Anda di halaman 1dari 14

UAS MATAKULIAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TOPIK : PEMILIHAN SUPPLIER TERBAIK DENGAN PRODUK PILIHAN


“DIANA BAKERY”

PROGRAM STUDI

S1 MANAJEMEN

Oleh:

Fitri Rizky Aulia 1843010003

Febrilian Naufal S. 18430100022

Alia Islami 18430100032

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS DINAMIKA SURABAYA
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hal penting yang dapat dilakukan untuk mendukung performance perusahaan adalah
dengan pemilihan supplier yang tepat, karena memilih supplier secara tepat dapat mengurangi
biaya pembelian dan dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Kini perusahaan dituntut
untuk mampu memenuhi keinginan konsumen, baik dalam hal harga dan kualitas produk salah
satunya. Berbagai jenis bisnis yang telah dikembangkan oleh pebisnis hebat, baik dari online
maupun offline seringkali proses produksi mengalami hambatan sebab tidak semua bahan
baku terpenuhi sendiri. Hal ini menurut kelompok kami melatar belakangi bagi para pebisnis
untuk memulai menjalin hubungan kerja sama dengan supplier.

Keberadaan supplier bisnis sangat berpengaruh terhadap kelangsungan perkembangan


usaha yang dijalani. Dalam memilih supplier tidak mudah, apalagi seorang yang memilih
menjalankan bisnis sebagai reseller atau dropshipper yang menjual kembali barang sebagai
sumber penghasilan maka dari itu sebelum memutuskan untuk menjalin kerja sama sebaiknya
perlu memerhatikan Kembali beberapa faktor penting dalam memilih supplier. Pada intinya
adalah Kerja sama dengan supplier sangatlah penting agar stok bahan perusahaan atau usaha
kecil selalu terpenuhi.

Kelompok kami memilih Diana Bakery sebagai contoh UMKM dalam memilih supplier
terbaiknya. Karena Diana Bakery adalah UMKM bakery yang saat ini menyediakan kue
brownies sebagai salah satu produk unggulan yang dijual selain jenis kue lainnya karena
brownies sudah menjadi pilihan konsumen ketika berkunjung ke tempat bakery ini. Dalam
pelayanannya Diana Bakery belum mempunyai alur proses pemilihan supplier yang tepat.
Pemilihan supplier merupakan pekerjaan yang rumit karena melibatkan lebih dari satu
kriteria, yang harus memenuhi kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, pemilihan supplier
dapat diselesaikan dengan menganalisis multi kriteria yang terdapat pada perusahaan.
Beberapa metode untuk pemilihan supplier, salah satunya menerapkan metode AHP
(Analytical Hierarchy Process).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Permasalahan yang kelompok kami angkat yaitu perusahaan Diana Bakery yang
mempunyai masalah dalam ketidaksesuaian dalam jumlah pemasok bahan baku yaitu tepung
terigu yang dikirim dan keterlambatan pengiriman tepung terigu oleh supplier tepung terigu
Diana Bakery sehingga tidak dapat memenuhi permintaan konsumen.

1.3 BATASAN MASALAH


Batasan permasalahan dan asumsi yang diberikan dalam penulisan makalah yang
tersusun ini dilakukan yaitu sebagai berikut :

1. Data dan informasi diperoleh dari pengamatan jurnal penelitian terlebih dahulu (Tahun
2016)
2. Data dan informasi diperoleh dari website resmi UMKM Diana Bakery
3. Penyusunan makalah dilakukan pada bulan januari 2022

1.4 TUJUAN PENULISAN


Tujuan dari penulisan makalah ini dilakukan berdasarkan perumusan masalah yang telah
disusun yaitu sebagai berikut :

1. Menyusun struktur hirarki dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Diana
Bakery dalam memilih pemasok utama tepung terigu
2. Mengusulkan saran evaluasi pemilihan supplier pada usaha kecil menengah Diana
Bakery.
3. Makalah ini tersusun dengan tujuan untuk menjadi syarat penilaian ujian akhir semester
matakuliah pengambilan keputusan.
BAB 2

PROFIL USAHA

2.1 SEJARAH SINGKAT


Diana Bakery didirikan oleh Diondy Kusuma sejak tahun 2001, Diana Bakery awalnya
melakukan penjualan secara konvensional menggunakan gerobak roti keliling. Namun sekarang
sudah sukses memiliki beberapa cabang toko offline di berbagai daerah Kota Bekasi dan juga
penjualan melalui online seperti (instagram,shoppee,tokopedia dan whatsapp). Lebih dari 17
tahun, Diana Bakery telah melayani ribuan pelanggan dengan memproduksi roti dan kue yang
sudah tak terhitung lagi jumlahnya. Produk yang dihasilkan sangat digemari hampir semua
kalangan masyarakat karena ternilai dengan rasa yang lezat, bergizi, higeinis dan halal. Diana
Bakery berlokasi di Tytyan Indah, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.
Diana Bakery memiliki 5 toko cabang diantaranya :

1. Diana Bakery Harapan Jaya


2. Diana Bakery Pondok Ungu Permai
3. Diana Bakery Jalan Pejuang Harapan Baru
4. Diana Bakery Jalan Perjuangan
5. Diana Bakery Galaxy

2.2 VISI DIANA BAKERY


“Menjadi perusahaan roti dan kue yang terkenal dan unggul dalam kualitas produk.”

2.3 MISI DIANA BAKERY


Misi dari berdirinya perusahaan ini adalah menciptakan lapangan pekerjaan bagi
penduduk sekitar, meningkatkan kualitas produk sesuai dengan harga jual, memberikan
pelayanan terbaik, cepat, sopan dan ramah kepada pelanggan, serta membuka agen-agen setiap
perumahan di Kota Bekasi dan membuka outlet di pusat pertokoan.

Selain visi dan misi, Diana Bakery juga memiliki tujuan perusahaan, yaitu untuk
meningkatkan nilai dan penjualan pelayanan terhadap pelanggan serta memulai melebarkan
sayapnya dengan membuka agen-agen disetiap perumahan di Kota Bekasi serta
mengembangkan kreatifitas pemilik dan karyawan dalam menciptakan produk-produk roti yang
sesuai dengan tren terbaru.
BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 PEMILIHAN SUPPLIER


Terlepas dari jenis bisnis yang jalankan, baik online maupun offline, seringkali proses
produksi terhambat sebab tidak semua bahan baku perusahaan terpenuhi sendiri. Hal inilah
yang kemudian menjadi latar belakang bagi para pebisnis untuk kemudian menjalin hubungan
kerja sama dengan supplier. Tentu saja, keberadaan supplier bisnis sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan usaha yang di jalankan.

Memilih supplier bisnis memang tidak mudah, terlebih bagi seseorang yang memilih
menjalankan bisnis sebagai reseller atau dropshipper yang menjual kembali barang jadi dari
para supplier sebagai sumber penghasilan. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk
menjalin kerja sama, sebaiknya perlu diperhatikan kembali beberapa faktor penting dalam
memilih supplier bisnis.

1. Utamakan Kualitas

Dalam hal memilih supplier bahan baku ataupun barang jadi yang akan perusahaan jual
kembali untuk memenuhi order dari para pelanggan, kualitas harus dijadikan dasar pengukuran
dalam memilih supplier bisnis. Apabila kualitas produk buruk, maka sudah dipastikan produk
perusahaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan. Sebaiknya, jangan mudah tergiur
dengan harga atau biaya yang murah dalam menentukan pemasok bisnis sebab sangat
berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan yang diharapkan mampu bertahan dalam
jangka waktu yang panjang. Kualitas bahan baku maupun barang dagangan yang akan dijual
kembali akan menjadi taruhan utamanya. Pelanggan akan kembali melakukan pembelian kedua
hanya ketika mereka merasa puas dengan kualitas yang didapatkan di pembelian pertamanya.

2. Memperhatikan Track Record

Jangan tergesa-gesa dalam memilih supplier yang terbaik. Maka yang perlu dilakukan adalah
lebih cermat dalam mencari sumber-sumber informasi terkait supplier bisnis dari forum jual
beli, komunitas, marketplace, dan lain sebagainya. Salah satu cara yang paling mudah untuk
mengetahui kredibilitas supplier tersebut yaitu dengan melihat track record para pembeli yang
pernah bertransaksi dengan supplier tersebut. Contoh melihat track record dengan melalui
marketplace yang terkadang tidak mencantumkan contact person dan hanya melalui fitur live
chat. Anda dapat menghubungi supplier tersebut melalui fitur yang ada, kemudian mintalah
nomor kontak yang bisa dihubungi. Pastikan bahwa supplier bisa dihubungi setiap saat ketika
Anda akan melakukan order.

3. Perhitungkan Kemampuan Supplier

Sangat penting bagi perusahaan untuk memperhitungkan kembali


kemampuan supplier dalam memenuhi pesanan. Pasalnya, beberapa supplier mengaku sanggup
menyelesaikan order yang dipesankan, namun pada akhirnya mereka tidak sanggup
menyelesaikannya dengan tuntas. Kemampuan supplier tentu berbeda–beda dalam hal produksi
dan distribusi. Dengan demikian, pilihlah supplier bisnis yang mampu menyelesaikan dengan
ketepatan waktu yang dapat dipertanggungjawabkan.

4. Mempertimbangkan Konsistensi Supplier

Konsistensi supplier dalam memenuhi order sangat berpengaruh terhadap ketersediaan


stok barang di dalam suatu bisnis. Pastikan dalam memilih supplier yang memiliki konsistensi
kemampuan dalam memberikan supply . Apabila di tengah jalan supplier tersebut tidak mampu
mengirimkan bahan baku yang perusahaan butuhkan, tentu saja kredibilitas bisnis turut
dipertaruhkan.

Selain mempelajari track record sang supplier, pebisnis juga perlu memperhitungkan
dengan cermat hal-hal yang sekiranya dapat mempengaruhi konsistensi supplier bisnis dalam
memenuhi order, seperti jarak, sarana dan prasarana yang dimiliki, hingga jumlah tenaga kerja
yang mereka miliki.

5. Mintalah Produk Sampel

Jika perusahaan masih ragu atas kualitas serta kuantitas yang dapat dipenuhi
oleh supplier tujuan, alangkah baiknya meminta produk sampel untuk masing-masing kategori
bahan baku ataupun barang jadi. Hal ini dapat meyakinkan perusahaan untuk membuat
keputusan lebih lanjut. Apabila produk sampel yang diberikan berkualitas baik, maka
perusahaan tetap tidak boleh lengah. Jangan ragu untuk kembali mengecek kualitas produk
pada pesanan berikutnya.

6. Pelajari Kebijakan Pengembalian Produk

Dalam menjalankan kerjasama bisnis dengan supplier, perusahaan perlu mempelajari


secara detail kebijakan pengembalian produk yang berlaku. Dalam beberapa kasus,
pengembalian produk terjadi karena bahan atau barang yang dikirimkan supplier memiliki
kerusakan atau cacat. Untuk itulah Anda wajib mengetahui kebijakan yang diberlakukan ini
sebelum akhirnya melakukan transaksi. Mempelajari kebijakan pengembalian produk dengan
saksama juga dapat mencegah kerugian yang tidak diinginkan kemudian hari.

7. Pilih Supplier dengan Layanan Cepat Tanggap

Setelah mengantongi segala informasi kontak yang dibutuhkan, perusahaan dapat


melakukan tes sederhana terkait layanan dari supplier tersebut. Mulailah uji coba order dalam
jumlah kecil. Kemudian, lihat sebaik apa layanan yang diberikan, secepat apa respon mereka
saat dihubungi pelanggan, dan bagaimana cara mereka menangani keluhan pelanggan.
Sebaiknya perusahaan mengutamakan supplier dengan layanan cepat tanggap, sehingga apabila
dibutuhkan sewaktu-waktu mereka dapat diandalkan.

3.2 Metode AHP (Analytic Hierarchy Process)


Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah metode untuk memecahkan suatu situasi
yang komplek tidak terstruktur kedalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki,
dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan
menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada
situasi tersebut.Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif
yang terbaik. Seperti melakukan penstrukturan persoalan, penentuan alternatif-
alternatif,penenetapan nilai kemungkinan untuk variabel aleatori, penetap nilai, persyaratan
preferensi terhadap waktu, dan spesifikasi atas resiko.

Berapapun melebarnya alternatif yang dapat ditetapkan maupun terperincinya penjajagan


nilai kemungkinan, keterbatasan yang tetap melingkupi adalah dasar pembandingan berbentuk
suatu kriteria yang tunggal. Peralatan utama Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah
memiliki sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki,
suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompoknya dan diatur
menjadi suatu bentuk hirarki.
BAB 4

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

4.1 Identifikasi Kriteria dan Sub Kriteria dalam Memilih Pemasok Tepung Terigu
1. Kualitas (Quality)
Kriteria
Kualitas adalah salah satu kriteria terpenting yang dipertimbangkan Diana Bakery saat
memilih pemasok tepung. Kualitas inilah yang menjaga loyalitas konsumen/pelanggan
terhadap perusahaan. Kemampuan pemasok untuk menghasilkan tepung berkualitas tinggi
tercantum di sini sebagai standar kualitas. Jika pemasok dapat membuat produk berkualitas
tinggi, pelanggan akan puas dan tetap setia pada produk.

Sub Kriteria
Sub kriteria yang dipertimbangkan adalah kualitas bahan baku dan tingkat kecacatan.
Kualitas bahan baku yang dimaksud adalah kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan
dalam pemilihan bahan baku yang akan disesuaikan oleh pemasok. Sedangkan tingkat
kecacatan adalah jumlah kecacatan yang diterima oleh perusahaan begitu bahan baku
sampai.

2. Biaya (Cost)
Kriteria
Kriteria biaya bahan baku yang dipasok oleh pemasok adalah kriteria keuangan yang
paling penting untuk setiap pabrik ketika memilih pemasok. Kriteria biaya bahan baku
dalam hal ini mencakup semua faktor keuangan seperti harga tepung itu sendiri dan biaya
pengangkutan tepung.
Bagi perusahaan yang memproduksi barang/produk, harga bahan baku menjadi faktor
utama dalam memilih pemasok. Dikatakan bahwa kinerja ditingkatkan ketika jumlah input
sama atau relatif kecil. Seperti halnya harga bahan baku, produksi dapat meningkat bila
harga bahan baku tetap sama atau relatif lebih rendah.
Sub Kriteria
Sub kriteria yang dipertimbangkan adalah harga bahan baku. Harga bahan baku adalah
harga yang ditawarkan oleh pemasok untuk perusahaan.

3. Ketepatan pengiriman (Delivery)


Kriteria
Kriteria ini mengevaluasi pemasok terkait memberikan layanan pengiriman bahan baku
dalam hal ketepatan waktu pengiriman dan ketepatan jumlah tepung yang dikirim.
Ketepatan jumlah dan waktu pengiriman bahan baku yang dikirim harus diutamakan agar
tidak mengganggu dalam kelancaran operasional.

Sub Kriteria
Sub kriteria yang dipertimbangkan adalah ketepatan jumlah bahan baku yang dikirim dan
ketepatan waktu pengiriman. Subkriteria ini dinilai dari segi pelayanan. Ketepatan jumlah
bahan baku yang dimaksud adalah ketepatan jumlah pengiriman bahan baku yang
dilakukan pemasok. Sedangkan ketepatan waktu pengiriman adalah pengiriman bahan
baku yang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Flexibilitas
Kriteria
Kriteria ini menilai pemasok dari segi kemampuan pemasok memenuhi permintaan
terhadap perubahan jumlah dan waktu. Kriteria ini berhubungan dengan performance
(kinerja) daripada pemasok.

Sub Kriteria
Sub kriteria yang dipertimbangkan adalah pemenuhan perubahan permintaan jumlah
tepung terigu yang dipesan dan pemenuhan perubahan permintaan waktu pengiriman.

5. Responsibilitas
Kriteria
Kriteria ini menilai pemasok dari segi kemampuan pemasok dalam merespon problem atau
masalah maupun permintaan. Merespon masalah dalam pengertian bagaimana pemasok
menanggapi permasalahan-permasalahan yang dikeluhkan oleh konsumen (perusahaan).
Sedangkan merespon permintaan pengertiannya adalah bagaimana usaha yang dilakukan
oleh pemasok dalam mengatasi masalah yang dikeluhkan oleh pihak perusahaan.

Sub Kriteria
Sub kriteria yang dipertimbangkan adalah kemampuan pemasok merespon permintaan.
Merespon permintaan dalam artian bagaimana usaha yang dilakukan pemasok dalam
mengatasi masalah yang dikeluhkan pihak perusahaan

4.2 Hasil Pengolahan Data Menggunakan Pendekatan AHP


Hasil Pengolahan Data Data yang didapatkan dari pengisisan kuesioner AHP diolah
sehingga didapatkan struktur hirarki pemilihan pemasok tepung terigu pada Diana Bakery
beserta bobot masing-masing elemennya.

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan Expert Choice pada tingkat kedua
(kriteria) dengan metode AHP, maka diperoleh bahwa kriteria yang paling berpengaruh dalam
memilih pemasok tepung terigu pada Diana Bakery adalah kualitas dengan bobot 0,471 karena
menurut perhitungan AHP bobot kriteria tersebut lebih tinggi dibandingkan bobot kriteria
lainnya.

Jika pemasok sudah biasa menghasilkan tepung terigu dengan kualitas konsisten maka
akan membuat perusahaan malas untuk mencari pemasok baru. Artinya perusahaan akan loyal
terhadap pemasok tersebut sehingga pemasok berhubungan Menggunakan Pendekatan dengan
Diana Bakery dalam jangka panjang.Berdasarkan alternatif yang sudah ditentukan dilakukan
pengolahan data dengan metode AHP dibantu dengan software expert choice untuk mengetahui
alternatif pemasok yang diproritaskan dalam proses pengadaan tepung terigu yang berkelanjutan.

Pada gambar 2. dapat dilihat bahwa pemasok yang menjadi prioritas utama yang dipilih
oleh Diana Bakery adalah pemasok PT Bogasari dengan bobot 0,480. Pemasok PT Bogasari
terpilih karena paling banyak memiliki sub kriteria yang unggul diantara semua sub kriteria yang
dipertimbangkan dalam memilih pemasok Tepung terigu yaitu, kualitas tepung terigu , ketepatan
pengiriman , fleksibilitas , responsibilitas dengan masing masing memiliki bobot 0,513.
Sedangkan kriteria biaya memiliki bobot 0,074
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan Expert Choice pada tingkat kedua
(kriteria) dengan metode AHP, maka diperoleh bahwa kriteria yang paling berpengaruh
dalam memilih pemasok tepung terigu pada Diana Bakery adalah kualitas dengan bobot
0,471 karena menurut perhitungan AHP bobot kriteria tersebut lebih tinggi
dibandingkan bobot kriteria lainnya.
2. Alternatif pemilihan pemasok tepung terigu yang tepat bagi Diana Bakery adalah PT
Bogasari dengan bobot 0,480 ; PT Lumbung Nasional dengan bobot 0,191; PT Sriboga
Baturaya dengan bobot 0,192; PT Bungasari dengan bobot 0,137. Perusahaan pemasok
dengan bobot yang paling besar adalah pemasok terbaik.

5.2 Saran
Saran yang diberikan berdasarkan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diana Bakery harus melakukan kerja sama dengan PT Bogasari dan mengembangkan
metode model pemilihan pemasok yang ada pada penelitian ini sebagai sistem
pendukung keputusan.
2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dikembangkan suatu model pemilihan pemasok
yang mampu mengakomodasi adanya pemasok baru.

Anda mungkin juga menyukai