(RPP)
SEMESTER : GANJIL
Pertemuan 5 dan 6
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan Guru dan peserta didik mengawali kegiatan pembelajaran dengan: 15 menit
1. Guru memberikan salam, melakukan presensi dan memberikan
motivasi agar peserta didik siap untuk belajar
2. Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa
dilanjutkan dengan menyanyikan lagu nasional/ kisah inspiratif
3. Guru menyampaikan topik pembelajaran dan kompetensi dasar
dan indikator pencapaian kompetensi Barisan dan Deret Geometri
4. Guru menyampaikan pokok–pokok materi yang akan dipelajari
serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5. Guru menyampaikan scenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas
6. Guru menyampaikan teknik penilaian yang akan dilakukan
peserta didik termasuk penilaian literasi dan penguatan
pendidikan karakter
Inti Fase 1: Orientasi siswa pada masalah: 60 menit
a) Guru mengajukan masalah yang ada di modul/ UKBM pada
bahan ajar
b) Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami
masalah secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum
dipahami terkait masalah yang disajikan.
c) Jika ada siswa yang mengalami masalah, guru mempersilahkan
siswa lain untuk memberikan tanggapan. Bila diperlukan, guru
memberikan bantuan secara klasikal melalui pemberian
scaffolding.
d) Guru meminta siswa menuliskan informasi yang terdapat dari
masalah tersebut secara teliti dengan menggunakan bahasa
sendiri.
Fase 2: Mengorganisasikan siswa belajar
a) Guru meminta siswa membentuk kelompok heterogen (dari sisi
kemampuan, gender, budaya, maupun agama) sesuai pembagian
kelompok yang telah direncanakan oleh guru.
b) Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal pada UKBM ayo
berlatih pada KB 5 dan 6 yang berisikan masalah dan langkah-
langkah pemecahan serta meminta siswa berkolaborasi untuk
menyelesaikan masalah.
c) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja, mencermati dan
menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal
yang belum dipahami.
d) Guru memberi bantuan (scaffolding) berkaitan kesulitan yang
dialami siswa secara individu, kelompok, atau klasikal.
e) Mendorong siswa agar bekerja sama dalam kelompok, percaya
diri, kreatif, santun
Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
Guru berkeliling mencermati siswa bekerja, mencermati dan
menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang
belum dipahami.
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a) Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok
secara rapi, rinci, dan sistematis.
b) Guru berkeliling mencermati siswa bekerja menyusun laporan
hasil diskusi, dan memberi bantuan, bila diperlukan.
c) Guru meminta siswa menentukan perwakilan kelompok secara
musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan) laporan di
depan kelas.
Fase 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
a) Guru meminta semua kelompok bermusyawarah untuk
menentukan satu wakil dari kelompoknya untuk
mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di
depan kelas secara runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.
b) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok penyaji
untuk memberikan penjelasan tambahan dengan baik.
c) Guru memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok lain
untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok
penyaji dengan sopan.
d) Guru melibatkan siswa mengevaluasi jawaban kelompok penyaji
serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan,
bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.
e) Selanjutnya, dengan tanya jawab, guru mengarahkan siswa untuk
menentukan operasi matriks
f) Dengan memperhatikan penyelesaian dari contoh . Guru
mengarahkan siswa untuk memahami konsep
g) Guru mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok
Penutup 1. Siswa diminta menyimpulkan tentang materi yang baru dipelajari 15 menit
2. Dengan bantuan modul dan UKB, guru menyimpulkan materi.
3. Guru memberikan tugas mandiri
4. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan
untuk lebih mendalami materi dengan mempelajari pada sumber
yang lain
Keterangan :
BS : Bekerja Sama JJ : Jujur TJ : Tanggun Jawab DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 =Sangat Baik
75 =Baik
50 =Cukup
25 =Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada
peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai
kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif,
maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian
diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format
penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru
terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut serta
1 50
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap anggota
2 mendapatkan kesempatan untuk 50
250 62,50 C
berbicara.
Saya ikut serta dalam membuat
3 50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.
4 ... 100
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
Skala
Jumlah Skor Kode
No Aspek yang Dinilai 10
25 50 75 Skor Sikap Nilai
0
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
PROGRAM REMIDI
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
Bentuk
Nama Peserta Nilai Indikator yang Nilai Setelah
No Tindakan Keterangan
Didik Ulangan Belum Dikuasai Remedial
Remedial
1
2
3
4
5
6
dst
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang relevan.
2) Mencari informasi secara online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara
3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang Nilai-nilai Pancasila dalam
kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara
4) Mengamati langsung tentang Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara yang ada di lingkungan sekitar.
PETA KONSEP
POLA BILANGAN
Barisan Deret
Bilangan Bilangan
Deret
Geometri
Tak Hingga
Pertemuan 1 dan 2
A. Pola bilangan
Materi : Pola Barisan & Deret
Tujuan :
1. Memahami pola barisan dan Deret.
2. Menentukan rumus suatu pola.
3. Menentukan suku ke-n dari suatu pola
4. Menentukan jumlah suku ke-n dari suatu pola.
B. BARISAN BILANGAN
Dapatkan anda menuliskan dua angka berikutnya yang mungkin untuk masing-masing
barisan bilangan di bawah ini:
1. 1, 3, 5, ..., ...
2. 500, 400, 320, 260, ..., ...
3. 1, 1, 2, 3, 5, ..., ...
4. 2, 3, 5, 8, 13, 21, ..., ...
Barisan bilangan di atas sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Anda mungkin
menjumpai barisan bilangan (1) jika mencari nomor rumah. Barisan (2) merupakan harga
televisi dalam ribuan rupian yang disusutkan 20% pertahun. Barisan (3) dan (4) adalah
barisan Fibonaci yang dapat anda teliliti dalam susunan daun, segmen-segmen dalam buah
nanas atau biji cemara.
"Barisan bilangan adalah sekumpulan bilangan yang tersusun menurut pola
tertentu".
Contoh soal:
1. Sebuah barisan didefinisikan Un = n2 – 2n – 1, dengan n bilangan asli.
a. Tuliskan bentuk barisannya 3
b. Tentukan nilai suku ke-10
2. Suatu grup nasyid dijadwalkan latihan setiap Rabu pada bulan Agustus. Jika latihan
pertama dilakukan pada tanggal 3, tentukan jadwal latihan nasyid pada bulan
tersebut.
Jawab:
1. Bentuk barisannya
a. U1 = (1)2 – 2(1) – 1 = -2
U2 = (2)2 – 2(2) – 1 = -1
U3 = (3)2 – 2(3) – 1 = 2
U4 = (4)2 – 2(4) – 1 = 7
U5 = (5)2 – 2(5) – 1 = 14
Jadi, barisan bilangan tersebut adalah -2, -1, 2, 7, 14, ...
b. Suku kesepuluh dapat dicari sebagai berikut.
U10 = (10)2 – 2(10) – 1 = 79
2. Anda dapat mencari polanya sebagai berikut.
Rabu ke-1 3
Rabu ke-2 3 + 7 = 10
Rabu ke-3 10 + 7 = 17
Rabu ke-4 17 + 7 = 24
Rabu ke-5 24 + 7 = 31
Jadi, jadwal latihan nasyid tersebut diperoleh dengan menambahkan 7 hari pada
setiap suku.
Suku-suku pada barisan tersebut sebagai berikut.
Minggu Ke- Tanggal Pola
1 3 3 = 7. 1 – 4
2 10 10 = 7 . 2 - 4
3 17 17 = 7 . 3 - 4
4 24 24 = 7 . 4 – 4
5 31 31 = 7 . 5 – 4
Jadi, rumus berulang untuk barisan tanggal tersebut adalah Un = 7n – 4
C. DERET BILANGAN
Deret bilanganmerupakan jumlah dari suku-suku pada barisan bilangan. Jika U1, U2,
U3, ...,Un badalah barisan bilangan maka U1 + U2+ U3+ ... +Un adalah sebuah deret bilanagn.
b. Un =
Alternatif Penyelesaian:
.............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................. .......
...................................................................................................................................................... ..............
............................................................................................................................................... .....................
........................................................................................................................................
............................................................................................................................................................. .......
...................................................................................................................................................... ..............
...............................................................................................................................................
............................................................................................................................................................. .......
......................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
2. Tentukan jumlah deret bilangan yang rumus suku ke-n nya diketahui.
a. Un = n – 5 untuk 10 bilangan yang pertama
Alternatif Penyelesaian
.............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................. .......
...................................................................................................................................................... ..............
............................................................................................................................................... .....................
........................................................................................................................................
............................................................................................................................................................. .......
...................................................................................................................................................... ..............
...............................................................................................................................................
............................................................................................................................................................. .......
......................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
Pertemuan 3 dan 4
D. Barisan dan Deret Aritmetika
Materi : Barisan dan Deret Aritmatika
Tujuan :
1. Memahami barisan dan deret aritmatika.
2. Menentukan suku ke-n suatu barisan aritmetika
3. Menentukan jumlah n-suku pertama suatu deret aritmetika
1. Barisan Aritmatika
Barisan U 1, U 2, U3,..., U n disebut barisan aritmatika jika Un - Un -1 = konstan,
dengan n = 2, 3, 4,.... Konstanta pada barisan aritmatika di atas disebut
beda dari barisan itu dan sering dinotasikan dengan b, dan U 1 sering
dinotasikan dengan a.
Contoh :
1, 2, 3, ... merupakan barisan aritmatika dengan beda, b = 1.
1, 3, 5, … merupakan barisan aritmatika dengan beda, b = 2.
1, -1, 1, -1, ... bukan barisan aritmatika sebab U 2 – U1 = -1 – 1 = -2 tidak sama
U 3 – U 2 = 1 – (-1) = 2
2. Menurunkan Rumus Unsur ke- n Barisan Aritmatika
Jika U 1 = a, U 2, U 3, ... , U n ... merupakan barisan aritmatika, maka unsur ke n
dari barisan itu dapat diturunkan dengan cara berikut.
U1 = a
U2 = a + b
U 3 = U 2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U 4 = U 3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U 5 = U 4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
.
.
.
U n = a + (n - 1).b
Jadi rumus umum unsur ke n suatu barisan aritmatika dengan unsur pertama a
dan beda b adalah: Un = a + (n -1)b
u1 + u2 + u3 + u4 + ... + u10
Catatan: untuk mencari jumlah kursi tiap baris adalah dengan menggunakan rumus
suku ke-n barisan aritmetika, yaitu : Un = a + (n – 1)b
Misal U10 = 30 + (10 – 1)4 = 64.
Karena kita ingin mengetahui jumlah kursi yang tersedia di dalam gedung, maka itu
artinya kita menjumlahkan kursi tiap barisnya:
30 + 34 + 38 + 42 + ... + 64
sebanyak 10 suku
U3 3 38
S3 = 30 + 34 + 38 = = 102
U4 4 42
S3 = 30 + 34 + 38 + 42 = = 144
U5 5 ... ........................................................
U6 6 ... ........................................................
U7 7 ...
U8 8 ...
U9 9 ...
U10 10 64
S10 = = .......................................
Susunlah jumlah suku-suku barisan aritmetika yang dinyatakan sebagai berikut:
S 1 = U1
S 2 = U1 + U2
S 3 = U1 + U 2 + U 3
S 4 = U1 + U2 + U3 + U 4
..................................
...................................................
Sn = U1+ U2 + U3 + .................... + Un
Tuliskan kembali definisi Deret Aritmetika yang ada di buku paket matematika
atau sumber lain
Sn = ............................................ = ..........................................
2. Diketahui deret aritmetika 10 suku. Jumlah tiga suku pertama adalah 45 dan jumlah dua
suku terakhir adalah 105. Tentukan jumlah semua suku deret itu.
3. Seorang pekerja mendapat kenaikan gaji Rp50.000,00 tiap bulan. Jumlah gajinya pada
bulan Januari Rp1.200.000,00. Berapa jumlah total gaji yang dia peroleh pada akhir
tahun?
Pertemuan 5 dan 6
E. Barisan dan Geometri
Materi : Barisan dan Deret Geometri
Tujuan :
1. Memahami barisan geometri.
2. Menentukan suku ke-n dari suatu barisan geometri
3. Menentukan rumus suku ke-n suatu barisan geometri
Ada sebuah legenda dari Persia tentang deret geometri yang akan kita pelajari. Pada
suatu masa, negeri itu diperintah oleh Raja yang kurang memikirkan kesejahteraan
rakyat, sehingga rakyat hidup dalam kemiskinan. Sementara raja sendiri berlimpah
kemewahan. Diceritakan pula bahwa raja tersebut pandai bermain catur.
Suatu ketika raja menantang seseorang bermain catur. Sebelum permainan dimulai,
orang tersebut mengajukan permintaan, jika dia menang dia menginginkan hadiah gandum
sesuai banyak kotak-kotak pada papan catur dengan ketentuan 1 butir gandum pada kotak
pertama, 2 butir gandum pada kotak kedua, 4 butir gandum pada kotak ketiga, demikian
seterusnya sehingga banyak gandum pada setiap kotak adalah dua kali banyak gandum
pada kotak sebelumnya. Raja dapat menerima permintaan itu.
Ketika akhirnya orang itu menang, raja terkejut. Mengapa raja terkejut? Berapakah
banyak gandum pada kotak terakhir (kotak ke-64)?
Informasi yang ada:
Misalkan banyak gandum pada kotak ke-n adalah U n
Banyak gandum pada setiap kotak adalah dua kali banyak gandum pada
kotak sebelumnya.
Coba kita sederhanakan dengan tabel:
Kotak Suku Jumlah Barisan
ke-n ke- gandum Geometri
1 u1 = a 1 1 = 1.20
2 u2 2 2 = 1.21
3 u3 4 4 = 1.22
4 u4 8 8 = 1.23
5 u5 ... ...
6 u6 ... ...
Banyaknya gandum di atas membentuk barisan geometri dengan perbandingan yang tetap.
1, 2, 4, 8, ...
Berapakah nilai perbandingan itu?
Dari mana mendapat nilai perbandingan itu
Jika nilai perbandingan itu adalah r dan barisan geometri tadi adalah u 1, u2, u3, ..., un -1, un;
maka rumus r =
Ingat kembali cerita raja yang terkejut tadi. Jadi, berapa butir gandum pada kotak
terakhir?
.............................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................
Contoh soal:
Mari kita aplikasikan rumus barisan geometri yang telah kita temukan. Sambil mempelajari
buku paket halaman 198 – 200.
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini.
1. Tentukan suku pertama, rasio, dan rumus suku ke-n setiap barisan geometri berikut.
a. 2, 6, 18, 54, . . .
b. 16, –32, 64, –128, . . .
3. Jumlah penduduk suatu desa pada tahun 2010 diperkirakan 6.400 jiwa. Kenaikan jumlah
penduduk adalah 2 kali lipat setiap tahunnya. Tentukan jumlah penduduk desa tersebut
pada tahun 2004.
2 3 n-1
Sn = a + ar + ar + ..... + ar
3 4 n-1 n
r Sn = ar + ar + ar + ..... + ar + ar
n
Sn - r Sn = a - ar
n
(1 - r) Sn = (1 -r )a
Jadi rumus jumlah n suku pertama deret geometri dengan suku pertama a dan rasio r
adalah
a (1 r n )
Sn untuk r 1 , atau
1r
a (r n 1)
Sn untuk r 1
r 1
Mari kita aplikasikan rumus barisan geometri yang telah kita temukan. Sambil
mempelajari buku paket halaman 198 – 200.
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini.
1. Tentukan suku pertama, rasio, dan rumus suku ke-n setiap barisan geometri berikut.
a. 2, 6, 18, 54, . . .
b. 16, –32, 64, –128, . . .
1. Mendeskripsikan konsep barisan dan deret pada konteks dunia nyata, seperti bunga,
pertumbuhan dan peluruhan.
2. Mengidentifikasikan, menyajikan model matematika dan menyelesaikan masalah
keseharian yang berkaitan dengan barisan dan deret aritmatika, geometri dan yang
lainnya.
A. Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
1. BUNGA TUNGGAL
Bunga tunggal adalah bunga yang timbul pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang
tidak mempengaruhi besarnya modal (besarnya modal tetap).
Besarnya bunga berbanding senilai dengan persentase dan lama waktunya dan
umumnya berbanding senilai pula dengan besarnya modal.
i=
i= = 360000
i= xMx
i= x 1000000 x = 90000
i= xMx
i= x 1000000 x = 25000
d. Besarnya bunga dalam 2 tahun 6 bulan dan 50 hari dapat dicari dengan jalan
menjumlahkan bunga 2 tahun + bunga 6 bulan + bunga 50 hari:
Atau dapat dicari dengan jalan menghitung waktu seluruhnya dalam hari, sehingga
2 tahun 6 bulan 50 hari = 950 hari, sehingga:
i= xMx
i= x 1000000 x = 475000
B. BUNGA MAJEMUK
Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama periode bunga tertentu, misalnya
satu tahun maka setelah satu tahun kita akan mendapatkan bunga sebesar p % kali modal
yang kita bungakan. Jika bunga itu tidak kita ambil, tetapi ditambahkan pada modal awal
untuk dibungakan lagi pada periode berikutnya, sehingga besarnya bunga pada setiap
periode berikutnya berbeda jumlahnya (menjadi bunga berbunga), maka dikatakan modal
tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.
1. Perbedaan Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
Bunga tunggal dihitung berdasarkan modal yang sama setiap periode sedangkan bunga
majemuk dihitung berdasarkan modal awal yang sudah ditambahkan dengan bunga.
2. Perhitungan Nilai Akhir Modal
a. Dengan menggunakan rumus
Jika modal sebesar M dibungakan atas dasar bunga majemuk sebesar p % setahun
selama n tahun, maka besarnya modal setelah n tahun adalah:
- Setelah satu tahun
P
M1 M M
100
P
M 1
100
- Setelah n tahun
n
P
M n M 1
100
Contoh soal
Modal sebesar Rp 1.000.000,00 diperbungakan dengan dasar bunga majemuk 3% setahun.
Hitunglah nilai akhir modal setelah 3 tahun.
Alternatif Penyelesaian
Misalkan M = 1.000.000,00, n = 3 tahun, p = 3%.
M3 = M (1+i)3
= 1.000.000 (1+0,03)3
= 1.000.000 (1,03)3
= 1.000.000 x 1,092727
= 1.092.727
Jadi nilai akhir setelah 3 tahun = Rp 1.092.727,00
Contoh Soal 2)
Jumlah penduduk kota X pada tahun 1994 mencapai 2 juta jiwa. Bila jumlah penduduk di kota
tersebut meningkat dengan laju 2,5% pertahun dan andaikan laju pertambhan itu tetap
sebesar itu dalam setiap tahunnya, tentukanlah banyaknya penduduk di kota X pada tahun
1999.
Alternatif Penyelesaian:
Pertumbuhan penduduk pada dasarnya sama dengan pertambahan tabungan yang disimpan di
Bank. Jadi, apabila banyaknya penduduk mula-mula P dengan tingkat kenaikan penduduk I%,
sedangkan banyaknya penduduk setelah n tahun adalah P t, maka tentunya banyaknya
penduduk pada saat n tahun adalah :
Pn = P(1 + I)n
Jadi, dari soal di atas kita dapatkan, banyaknya penduduk di kota X pada tahun 1999 (setelah
5 tahun) menjadi :
P5 = 2.000.000 (1 + 0,025)5
= 2 . 106 . (1,025)5
= 2 . 106 (1,1314)
= 2.262.816 (dibulatkan).