Oleh:
DEGGY ASWAL FATHIUS MULAYOGA
NIM. 1920049
I
II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa untuk segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami untuk dapat menyelesaikan
“MODULKEPERAWATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)”.
Adapun maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan K3 Semoga dalam penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
peserta diskusi atau teman-teman kelas D3 Keperawatan.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini dan kami memohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata ataupun kalimat yang tidak pantas untuk ditampilkan.
Oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk bahan evaluasi guna
meningkatkan kinerja untuk kedepannya.
III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
MATERI : Konsep dasar k3..................................................................................................1
MATERI : Konsep sumber hukum ketenagakerjaan ........................................................5
MATERI : Kesehatan kerja pada organisasi kerja ...........................................................9
MATERI : Menguasai potensi bahaya dan resiko di tempat kerja..................................12
MATERI : Menguasai sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). 14
MATERI : Menguasai konsep ergonomi ...........................................................................18
MATERI : Jenis jenis kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium...........................21
IV
MATERI : Konsep dasar k3
KESELAMATAN KERJA
• Adalah usaha dalam melakukan pekerjaan
tanpa kecelakaan
• Memberikan suasana atau lingkungan kerja yang aman
• Dicapai hasil yang menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya
PRINSIP K3
• Setiap pekerjaan bisa dilakukan dengan selamat
• Kecelakaan pasti ada sebabnya
• Penyebab kecelakaan harus
dicegah/ditiadakan
PENTINGNYA K3
• Menyelamatkan karyawan, dari : sakit, kesedihan, kehilangan masa depan, kehilangan
gaji/nafkah
• Menyelamatkan keluarga, dari : kesedihan, masa depan yg tak menentu, kehilangan
pendapatan
• Menyelamatkan perusahaan, dari : kehilangan tenaga kerja, pengelauaran biaya akibat
kecelakaan, kehilangan waktu karena terhenti kegiatan, melatih atau mengganti
karyawan yang celaka, bahkan bisa sampai terhentinya produksi
KESEHATAN KERJA
Adalah untuk melindungi karyawan dari segala hal Yg dpt merugikan kesehatan akibat kerja.
1
Yang Perlu dilakukan, antara lain :
1. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
a. Pekerja baru (kondisi awal kesehatan)
b. Pekerja lama (memantau kesehatan)
- 1 th sekali tambang di permukaan
- 6 bulan sekali tambang underground
2. Lingkungan Tempat Kerja
a. Debu : mengganggu saluran pernafasan
b. Bising : mengganggu fungsi pendengaran
c. Pencahayaan : mengganggu daya penglihatan
d. Getaran : mengganggu fungsi persendian
e. Gas-gas beracun/berbahaya bisa langsung mematikan manusia
3. Ergonomi :
- tempat duduk
- alat kerja
- dimensi tempat kerja
JENIS-JENIS KECELAKAAN
• Terjatuh/tergelincir
• Terpukul
• Terbentur
• Terjepit
• Terkena aliran listrik
• Kemasukan benda
• dll
PENYEBAB KECELAKAAN
A. Tindakan tidak aman (TTA) 88%
B. Kondisi tidak aman (KTA) 10%
C. Takdir/Nasib/Lain-lain (2%)
2
PEMERIKSAAN KECELAKAAN
Tujuan dilakukan pemeriksaan kecelakaan Adalah untuk, antara lain :
• Mencari penyebab dari terjadinya kecelakaan tersebut
• Memberikan rekomendasi / tindakan untuk koreksi dari penyebab tersebut di atas
• Memberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan tersebut
• Akhirnya diharapkan dengan tindakan koreksi/pencegahan yang diberikan, maka
tidak terjadi kecelakaan yang sama atau sejenis
PEMBINAAN K3
Pembinaan K3, dapat dilakukan antara lain dengan :
A. Penyuluhan, dapat berupa :
B. Safety Talk (Toolbox Meeting) Dilakukan setiap awal gilir kerja/shif
C. Safety Training
D. Safety Inspection
E. Safety Investigasi
F. Safety Meeting
G. Safety audit
H. Pemantauan Lingkungan Kondisi Kerja
I. Penyedian Alat-Alat Perlengkapan K3
J. Organisasi K3
K. Program K3 Tahunan
Sedangkan komponen program K3, terdiri :
1. Program pelatihan observasi K3
2. Program JSA
3. Inspeksi terencana
4. Inspeksi bersama
5. Pertemuan K3
6. Pelatihan K3
7. Audit K3
3
sPRINSIP DASAR KEBAKARAN
1. Perlindungan Thd Keselamatan Jiwa (Life Safety)
2. Perlindungan Thd Harta Benda (Property Safety)
3. Perlindungan Informasi/Proses (Process Safety)
4. Perlindungan Lingkungan Hidup Dari Kerusakan (Enviromental Safety)
KEADAAN DARURAT
• Klasifikasi Emergency
• Emergency Plan
• Pick Up Point
• Prosedur Emergency
• Klinik Dan Rumah Sakit
• Peralatan Dan Pelindung Diri
PENGERTIAN LOTO
• Lock Out :
Suatu cara atau system yang digunakan untuk menjaga suatu peralatan kemungkinan
digerakkan atau bergerak sehingga dapat membahayakan karyawan
• Tag Out :
Suatu cara atau system peringatan atau pemberitahuan kepada orang lain bahawa saklar,
valve atau sumber energi penggerak dalam keadaan terkunci dan aman serta tidak boleh
dioperasikan
4
MATERI : Konsep sumber hukum ketenagakerjaan
PERATURAN LAIN
Peraturan lainnya berkedudukan lebih rendah dari undang-undang dan pada umumnya
merupakan peraturan pelaksanaan undang-undang.
PERATURAN PEMERINTAH
Peraturan pemerintah ini ditetapkan oleh presiden untuk mengatur lebih lanjut ketentuan-
ketentuan dalam undang-undang.
Sejajar kedudukannya dengan peraturan pemerintah ini adalah peraturan seorang menteri
yang oleh undang-undang diberi wewenang untuk mengadakan peraturan pelaksanaannya.
PUTUSAN
Putusan menetapkan apa yang sebenarnya berlaku antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Putusan yang dibuat Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan harus dilaksanakan,
barangsiapa tidak tunduk pada putusan panitia yang sifatnya mengikat, diancam dengan
pidana.
5
PERJANJIAN
Perjanjian kerja pada umumnya hanya berlaku antara buruh dan majikan yang
menyelenggarakannya.
Perjanjian kerja yang harus diadakan secara tertulis, seperti misalnya dimintakan oleh
Peraturan Perburuhan di Perusahaan Perkebunan, hanya memuat :
a. macam pekerjaan
b. lamanya perjanjian itu berlaku
c. besarnya upah berupa uang sebulannya
d. lamanya waktu istirahat (cuti) dan besarnya upah selama cuti itu
e. jika ada, besarnya bagian dari keuntungan dan caranya menghitung keuntungan
f. jika ada, caranya pemberian pensiun atau bentuk pemberian untuk hari tua lainnya
g. bentuk upah lainnya
ORGANISASI BURUH
Organisasi buruh pada dasarnya adalah alat yang utama bagi buruh melindungi dan
memperjuangkan kedudukan yang baik serta alat perjuangan perbaikan nasib. Organisasi
buruh adalah suatu organisasi yang didirikan oleh dan untuk kaum buruh secara sukarela
yang berbentuk serikat buruh maupun gabungan serikat buruh.
6
Serikat buruh adalah suatu organisasi yang didirikan oleh dan untuk buruh secara sukarela,
berbentuk kesatuan dan mencakup suatu lapangan pekerjaan serta disusun secara vertikal dari
pusat sampai unit kerja (basis).
UUDS Pasal 29 : Setiap orang berhak mendirikan serikat kerja dan masuk ke dalamnya
untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingannya.
UUD 1945 : kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
Serikat buruh harus memiliki peraturan dasar yang diantaranya memuat :
Nama dan tempat kedudukan di Indonesia.
Azas dan tujuan serta usaha-usaha untuk mencapai tujuan tersebut.
Hak dan kewajiban anggota, syarat-syarat keanggotaan dan cara masuk/berhenti
sebagai anggota.
Susunan pengurus serta ketentuan tentang pengangkatan, pemberhentian, hak dan
kewajibannya.
Ketentuan mengenai rapat umum anggota dan kongres.
Ketentuan mengenai mereka yang mewakili serikat buruh di luar dan di muka
pengadilan.
Kewajiban pengurus untuk tiap tahun mengadakan perhitungan dan
pertanggungjawaban tentang keadaan keuangan.
Cara membubarkan serikat buruh.
Serikat buruh bukan hanya untuk melindungi buruh terhadap majikan, tetapi bagaimana juga
bisa meringankan kehidupan buruh dengan jalan mengadakan koperasi, memajukan
pendidikan, kebudayaan, kesenian dan lain-lain.
Program-program serikat buruh antara lain :
kepastian tetap mempunyai pekerjaan
kenaikan upah
pengobatan dan perawatan
istirahat
perumahan yang sehat
jaminan sosial hari tua
lenyapnya segala deskriminasi
perundang-undangan perburuhan yang demokratis
dll
Jenis-jenis serikat buruh yang pernah ada :
Sentral Organisasi Buruh Republik Indonesia (Sobri)
Himpunan Serikat-serikat Buruh Indonesia (Hissbi)
Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI)
Dll
ORGANISASI MAJIKAN
Organisasi majikan / organisasi pengusaha dasar dan tujuannya adalah kerjasama antara
anggota-anggotanya dalam soal-soal teknis dan ekonomis belaka.
7
PENGUASA
Campur tangan negara dalam soal perburuhan merupakan faktor yang sangat penting dalam
hukum perburuhan.
PENGAWASAN
Perundang-undangan untuk melindungi buruh hanya akan mempunyai arti bila
pelaksanaannya diawasi oleh suatu ahli, yang harus mengunjungi tempat kerja pada waktu-
waktu tertentu, untuk dapat menjalankan tiga tugas yang pokok, yaitu :
1. melihat dengan jalan memeriksa dan menyelidiki sendiri apakah ketentuan- ketentuan
dalam perundang-undangan dilaksanakan dan jika tidak demikian halnya, mengambil
tindakan-tindakan yang wajar untuk menjamin pelaksanaannya itu.
2. membantu baik buruh maupun pimpinan perusahaan dengan jalan memberi
penjelasan-penjelasan teknis dan nasehat yang mereka perlukan agar mereka
menyelami apakah yang dimintakan oleh peraturan dan bagaimanakah
melaksanakannya.
3. menyelidiki keadaan perburuhan dan mengumpulkan bahan yang diperlukan untuk
penyusunan perundang-undangan perburuhan dan penetapan kebijaksanaan
pemerintah.
Badan pengawasan ini – pengawasan kesehatan kerja dan pengawasan keamanan kerja –
pertama-tama bertanggungjawab atas pelaksanaan peraturan mengenai perlindungan bagi
buruh seperti waktu kerja, waktu istirahat, pekerjaan orang muda dan wanita, serta kesehatan
dan keamanan kerja.
Pengawasan ini sendiri bukanlah alat perlindungan, melainkan lebih merupakan cara untuk
menjamin pelaksanaan peraturan perlindungan.
Fungsi pengawasan bagi majikan adalah memberi jalan untuk mendapatkan penjelasan dari
pihak yang berkompeten mengenai kewajibannya menurut undang-undang dan petunjuk
mengenai cara pelaksanaannya, sehingga produksi yang dilakukan oleh buruh lebih efesien,
karena mereka bekerja dalam waktu kerja yang layak, tidak ditugasi dengan pekerjaan yang
melebihi kemampuan badaniahnyadan melakukan pekerjaan di tempat kerja yang sehat dan
aman.
8
MATERI : Kesehatan kerja pada organisasi kerja
Kesehatan Kerja pada Organisasi Kerja menurut UU No. 36 Th 2009 ttg Kesehatan
Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja
KESEHATAN KERJA
Kesehatan Kerja Menurut WHO ILO (1995), Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan
dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggitingginya bagi
pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko
akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam
suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara
ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada
pekerjaan atau jabatannya.
9
6. Pemeriksaan yang sesuai kebutuhan guna mencegah bahaya yang diperkirakan timbul,
khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Jika 3 (tiga) bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter
(pemeriksaan berkala), tidak ada keragu-raguan maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan
kesehatan sebelum bekerja.
KAPASITAS KERJA
Status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima
setiap pekerja agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
10
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
a) Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala,
dan pemeriksaan kesehatan khusus bagi SDM Rumah Sakit;
b) Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM Rumah Sakit
yang menderita sakit;
c) Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik SDM
Rumah Sakit;
d) Perlindungan spesifik dengan pemberian imunisasi pada SDM Rumah Sakit yang
bekerja pada area/tempat kerja yang berisiko dan berbahaya;
e) Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja
STANDART TEKNIS SARANA
Ruang bangunan yang digunakan untuk ruang perawatan :
a. Rasio tempat tidur dengan kamar mandi 10 TT : 1
b. Bebas serangga dan tikus
c. Kadar debu maksimal 150 µg/m3 udara dalam pengukuran rata-rata 24 jam
d. Tidak berbau (terutama H2S dan atau NH3)
e. Pencahayaan 100-200 lux
f. Suhu 26- 27°C (dengan AC) atau suhu kamar (tanpa AC) dengan sirkulasi udara yang
baik
g. Kelembaban 40-50% (dengan AC), kelembaban udara ambient (tanpa AC)
h. Kebisingan <45 dB
11
MATERI : Menguasai potensi bahaya dan resiko di tempat kerja
BAHAYA (HAZARD)
Suatu sumber yang be si menimbulkan kerugian baik berupa luka terhadap manusia, penyakit,
kerusakan properties, lingkungan atau kombinasinya (frank bird-loss control management)
KLASIFIKASI BAHAYA
1) Bahaya keselamatan kerja (Safety Hazard)
2) Bahaya Kesehatan kerja (Health Hazard)
12
JENIS BAHAYA KESEHATAN KERJA
Bahaya yang dapat berasal dari mikroorganisme khususnya yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, seperti bakteri, jamur, virus. Bahaya biologis (Biological hazard)
Bahaya yang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh secara fisik sebagai akibat
dari ketidaksesusaian dan cara kerja yang salah. Bahaya ergonomik
RISIKO
Menurut AS/NZS 4360:2004, risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai
dampak terhadap sasaran, diukur dengan hukum sebab akibat. Risiko diukur berdasarkan
nilai probability dan consequences
13
MATERI : Menguasai sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
PENGERTIAN SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.
TUJUAN SMK3
Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin
keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan produksi dan
produktivitas kerja.
Perlindungan terhadap setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu
dalam keadaan selamat dan sehat.
Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan
digunakan secara aman
MANFAAT SMK3
Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa
aman dalam bekerja.
Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
KRITERIA PERUSAHAAN
a) Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun
milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
b) Perusahaan yang wajib menerapkan SMK3 menurut PP RI No 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah
perusahaan yang paling sedikit mempekerjakan 100 orang tenaga kerja atau yang
mempunyai tingkat potensi bahaya yang tinggi.
14
PENGAWASAN SMK3
Pengawasan dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan pusat, provinsi, dan/atau
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya yang meliputi:
Pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen
Organisasi
SDM
Pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang K3
Keamanan bekerja
Pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran penerapan SMK3
Pengendalian keadaan darurat dan bahaya industri
Pelaporan dan perbaikan kekurangan
Tindak lanjut audit
c) Pasal 87 UU No.13/2003 :
Setiap perusahaan wajib menerapkan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
AZAS SMK3
Dalam Kebijakan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan di Bidang K3, disampaikan bahwa asas SMK3 yaitu :
Peningkatan K3 secara terus menerus dengan pola mandiri
Bagian dari sistem pengawasan K3
Bersifat wajib
Sejalan dengan kaidah Internasional
Diaudit oleh Badan Audit Independen (eksternal)
Dilakukan oleh Auditor
15
PENETAPAN KEBIJAKAN K3
Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah ditetapkan kepada seluruh
pekerja. Dalam penyusunan kebijakan K3, pengusaha paling sedikit harus:
A. Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi :
1. Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
2. Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih
baik
3. Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan
4. Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan
dengan keselamatan
5. Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan
B. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus menerus
C. Memperhatikan masukan dari pekerja atau serikat pekerja
D. 4 Kebijakan K3 paling sedikit harus memuat:
1. Visi
2. Tujuan perusahaan
3. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan
4. Kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perushaaan secara
menyeluruh yang bersifat umum dan/atau operasional
PERENCANAAN K3
Perencanaan K3 dimaksudkan untuk menghasilkan rencana K3. Rencana K3 ini disusun
dan ditetapkan oleh pengusaha dengan mengacu pada kebijakan K3 yang telah ditetapkan.
Dalam menyusun rencana K3 harus melibatkan Ahli K3, Panitia Pembina K3, wakil pekerja,
dan pihak lain yang terkait di perusahaan. Dalam penyusunan rencana K3, pengusaha harus
mempertimbangkan:
Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
Sumber daya yang dimiliki
PELAKSANAAN
Sarana dan prasana yang dimaksud minimal harus terdiri :
a) Organisasi atau unit yang bertanggungjawab di bidang K3
16
b) Anggaran yang memadai
c) Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian
d) Instruksi kerja
Syarat minimal kegiatan pelaksanaan rencana K3 harus meliputi:
a) Tindakan pengendalian
b) Perancangan dan rekayasa
c) Prosedur dan instruksi kerja
d) Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
e) Pembelian/pengadaan barang dan jasa
f) Produk akhir
AUDIT SMK3
Pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah
ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan
dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan. (Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012).
TUJUAN AUDIT :
1. Menilai secara kritis dan sistimatis semua potensi bahaya potensial dalam sistem
kegiatan operasi perusahaan
2. Memastikan bahwa pengelolaan K3 di perusahaan telah dilaksanakan
sesuai ketentuan
17
3. Mengendalikan bahaya potensial dan perencanaan tanggap darurat (emergency
respons)
18
MATERI : Menguasai konsep ergonomi
DEFINISI
• Secara etiomologi, ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti
kerja dan nomo yang berarti peraturan atau hukum.
• Ergonomi adalah peraturan tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk sikap kerja.
• Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan antara
segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun dalam beristirahat atas
dasar kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga
kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik lagi
• Dalam dunia kerja ergonomi memiliki peran yang besar dan semua bidang pekerjaan
memerlukan ergonomi.
• Ergonomi yang diterapkan di dunia kerja membuat pekerja merasa nyaman dalam
melakukan pekerjaan.
• Dengan adanya rasa nyaman tersebut maka akan bermanfaat pada produktifitas kerja
yang diharapkan dan mampu membuatnya meningkat
TUJUAN ERGONOMI
• Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan
penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan
promosi dan kepuasan kerja.
• Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,
mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan
sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
• Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap kerja yang dilakukan sehingga tercipta
kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi
19
SIKAP KERJA DUDUK
• Sikap kerja duduk adalah sikap kerja yang tidak membebani kaki dengan tubuh
berat dan stabil selama bekerja.
• Kegiatan bekerja sambil duduk harus dilakukan secara ergonomi sehingga dapat
memberikan kenyamanan dalam bekerja.
• Lebih dari 70% manusia dalam hidupnya pernah mengalami LBP (Low Back Pain),
dengan rata-rata puncak kejadian berusia 35-55 tahun.
• Sikap duduk yang salah adalah penyebab adanya masalah-masalah punggung. Hal ini
dapat terjadi karena adanya tekanan pada tulang belakang akan meningkat pada saat
duduk dibandingkan dengan saat berdiri ataupun berbaring.
20
6. Perawat meregangkan kedua kakinya
7. Perawat memfleksikan panggul dan lututnya dan mensejajarkan lutut
dengan klien.
8. Perawat memegang sabuk pemindah dari bawah atau merangkul aksila klien dan
meletakkan tangan pada skapula klien.
9. Perawat mengangkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambal meluruskan
panggul dan kaki, dengan tetap mempertahankan lutut agak fleksi.
10. Mempertahankan stabilitas kaki yang lemah atau mensejajarkan dengan lutut
pasien.
11. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi dan memindahkan klien secara
langsung ke depan kursi
21
MATERI : Jenis jenis kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium
KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM DAN JENIS-JENISNYA
Dalam menjalankan aktivitasnya,manusia tidak mungkin terlepas dari ancaman bahaya
disekitarnya.Ancaman bahaya tersebut seperti jatuh dari ketinggian,kejatuhan
benda,tergelincir,terpotong,terkilir,terbakar akibat hubungan dengan suhu
tinggi/korosi/radiasi dll.
,terlebih bila kecelakaan terjadi di laboratorium.Setiap Laboratorium hendaklah mempunyai
nama,nomor telepon dan alamat dokter/rumah sakit yang dapat di panggil setiap saat jika
terdapat keadaan darurat.
22