BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Pendekatan
studi kepustakaan yang ada ataupun terhadap data sekunder yang digunakan,
peraturan dengan peraturan lain dan penerapan dalam prakteknya atau dengan
kata lain mengkonsepkan hukum sebagai apa yang tertulis dalam peraturan
atau norma yang merupakan patokan perilaku manusia yang dianggap pantas
B. Spesifikasi Penelitian
1
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 15.
2
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 118.
48
oleh hakim untuk sampai kepada putusan yang bisa disebut ratio decidendi.
maupun para pihak akan mencari aturan hukum yang tepat untuk dapat
decidendi.4
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
sekunder. Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji data sekunder terdiri
dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.5
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum atau data yang mempunyai
3
I.P.M Ranuhandoko, Terminologi Hukum Inggris-Indonesia, Sinar Grafika,
Cetakan Ketiga, Jakarta, 2003, hlm. 475.
4
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2011, hlm. 119.
5
Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudji, Op. Cit., hlm. 74.
49
Agama;
Hukum Islam;
443/Pdt.G/2019/PA.Bms..
6
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktik, Raja Grafindo, Jakarta,1985,
hlm.23.
50
merupakan hasil olahan pendapat atau pikiran para pakar atau ahli yang
pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya. Bahan hukum yang
dalam bentuk teks naratif secara sistematis, logis dan rasional dalam arti
keseluruhan data yang diperoleh akan dihubungkan satu dengan yang lain dan
7
Ibid, hlm. 114.
8
Muhamad Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Raja Grafindo,
Jakarta, 2008, hlm. 101.
51
yang utuh didasarkan pada norma, kaidah dan doktrin hukum yang relevan
data kualitatif adalah analisis yang bertujuan untuk mengungkapkan apa yang
sekunder tidak diutamakan, melainkan kualitas data sekunder, yaitu data yang
9
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op. Cit., hlm. 25.