Anda di halaman 1dari 7

RESUME 2

Seminar ke SD an

“Etika Dan Cara Pelaksanaan Seminar”

Disusun Oleh :

FADHILLA HIDAYATI

( 19129214 )

19 BKT 07

Dosen Pembimbing : Mansurdin, S.Sn, M.Hum

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS


ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI
PADANG
2021
A. ETIKA SEMINAR
Etika adalah kesantunan atau batasan norma untuk menghormati lawan tutur atau lawan
bicara. Ada beberapa etika dalam seminar
1. Etika Menjaga Konsistensi Materi
Banyak pembicara gagal menyampaikan materi kepada pendengar karena
ketidakkonsistenannya. Maksudnya, pembicara suka berbicara secara serampangan atau
tidak terpola. Jadi, pembicara sekadar berbicara. Maka, keasyikan berbicara itu
berakibat kepada terjadinya penyimpangan materi. Etika ini terlalu sering terjadi.
Dari mana kita mengetahuinya? Cukup dari reaksi peserta atau pendengar. Jika
para pendengar itu kurang bergairah mengikuti pembicaraannya, pembicara harus cepat
bersikap. Pembicara harus berintrospeksi secara spontan: mengapa pendengar
mengantuk dan tidak memperhatikanku? Jika pembicara tidak menanggapi kondisi ini,
pendengar pun akan mengasyikkan diri seraya melakukan aktivitas menyimpang dari
materi.
2. Etika Bersikap Jujur
Dalam sebuah kegiatan seminar atau diskusi, tentu akan diadakan forum atau
session tanya jawab. Pada kesempatan seperti ini, pembicara sering gagap atau kurang
siap menerima pertanyaan dari peserta. Bagaimana kita mengetahui bahwa pembicara
bersikap demikian? Tentu dari cara menjawab pertanyaan yang sering mbulet atau
berbelit-belit. Ini adalah sikap yang tidak baik. Pembicara harus bersikap jujur. Jika
memang pertanyaan itu dirasa berat dan mungkin kurang pas, pembicara sebaiknya
menyiasatinya dengan menunda jawaban. Pembicara dapat meminta nomor HP atau
email penanya. Itu tentu lebih diapresiasi atau dihargai pendengar daripada jawaban
yang berbelit-belit tadi. Pendengar itu berasal dari tataran setting yang berbeda-beda:
akademisi, pengusaha, atau mungkin masyarakat awam. Jadi, pembicara tidak boleh
menyamaratakan kondisi jika peserta memang bertanya.
3. Etika bagi Ketua Sidang
Ketua sidang berperan sebagai penengah ketika seminar berlangsung dan
memberikan gambaran mengenai permasalahan saat peserta seminar mengalami
kesulitan. Ketua siding bukan penguji jadi tidak diperkenankkan menguji makalah.
Ketua sidang bertanggung jawab atas kelancaran sidang. Bersama sekretaris menyusun
tata tertib sidang, pembagian kelompok, menetapkan tim perumus dan menghimpun
hasil seminar.
4. Etika bagi Penyaji Makalah
Penyaji makalah dalam seminar mempunyai tugas yang berat yaitu menyajikan
makalah dengan baik dan dapat diterima dengan baik oleh peserta seminar, maka
seorang penyaji harus mempunyai etika dalam menyajikan makalah dalam sebuah
seminar yaitu menguasai masalah yang disajikan dengan berbagai argumen dari
berbagai sumber. Mau menyimak dan mencatat tanggapan peserta. Dapat menyugesti
peserta untuk mengemukakan pendapat. Dapat mengajukan keberatan terhadap
pendapat peserta dengan argumentasi yang meyakinkan. Dapat memanfaatkan media
visual yang disiapkannya dalam penyajiannya dengan baik. Dapat menghindari
pembicaraan yang berbelit-belit dan menunjukkan solidaritas yang tinggi.
5. Etika bagi Moderator
Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seorang lektor di dalam
kuliah. Ia bukanlah seorang yang memberikan pelajaran, melainkan orang yang
mengarahkan jalannya seminar. Seorang moderator adalah orang yang paling senior
dalam tema yang akan diseminarkan. Ini bukan berarti pendapatnyalah yang paling
benar. Senioritas dalam penguasaan materi semata-mata untuk mengarahkan seminar,
karena ia mestinya yang paling tahu tentang seluk beluk tema yang diseminarkan.
Peran seorang moderator ada dua: mengarahkan (directing) dan memoderasi
(moderating). Dalam mengarahkan, ia menjaga agar seminar tidak melenceng dari tema.
Dengan memoderasi, ia menjaga agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang
terlalu mendominasi seminar sehingga seluruh tema seminar tidak tereksplorasi dengan
baik. Sebelum seminar, seorang moderator harus telah membaca tema yang akan
diseminarkan, menyiapkan catatan tentang tema tersebut, menentukan kata-kata kunci,
dan menyusun pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam
seminar. Di awal seminar ia dapat menuliskan terlebih dahulu poin-poin yang akan
didiskusikan atau menggambarkan sebuah diagram yang mencerminkan ide yang akan
didiskusikan. Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar dan pembicara
yang baik. Ia mampu menangkap maksud sebuah pembicaraan dan membuatnya lebih
jelas. Ia mampu memparafrasekan sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang
lebih jelas. Mengingat beratnya tugas seorang moderator, sebaiknya seorang moderator
tidak memimpin sebuah seminar lebih dari satu kali dalam sehari
6. Etika bagi Peserta
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik, semua peserta adalah bukan
kertas kosong yang menunggu diisi, seperti halnya kuliah. Mereka harus sudah
membaca tentang tema yang akan diseminarkan. Mereka bisa membuat sebuah esei
pendek tentang tema yang diseminarkan. Bila yang diseminarkan adalah sebuah teks,
teks tersebut telah dibaca secara analitis, ditandai, disertai tanggapan dan kritik. Dengan
terlebih dahulu membaca tentang tema yang akan diseminarkan, mereka telah
mengolahnya di dalam kepala mereka. Mereka telah memiliki bayangan akan apa yang
diseminarkan. Kertas di tangan yang berisi ringkasan tema yang diseminarkan menurut
masing-masing peserta, akan memandu mereka nantinya di dalam seminar.

B. CARA PELAKSANAAN SEMINAR


Dalam menyelenggarakan seminar secara umum prosedur pelaksanaan seminar
penelitian sebagai berikut:
1. Tahap awal yaitu konsultasikan topik skripsi penelitian pada dosen pembimbing.
Setelah disetujui dilanjutkan dengan penulisan proposal penelitian.
2. Tahap kedua yaitu persetujuan proposal penelitian untuk diseminarkan.
3. Mengadakan seminar.

Persiapan Seminar
Penyelenggara seminar harus menyediakan ruang seminar yang memadai dan
sesuai untuk pelaksanaan seminar. Hal yang perlu diperhatikan yaitu cara mengatur
(formasi) tempat duduk. Penyusunan tempat duduk dalam ruangan seminar disesuaikan
dengan bentuk ruangan dan maksud dilaksanakannya seminar. Tata letak meja ynag
melingkar, setengah melingkar dan berbentuk segi empat panjang cocok untuk seminar.
Pelaksanaan Seminar
Seminar dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh
penyelenggara pada ruangan yang ditentukan lengkap dengan peralatan yang diperlukan
oleh peserta, narasumber dan lainnya. Adapun susunan pelaksanaan seminar sebagai
berikut:
1. Pembukaan oleh moderator seperti memperkenalkan pembicara dan latar belakang
dari seminar.
2. Moderator memberikan kesempatan kepada pembicara untuk menyampaikan materi
3. Penyajian materi oleh pembicara
4. Setelah selesai dikembalikan kepada moderator
5. Kemudian moderator membuka sesi tanya jawab, pada sesi ini moderator
memberikan kesempatan kepada peserta seminar untuk menyampaikan permasalahan
6. Pembicara menanggapi permasalahan yang disampaikan oleh peserta seminar
7. Setelah itu dikembalikan kepada moderator
8. Selanjutnya moderator menyimpulkan hasil dan mengakhiri kegiatan seminar
9. Notulis mencari hal-hal penting dalam pelaksanaan seminar

Dalam penyelenggaraan seminar pendidikan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan


adalah:
a. Tujuan yaitu memperoleh pengetahuan serta keterampilan mengenai masalah-
masalah pendidikan.
b. Bahan yaitu pokok-pokok atau masalah yang biasanya diseminarkan di bidang
pendidikan. Bahan seminar pendidikan juga bisa berupa proposal skripsi yang
ditugaskan kepada mahasiswa untuk diseminarkan di dalam atau luar kelas.
c. Pemakalah atau pembicara yaitu seseorang yang dapat berbicara dengan baik dan
menarik, bersifat terbuka serta mempunyai waktu yang cukup. Jumlah pembicara
disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan.
d. Peserta yaitu mahasiswa yang berpartisipasi dalam suatu seminar pendidikan.
e. Waktu dan tempat yaitu durasi dan ruang tertentu yang dipakai dalam pelaksanaan
seminar pendidikan. Waktu dan tempat diselenggarakan seminar haruslah diatur
sedemikian rupa, efisien dan kondusif.
Mengajukan pertanyaan dalam diskusi (sesi tanya jawab)
Diskusi merupakan suatu pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah secara
bersama-sama atas dasar pertimbangan intelektual. Untuk dapat bertindak sebagai
peserta yang baik dalam diskusi, maka perlu diketahui betul masalah apa yang
didiskusikan. Peserta diskusi harus dapat menangkap uraian yang dikemukakn oleh
pembicara agar dapat menanggapi dengan baik. Salah satu tanggapan terhadap
pembicara dalam diskusi adalah mengajukan pertanyaan. Dalam hal ini perlu
memperhatikan hal seperti berikut:
a. Pertanyaan diajukan dengan jelas dan mengenai sasaran, jangan berbelit-belit
b. Pertanyaan diajukan dengan sopan, hindarkan agar pertanyaan tidak dikemukakan
dalam bentuk perintah atau permintaan
c. Usahakan supaya pertanyaan tidak ditafsirkan sebagai bantahan atau debat.

Memberikan kritik dan dukungan dalam diskusi


Memberikan tanggapan terhadap suatu pendapat berarti memberikan persetujuan atau
ketidaksetujuan kita terhadap pendapat itu. Dalam menyatakan persetujuan atau
pendapat pembicara, kita harus memperkuatnya dengan menambahkan bukti atau
keterangan. Dalam menyampaikan persetujuan, usaha agar komentar yang diberikan
tidak berlebihan, berikan pula alasan yang masuk akal kemudian kemukakan pendapat
sendiri dengan alasan yang meyakinkan. Dalam memberikan kritikan dan sanggahan,
tentunya terdapat tata krama yang harus ditaati agar diskusi itu berjalan dengan baik.

Menyampaikan gagasan dalam diskusi


Gagasan adalah pemikiran mengenai sesuatu sebagai pokok atau tumpuan untuk
pemikiran selanjutnya. Menyampaikan gagasan berarti menyampaikan pemikiran atau
ide kepada orang lain. Gagasan dapat diperoleh dari hasil pengamatan lapangan,
penelitian dan hasil kajian.
DAFTAR PUSTAKA

Helsa, Yullys & Syamsu Arlis. 2020. Seminar Ke SD-an (Dalam Pendidikan Tinggi untuk
Penulisan Skripsi dan Tesis). Sleman: Penerbit Deepublish.hal 9-18.
Tegeh,dkk. 2013. Seminar Pendidikan. Singaraja:Undiksha Press

Anda mungkin juga menyukai