Anda di halaman 1dari 26

MODUL KEPERAWATAN

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Oleh:
DEGGY ASWAL FATHIUS MULAYOGA
NIM. 1920049

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEMESTER III


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAHSURABAYA
2020 – 2021

I
II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa untuk segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami untuk dapat menyelesaikan
“MODULKEPERAWATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)”.
Adapun maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan K3 Semoga dalam penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
peserta diskusi atau teman-teman kelas D3 Keperawatan.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini dan kami memohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata ataupun kalimat yang tidak pantas untuk ditampilkan.
Oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk bahan evaluasi guna
meningkatkan kinerja untuk kedepannya.

Surabaya, 28 oktober 2021

III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
MATERI : Konsep dasar k3..................................................................................................1
MATERI : Konsep sumber hukum ketenagakerjaan ........................................................5
MATERI : Kesehatan kerja pada organisasi kerja ...........................................................9
MATERI : Menguasai potensi bahaya dan resiko di tempat kerja..................................12
MATERI : Menguasai sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). 14
MATERI : Menguasai konsep ergonomi ...........................................................................18
MATERI : Jenis jenis kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium...........................21

IV
MATERI : Konsep dasar k3

KESELAMATAN KERJA
• Adalah usaha dalam melakukan pekerjaan
tanpa kecelakaan
• Memberikan suasana atau lingkungan kerja yang aman
• Dicapai hasil yang menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya

TUJUAN KESELAMATAN KERJA


• Mencegah/ mengadakan usaha pencegahan agar karyawan tidak mendapat
luka/cidera/mati
• Tidak terjadinya kerugian / kerusakan pada alat /material/produksi
• Upaya pengawasan thd 4 M yaitu : manusia, material, mesin, metode kerja yang
dapat memberikan lingkungan kerja aman dan nyaman sehingga tidak terjadi
kecelakaan

PRINSIP K3
• Setiap pekerjaan bisa dilakukan dengan selamat
• Kecelakaan pasti ada sebabnya
• Penyebab kecelakaan harus
dicegah/ditiadakan

PENTINGNYA K3
• Menyelamatkan karyawan, dari : sakit, kesedihan, kehilangan masa depan, kehilangan
gaji/nafkah
• Menyelamatkan keluarga, dari : kesedihan, masa depan yg tak menentu, kehilangan
pendapatan
• Menyelamatkan perusahaan, dari : kehilangan tenaga kerja, pengelauaran biaya akibat
kecelakaan, kehilangan waktu karena terhenti kegiatan, melatih atau mengganti
karyawan yang celaka, bahkan bisa sampai terhentinya produksi

KESEHATAN KERJA
Adalah untuk melindungi karyawan dari segala hal Yg dpt merugikan kesehatan akibat kerja.

1
Yang Perlu dilakukan, antara lain :
1. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
a. Pekerja baru (kondisi awal kesehatan)
b. Pekerja lama (memantau kesehatan)
- 1 th sekali tambang di permukaan
- 6 bulan sekali tambang underground
2. Lingkungan Tempat Kerja
a. Debu : mengganggu saluran pernafasan
b. Bising : mengganggu fungsi pendengaran
c. Pencahayaan : mengganggu daya penglihatan
d. Getaran : mengganggu fungsi persendian
e. Gas-gas beracun/berbahaya bisa langsung mematikan manusia
3. Ergonomi :
- tempat duduk
- alat kerja
- dimensi tempat kerja

JENIS-JENIS KECELAKAAN
• Terjatuh/tergelincir
• Terpukul
• Terbentur
• Terjepit
• Terkena aliran listrik
• Kemasukan benda
• dll

PENYEBAB KECELAKAAN
A. Tindakan tidak aman (TTA) 88%
B. Kondisi tidak aman (KTA) 10%
C. Takdir/Nasib/Lain-lain (2%)

2
PEMERIKSAAN KECELAKAAN
Tujuan dilakukan pemeriksaan kecelakaan Adalah untuk, antara lain :
• Mencari penyebab dari terjadinya kecelakaan tersebut
• Memberikan rekomendasi / tindakan untuk koreksi dari penyebab tersebut di atas
• Memberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan tersebut
• Akhirnya diharapkan dengan tindakan koreksi/pencegahan yang diberikan, maka
tidak terjadi kecelakaan yang sama atau sejenis

PEMBINAAN K3
Pembinaan K3, dapat dilakukan antara lain dengan :
A. Penyuluhan, dapat berupa :
B. Safety Talk (Toolbox Meeting) Dilakukan setiap awal gilir kerja/shif
C. Safety Training
D. Safety Inspection
E. Safety Investigasi
F. Safety Meeting
G. Safety audit
H. Pemantauan Lingkungan Kondisi Kerja
I. Penyedian Alat-Alat Perlengkapan K3
J. Organisasi K3
K. Program K3 Tahunan
Sedangkan komponen program K3, terdiri :
1. Program pelatihan observasi K3
2. Program JSA
3. Inspeksi terencana
4. Inspeksi bersama
5. Pertemuan K3
6. Pelatihan K3
7. Audit K3

3
sPRINSIP DASAR KEBAKARAN
1. Perlindungan Thd Keselamatan Jiwa (Life Safety)
2. Perlindungan Thd Harta Benda (Property Safety)
3. Perlindungan Informasi/Proses (Process Safety)
4. Perlindungan Lingkungan Hidup Dari Kerusakan (Enviromental Safety)

KEADAAN DARURAT
• Klasifikasi Emergency
• Emergency Plan
• Pick Up Point
• Prosedur Emergency
• Klinik Dan Rumah Sakit
• Peralatan Dan Pelindung Diri

PRINSIP ISSMEC DALAM SISTEM K3


• Identification
• Set Standard of Procedure
• Set Standar of Accountability
• Measure
• Evaluation
• Control

PENGERTIAN LOTO
• Lock Out :
Suatu cara atau system yang digunakan untuk menjaga suatu peralatan kemungkinan
digerakkan atau bergerak sehingga dapat membahayakan karyawan
• Tag Out :
Suatu cara atau system peringatan atau pemberitahuan kepada orang lain bahawa saklar,
valve atau sumber energi penggerak dalam keadaan terkunci dan aman serta tidak boleh
dioperasikan

4
MATERI : Konsep sumber hukum ketenagakerjaan

KONSEP SUMBER HUKUM KETENAGAKERJAAN


Sumber hukum perburuhan merupakan segala sesuatu dimana kita dapat menemukan
ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan mengenai soal-soal perburuhan.
UNDANG-UNDANG
Undang-undang adalah peraturan yang ditetapkan oleh presiden dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.
 Undang-undang no.14 Tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai
tenaga kerja.
Pasal 3 : Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak
bagi kemanusiaan.
Pasal 4 : Tiap tenaga kerja bebas memilih dan atau pindah pekerjaan sesuai
dengan bakat dan kemampuannya.

 Undang-undang no. 3 tahun 1958 tentang penempatan tenaga asing


Pasal 2 ayat 1 : Majikan dilarang mempekerjakan orang asing tanpa ijin
tertulis dari menteri.

PERATURAN LAIN
Peraturan lainnya berkedudukan lebih rendah dari undang-undang dan pada umumnya
merupakan peraturan pelaksanaan undang-undang.

PERATURAN PEMERINTAH
Peraturan pemerintah ini ditetapkan oleh presiden untuk mengatur lebih lanjut ketentuan-
ketentuan dalam undang-undang.
Sejajar kedudukannya dengan peraturan pemerintah ini adalah peraturan seorang menteri
yang oleh undang-undang diberi wewenang untuk mengadakan peraturan pelaksanaannya.

PUTUSAN
Putusan menetapkan apa yang sebenarnya berlaku antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Putusan yang dibuat Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan harus dilaksanakan,
barangsiapa tidak tunduk pada putusan panitia yang sifatnya mengikat, diancam dengan
pidana.

5
PERJANJIAN
Perjanjian kerja pada umumnya hanya berlaku antara buruh dan majikan yang
menyelenggarakannya.
Perjanjian kerja yang harus diadakan secara tertulis, seperti misalnya dimintakan oleh
Peraturan Perburuhan di Perusahaan Perkebunan, hanya memuat :
a. macam pekerjaan
b. lamanya perjanjian itu berlaku
c. besarnya upah berupa uang sebulannya
d. lamanya waktu istirahat (cuti) dan besarnya upah selama cuti itu
e. jika ada, besarnya bagian dari keuntungan dan caranya menghitung keuntungan
f. jika ada, caranya pemberian pensiun atau bentuk pemberian untuk hari tua lainnya
g. bentuk upah lainnya

UNDANG-UNDANG KECELAKAAN MEMPERLUAS ARTI KATA BURUH


DENGAN MEMASUKKAN PULA :
1) magang, murid dan sebagainya yang melakukan pekerjaan di perusahaan yang
diwajibkan memberi tunjangan, juga dalam hal mereka tidak menerima upah
2) mereka yang memborong pekerjaan yang biasa dikerjakan di perusahaan yang
diwajibkan memberi tunjangan, kecuali jika mereka yang memborong pekerjaan itu
sendiri menjalankan perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan.
3) mereka yang bekerja pada seorang pemborong pekerjaan yang biasa dikerjakan di
perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan. Mereka dianggap bekerja pada
perusahaan yang memborongkan pekerjaan itu, kecuali jikalau majikan yang
memborong pekerjaan itu sendiri adalah perusahaan yang diwajibkan memberi
tunjangan.
4) orang hukuman yang bekerja di perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan.
Akan tetapi ia tidak berhak mendapat ganti rugi karena kecelakaan, selama dia
menjalani hukuman.
5) Peraturan Perburuhan di Perusahaan Perkebunan menyamakan majikan dengan
pengurus. Pengurus adalah seseorang yang diserahi pimpinan perkebunan, sehingga
adakalanya bahwa majikan adalah buruh atau buruh adalah majikan.

ORGANISASI BURUH
Organisasi buruh pada dasarnya adalah alat yang utama bagi buruh melindungi dan
memperjuangkan kedudukan yang baik serta alat perjuangan perbaikan nasib. Organisasi
buruh adalah suatu organisasi yang didirikan oleh dan untuk kaum buruh secara sukarela
yang berbentuk serikat buruh maupun gabungan serikat buruh.

6
Serikat buruh adalah suatu organisasi yang didirikan oleh dan untuk buruh secara sukarela,
berbentuk kesatuan dan mencakup suatu lapangan pekerjaan serta disusun secara vertikal dari
pusat sampai unit kerja (basis).
UUDS Pasal 29 : Setiap orang berhak mendirikan serikat kerja dan masuk ke dalamnya
untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingannya.
UUD 1945 : kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
Serikat buruh harus memiliki peraturan dasar yang diantaranya memuat :
 Nama dan tempat kedudukan di Indonesia.
 Azas dan tujuan serta usaha-usaha untuk mencapai tujuan tersebut.
 Hak dan kewajiban anggota, syarat-syarat keanggotaan dan cara masuk/berhenti
sebagai anggota.
 Susunan pengurus serta ketentuan tentang pengangkatan, pemberhentian, hak dan
kewajibannya.
 Ketentuan mengenai rapat umum anggota dan kongres.
 Ketentuan mengenai mereka yang mewakili serikat buruh di luar dan di muka
pengadilan.
 Kewajiban pengurus untuk tiap tahun mengadakan perhitungan dan
pertanggungjawaban tentang keadaan keuangan.
 Cara membubarkan serikat buruh.
Serikat buruh bukan hanya untuk melindungi buruh terhadap majikan, tetapi bagaimana juga
bisa meringankan kehidupan buruh dengan jalan mengadakan koperasi, memajukan
pendidikan, kebudayaan, kesenian dan lain-lain.
Program-program serikat buruh antara lain :
 kepastian tetap mempunyai pekerjaan
 kenaikan upah
 pengobatan dan perawatan
 istirahat
 perumahan yang sehat
 jaminan sosial hari tua
 lenyapnya segala deskriminasi
 perundang-undangan perburuhan yang demokratis
 dll
Jenis-jenis serikat buruh yang pernah ada :
 Sentral Organisasi Buruh Republik Indonesia (Sobri)
 Himpunan Serikat-serikat Buruh Indonesia (Hissbi)
 Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI)
 Dll

ORGANISASI MAJIKAN
Organisasi majikan / organisasi pengusaha dasar dan tujuannya adalah kerjasama antara
anggota-anggotanya dalam soal-soal teknis dan ekonomis belaka.
7
PENGUASA
Campur tangan negara dalam soal perburuhan merupakan faktor yang sangat penting dalam
hukum perburuhan.

PENGAWASAN
Perundang-undangan untuk melindungi buruh hanya akan mempunyai arti bila
pelaksanaannya diawasi oleh suatu ahli, yang harus mengunjungi tempat kerja pada waktu-
waktu tertentu, untuk dapat menjalankan tiga tugas yang pokok, yaitu :
1. melihat dengan jalan memeriksa dan menyelidiki sendiri apakah ketentuan- ketentuan
dalam perundang-undangan dilaksanakan dan jika tidak demikian halnya, mengambil
tindakan-tindakan yang wajar untuk menjamin pelaksanaannya itu.
2. membantu baik buruh maupun pimpinan perusahaan dengan jalan memberi
penjelasan-penjelasan teknis dan nasehat yang mereka perlukan agar mereka
menyelami apakah yang dimintakan oleh peraturan dan bagaimanakah
melaksanakannya.
3. menyelidiki keadaan perburuhan dan mengumpulkan bahan yang diperlukan untuk
penyusunan perundang-undangan perburuhan dan penetapan kebijaksanaan
pemerintah.
Badan pengawasan ini – pengawasan kesehatan kerja dan pengawasan keamanan kerja –
pertama-tama bertanggungjawab atas pelaksanaan peraturan mengenai perlindungan bagi
buruh seperti waktu kerja, waktu istirahat, pekerjaan orang muda dan wanita, serta kesehatan
dan keamanan kerja.
Pengawasan ini sendiri bukanlah alat perlindungan, melainkan lebih merupakan cara untuk
menjamin pelaksanaan peraturan perlindungan.
Fungsi pengawasan bagi majikan adalah memberi jalan untuk mendapatkan penjelasan dari
pihak yang berkompeten mengenai kewajibannya menurut undang-undang dan petunjuk
mengenai cara pelaksanaannya, sehingga produksi yang dilakukan oleh buruh lebih efesien,
karena mereka bekerja dalam waktu kerja yang layak, tidak ditugasi dengan pekerjaan yang
melebihi kemampuan badaniahnyadan melakukan pekerjaan di tempat kerja yang sehat dan
aman.

8
MATERI : Kesehatan kerja pada organisasi kerja
Kesehatan Kerja pada Organisasi Kerja menurut UU No. 36 Th 2009 ttg Kesehatan
Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja

KESEHATAN KERJA
Kesehatan Kerja Menurut WHO ILO (1995), Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan
dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggitingginya bagi
pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko
akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam
suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara
ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada
pekerjaan atau jabatannya.

STANDAR PELAYANAN KESEHATAN KERJA


1. Melakukan pemeriksaan kesehatan
2. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja
3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (roharii) dan kemampuan fisik
4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM yang menderita
sakit
5. Melakukan koordinasi dengan tim Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
mengenai penularan infeksi terhadap SDM Rumah Sakit dan pasien
6. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja
7. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan dengan
kesehatan kerja
8. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan K3RS
yang disampaikan kepada Direktur

PEMERIKSAAN KESEHATAN SEBELUM BEKERJA BAGI SDM RUMAH SAKIT :


1. Pemeriksaan fisik lengkap;
2. Kesegaran jasmani;
3. Rontgen paru-paru (bilamana mungkin);
4. Laboratorium rutin;
5. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu;

9
6. Pemeriksaan yang sesuai kebutuhan guna mencegah bahaya yang diperkirakan timbul,
khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Jika 3 (tiga) bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter
(pemeriksaan berkala), tidak ada keragu-raguan maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan
kesehatan sebelum bekerja.

PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA


1. Pemeriksaan fisik lengkap,
2. kesegaran jasmani,
3. rontgen paru-paru (bilamana mung kin)
4. laboratorium rutin, serta pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dianggap perlu;
• Pemeriksaan kesehatan berkalabagi SDM Rumah Sakit sekurang-
kurangnya 1 tahun.
PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS
 SDM yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan
perawatan yang > 2 minggu;
 SDM yang berusia di atas 40 th atau SDM Rumah Sakit yang wanita dan SDM
Rumah Sakit yang cacat serta SDM Rumah Sakit yang berusia muda yang
mana melakukan pekerjaan tertentu;
 SDM yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan- gangguan
kesehatan perlu dilakukan pemeriksaan khLlsus sesuai dengan kebutuhan;
 Apabila terdapat keluhan-keluhan diantara SDM Rumah Sakit, atau atas
pengamatan dari Organisasi Pelaksana K3RS

KAPASITAS KERJA
Status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima
setiap pekerja agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI KESEHATAN LINGKUNGAN TEMPAT KERJA


a) Mapping lingkungan tempat kerja (area atau tempat kerja yang dianggap berisiko dan
berbahaya, area/tempat kerja yang belum melaksanakan program K3RS, area/tempat
kerja yang sudah melaksanakan program K3RS, area/tempat kerja yang sudah
melaksanakan dan mendokumentasikan pelaksanaan program K3RS);
b) Evaluasi lingkungan tempat kerja (walk through dan observasi, wawancara SDM
Rumah Sakit, survei dan kuesioner, checklist dan eva luasi lingkungan tempat kerja
secara rinci).

10
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
a) Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala,
dan pemeriksaan kesehatan khusus bagi SDM Rumah Sakit;
b) Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM Rumah Sakit
yang menderita sakit;
c) Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik SDM
Rumah Sakit;
d) Perlindungan spesifik dengan pemberian imunisasi pada SDM Rumah Sakit yang
bekerja pada area/tempat kerja yang berisiko dan berbahaya;
e) Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja
STANDART TEKNIS SARANA
Ruang bangunan yang digunakan untuk ruang perawatan :
a. Rasio tempat tidur dengan kamar mandi 10 TT : 1
b. Bebas serangga dan tikus
c. Kadar debu maksimal 150 µg/m3 udara dalam pengukuran rata-rata 24 jam
d. Tidak berbau (terutama H2S dan atau NH3)
e. Pencahayaan 100-200 lux
f. Suhu 26- 27°C (dengan AC) atau suhu kamar (tanpa AC) dengan sirkulasi udara yang
baik
g. Kelembaban 40-50% (dengan AC), kelembaban udara ambient (tanpa AC)
h. Kebisingan <45 dB

11
MATERI : Menguasai potensi bahaya dan resiko di tempat kerja

BAHAYA (HAZARD)
Suatu sumber yang be si menimbulkan kerugian baik berupa luka terhadap manusia, penyakit,
kerusakan properties, lingkungan atau kombinasinya (frank bird-loss control management)

KLASIFIKASI BAHAYA
1) Bahaya keselamatan kerja (Safety Hazard)
2) Bahaya Kesehatan kerja (Health Hazard)

JENIS BAHAYA KESELAMATAN KERJA


• Bahaya mekanis, yaitu bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak baik
secara manual maupun dengan penggerak. Gerakan mekanis ini dapat menimbulkan cedera
atau kerusakan seperti tersayat, terpotong, terjatuh, terjepit dan terpeleset

JENIS BAHAYA KESELAMATAN KERJA


• Bahaya elektrikal, yaitu bahaya yang berasal dari energy listrik yang dapat
mengakibatkan berbagai bahaya kebakaran, sengatan listrik dan hubungan singkat
• Bahaya kebakaran dan peledakan, yaitu bahaya yang berasal dari bahan kimia yang
bersifat flammable dan explosive

BAHAYA KESEHATAN KERJA (HEALTH HAZARD)


Bahaya kesehatan kerja merupakan bahaya yang mempunyai dampak terhadap kesehatan
manusia dan penyakit akibat kerja.
Dampak yang ditimbulkan bersifat kronis

JENIS BAHAYA KESEHATAN KERJA


 Bahaya fisik (Physical Hazard) dapat berupa radiasi, temperatur ekstrim, cuaca,
pencahayaan, getaran, tekanan udara
 Bahan kimia (Chemical Hazard) bahaya berbentuk gas, cair, padat yang mempunyai
sifat racun (toxic), iritasi (irritant), sesak napas (asphyxia), mudah terbakar
(flammable), meledak (explosive), berkarat (corrosive).

12
JENIS BAHAYA KESEHATAN KERJA
 Bahaya yang dapat berasal dari mikroorganisme khususnya yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, seperti bakteri, jamur, virus. Bahaya biologis (Biological hazard)
 Bahaya yang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh secara fisik sebagai akibat
dari ketidaksesusaian dan cara kerja yang salah. Bahaya ergonomik

JENIS BAHAYA KESEHATAN KERJA


BAHAYA PSIKOLOGI (PSYCHOLOGICAL HAZARD STRESS)

RISIKO
Menurut AS/NZS 4360:2004, risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai
dampak terhadap sasaran, diukur dengan hukum sebab akibat. Risiko diukur berdasarkan
nilai probability dan consequences

JENIS RISIKO MENURUT PRESPEKTIF K3


 RISIKO KESELAMATAN
 RISIKO KESEHATAN (HEALTH RISK)
 RISIKO LINGKUNGAN (ENVIROMENTAL RISK)
 RISIKO KEUANGAN (FINANCIAL RISK)
 RISIKO UMUM (PUBLIC RISK)

13
MATERI : Menguasai sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)

PENGERTIAN SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.

TUJUAN SMK3
 Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin
keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan produksi dan
produktivitas kerja.
 Perlindungan terhadap setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu
dalam keadaan selamat dan sehat.
 Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan
digunakan secara aman

MANFAAT SMK3
 Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
 Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
 Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa
aman dalam bekerja.
 Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
 Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.

KRITERIA PERUSAHAAN
a) Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun
milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
b) Perusahaan yang wajib menerapkan SMK3 menurut PP RI No 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah
perusahaan yang paling sedikit mempekerjakan 100 orang tenaga kerja atau yang
mempunyai tingkat potensi bahaya yang tinggi.

14
PENGAWASAN SMK3
Pengawasan dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan pusat, provinsi, dan/atau
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya yang meliputi:
 Pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen
 Organisasi
 SDM
 Pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang K3
 Keamanan bekerja
 Pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran penerapan SMK3
 Pengendalian keadaan darurat dan bahaya industri
 Pelaporan dan perbaikan kekurangan
 Tindak lanjut audit

DASAR HUKUM SMK3


a) Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
b) UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Mengenai
ketenagakerjaan
a. Pasal 3 : Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak
bagi kemanusiaan
b. Pasal 9 : Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai
dengan martabat manusia dan moral agama

c) Pasal 87 UU No.13/2003 :
Setiap perusahaan wajib menerapkan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan

AZAS SMK3
Dalam Kebijakan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan di Bidang K3, disampaikan bahwa asas SMK3 yaitu :
 Peningkatan K3 secara terus menerus dengan pola mandiri
 Bagian dari sistem pengawasan K3
 Bersifat wajib
 Sejalan dengan kaidah Internasional
 Diaudit oleh Badan Audit Independen (eksternal)
 Dilakukan oleh Auditor

15
PENETAPAN KEBIJAKAN K3
Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah ditetapkan kepada seluruh
pekerja. Dalam penyusunan kebijakan K3, pengusaha paling sedikit harus:
A. Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi :
1. Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
2. Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih
baik
3. Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan
4. Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan
dengan keselamatan
5. Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan
B. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus menerus
C. Memperhatikan masukan dari pekerja atau serikat pekerja
D. 4 Kebijakan K3 paling sedikit harus memuat:
1. Visi
2. Tujuan perusahaan
3. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan
4. Kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perushaaan secara
menyeluruh yang bersifat umum dan/atau operasional

PERENCANAAN K3
Perencanaan K3 dimaksudkan untuk menghasilkan rencana K3. Rencana K3 ini disusun
dan ditetapkan oleh pengusaha dengan mengacu pada kebijakan K3 yang telah ditetapkan.
Dalam menyusun rencana K3 harus melibatkan Ahli K3, Panitia Pembina K3, wakil pekerja,
dan pihak lain yang terkait di perusahaan. Dalam penyusunan rencana K3, pengusaha harus
mempertimbangkan:
 Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
 Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
 Sumber daya yang dimiliki

PELAKSANAAN
Sarana dan prasana yang dimaksud minimal harus terdiri :
a) Organisasi atau unit yang bertanggungjawab di bidang K3

16
b) Anggaran yang memadai
c) Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian
d) Instruksi kerja
Syarat minimal kegiatan pelaksanaan rencana K3 harus meliputi:
a) Tindakan pengendalian
b) Perancangan dan rekayasa
c) Prosedur dan instruksi kerja
d) Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
e) Pembelian/pengadaan barang dan jasa
f) Produk akhir

PENINJAUAN DAN PENINGKATAN KINERJA SMK3


Fungsinya untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas penerapan SMK3 yang dilakukan
terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi untuk melakukan
perbaikan dan peningkatan kinerja dalam hal:
a) Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan
b) Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar
c) Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan
d) Terjadi perubahan struktur organisasi
e) Adanya perkembangan IPTEK, termasuk epidemiologi
f) Adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja
g) Adanya pelaporan
h) Adanya masukan dari pekerja

AUDIT SMK3
Pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah
ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan
dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan. (Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012).
TUJUAN AUDIT :
1. Menilai secara kritis dan sistimatis semua potensi bahaya potensial dalam sistem
kegiatan operasi perusahaan
2. Memastikan bahwa pengelolaan K3 di perusahaan telah dilaksanakan
sesuai ketentuan

17
3. Mengendalikan bahaya potensial dan perencanaan tanggap darurat (emergency
respons)

18
MATERI : Menguasai konsep ergonomi
DEFINISI
• Secara etiomologi, ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti
kerja dan nomo yang berarti peraturan atau hukum.
• Ergonomi adalah peraturan tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk sikap kerja.
• Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan antara
segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun dalam beristirahat atas
dasar kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga
kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik lagi
• Dalam dunia kerja ergonomi memiliki peran yang besar dan semua bidang pekerjaan
memerlukan ergonomi.
• Ergonomi yang diterapkan di dunia kerja membuat pekerja merasa nyaman dalam
melakukan pekerjaan.
• Dengan adanya rasa nyaman tersebut maka akan bermanfaat pada produktifitas kerja
yang diharapkan dan mampu membuatnya meningkat

TUJUAN ERGONOMI
• Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan
penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan
promosi dan kepuasan kerja.
• Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,
mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan
sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
• Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap kerja yang dilakukan sehingga tercipta
kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi

LUAS TEMPAT KERJA


• Setiap ruang kerja harus dibuat dan diatur sehingga tiap orang yang bekerja dalam
ruangan mendapat ruang udara minimal 10 m3 sebaiknya 15 m3.

19
SIKAP KERJA DUDUK
• Sikap kerja duduk adalah sikap kerja yang tidak membebani kaki dengan tubuh
berat dan stabil selama bekerja.
• Kegiatan bekerja sambil duduk harus dilakukan secara ergonomi sehingga dapat
memberikan kenyamanan dalam bekerja.
• Lebih dari 70% manusia dalam hidupnya pernah mengalami LBP (Low Back Pain),
dengan rata-rata puncak kejadian berusia 35-55 tahun.
• Sikap duduk yang salah adalah penyebab adanya masalah-masalah punggung. Hal ini
dapat terjadi karena adanya tekanan pada tulang belakang akan meningkat pada saat
duduk dibandingkan dengan saat berdiri ataupun berbaring.

PENGATURAN MEJA KERJA


1. Zona pertama: barang-barang yang sering digunakan diletakkan paling dekat dengan
bawahan sehingga mudah dijangkau dan digunakan, misalnya mouse, dokumen kerja
dan dokumen holder. Tangan menjangkau masih dalam postur siku-siku;
2. Zona kedua: barang-barang yang lebih jarang dipergunakan, dapat diletakkan
setelahnya seperti telepon. Tangan menjangkau dalam postur yang terjulur ke depan;
3. Zona ketiga: barang yang sesekali dijangkau seperti map atau dokumen tidak aktif
atau referensi

GERAKAN PEREGANGAN DI SELA WAKTU KERJA


• Rehat singkat dilakukan dengan metode 20-20-20, yaitu setiap 20 menit bekerja
menggunakan komputer, diselingi 20 detik rehat singkat dengan melihat selain
komputer sejauh 20 feet. Setiap 2 (dua) jam kerja sebaiknya diselingi peregangan
selama 10-15 mnt.

PROSEDUR MEMINDAHKAN PASIEN DR TEMPAT TIDUR KE KURSI


1. Perawat mencuci tangan sebelum tindakan dilakukan.
2. Perawat melakukan persiapan (persiapan dalam pengkajian klien, menyiapkan alat
yang diperlukan untuk memindah klien seperti kursi roda, tempat tidur, ikat
pinggang / transfer belt, selimut)
3. Perawat membantu klien ke posisi duduk di tepi tempat tidur, dan menyiapkan kursi
dengan posisi kursi pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan
kursi roda, yakinkan bahwa kursi ini dalam posisi terkunci
4. Perawat memasang sabuk pemindahan bila perlu.
5. Perawat memastikan klien menggunakan sepatu yang stabil dan antislip

20
6. Perawat meregangkan kedua kakinya
7. Perawat memfleksikan panggul dan lututnya dan mensejajarkan lutut
dengan klien.
8. Perawat memegang sabuk pemindah dari bawah atau merangkul aksila klien dan
meletakkan tangan pada skapula klien.
9. Perawat mengangkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambal meluruskan
panggul dan kaki, dengan tetap mempertahankan lutut agak fleksi.
10. Mempertahankan stabilitas kaki yang lemah atau mensejajarkan dengan lutut
pasien.
11. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi dan memindahkan klien secara
langsung ke depan kursi

21
MATERI : Jenis jenis kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium
KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM DAN JENIS-JENISNYA
Dalam menjalankan aktivitasnya,manusia tidak mungkin terlepas dari ancaman bahaya
disekitarnya.Ancaman bahaya tersebut seperti jatuh dari ketinggian,kejatuhan
benda,tergelincir,terpotong,terkilir,terbakar akibat hubungan dengan suhu
tinggi/korosi/radiasi dll.
,terlebih bila kecelakaan terjadi di laboratorium.Setiap Laboratorium hendaklah mempunyai
nama,nomor telepon dan alamat dokter/rumah sakit yang dapat di panggil setiap saat jika
terdapat keadaan darurat.

JENIS-JENIS KECELAKAAN DI LABORATORIUM


1. Luka karena bahan kimia.
2. Keracunan karena bahan kimia tertelan.
3. Menghirup bahan kimia.
4. Luka bahan biologis berbahaya.
5. Luka logam natrium/kalium.
6. Terkena larutan asam.
7. Terkena bromin.
8. Terkena phospor.
9. Kebakaran.

22

Anda mungkin juga menyukai