Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PERENCANAAN MAKANAN DAERAH

MODIFIKASI
TAHUN AJARAN 2021/2022

Disusun oleh :
Nama : Muhamad Farrel Adrian (17)
Kelas : XII-MIPA 4

SMA NEGERI 47 JAKARTA


Jl. Delman Utama I No. 1, RT.1/RW.11, Kebayoran Lama Utara
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240
Telepon: 021-7260904 Email: info@smun47-jkt.sch.id
Kata Pengantar

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
karya tulis ini.

Terselesaikan laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. SMAN 47 Jakarta yang telah memberikan tugas Ujian Praktik ini.
2. Bapak Yayat selaku guru PKWU SMAN 47 Jakarta.
3. Bapak Amudi Lumbatoruan selaku guru PKWU SMAN 47 Jakarta.

Laporan ini disusun untuk menyelesaikan Ujian Praktik PKWU dari kelompok Ujian Praktik
Wajib. Selain itu, saya berharap semoga “LAPORAN PERENCANAAN MAKANAN
DAERAH MODIFIKASI” ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi referensi
untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, saya mengharapkan segala kritik dan sara yang membangun dan dapat
menjadikan laporan lebih baik dari sebelumnya. Saya mohon maaf atas kesalahan maupun
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga dengan saya membuat karya ilmiah ini
dapat bermanfaat dan memberikan motivasi bagi para pembacanya, khususnya bagi saya dan
bagi para pembaca sekalian.

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembuatan makanan jajanan khas Jawa Tengah, yaitu Mie Tektek modifikasi ini
merupakan sebuah peluang berwirausaha untuk meraih posisi menguntungkan dalam
pasar. Ketersediaan bahan dan kemampuan yang cukup mudah sehingga mampu
melaksanakan proses produksi secara rutin menjadi indikator utama bahwa rencana
membuat usaha Mie tektek modifikasi ini memiliki prospek yang memungkinkan ke
depannya.

Modifikasi Mie Tektek ini merupakan sebuah usaha inovasi yang tercipta dari pencetusan
ide untuk mengombinasikan Mie Tektek (orginal) dengan daging asap.

Makanan khas daerah yang dimodifikasi bertujuan untuk membuat makanan-makanan


tersebut lebih menarik dan menciptakan nilai jual yang tinggi. Pada era globalisasi seperti
ini masyarakat lebih memilih untuk mengonsumsi makanan khas daerah yang unik dan
enak. Dengan dilakukan modifikasi diharapkan makanan khas daerah dapat lebih
bersaing.

1
B. Ide Usaha
Makanan Mie Tektek yang merupakan makanan jajanan daerah tetap diminati oleh
berbagai kalangan disebabkan rasanya manis dan pas untuk mengganjal perut. Oleh
karena itu, ini mendorong saya untuk melakukan suatu inovasi pada makanan jajanan Mie
Tektek ini. Dengan memberikan sentuhan modern dengan pemberian daging asap sebagai
salah satu isi Mie Tektek yang bertujuan untuk memberikan rasa baru pada masyarakat.

Purwodadi memiliki makanan khas yang sangat terkenal yakni “Mie Tektek”, sering kita
jumpai di sekitar kita yang menjual Mie Tektek dibarengi dengan menjual Nasi Goreng,
Kwetiau dan Mie Rebus. Citarasa Mie Tektek yang gurih sering kita jadikan opsi untuk
sarapan banyak masyarakat Indonesia.

2
C. Peluang Usaha
Peluang dalam melakukan bisnis ini masih terbuka lebar. Hal ini disebabkan karena
kebanyakan para pesaing yang menjual produk Mie Tektek tidak melakukan inovasi pada
produk mereka. Dengan inilah, terbuka peluang saya untuk melakukan inovasi pada
produk sehingga pastinya produk saya sangat berkemungkinan akan menarik minat dan
rasa penasaran para pelanggan.

Di luar dari hal diatas, sebenarnya peluang untuk membuka usaha Mie Tektek masih
terbuka sangat lebar. Dikarenakan angka permintaan yang masih cukup tinggi di Jakarta
ini. Maka dari itu, dapat dikatakan usaha Mie Tektek ini masih memiliki peluang yang
luas dan ditambah sedikitnya produsen yang melakukan inovasi pada makanan ini.

D. Analisis SWOT
Setiap kegiatan untuk memulai usaha, maka hal yang harus dilakukan terlebih dahulu
adalah mengukur kemampuan terhadap lingkungan atau pesaing, yaitu melalui analisis
SWOT:
1) Strength (Kekuatan)
a. Bahan makanan mudah didapatkan.
b. Harga terjangkau.
c. Proses pembuatan mudah.
d. Produk masih dapat divariasikan lagi.
e. Rasanya yang enak
2) Weakness (Kelemahan)
a. Produknya mudah ditiru.
b. Tidak semua orang menyukai makanan daerah bercampur modernisasi.
c. Tidak tahan lama.
3) Opportunity (Peluang)
a. Produknya masih dapat dikembangkan dengan mengubah variasi isi.
b. Masih sedikitnya pesaing yang melakukan inovasi.
c. Masih tingginya angka permintaan masyarakat di Jakarta.
d. Membuka toko dan menjadi pelopor
e. Banyaknya pengguna media sosial sebagai salah satu media pemasaran.
4) Threat (Ancaman)

3
a. Bermunculannya pesaing yang menjual produk serupa dengan harga lebih murah.
b. Drastisnya perubahan harga bahan baku di Indonesia.
c. Bahan baku dan pembuatan yang mudah, hingga dapat dibuat di rumah sendiri.
d. Modifikasi yang mudah ditiru.
BAB II
PROSES PEMBUATAN

A. Alat dan Bahan


Alat:

1) Blender

2) Piring

3) Talenan

4) Pisau

5) Kompor

6) Mangkuk

Bahan:

1) Mie Telor

2) Daging Asap

3) Telor

4) Bawang Merah

5) Bawang Putih

6) Cabai

7) Merica Bubuk

8) Kecap

9) Tomat

10) Kol

4
11) Sawi

12) Minyak

13) Saus

14) Garam (secukupnya)

15) Air (secukupnya)

B. Cara Membuat
1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.

2. Potong-potong tomat, sawi, kol, dan daging asap

3. Haluskan cabai, bawang merah, bawang putih dengan blender

4. Masukkan minyak goreng ke penggorengan hingga panas

5. Masukkan bumbu yang telah dihaluskan dengan blender lalu aduk

6. Masukkan telor dan daging asap lalu aduk

7. Masukkan sawi dan kol lalu aduk

8. Masukkan mie telor lalu aduk

9. Masukkan kecap, merica bubuk, dan garam secukupnya lalu diaduk

10.Diaduk terus sampai terlihat matang

11.Lalu taro masakan yang telah matang di piring

12.Lalu taro tomat yang sudah dipotong dan taburi saus

13.Mie Tektek siap disajikan.

5
BAB III
PEMBIAYAAN PRODUKSI

A. Biaya Tetap (Fix Cost)


No
Alat Harga
.
1 Air Rp 60.000,00
2 Listrik Rp 100.000,00
3 Gas Rp 75.000,00
4 Biaya lainnya Rp 40.000,00
Total Rp 275.000,00

B. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)


No
Bahan Harga
.
1 Mie telor Rp 30.000,00
2 Telor Rp. 20.000,00
3 Daging asap Rp 20.000,00
4 Bawang Merah, Bawang Putih, dan Cabai Rp 10.000,00
5 Kol, Sawi, dan Tomat Rp 10.000,00
6 Garam Rp 1.000,00
7 Air Rp 1.000,00
8 Minyak, Saus, dan Kecap Rp.10.000,00
Total biaya untuk memproduksi 10 porsi Mie Rp 102.000,00

6
Tektek

Jika diasumsikan dalam satu bulan dapat terjual 30 produksi Mie Tektek, maka biaya
variabel yang dibutuhkan dalam jangka satu bulan adalah Rp 102.000,00 x 30 = Rp
3.060.000,00

C. Biaya HPP
¿ cost+ Variable Cost
Harga pokok produksi =
Total sales
Rp 275 .000,00+ Rp 3.060.000,00
=
300
= Rp 11.116,00

Jika saya mencari keuntungan sebesar 20% dari penjualan produk, maka:
Besar keuntungan per porsi = Rp 11.116,00 x 20% = Rp 2.223,00

Harga jual per porsi = HPP per porsi + keuntungan per porsi
= Rp 11.116,00 + Rp 2.223,00
= Rp 13.339,00 dibulatkan menjadi Rp 13.000,00/porsi.

D. BEP
¿ cost
Break Even Point dalam unit =
Harga jual per unit −harga variabel per unit
Rp 275 .000,00
=
Rp 13 .000,00−Rp 10.0 0,00
= 91,6667 dibulatkan menjadi 92 porsi

7
Jadi, saya perlu melakukan penjualan sebanyak 92 porsi produk saya untuk mencapai
BEP (lebih sedikit) atau titik impas dalam usaha saya. Penjualan produk ke-95 dan
seterusnya sudah menjadi keuntungan saya.

Break Even Point dalam rupiah = BEP dalam unit x harga jual per unit
= 92 x Rp 13.000,00
= Rp 1.196.000,00
Jadi, saya perlu melakukan penjualan senilai Rp 1,196.000 untuk mencapai titik impas
(BEP) dalam usaha saya ini. Ketika sudah mencapai nilai tersebut, maka penjualan
setelahnya adalah keuntungan atau laba yang akan saya peroleh.

BAB IV
PEMASARAN DAN PENGEMASAN

A. Promosi dan Pemasaran


Media promosi yang saya gunakan adalah media sosial. Media sosial yang akan saya
gunakan yakni dengan platform Instagram dan WhatsApp. Berikut poster yang saya
gunakan untuk menjalankan promosi di platform-platform tersebut.

8
9

Anda mungkin juga menyukai