Anda di halaman 1dari 25

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA WAJIB

SEMESTER : GANJIL

MATERI POKOK : PERTIDAKSAMAAN DUA VARIABEL

PENYUSUN : AGUS SURYANTO BS., S.Pd.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 3 PURWOKERTO
Jalan Kamandaka Barat 3 Purwokerto ( (0281) 639710 * 53152
Email : admin@sman3pwt.sch.id Website : www.sman3pwt.sch.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 3 Purwokerto


Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Barisan dan Deret
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual :
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Kompetensi Sikap Sosial :
Menunjukkanperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Kompetensi Pengetahuan : Kompetensi Ketrampilan :
Memahami, menerapkan, menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural konkret dan ranah abstrak terkait dengan
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya di
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan sekolah secara mandiri, dan mampu
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menggeneralisasi pola bilangan dan  Mengidentifikasi fakta pada barisan berdasarkan pola
jumlah pada barisan Aritmetika dan iteratif dan rekursif
Geometri  Menjelaskan konsep pola bilangan
 Menjelaskan konsep barisan dan deret aritmatika
 Menjelaskan konsep barisan dan deret geometri
4.6 Menggunakan pola barisan  Menggunakan prosedur untuk menyajikan dan
aritmetika atau geometri untuk menyelesaikan masalah kontekstual (termasuk
menyajikan dan menyelesaikan pertumbuhan, peluruhan, bunga majemuk, dan anuitas)
masalah kontekstual (termasuk dengan pola barisan aritmetika atau geometri
pertumbuhan, peluruhan, bunga  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan barisan
majemuk, dan anuitas) dan deret aritmetika dan geometri
 Menyajikan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan
barisan dan deret artimetika dan geometri
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning
(Pembelajaran Penemuan) dan Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)/projek,
peserta didik diharapkan dapat Menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan Aritmetika dan
Geometri serta Menggunakan pola barisan aritmetika atau geometri untuk menyajikan dan
menyelesaikan masalah kontekstual (termasuk pertumbuhan, peluruhan, bunga majemuk, dan anuitas)
D. Materi Ajar
o Pola Bilangan
o Barisan dan Deret Aritmatika
o Barisan dan Deret Geometri
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran: Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) dan Problem Based Learning
(Pembelajaran Berbasis Masalah)/projek
F. Media Pembelajaran
Media/Bahan
o Worksheet atau lembar kerja (siswa)
o Lembar penilaian
o Laptop & infocus
G. Sumber Belajar
o Buku penunjang kurikulum 2013, mata pelajaran Matematika Wajib Kelas XI Kemendikbud, tahun
2017 halaman 180 s.d. halaman 215
o Buku penunjang kurikulum 2013, S.N. Sharma dkk, Jelajah Matematika Kelas XI, prgram wajib
penerbit Yudistira, tahun 2013 halaman 74 s.d. halaman 81
o Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM)
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 dan 2
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan Guru dan peserta didik mengawali kegiatan pembelajaran dengan: 15 menit
1. Guru memberikan salam, melakukan presensi dan memberikan
motivasi agar peserta didik siap untuk belajar
2. Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa
dilanjutkan dengan menyanyikan lagu nasional/ kisah inspiratif
3. Guru menyampaikan topik pembelajaran dan kompetensi dasar
dan indikator pencapaian kompetensi Pola Bilangan
4. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dipelajari
serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5. Guru menyampaikan scenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas
6. Guru menyampaikan teknik penilaian yang akan dilakukan
peserta didik termasuk penilaian literasi dan penguatan
pendidikan karakter
Inti Fase 1: Orientasi siswa pada masalah: 60 menit
a) Guru mengajukan masalah yang ada di modul/ UKBM pada
bahan ajar
b) Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami
masalah secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum
dipahami terkait masalah yang disajikan.
c) Jika ada siswa yang mengalami masalah, guru mempersilahkan
siswa lain untuk memberikan tanggapan. Bila diperlukan, guru
memberikan bantuan secara klasikal melalui pemberian
scaffolding.
d) Guru meminta siswa menuliskan informasi yang terdapat dari
masalah tersebut secara teliti dengan menggunakan bahasa
sendiri.
Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar
a) Guru meminta siswa membentuk
kelompok heterogen (dari sisi kemampuan, gender, budaya,
maupun agama) sesuai pembagian kelompok yang telah
direncanakan oleh guru.
b) Guru meminta siswa untuk menyelesaikan
soal pada UKBM ayo berlatih pada KB 1 dan 2 yang berisikan
masalah dan langkah-langkah pemecahan serta meminta siswa
berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah.
c) Guru berkeliling mencermati siswa
bekerja, mencermati dan menemukan berbagai kesulitan yang
dialami siswa, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya hal-hal yang belum dipahami.
d) Guru memberi bantuan (scaffolding)
berkaitan kesulitan yang dialami siswa secara individu,
kelompok, atau klasikal.
e) Mendorong siswa agar bekerja sama
dalam kelompok, percaya diri, kreatif, santun
Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
Guru berkeliling mencermati siswa bekerja, mencermati dan
menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang
belum dipahami.
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a) Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok
secara rapi, rinci, dan sistematis.
b) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun laporan
hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila diperlukan.
c) Guru meminta siswa menentukan perwakilan kelompok secara
musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan) laporan di
depan kelas.
Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
a) Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk
menentukan satu wakil dari kelompoknya untuk
mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di
depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.
b) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok penyaji
untuk memberikan penjelasan tambahan dengan baik.
c) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok lain
untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok
penyaji dengan sopan.
d) Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji
serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan,
bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.
e) Selanjutnya, dengan tanya jawab, guru mengarahkan siswa untuk
menentukan operasi matriks
f) Dengan memperhatikan penyelesaian dari contoh. Guru
mengarahkan siswa untuk memahami konsep
g) Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok
Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang materi yang baru dipelajari 15 menit
2. Dengan bantuan modul dan UKB, guru menyimpulkan materi.
3. Guru memberikan tugas mandiri
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan
untuk lebih mendalami materi dengan mempelajari pada sumber
yang lain
Pertemuan 3 dan 4
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan Guru dan peserta didik mengawali kegiatan pembelajaran dengan: 15 menit
1. Guru memberikan salam, melakukan presensi dan memberikan
motivasi agar peserta didik siap untuk belajar
2. Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa
dilanjutkan dengan menyanyikan lagu nasional/ kisah inspiratif
3. Guru menyampaikan topik pembelajaran dan kompetensi dasar
dan indikator pencapaian kompetensi Barisan dan Deret
Aritmatika
4. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dipelajari
serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5. Guru menyampaikan scenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas
6. Guru menyampaikan teknik penilaian yang akan dilakukan
peserta didik termasuk penilaian literasi dan penguatan
pendidikan karakter
Inti Fase 1: Orientasi siswa pada masalah: 60 menit
a) Guru mengajukan masalah yang ada di modul/ UKBM pada
bahan ajar
b) Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami
masalah secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum
dipahami terkait masalah yang disajikan.
c) Jika ada siswa yang mengalami masalah, guru mempersilahkan
siswa lain untuk memberikan tanggapan. Bila diperlukan, guru
memberikan bantuan secara klasikal melalui pemberian
scaffolding.
d) Guru meminta siswa menuliskan informasi yang terdapat dari
masalah tersebut secara teliti dengan menggunakan bahasa
sendiri.
Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar
a) Guru meminta siswa membentuk kelompok heterogen (dari sisi
kemampuan, gender, budaya, maupun agama) sesuai pembagian
kelompok yang telah direncanakan oleh guru.
b) Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal pada UKBM ayo
berlatih pada KB 3 dan 4 yang berisikan masalah dan langkah-
langkah pemecahan serta meminta siswa berkolaborasi untuk
menyelesaikan masalah.
c) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja, mencermati dan
menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal
yang belum dipahami.
d) Guru memberi bantuan (scaffolding) berkaitan kesulitan yang
dialami siswa secara individu, kelompok, atau klasikal.
e) Mendorong siswa agar bekerja sama dalam kelompok, percaya
diri, kreatif, santun
Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
Guru berkeliling mencermati siswa bekerja, mencermati dan
menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang
belum dipahami.
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a) Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok
secara rapi, rinci, dan sistematis.
b) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun laporan
hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila diperlukan.
c) Guru meminta siswa menentukan perwakilan kelompok secara
musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan) laporan di
depan kelas.
Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
a) Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk
menentukan satu wakil dari kelompoknya untuk
mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di
depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.
b) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok penyaji
untuk memberikan penjelasan tambahan dengan baik.
c) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok lain
untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok
penyaji dengan sopan.
d) Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji
serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan,
bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.
e) Selanjutnya, dengan tanya jawab, guru mengarahkan siswa untuk
menentukan operasi matriks
f) Dengan memperhatikan penyelesaian dari contoh . Guru
mengarahkan siswa untuk memahami konsep
g) Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok
Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang materi yang baru dipelajari 15 menit
2. Dengan bantuan modul dan UKB, guru menyimpulkan materi.
3. Guru memberikan tugas mandiri
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan
untuk lebih mendalami materi dengan mempelajari pada sumber
yang lain

Pertemuan 5 dan 6
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan Guru dan peserta didik mengawali kegiatan pembelajaran dengan: 15 menit
1. Guru memberikan salam, melakukan presensi dan memberikan
motivasi agar peserta didik siap untuk belajar
2. Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa
dilanjutkan dengan menyanyikan lagu nasional/ kisah inspiratif
3. Guru menyampaikan topik pembelajaran dan kompetensi dasar
dan indikator pencapaian kompetensi Barisan dan Deret Geometri
4. Guru menyampaikan pokok–pokok materi yang akan dipelajari
serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5. Guru menyampaikan scenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas
6. Guru menyampaikan teknik penilaian yang akan dilakukan
peserta didik termasuk penilaian literasi dan penguatan
pendidikan karakter
Inti Fase 1: Orientasi siswa pada masalah: 60 menit
a) Guru mengajukan masalah yang ada di modul/ UKBM pada
bahan ajar
b) Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami
masalah secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum
dipahami terkait masalah yang disajikan.
c) Jika ada siswa yang mengalami masalah, guru mempersilahkan
siswa lain untuk memberikan tanggapan. Bila diperlukan, guru
memberikan bantuan secara klasikal melalui pemberian
scaffolding.
d) Guru meminta siswa menuliskan informasi yang terdapat dari
masalah tersebut secara teliti dengan menggunakan bahasa
sendiri.
Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar
a) Guru meminta siswa membentuk kelompok heterogen (dari sisi
kemampuan, gender, budaya, maupun agama) sesuai pembagian
kelompok yang telah direncanakan oleh guru.
b) Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal pada UKBM ayo
berlatih pada KB 5 dan 6 yang berisikan masalah dan langkah-
langkah pemecahan serta meminta siswa berkolaborasi untuk
menyelesaikan masalah.
c) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja, mencermati dan
menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal
yang belum dipahami.
d) Guru memberi bantuan (scaffolding) berkaitan kesulitan yang
dialami siswa secara individu, kelompok, atau klasikal.
e) Mendorong siswa agar bekerja sama dalam kelompok, percaya
diri, kreatif, santun
Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
Guru berkeliling mencermati siswa bekerja, mencermati dan
menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang
belum dipahami.
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a) Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok
secara rapi, rinci, dan sistematis.
b) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun laporan
hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila diperlukan.
c) Guru meminta siswa menentukan perwakilan kelompok secara
musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan) laporan di
depan kelas.
Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
a) Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk
menentukan satu wakil dari kelompoknya untuk
mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di
depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.
b) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok penyaji
untuk memberikan penjelasan tambahan dengan baik.
c) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok lain
untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok
penyaji dengan sopan.
d) Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji
serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan,
bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.
e) Selanjutnya, dengan tanya jawab, guru mengarahkan siswa untuk
menentukan operasi matriks
f) Dengan memperhatikan penyelesaian dari contoh . Guru
mengarahkan siswa untuk memahami konsep
g) Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok
Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang materi yang baru dipelajari 15 menit
2. Dengan bantuan modul dan UKB, guru menyimpulkan materi.
3. Guru memberikan tugas mandiri
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan
untuk lebih mendalami materi dengan mempelajari pada sumber
yang lain

I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh
instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang Dinilai Jml Skor Kode
No Nama Siswa
BS JJ TJ DS Skor Sikap Nilai
1 Soenarto 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
BS : Bekerja Sama JJ : Jujur TJ : Tanggun Jawab DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 =Sangat Baik
75 =Baik
50 =Cukup
25 =Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada
peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai
kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif,
maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian
diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format
penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru
terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut serta
1 50
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap anggota
2 mendapatkan kesempatan untuk 50
250 62,50 C
berbicara.
Saya ikut serta dalam membuat
3 50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan

Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama
halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian,
membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh
format penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
Memberikan solusi terhadap
2 100
permasalahan.
Memaksakan pendapat sendiri 450 90,00 SB
3 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
Skala
Jumlah Skor Kode
No Aspek yang Dinilai 10
25 50 75 Skor Sikap Nilai
0
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur

Penugasan (Lihat Lampiran)


Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk
mendapatkan penilaian.
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal
dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

- Penilaian Proyek (Lihat Lampiran)


- Penilaian Produk (Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4

2. Instrumen Penilaian (terlampir)


a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan Ketiga

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya sebagai berikut :
1) Tentukan pola bilangab berikut!

2) Tentukan suku ke-n barisan Aritmetika berikut!


3) Tentukan suku ke-n barisan Geometri berikut!

PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

Bentuk
Nama Peserta Nilai Indikator yang Nilai Setelah
No Tindakan Keterangan
Didik Ulangan Belum Dikuasai Remedial
Remedial
1
2
3
4
5
6
dst

b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam
kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
4) Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara yang ada di lingkungan sekitar.

Purwokerto, 16 Juli 2018


Mengetahui,
Kepala SMAN 3 Purwokerto Guru Mata Pelajaran

Drs. Ananto Nur Semedi Agus Suryanto BS.,S.Pd.


NIP 19601106 198903 1 017 NIP 19680820 199802 1 004

Catatan Kepala Sekolah


.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
BAHAN AJAR
MATEMATIKA WAJIB KELAS XI SEMESTER GANJIL
BARISAN DERET

PETA KONSEP

POLA BILANGAN

Barisan Deret
Bilangan Bilangan

Barisan Barisan Deret Deret


Aritmeti Geomet Aritmeti Geometri
k ri k

Rumus Aplika Rumus Aplika Jumlah n Aplikas Jumlah n Aplikas


Suku Ke- si Suku Ke- si suku i suku i
n n

Deret
Geometri
Tak Hingga

Pertemuan 1 dan 2

A. Pola bilangan
Materi : Pola Barisan & Deret
Tujuan :
1. Memahami pola barisan dan Deret.
2. Menentukan rumus suatu pola.
3. Menentukan suku ke-n dari suatu pola
4. Menentukan jumlah suku ke-n dari suatu pola.

Perhatikan kalender tahun 2012 di samping


Tuliskan angka-angka yang menunjukkan hari senin
.............................................................................................
.............................................................................................
Apa yang dapat anda ketahui tentang angka-angka
tersebut?
.............................................................................................
Coba anda buat pola bilangan untuk hari lainnya.
Hasil apa yang anda peroleh?
.............................................................................................
.............................................................................................
Bisakah anda mendefinisikan apa yang dimaksud dengan pola bilangan?
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................
Perhatikan pola bilangan berikut dan coba anda lanjutkan bilangan berikutnya serta
sebuntkan nama pola bilangan tersebut.

Pola bilangan ....................................................

Pola bilangan ....................................................

Pola bilangan ....................................................

Pola bilangan ....................................................

Pola bilangan ....................................................

B. BARISAN BILANGAN
Dapatkan anda menuliskan dua angka berikutnya yang mungkin untuk masing-masing
barisan bilangan di bawah ini:
1. 1, 3, 5, ..., ...
2. 500, 400, 320, 260, ..., ...
3. 1, 1, 2, 3, 5, ..., ...
4. 2, 3, 5, 8, 13, 21, ..., ...
Barisan bilangan di atas sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Anda mungkin
menjumpai barisan bilangan (1) jika mencari nomor rumah. Barisan (2) merupakan harga
televisi dalam ribuan rupian yang disusutkan 20% pertahun. Barisan (3) dan (4) adalah
barisan Fibonaci yang dapat anda teliliti dalam susunan daun, segmen-segmen dalam buah
nanas atau biji cemara.
"Barisan bilangan adalah sekumpulan bilangan yang tersusun menurut pola
tertentu".

Contoh soal:
1. Sebuah barisan didefinisikan Un = n2 – 2n – 1, dengan n bilangan asli.
a. Tuliskan bentuk barisannya 3
b. Tentukan nilai suku ke-10
2. Suatu grup nasyid dijadwalkan latihan setiap Rabu pada bulan Agustus. Jika latihan
pertama dilakukan pada tanggal 3, tentukan jadwal latihan nasyid pada bulan
tersebut.

Jawab:
1. Bentuk barisannya

a. U1 = (1)2 – 2(1) – 1 = -2
U2 = (2)2 – 2(2) – 1 = -1
U3 = (3)2 – 2(3) – 1 = 2
U4 = (4)2 – 2(4) – 1 = 7
U5 = (5)2 – 2(5) – 1 = 14
Jadi, barisan bilangan tersebut adalah -2, -1, 2, 7, 14, ...
b. Suku kesepuluh dapat dicari sebagai berikut.
U10 = (10)2 – 2(10) – 1 = 79
2. Anda dapat mencari polanya sebagai berikut.

Rabu ke-1 3
Rabu ke-2 3 + 7 = 10
Rabu ke-3 10 + 7 = 17
Rabu ke-4 17 + 7 = 24
Rabu ke-5 24 + 7 = 31
Jadi, jadwal latihan nasyid tersebut diperoleh dengan menambahkan 7 hari pada
setiap suku.
Suku-suku pada barisan tersebut sebagai berikut.
Minggu Ke- Tanggal Pola
1 3 3 = 7. 1 – 4
2 10 10 = 7 . 2 - 4
3 17 17 = 7 . 3 - 4
4 24 24 = 7 . 4 – 4
5 31 31 = 7 . 5 – 4
Jadi, rumus berulang untuk barisan tanggal tersebut adalah Un = 7n – 4

C. DERET BILANGAN
Deret bilanganmerupakan jumlah dari suku-suku pada barisan bilangan. Jika U1, U2,
U3, ...,Un badalah barisan bilangan maka U1 + U2+ U3+ ... +Un adalah sebuah deret bilanagn.

Uji Kompetensi ...1


1. Aplikasikan konsep yang kalian dapat untuk menyelesaiakn masalah berikut.
Tuliskan 4 bilangan pertama dari barisan dengan rumus berikut.
a. Un = 2n2 – n – 2

b. Un =

Alternatif Penyelesaian:

.............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................. .......

...................................................................................................................................................... ..............

............................................................................................................................................... .....................

........................................................................................................................................

............................................................................................................................................................. .......

...................................................................................................................................................... ..............

...............................................................................................................................................

............................................................................................................................................................. .......

......................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................

2. Tentukan jumlah deret bilangan yang rumus suku ke-n nya diketahui.
a. Un = n – 5 untuk 10 bilangan yang pertama

b. Un = , untuk 4 bilangan yang pertama

Alternatif Penyelesaian

.............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................. .......

...................................................................................................................................................... ..............

............................................................................................................................................... .....................

........................................................................................................................................

............................................................................................................................................................. .......

...................................................................................................................................................... ..............

...............................................................................................................................................

............................................................................................................................................................. .......

......................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................

Pertemuan 3 dan 4
D. Barisan dan Deret Aritmetika
Materi : Barisan dan Deret Aritmatika
Tujuan :
1. Memahami barisan dan deret aritmatika.
2. Menentukan suku ke-n suatu barisan aritmetika
3. Menentukan jumlah n-suku pertama suatu deret aritmetika
1. Barisan Aritmatika
Barisan U 1, U 2, U3,..., U n disebut barisan aritmatika jika Un - Un -1 = konstan,
dengan n = 2, 3, 4,.... Konstanta pada barisan aritmatika di atas disebut
beda dari barisan itu dan sering dinotasikan dengan b, dan U 1 sering
dinotasikan dengan a.
Contoh :
1, 2, 3, ... merupakan barisan aritmatika dengan beda, b = 1.
1, 3, 5, … merupakan barisan aritmatika dengan beda, b = 2.
1, -1, 1, -1, ... bukan barisan aritmatika sebab U 2 – U1 = -1 – 1 = -2 tidak sama
U 3 – U 2 = 1 – (-1) = 2
2. Menurunkan Rumus Unsur ke- n Barisan Aritmatika
Jika U 1 = a, U 2, U 3, ... , U n ... merupakan barisan aritmatika, maka unsur ke n
dari barisan itu dapat diturunkan dengan cara berikut.
U1 = a
U2 = a + b
U 3 = U 2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U 4 = U 3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U 5 = U 4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
.
.
.
U n = a + (n - 1).b

Jadi rumus umum unsur ke n suatu barisan aritmatika dengan unsur pertama a
dan beda b adalah: Un = a + (n -1)b

3. Menentukan jumlah n-suku pertama suatu deret aritmetika


Permasalahan:
Dalam sebuah gedung akan disusun kursi untuk acara Training. Terdapat 30 kursi
pada baris pertama dan setiap baris berikutnya memuat empat kursi lebih banyak
dari baris di depannya. Bila dalam gedung itu terdapat sepuluh baris kursi.
Berapakah kursi yang tersedia untuk acara training itu?
Alternatif Penyelesaian:
Untuk menentukan banyaknya kursi yang tersedia dalam gedung tersebut mulai dari
baris pertama sampai baris ke sepuluh dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Jumlah kursi tiap baris adalah


30 + 34 + 38 + 42 + ... + 64

Baris Baris Baris Baris Baris


ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-10

u1 + u2 + u3 + u4 + ... + u10
Catatan: untuk mencari jumlah kursi tiap baris adalah dengan menggunakan rumus
suku ke-n barisan aritmetika, yaitu : Un = a + (n – 1)b
Misal U10 = 30 + (10 – 1)4 = 64.
Karena kita ingin mengetahui jumlah kursi yang tersedia di dalam gedung, maka itu
artinya kita menjumlahkan kursi tiap barisnya:
30 + 34 + 38 + 42 + ... + 64

sebanyak 10 suku

Perhatikan pola dalam tabel berikut :


Baris Jumlah kursi Jumlah kursi sampai baris ke-
Suku ke-
ke- tiap baris (deret)
U1 = a 1 30 S1 = 30 = 30
U2 2 34
S2 = 30 + 34 = = 64

U3 3 38
S3 = 30 + 34 + 38 = = 102

U4 4 42
S3 = 30 + 34 + 38 + 42 = = 144

U5 5 ... ........................................................
U6 6 ... ........................................................
U7 7 ...
U8 8 ...
U9 9 ...
U10 10 64
S10 = = .......................................
Susunlah jumlah suku-suku barisan aritmetika yang dinyatakan sebagai berikut:
S 1 = U1
S 2 = U1 + U2
S 3 = U1 + U 2 + U 3
S 4 = U1 + U2 + U3 + U 4
..................................
...................................................
Sn = U1+ U2 + U3 + .................... + Un

n merupakan bilangan asli

Tuliskan kembali definisi Deret Aritmetika yang ada di buku paket matematika
atau sumber lain

Deret Aritmetika adalah......................................................................................................


..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................

Untuk menemukan rumus jumlah n-suku pertama, gunakan definisi di atas:


Sn = u1 + u2 + u3 + ... + un artinya
Sn = a + (a+b) + (a+2b) + ... + (a + (n-1)b) ... (persamaan 1)
Dengan menggunakan sifat komutatif pada penjumlahan, maka persamaan 1 di ubah
menjadi
Sn = (a+(n-1)b) + ... + (a+2b) + (a+b) + a ... (persamaan 2)
Kita jumlahkan persamaan 1 dan persamaan 2:
Sn = a + (a+b) + (a+2b) + ... + (a+(n - 1)b)
Sn = (a+(n - 1)b) + ... + (a+2b) + (a+b) + a +
2Sn = 2a + (n-1)b + 2a + (n-1)b + 2a + (n-1)b + ... + 2a + (n-1)b
2Sn = n (2a + (n - 1)b)

Sn = ............................................ = ..........................................

Jadi, rumus jumlah n-suku pertama dari deret aritmetika adalah :


Mari kita aplikasikan rumus Deret Aritmetika yang telah kita temukan. Sambil mempelajari
buku matematika halaman 192 – 195.
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini.

1. Ditentukan deret aritmetika:


10 + 16 + 22 + . . . .
Carilah:
a. rumus suku ke-n,
b. rumus jumlah n suku pertama, dan
c. jumlah 50 suku pertama.

2. Diketahui deret aritmetika 10 suku. Jumlah tiga suku pertama adalah 45 dan jumlah dua
suku terakhir adalah 105. Tentukan jumlah semua suku deret itu.
3. Seorang pekerja mendapat kenaikan gaji Rp50.000,00 tiap bulan. Jumlah gajinya pada
bulan Januari Rp1.200.000,00. Berapa jumlah total gaji yang dia peroleh pada akhir
tahun?

Pertemuan 5 dan 6
E. Barisan dan Geometri
Materi : Barisan dan Deret Geometri
Tujuan :
1. Memahami barisan geometri.
2. Menentukan suku ke-n dari suatu barisan geometri
3. Menentukan rumus suku ke-n suatu barisan geometri

Ada sebuah legenda dari Persia tentang deret geometri yang akan kita pelajari. Pada
suatu masa, negeri itu diperintah oleh Raja yang kurang memikirkan kesejahteraan
rakyat, sehingga rakyat hidup dalam kemiskinan. Sementara raja sendiri berlimpah
kemewahan. Diceritakan pula bahwa raja tersebut pandai bermain catur.
Suatu ketika raja menantang seseorang bermain catur. Sebelum permainan dimulai,
orang tersebut mengajukan permintaan, jika dia menang dia menginginkan hadiah gandum
sesuai banyak kotak-kotak pada papan catur dengan ketentuan 1 butir gandum pada kotak
pertama, 2 butir gandum pada kotak kedua, 4 butir gandum pada kotak ketiga, demikian
seterusnya sehingga banyak gandum pada setiap kotak adalah dua kali banyak gandum
pada kotak sebelumnya. Raja dapat menerima permintaan itu.
Ketika akhirnya orang itu menang, raja terkejut. Mengapa raja terkejut? Berapakah
banyak gandum pada kotak terakhir (kotak ke-64)?
Informasi yang ada:
 Misalkan banyak gandum pada kotak ke-n adalah U n
 Banyak gandum pada setiap kotak adalah dua kali banyak gandum pada
kotak sebelumnya.
Coba kita sederhanakan dengan tabel:
Kotak Suku Jumlah Barisan
ke-n ke- gandum Geometri
1 u1 = a 1 1 = 1.20
2 u2 2 2 = 1.21
3 u3 4 4 = 1.22
4 u4 8 8 = 1.23
5 u5 ... ...
6 u6 ... ...

64 U64 ... ...

Banyaknya gandum di atas membentuk barisan geometri dengan perbandingan yang tetap.
1, 2, 4, 8, ...
Berapakah nilai perbandingan itu?
Dari mana mendapat nilai perbandingan itu
Jika nilai perbandingan itu adalah r dan barisan geometri tadi adalah u 1, u2, u3, ..., un -1, un;

maka rumus r =

Coba lihat pola dari tabel banyaknya gandum tersebut.


u1 u2 u3 u4 ... un
a ar ar 2
ar 3
... ...
Jadi, rumus suku ke-n dari barisan geometri adalah

Dengan rasio barisan geometri adalah r =

Ingat kembali cerita raja yang terkejut tadi. Jadi, berapa butir gandum pada kotak
terakhir?
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................

Contoh soal:
Mari kita aplikasikan rumus barisan geometri yang telah kita temukan. Sambil mempelajari
buku paket halaman 198 – 200.
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini.

1. Tentukan suku pertama, rasio, dan rumus suku ke-n setiap barisan geometri berikut.
a. 2, 6, 18, 54, . . .
b. 16, –32, 64, –128, . . .

2. Carilah suku yang diminta pada setiap barisan geometri berikut!


a. 3, 6, 12, …… (U20)
b. 6, 3, 3/2, ……(U10)

3. Jumlah penduduk suatu desa pada tahun 2010 diperkirakan 6.400 jiwa. Kenaikan jumlah
penduduk adalah 2 kali lipat setiap tahunnya. Tentukan jumlah penduduk desa tersebut
pada tahun 2004.

Materi: Deret Geometri


Tujuan :
1. Memahami deret geometri.
2. Menentukan jumlah suku ke-n dari suatu deret geometri
3. Deret Geometri tak hingga

Jika U 1, U 2, U3, ..., U n, .... merupakan barisan geometri dengan unsur


pertama adalah a = U 1 dan rasio r, maka U 1 + U 2 + U 3 + ... + U n + ....
n-1
disebut deret geometri dengan U n = ar

Rumus jumlah n suku pertama deret geometri dengan suku pertama a


dan rasio r, dapat diturunkan dengan cara sebagai berikut.
Misalkan Sn = U 1 + U 2 + U 3 + ... + U n, maka

2 3 n-1
Sn = a + ar + ar + ..... + ar
3 4 n-1 n
r Sn = ar + ar + ar + ..... + ar + ar
n
Sn - r Sn = a - ar
n
(1 - r) Sn = (1 -r )a

Jadi rumus jumlah n suku pertama deret geometri dengan suku pertama a dan rasio r
adalah
a (1  r n )
Sn  untuk r  1 , atau
1r
a (r n  1)
Sn  untuk r  1
r 1

Deret geometri tak hingga adalah deret geometri dengan | r | < 1


a
Jumlah deret geomatri tak hingga adalah : S   lim Sn 
n  1r
Rumus pada deret geometri berlaku juga untuk n tak terhingga. Adapun untuk n tak
terhingga ada dua kasus :
n a (1  0) a
1. Jika -1 < r < 1, maka r menuju 0 akibatnya S    Deret geometri
1r 1r
dengan -1 < r < 1 ini disebut deret geometri konvergen (memusat)
n
2. Jika r < -1 atau r > 1, maka untuk n   nilai r makin besar akibatny
a (1   )
S     Deret geometri dengan r < -1 atau r > 1 disebut deret geometri
1 r
divergen (memencar)

Mari kita aplikasikan rumus barisan geometri yang telah kita temukan. Sambil
mempelajari buku paket halaman 198 – 200.
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini.

1. Tentukan suku pertama, rasio, dan rumus suku ke-n setiap barisan geometri berikut.
a. 2, 6, 18, 54, . . .
b. 16, –32, 64, –128, . . .

2. Carilah suku yang diminta pada setiap barisan geometri berikut.


a. 3, 6, 12, …… (U20)
b. 6, 3, 3/2 ….. (U10)
3. Jumlah penduduk suatu desa pada tahun 2010 diperkirakan 6.400 jiwa. Kenaikan jumlah
penduduk adalah 2 kali lipat setiap tahunnya. Tentukan jumlah penduduk desa tersebut
pada tahun 2004.

BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN

1. Mendeskripsikan konsep barisan dan deret pada konteks dunia nyata, seperti bunga,
pertumbuhan dan peluruhan.
2. Mengidentifikasikan, menyajikan model matematika dan menyelesaikan masalah
keseharian yang berkaitan dengan barisan dan deret aritmatika, geometri dan yang
lainnya.
A. Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
1. BUNGA TUNGGAL
Bunga tunggal adalah bunga yang timbul pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang
tidak mempengaruhi besarnya modal (besarnya modal tetap).
Besarnya bunga berbanding senilai dengan persentase dan lama waktunya dan
umumnya berbanding senilai pula dengan besarnya modal.

Jika modal sebesar M dibungakan dengan bunga p % setahun maka:


a. Setelah t tahun, besarnya bunga:
p
I M t
100
b. Setelah t bulan, besarnya bunga:
p t
I M 
100 12
c. Setelah t hari, besarnya bunga:
- Jika satu tahun 360 hari, maka:
p t
I M 
100 360
- Jika satu tahun 365 hari, maka:
p t
I M 
100 365
- Jika satu tahun 366 hari (tahun kabisat), maka:
p t
I M 
100 366
Contoh:
Budi meminjam uang sebesar Rp 1.000.000,00 kepada Edi dengan tingkat bunga 18%
pertahun. Hitung besarnya bunga selama:
a. 2 tahun
b. 6 bulan
c. 50 hari
d. 2 tahun 6 bulan dan 50 hari!
Alternatif Penyelesaian
M = 1.000.000 dan p = 18
a. Besarnya bunga selama 2 tahun

i=

i= = 360000

Jadi besarnya bunga selama 2 tahun sebesar Rp 360.000,00

b. Besarnya bunga selama 6 bulan:

i= xMx

i= x 1000000 x = 90000

Jadi besarnya bunga adalah Rp 90.000,00

c. Besarnya bunga selama 50 hari:

i= xMx
i= x 1000000 x = 25000

Jadi besarnya bunga dalam 50 hari adalah sebesar Rp 25.000,00

d. Besarnya bunga dalam 2 tahun 6 bulan dan 50 hari dapat dicari dengan jalan
menjumlahkan bunga 2 tahun + bunga 6 bulan + bunga 50 hari:
Atau dapat dicari dengan jalan menghitung waktu seluruhnya dalam hari, sehingga
2 tahun 6 bulan 50 hari = 950 hari, sehingga:

i= xMx

i= x 1000000 x = 475000

Jadi besarnya bunga selama 2 tahun 6 bulan dan 50 hari adalah Rp


475.000,00

B. BUNGA MAJEMUK
Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama periode bunga tertentu, misalnya
satu tahun maka setelah satu tahun kita akan mendapatkan bunga sebesar p % kali modal
yang kita bungakan. Jika bunga itu tidak kita ambil, tetapi ditambahkan pada modal awal
untuk dibungakan lagi pada periode berikutnya, sehingga besarnya bunga pada setiap
periode berikutnya berbeda jumlahnya (menjadi bunga berbunga), maka dikatakan modal
tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.
1. Perbedaan Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
Bunga tunggal dihitung berdasarkan modal yang sama setiap periode sedangkan bunga
majemuk dihitung berdasarkan modal awal yang sudah ditambahkan dengan bunga.
2. Perhitungan Nilai Akhir Modal
a. Dengan menggunakan rumus
Jika modal sebesar M dibungakan atas dasar bunga majemuk sebesar p % setahun
selama n tahun, maka besarnya modal setelah n tahun adalah:
- Setelah satu tahun
P
M1  M  M
100
 P 
 M 1  
 100 

- Setelah dua tahun


 P  P  P 
M 2  M 1   M 1  
 100  100  100 
 P  P 
 M 1  1  
 100  100 
2
 P 
 M 1  
 100 

- Setelah n tahun

n
 P 
M n  M 1  
 100 
Contoh soal
Modal sebesar Rp 1.000.000,00 diperbungakan dengan dasar bunga majemuk 3% setahun.
Hitunglah nilai akhir modal setelah 3 tahun.
Alternatif Penyelesaian
Misalkan M = 1.000.000,00, n = 3 tahun, p = 3%.
M3 = M (1+i)3
= 1.000.000 (1+0,03)3
= 1.000.000 (1,03)3
= 1.000.000 x 1,092727
= 1.092.727
Jadi nilai akhir setelah 3 tahun = Rp 1.092.727,00

C. Model Pertumbuhan Penduduk


Penerapan deret ukur yang paling konvensional di bidang ekonomi adalah dalam hal
penaksiran jumlah penduduk. Sebagaimana pernah dinyatakan oleh Malthus, penduduk
dunia tumbuh mengikuti pola deret ukur. Secara matematik, hal ini dapat dirumuskan
sebagai :
Pn = P1 R n -1
dimana
R =1 + r
P1 = jumlah pada tahun pertama (basis)
Pn = jumlah pada tahun ke-n
r = persentase pertumbuhan per-tahun
n = indeks waktu (tahun)
Contoh Soal 1)
Penduduk suatu kota berjumlah 1 juta pada tahun 1991, tingkat pertumbuhannya 4% per
tahun. Hitunglah jumlah penduduk kota tersebut pada tahun 2006.
Alternatif Penyelesaian:
P1 = 1.000.000
R = 0,04
R = 1,04
P2006 = P16= 1000000 (1,04)15
= 1.000.000 ( 1,800943)
= 1.800.943

Contoh Soal 2)
Jumlah penduduk kota X pada tahun 1994 mencapai 2 juta jiwa. Bila jumlah penduduk di kota
tersebut meningkat dengan laju 2,5% pertahun dan andaikan laju pertambhan itu tetap
sebesar itu dalam setiap tahunnya, tentukanlah banyaknya penduduk di kota X pada tahun
1999.
Alternatif Penyelesaian:
Pertumbuhan penduduk pada dasarnya sama dengan pertambahan tabungan yang disimpan di
Bank. Jadi, apabila banyaknya penduduk mula-mula P dengan tingkat kenaikan penduduk I%,
sedangkan banyaknya penduduk setelah n tahun adalah P t, maka tentunya banyaknya
penduduk pada saat n tahun adalah :
Pn = P(1 + I)n
Jadi, dari soal di atas kita dapatkan, banyaknya penduduk di kota X pada tahun 1999 (setelah
5 tahun) menjadi :
P5 = 2.000.000 (1 + 0,025)5
= 2 . 106 . (1,025)5
= 2 . 106 (1,1314)
= 2.262.816 (dibulatkan).

Anda mungkin juga menyukai