Oleh :
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
CI Pendidikan,
A. DATA UMUM
Nama Mhs : Ericha Rohma Nama Pasien : Ny.A
Tgl Pengkajian : 06-12-2021 Umur Pasien : 50 tahun
Jam : 08.00 WIB Jenis Kelamin :P
Tgl MRS : 27-11-2021 No Rekam Medik : 844xxx
Ruangan : ICU Diagnosa Medis : CKD
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
Keluhan Utama Tidak terkaji, pasien terpasang ETT
Tidak terkaji
SIRKULASI Inspeksi:
- Tidak ada sianosis
- CRT <3detik
- Mukosa bibir kering
- Terpasang CVC 3 lumen dengan ukuran 16cm
- TD: 145/71 mmHg
- Konjungtiva anemis
- Hb: 10 g/dL
Palpasi:
- Turgor kulit baik
- Akral hangat, basah (bagian tangan kanan merembes)
Perkusi:
- Terdengar suara sonor pada paru-paru
GASTROINTESTIN Inspeksi :
AL - Terpasang NGT
- Retensi NGT 200 cc
- Tidak ada jejas pada abdomen
- Diet blender 6 x 200
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi :
- Bising usus +
Perkusi :
- Tidak kembung
Blood Gas
pH 7,35 7,35 – 7,45
pCO2 49 mmHg 35 – 45 mmHg
pO2 123 mmHg
HCO3 27,1 mmol/L 22 – 26 mmol/L
P/F Ratio 308 mmHg 300 – 400 mmHg
%FiO2 40%
Kesimpulan: Cardiomegali,
Tanda Pulmonal oedema,
Efusi Pleura
Hasil Foto :
LEMBAR PEMBERIAN TERAPI
Nama Pasien : Ny.A
Ruangan : ICU
Hari/Tanggal Medikasi Dosis Indikasi
29-11-2021 Infus
D10 500 cc/24 jam Untuk pasien yang mengalami
penyakit penyimpanan
glikogen, intoleransi terhadap
sukrosa, gagal ginjal, kadar
natrium yang rendah darah dan
kehilangan cairan, sirosis hati,
tingkat kalsium yang rendah,
kadar magnesium yang rendah,
kadar kalium rendah, tes
toleransi glukosa.
Furosemid 10mg/ jam Pengobatan edema yang
menyertai payah jantung
kongestif, sirosis hati dan
gangguan ginjal termasuk
sindrom nefrotik. Pengobatan
hipertensi, baik diberikan
tunggal atau kombinasi
dengan obat antihipertensi.
Furosemida sangat berguna
untuk keadaan-keadaan yang
membutuhkan diuretik kuat.
Obat IV
Antrain 1 gr (3x1) Untuk menurunkan demam,
dan meringankan rasa sakit,
seperti: sakit gigi, sakit kepala,
nyeri sendi, nyeri otot,
dismenore (nyeri haid).
Ca Glukonas 500 mg Untuk tata laksana kasus
hipokalsemia akut yang
simptomatik. Obat ini juga bisa
digunakan untuk
overdosis calcium channel
blocker, hipermagnesemia, dan
luka bakar akibat asam
hidrofluorik
Ampicillin 1,5 gr (2x1) Untuk mengatasi infeksi yang
disebabkan oleh
Sulbactam
mikroorganisme yang rentan.
Indikasi yang khas adalah
infeksi saluran pernapasan
bagian atas dan bawah
termasuk sinusitis, otitis media
dan epiglotitis; pneumonia
bakteri; infeksi saluran kemih
dan pielonefritis; infeksi intra-
abdomen termasuk peritonitis;
kolesistitis; endometritis dan
selulitis pelvis; septikemia
bakteri; infeksi kulit, jaringan
lunak, tulang dan sendi, dan
infeksi gonokokal.
D40% 3 gr (4x1) Untuk mengatasi penurunan
fungsi kognitif, seperti
kemampuan berpikir,
mengingat, dan memecahkan
masalah, serta sebagai terapi
tambahan untuk gangguan
gerak tertentu seperti
mioklonus kortikal.
Omeprazole 40 mg (2x1) Untuk mengatasi gangguan
lambung, seperti penyakit asam
lambung dan tukak lambung
Ondansentron 4mg (3x1) Untuk mencegah dan
mengatasi mual dan muntah
akibat kemoterapi dan
radioterapi, pencegahan mual
dan muntah pasca operasi.
Asam Traneksamat 500 mg (3x1) Untuk menghentikan
perdarahan pada beberapa
kondisi, seperti mimisan yang
tidak kunjung berhenti,
menorrhagia, cedera, prosedur
cabut gigi, atau perdarahan
pascaoperasi
Obat Oral Untuk mengatasi gejala asam
Kalsium Karbonat 500 mg (3x1) lambung berlebih, seperti
(CaCO3) heartburn atau nyeri ulu hati.
Selain itu, obat ini juga bisa
digunakan dalam pengobatan
tingginya kadar fosfat pada
gagal ginjal dan untuk
mencegah serta mengobati
kekurangan kalsium.
Nifedipine 20 mg (4x1) Untuk mengobati hipertensi
(tekanan darah tinggi).
Isosorbide Dinitrate 5 mg (4x1) Untuk menurunkan kebutuhan
(ISDN) dan meningkatkan suplai
oksigen dengan cara
mempengaruhi tonus vaskular.
Natrium Bikarbonat 84 mg (3x1) Untuk mengatasi asidosis
(meylon) metabolik, urine yang terlalu
asam, dan asam lambung
berlebih.
Metildopa 250 mg (3x1) Untuk menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi
ANALISA DATA
5
Selasa/ Selasa/ 1 Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) ER
S: tidak terkaji, terpasang ETT
7-12-21 7-12-21
O:
1,2,3,4, 14.00 Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien, dan ER
- terpasang ventilator
5 lingkungan pasien 12.00
- RR: 16x/menit, ritme ireguler
14.10 Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik ER - Tidak ada bunyi nafas tambahan
- Pernafasan cuping hidung
3 14.20 Mempertahankan teknik aseptic pada resiko tinggi ER
A: Masalah belum teratasi
3 Hasil: resiko tinggi diabetes P: Intervensi dilanjutkan
14.30 Memasang siderails ER
1,2,3,4, 14.45 Memberikan posisi nyaman pada pasien: Posisi semi ER 2 Gangguan Penyapihan Ventilator (D.0002) ER
S: tidak terkaji, terpasang ETT
5 fowler 45° ER
O:
1,2,3,4, 15.00 Memonitor Pola Nafas
- Nafas spontan dengan set ventilator tidak
5 Hasil: RR: 16x/menit, pernafasan ireguler ER
sinkron
15.15 Memonitor bunyi nafas tambahan
- PCO2 meningkat 46 mmHg
1 Hasil: tidak ada bunyi nafas tambahan ER
- Volume Tidal 450 ml
15.30 Melakukan penghisapan lendir kurang dari 10 detik ER
- FiO2 40%
1 15.45 Memonitor sputum (warna, jumlah)
A: masalah belum teratasi
Hasil: kental, warna sedikit jernih ER
P: intervensi dilanjutkan
1 16.00 Memonitor kecepatan infus ER
1 Hasil: infus D10 10tpm, Furosemid 10mg/jam ER 3
Resiko Infeksi (D.0142)
16.15 Observasi TTV S:
O:
4 Hasil: TD: 134/65 mmHg
- Luka bersih, kemerahan
HR: 87x/menit - Dilakukan perawatan dan penggantian kasa
balut CVC
1,2,3 Suhu: 36°C A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
SPO2: 100% ER
GCS: E:4, V:X, M:6 ER 4 Hipovolemia (D.0023)
S: tidak terkaji, terpasang ETT
16.30 Memonitor tanda-tanda kelelahan otot pernapasan
Hasil: PCO2: 46 mmHg ER O:
- Intake: 2599 cc/24 jam
16.45 Mengajarkan pengontrolan nafas
- Output 2150 cc/24 jam
2 Hasil: pasien masih kesulitan dalam mengatur nafasnya ER - Balance cairan +449cc/24 jam
- Membrane mukosa lembab
17.00 Mengobservasi adanya tanda gejala hipervolemia
2 17.15 Hasil: terdapat edema pada seluruh tubuh (edema ER A: masalah belum teratasi ER
P: intervensi dilanjutkan
anasarka)
4 17.30 Melakukan pencegahan infeksi 5 Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
S: tidak terkaji
4 Hasil: merawat dan mengganti kasa balutan CVC pada ER
pasien ER O:
- keadaan umum lemah
3 17.45 Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
- ketergantungan total
18.00 Memonitor intake dan output cairan ER - akral dingin
- turgor kulit <3 detik
Hasil: intake 2599cc, output 2150cc, bc +449 cc ER
- posisi head up 45°
5 18.15 Memonitor kondisi kulit
A: masalah belum teratasi
4 Hasil: akral dingin, turgor kulit <3 detik
P: intervensi dilanjutkan
Rabu/ Rabu/
8-12-21 8-12-21 1 Pola Napas Tidak Efektif (D.0005) ER
S: tidak terkaji, terpasang ETT
1,2,3,4, Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien, dan
5 07.00 lingkungan pasien ER 18.00 O:
Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik - terpasang ventilator
- RR: 16x/menit, ritme ireguler
3 07.15 Mempertahankan teknik aseptic pada resiko tinggi ER
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
3 07.30 Hasil: resiko tinggi diabetes ER
A: Masalah teratasi sebagian
Memasang siderails
P: Intervensi dilanjutkan
1,2,3,4, 07.45 Memberikan posisi nyaman pada pasien: Posisi semi ER
5 07.50 fowler 45° ER ER
Gangguan Penyapihan Ventilator (D.0002)
1,2,3,4, Memonitor Pola Nafas ER 2 S: tidak terkaji, terpasang ETT
5 08.00 Hasil: RR: 16x/menit, pernafasan ireguler O:
Memonitor bunyi nafas tambahan ER - Nafas spontan dengan set ventilator tidak
1 08.15 Hasil: tidak ada bunyi nafas tambahan sinkron
Melakukan penghisapan lendir kurang dari 10 detik ER - Nafas dangkal
08.30 Memonitor sputum (warna, jumlah) ER - PCO2 menurun 43 mmHg
1 08.40 Hasil: kental, warna sedikit jernih - Volume Tidal 450 ml
Memonitor kecepatan infus ER - FiO2 30%
1 08.50 Hasil: Infus D10 10tpm, furosemide 10mg/jam A: masalah belum teratasi
1 Observasi TTV ER P: intervensi dilanjutkan
09.00 Hasil: TD: 134/65 mmHg ER
Resiko Infeksi (D.0142)
4 HR: 87x/menit 3
S: tidak terkaji
1,2,3 Suhu: 36°C O:
- Area luka bersih
SPO2: 100%
- dilakukan perawatan dan penggantian kasa
GCS: E:4, V:X, M:6 balutan CVC
A: masalah belum teratasi
Memonitor tanda-tanda kelelahan otot pernapasan ER
P: intervensi dilanjutkan
09.15 Hasil: PCO2: 43 mmHg Hipovolemia (D.0023) ER
S: tidak terkaji, terpasang ETT
Mengajarkan pengontrolan nafas ER 4
2 09.30 Hasil: pasien mulai berlatih dalam mengatur nafasnya O:
- Terdapat edema anasarka (seluruh tubuh)
Mengobservasi adanya tanda gejala hipervolemia ER
- Intake: 1801 cc/24 jam
2 09.45 Hasil: terdapat edema pada seluruh tubuh (edema - Output 2550 cc/24 jam
- Balance cairan -749 cc/24 jam
anasarka) ER
4 Melakukan pencegahan infeksi A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
09.50 Hasil: merawat dan mengganti kasa balutan CVC pada ER
pasien ER Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
S: tidak terkaji
3 Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan ER 5
10.00 Memonitor intake dan output cairan O:
- keadaan umum lemah
10.30 Hasil: intake 1801 cc, output 2550 cc, bc -749 cc ER
- ketergantungan total
5 Memonitor kondisi kulit ER - akral hangat
- turgor kulit <3 detik
4 11.00 Hasil: akral hangat, turgor kulit <3 detik
- posisi head up 45°