Anda di halaman 1dari 5

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

yuridis normatif. Penelitian hukum normatif (yuridis normatif) disebut juga

penelitian hukum doktrinal. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji

menyebutkan bahwa penelitian normatif adalah penelitian hukum yang hanya

meneliti bahan pustaka sehingga disebut juga penelitian hukum kepustakaan1.

Penelitian hukum secara yuridis maksudnya penelitian yang mengacu pada

studi kepustakaan yang ada ataupun terhadap data sekunder yang digunakan,

sedangkan bersifat normatif maksudnya penelitian hukun yang bertujuan

untuk memperoleh pengetahuan normatif tentang hubungan antara satu

peraturan dengan peraturan lain dan penerapan dalam prakteknya atau dengan

kata lain mengkonsepkan hukum sebagai apa yang tertulis dalam peraturan

perundang-undangan (law in book) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah

atau norma yang merupakan patokan perilaku manusia yang dianggap pantas

dengan pendekatan perundang-undangan.2

B. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah preskriptif

analitis. Preskriptif analitis di sini yaitu alasan-alasan hukum yang digunakan

1
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 15.
2
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 118.
48

oleh hakim untuk sampai kepada putusan yang bisa disebut ratio decidendi.

Ratio Decidendi atau pertimbangan hakim adalah keputusan dewan hakim

yang didasarkan fakta-fakta materiil.3 Fakta-fakta tersebut berupa orang,

tempat waktu dan segala yang menyertainya asalkan tidak terbukti

sebaliknya. Perlunya fakta materiil tersebut diperhatikan karena baik hakim

maupun para pihak akan mencari aturan hukum yang tepat untuk dapat

diterapkan kepada fakta tersebut, sehingga pendekatan kasus bukanlah

merujuk kepada dictum putusan pengadilan, melainkan merujuk kepada ratio

decidendi.4

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian terhadap kepustakaan (library

research), yaitu di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Pusat

Universitas Jenderal Soedirman dan Pusat Informasi Ilmiah (PII) Fakultas

Hukum Unversitas Jenderal Soedirman.

D. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

sekunder. Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji data sekunder terdiri

dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.5

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum atau data yang mempunyai

otoritas yang tinggi dan bersifat mengikat, karena data tersebut

3
I.P.M Ranuhandoko, Terminologi Hukum Inggris-Indonesia, Sinar Grafika,
Cetakan Ketiga, Jakarta, 2003, hlm. 475.
4
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2011, hlm. 119.
5
Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudji, Op. Cit., hlm. 74.
49

dikeluarkan/ditetapkan oleh pemerintah, terdiri dari perundang-

undangan, catatan-catatan resmi dalam pembuatan perundang-undangan

dan putusan-putusan hakim.6 Dalam penelitian ini bahan hukum primer

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;

2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1);

3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama;

4) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama;

5) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan

Agama;

6) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan;

7) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi

Hukum Islam;

8) Putusan Pengadilan Agama Banyumas Nomor :

443/Pdt.G/2019/PA.Bms..

6
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktik, Raja Grafindo, Jakarta,1985,
hlm.23.
50

b. Bahan hukum sekunder diartikan sebagai bahan hukum yang tidak

mengikat tetapi menjelaskan mengenai bahan hukum primer yang

merupakan hasil olahan pendapat atau pikiran para pakar atau ahli yang

mempelajari suatu bidang khusus yang akan memberikan petunjuk ke

mana peneliti akan mengarah.

c. Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum yang mendukung bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan

pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya. Bahan hukum yang

dipergunakan Peneliti adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia dan internet.7

E. Metode Pengumpulan Data

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan metode studi

kepustakaan (library research), yaitu kegiatan mengumpulkan dan

memeriksa atau menelusuri dokumen-dokumen atau kepustakaan yang dapat

memberikan informasi atau keterangan yang berkaitan dengan pokok

permasalahan yang diteliti dengan inventarisasi8, serta putusan pengadilan

Agama Banyumas Nomor: 443/Pdt.G/2019/PA.Bms.

F. Metode Penyajian Data

Metode penyajian bahan hukum dalam penelitian ini akan disajikan

dalam bentuk teks naratif secara sistematis, logis dan rasional dalam arti

keseluruhan data yang diperoleh akan dihubungkan satu dengan yang lain dan

7
Ibid, hlm. 114.
8
Muhamad Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Raja Grafindo,
Jakarta, 2008, hlm. 101.
51

disesuaikan dengan pokok permasalahan sehingga merupakan satu kesatuan

yang utuh didasarkan pada norma, kaidah dan doktrin hukum yang relevan

dengan pokok permasalahan yang diteliti.

G. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

normatif kualitatif. Pendapat Soerjono Soekanto berkaitan dengan analisis

data kualitatif adalah analisis yang bertujuan untuk mengungkapkan apa yang

menjadi latar belakang kebenaran. Dengan demikian jumlah (kuantitas) data

sekunder tidak diutamakan, melainkan kualitas data sekunder, yaitu data yang

diperoleh dari studi kepustakaan9.

9
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op. Cit., hlm. 25.

Anda mungkin juga menyukai