikan per oral secara bertahap dalam bentuk makanan
cair, makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa.

5. Jenis Diet
a. Diet Stroke 1
Diet stroke I diberikan kepada pasien dalam fase akut atau bila ada
ganggguan fungsi menelan, makanan diberikan dalam bentuk cair
kental atau kombinasi cair jernih dan cair kental yang diberikan
peroral atau NGT (Naso Gastic Tube) sesuai dengan keadaan

7
penyakit. Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 2 – 3 jam.
Lama pemberian makanan disesuaikan dengan keadaan pasien
(Almatsier, 2006).
b. Diet Stroke 2
Diet stroke II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet
stroke I atau kepada pasien pada fase pemulihan. Bentuk makanan
merupakan kombinasi cair jernih, cair kental, saring, lunak, dan
biasa. Pemberian diet pada pasien stroke disesuaikan dengan
penyakit penyertanya.
Diet stroke II dibagi dalam tiga tahap, yaitu :
1) Diet Stroke II A : Makanan cair + bubur saring 1700 kkal
2) Diet Stroke II B : Makanan Lunak 1900 kkal
3) Diet Stroke II C : Makanan Biasa 2100 kkal
6. Manfaat Pemberian Diet
Diet stroke adalah diet khusus yang diberikan kepada pasien stroke.
Diet yang diberikan ada empat macam yaitu diet stroke I, IIA, IIB dan
IIC. Adapun manfaat diet stroke menurut Tianingsih (2010), antara
lain :
a. Memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia, dekubitus, dan
kelainan penyakit lainnya.
b. Memberikan makanan secukupnyauntuk memenuhi kebutuhan gizi
si pasien.
c. Mencegah komplikasi.
d. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
e. Mempercepat tingkat kesembuhan pasien.
f. Memperbaiki keadaan malnutrisi yang ada.

8
B. DIET PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR
1. Pengertian Diet Luka Bakar
Diet luka bakar adalah suatu tindakan untuk mempercepat
penyembuhan dan mencegah terjadinya gangguan metabolik serta
mempertahankan status gizi secara optimal selama proses penyembuhan,
oleh pasien luka bakar dengan maksud untuk mempercepat penyembuhan.
2. Tujuan Diet Luka Bakar
a. Mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak
b. Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif
c. Meperkecil terjadinya hiperglikemia dan hipergliseridemia
d. Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro
3. Syarat Diet Pada Luka Bakar
a. Memberikan makanan dalam bentuk cair atau Nutrisi Enteral Dini
(NED)
b. Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan
luas luka bakar yaitu:
1) Menurut Curreri: 25 kkal/kg BB aktual + 40 kkal x % luka
bakar.
2) Menurut Asosiasi Dietetik Australia berdasarkan % luka
bakar.

Luka Bakar (%) Kebutuhan Energi (kkal)


<10 1,2 x AMB
11-20 1,3 x AMB
21-30 1,5 x AMB
31-50 1,8 x AMB

9
>50 2,0 x AMB
c. Protein tinggi, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total
d. Lemak sedang yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total
e. Karbohidrat sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total. Bila
pasien mengalami trauma jalan nafas (trauma inhalasi), karbohidrat
diberikan 45-55% dari kebutuhan energi total.
f. Vitamin diberikan diatas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang
dianjurkan, untuk membantu mempercepat penyembuhan. Vitamin
umumnya ditambahkan dalam bentuk suplemen. Kebutuhan
beberapa jenis vitamin adalah sebagai berikut:
a. Vitamin A minimal 2 kali AKG
b. Vitamin B minimal 2 kali AKG
c. Vitamin C minimal 2 kali AKG
d. Vitamin E 200 SI
g. Mineral tinggi, terutama zat besi, natrium, kalium, kalsium, fosfor,
dan magnesium. Sebagai mineral diberikan dalam benuk suplemen
h. Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan
elektrolit secra intensif. Pada 48 jam pertama, pemberian cairan
ditujukan untuk mengganti cairan yang hilang agar tidak terjadi
shock.
4. Jenis Diet Dan Indikasi Pemberian Pada Luka Bakar
a. Diet luka bakar I
Diet luka bakar I diberikn pada pasien luka bakar berupa cairan Air
Garam Soda (AGGS) dan Makanan Cair Penuh dengan pengaturan
sebagai berikut:
1) 0-8 jam pertama sampai residu lambung kosong diberi AGGS
dan makanan cairan penuh ½ kkal/ml, dengan cara drip (tetes)
dengan kecepatan 50 ml/jam.
2) 8-6 jam kemudian, jumlah energi per ml ditingkatkan menjadi 1
kkal/ml dengan kecepatan yang sama.

10
3) 16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah, energi
ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-75
ml/menit. Diataa 24 jam bila tidak ada keluhan kecepatan
pemberian makanan dinaikkan sampai dengan 100 ml/menit.
4) Apabila ada keluhan kembung dan mual, AAGS dan makanan
cair penuh diberikan dalam keadaan dingin. Apabila muntah,
pemberian makanan dihentikan selama 2 jam.
b. Diet Luka Bakar II
Diet luka bakar II merupakan perpindahan dari diet luka bakar I,
yaitu diberikan segera setelah pasien mampu menerima cairan
AGGS dan makan cairan penuh dengan nilai energi 1 kkal/ml, serta
sirkulasi cairan tubuh normal. Cara pemberiannya sebagai berikut:
1) Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien,
dapat berbentuk cair, saring, lumat, lunak, atau biaa.
2) Cairan AGGS, tidak terbatas.
3) Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8
kali sehari. Volume setiap kali pemberian disesuaikan
dengan kemampuan pasien, maksimal 300 ml.
4) Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pemberian 3-
4 kali sehari dan dapat dikombinasikan dengan makanan
cair penuh untuk memenuhi kebutuhan gizi.
5) Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi
pemberian disesuaikan dengan kempuan pasien sehingga
asupan zat gizi terpenuhi.
5. Penetapan Diet
a. Pemberian makanan dapat dimulai sesudah fase akut terlewati dan
aliran darah ke saluran cerna kembali normal. Makanan yang
diberikan harus mudah dicerna dan diserap seperti larutan hidrat
arang (maltodextrin)
b. Pilih bahan makanan yang mudah di lumatkan seperti ikan sebagai
sumber hewani, tahu dan tempe sebagai sumber protein nabati,

11
sayur dan buah yang medah dilumatkan seperti wortel, labu siam,
lobak, pepaya, dll.
c. Pemberian susu kedelai, kacang merah dan kacang hijau dapat
dianjurkan untuk memberikan glutamin dan arginin yang banyak
terdapat di dalam produkkacang-kacangan, khususna kacang
merah. Minyak ikan yang kaya akan vitamin A dan asam lemak
omega 3 dapat pula diberikan sementara minyak zaitun yang
merupakan sumber asam lemak omega 3 dapat pula dimakan
mentah sebagai campuran susu atau formmula enteralnya.
d. Gunakan santan sebagai bahan untuk menggurihkan makanan
karena santan terutama yang kental kaya akan asam lemak jenuh
untuk menambahkan kandungan protein dalam scral, sup, dll.
e. Minum banyak asir untuk mengencerkan darah. Misalnya 1 gelas
air mineral setiap 2 hingga 3 jam sekali dan minum setiap kali
terbangun untuk buang aie kecil pada malam hari.
f. Untuk menghindari keletihan setelah sembuh dari trauma, luka
bakar atau pembedahan, pasien dianjurkan agar makan sedikit-
sedikit tetapi sering.

12
C. DIET PADA PASIEN DENGAN GOUT ARTRITIS (DIET RENDAH
PURIN)
1. Pengertian Diet Rendah Purin
Diet Rendah Purin diberikan antara lain kepada pasien penyakit Gout
dimana kadar asam urat dalam darah tinggi. Purin adalah hasil metabolisme
protein yang dapat membentuk kristal asam urat dan dapat menumpuk pada
sendi-sendi tangan serta ginjal/ saluran kencing.
2. Tujuan diet
a. Menurunkan kadar asam urat dalam darah
b. Memperlancar pengeluaran asam urat
3. Syarat diet
a. Energi diberikan sesuai kebutuhan tubuh. Bila berat badan berlebih
kebutuhan energi mengikuti pedoman diet energi rendah
b. Protein : 1 – 1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energi total.
Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai kandungan
purin >150 mg/100g
c. Lemak tidak lebih dari 30%, 10% nya dari protein hewani
d. Karbohidrat : 65-75% dari kebutuhan energi total, berupa karbohidrat
kompleks
e. Vitamin dan mineral diberikan sesuai kebutuhan
f. Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Banyak
minum untuk membantu pengeluaran kelebihan asam urat, 2 sampai 3
liter/hari untuk mencegah terjadinya pengendapan asam urat dalam
ginjal (batu ginjal)

13
g. Apabila BB lebih, dianjurkan untuk menurunkan BB karena akan
membantu menurunkan kadar purin dalam darah
4. Pengaturan Makanan
No Bahan Makanan Dianjurkan Dibatasi Dihindari
.
1. Sumber Nasi, bubur, bihun,
Karbohidrat roti, gandum,
makaroni, pasta,
jagung, kentang,
ubi, talas,
singkong,
havermout
2. Sumber Telur, susu skim Daging, ayam, ikan Yang mengandung tinggi
Protein Hewani atau susu rendah tongkol, Purin. Kadar purin antara
lemak tenggiri, bawal, 150-800 mg/100 gram
bandeng, kerang, bahan makanan:
udang dibatasi Hati, ginjal, jantung,
maksimum 50 limpa, otak, ham, sosis,
gram/hari babat, usus, paru, sarden,
3. Sumber Tempe, tahu kaldu daging, bebek,
Protein Nabati maksimum 50 burung, angsa, remis dan
gram/hari dan ragi.
kacang-kacangan
(kacang hijau,
kacang tanah,
kedelai) paling
banyak 25
gram/hari
4. Sayuran Wortel, labu siam, Bayam, buncis,
kacang panjang, daun/biji melinjo,
terong, pare, kapri, kacang

14
oyong, ketimun, polong, kembang
labu air, selada air, kol, asparagus,
tomat, selada, kangkung dan
lobak jamur maksimum
100 gram/hari
5. Buah-Buahan Semua macam
buah-buahan
6. Minuman Semua macam Teh kental atau Minuman yang
minuman yang kopi mengandung soda dan
tidak beralkohol alkohol: soft drink, arak,
ciu, bir
7. Lain-Lain Semua macam Makanan yang
bumbu secukupnya berlemak dan
penggunaan santan
kental, makanan
yang digoreng

5. Cara mengatur diet


a. Memasak dengan merebus, mengukus, mengungkep, menumis,
memanggang, pepes.
b. Banyak makan buah-buahan yang mengandung air untuk
memperlancar pengeluaran asam urat
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Olahraga secara teratur untuk mencegah kaku sendi.
b. Bila disertai dengan darah tinggi dan atau penyakit jantung diberikan
pula diet rendah garam.
c. Hati-hati dengan minuman atau suplemen berenergi (lebih baik
konsultasi ke dokter)

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerapan diet atau pengaturan menu makanan tidak secara
langsung menyembuhkan penyakit, tetapi dapat memperbaiki kelainan
metabolisme dan mencegah atau mengurangi gejala penyakit. Tingkat
pengetahuan gizi seseorang mempengaruhi sikap dan perilaku dalam
pemilihan makanan yang akibatnya akan berpengaruh pada keadaan atau
status gizi yang bersangkutan (Sediaoetama, 2000).
B. Saran
Dengan adanya makalah ini ,diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan tentang diet yang harus diterapkan pada penderita stroke,luka
bakar dan gout artritis. Dan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu
untuk memberikan pengetahuan terkait diet yang dianjurkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. 2011.


http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/09/Brosur-Diet-Rendah-
Purin.pdf. Diakses pada tanggal 25 Mei 2018

Moenadjat Y. Masalah dan Tata Laksana Luka Bakar Fase Akut. 4th ed.Jakarta:
FKUI, 2009. P.1-14

Wuryanti, Sri. 2005. Pengaruh Nutrisi Enteral Tinggi Protein Terhadap Status
Protein Pada Penderita Stroke Akut.

17

Anda mungkin juga menyukai