OLEH :
202004038
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 202004038
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
1.4 Patofisiologi................................................................................................2
1.5 Phatway.......................................................................................................3
2.1 Pengkajian...................................................................................................6
2.3 Intervensi.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13
iii
BAB 1
KONSEP DASAR PENYAKIT
1
progesterone dan estrogen. Peningkatan hormone progesterone selama masa kehamilan
dapat menyebabkan dilatasi dinding vena dan berkurangnya elastisitas dinding vena,
sedangkan perubahan hormone estrogen dapat menyebabkan relaksasi otot polos,
perlunakan jaringan kolagen sehingga dapat menyebabkan meningkatnya densibilitas.
Selain itu pada pembuluh darah akan terjadi peningkatan permeabilitas kapiler dan
timbulnya odem (Sulistiyowati,2016).
1.4 Patofisiologi
Perubaha hormonal dan perubahan berat badan tubuh menjadi penyebab utama terjadinya
varises vagina pada kehamilan. Peningkatan hormone progesterone dan estrogen selama
masa kehamilan disebutkan mempengaruhi keadaan katup pada pembuluh darah vena,
dilataasi dinding pembuluh darah dan kurangnya elastisitas pembuluh darah vena. Sehingga
aliran darah dari vena menuju jantung terhambat. Selain itu, perubahan berat badan tubuh ibu
selama masa kehamilan juga berpengaruh. Berat badan yang semakin bertambah juga
meningkatkan tekanan hidrostati pembuluh darah vena. Pertumbuhan janin yang
menyebabkan pembesaran uterus dan tekan kepala janin pada rongga pelvis dapat menekan
vena iliaka dan menyebaban obstruksi aliran balik vena menuju jantung. Selain itu, tekanan
tersebut juga mampu menyebabkan aliran darah melambat dan kerusakan katup vena.
Di dalam kompartemen otot, vena akan mengalirkan darah naik ke atas melawan arah
gravitasi dibantu oleh adanya kontraksi otot yang menghasilkan suatu mekanisme pompa
otot. Pompa ini akan meningkatkan tekanan dalam vena , yang akan menimbulkan distensi
pada vena dan menyebabkan perubahan bentuk menjadi berkelok-kelok.
Kegagalan pada satu katup vena akan memicu terjadinya kegagalan katup-katup lainnya.
Peningkatan tekanan yang berlebihan di dalam sistem vena superficial akan menyebabkan
dilatasi vena secara local (Sulistiyowati,2016).
2
1.5 Phatway
Varises
Dinding pembuluh
darah melebar
Keterbatasan
menggerakkan
Gangguan citra tubuh
ekstremitas
Gangguan mobilitas
fisik
3
1.6 Manifestasi Klinis
Varises vagina bisa saja tidak menimbulkan gejala. Sebagian ibu hamil mungkin baru
menadari ada varises vagina ketika hendak bersalin atau saat dokter melakukan pemeriksaan
jalan lahir. Namun varises vagina juga bisa menimbulkan beberapa gejala, antara lain :
1) Tampak pembengkakan atau benjolan di vagina dan bibir kemaluan (vulva).
2) Tekanan atau rasa sakit pada area vagina.
3) Gatal dan rasa tidak nyaman di panggul dan sekitar vagina.
4) Nyeri saat berhubungan seksual atau berjalan jauh
Gejala yang muncul bisa semakin memburuk jika berdiri terlalu lama, melakukan
aktifitas berat, atau saat sedang kelelahan. Terkadang varises vagina juga disertai dengan
varises pada kaki (Junita.2019).
1.7 Komplikasi
Komplikasi varises vagina yang mungkin terjadi , yaitu deep vein thrombosis atau DVT.
Kondisi ini adalah terjadi penggumpalan darah pada satu atau lebih pembuluh darah vena
dalam. Gumpalan darah tersebut dapat terlepas dan bergerak ke tempat lain di tubuh sehingga
bisa mengancam jiwa. Meski jarang terjadi pada kasus varises vagina, namun dokter akan
memantau pembuluh darah untuk memasktikan tak ada perkembangan menjadi gumpalan
darah (Junita.2019).
4
1.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk varises vagina pada kehamilan dibedakan menjadi dua, yaitu non
operatif dan operatif
1) Non operatif
Non operatif yang paling baik dilakukan adalah melakukan latihan fisik dengan teratur,
melakukan program jalan kaki setiap hari. Tidak berarti para ibu hamil harus menyisihkan
waktu berjam-jam untuk melakukan latihan fisik di tempat gym, atau bahkan melakukan
latihan fisik secara khusus dan mahal. Center Disease and Prevention (CDC) dan
American College of Sports Medicine (ACSm) merekomendasikan bahwa latihan fisik
yang lebih intens yang dilakukan selama 20-60 menit sehari selama 3-5 hari perminggu
menghasilkan kebugaran fisik pada level yang lebih tinggi.
The American College of Obstetricd and Gynecology (ACOG) menambahkan
rekomendasi bahwa ibu hamil harus melakukan latihan fisik seperti wanita yang sedang
tidak hamil dengan syarat bahwa tidak ada komplikasi selama masa kehamilan. Pompa
pada otot vaina ,kaki dan sekitarnya selama berjalan kaki member tekanan yang kuat
untuk mengosongkan vena.
2) Operatif
a. Radio frekuensi ablasi
Teknik ablasi vena menggunakan kateter radiofrekuensi yang diletakkan dalam vena
untuk menghangatkan dinding pembuluh darah dan jaringan sekitar pembuluh darah.
Pemanasan ini menyebabkan denaturasi protein,kontraksi kolagen, dan penutupan vena.
Jumlah energi yang diberikan di monitor melalui sensor termal yang diletakkan di
dalam pembuluh darah. Sensor ini mengatur suhu agar ablasi endotel terjadi.
b. Endovenous laser therapy
Keuntungan yang didapat menggunakan pilihan terapi ini adalah dapat dilakukan pada
pasien poliklinis dibawah anastesi lokal. Prosedurnya EVLT menggunakan fibber laser
yang dimasukkan ke distal VSM sampai SFJ dibawah control USG.
EVLT tidak menyebabkan vena segera menjadi mengecil bila dibandingkan dengan FR
ablation, tetapi vena akan mengecil secara gradual beberapa minggu sampai tidak
tampak setelah 6 bulan dengan pemerisaan USG (Sulistiyowati,2016).
5
BAB 2
KONSEP ASUHANKEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
1) Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record
dan lain – lain.
2) Keluhan utama
- Keluhan utama yang dirasakan pasien saat itu.
- Keluhan saat pengkajian
3) Riwayat penyakit sekarang
Keadaan dan kondisi pasien saat ini
4) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pasien
5) Riwayat penyakit keluarga
Penyakit yang mungkin diderita keluarga pasien
6) Riwayat kebidanan masa lalu
Meliputi riwayat persalinan pasien, jumlah anak, riwayat menstruasi,dll
7) Pemeriksaan fisik ibu hamil
a. Penampilan umum (postur tubuh, penampilan, kesadaran)
b. TTV(TD,Nadi,RR,BB,TB)
c. Wajah dan kepala
- wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
- mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikterik pada sclera.
- mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis,dll
d. Leher : ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid , pembesaran kelenjar limfe
e. Dada
- paru : kaji keadaan paru-paru pasien, ekspansi dada,auskultsi bunyi nafas dan
vocal premitus
- jantung : kaji irama jantung pasien, ada tidaknya suara jantung tambahan
- payudara : ada tidaknya benjolan, kesimetrisan, kebersihan areola/mamae
6
f. Abdomen : observasibentuk dan kesimetrisan abdomen, ada tidaknya lesi dan edema,
linea alba, striae gravidarum, gerakan janin, DJJ, lakukan pemeriksaan leopod I-IV.
g. Ekstremitas
- atas :ada tidaknya edema, varises, reflex bisep/trisep
- bawah : ada tidaknya odema, varises, tonus otot, dll
h. Vulva : ada tidaknya luka, benjolan , odema, cairan abnormal, hemoroid, varises
8) Pola kebiasaan sehari-hari
Meliputi kebiasaan pasien sehari-hari sebelum sakit dan saat sakit
7
2.3 Intervensi Keperawatan
No. SDKL SLKI SIKI
Dx
1 Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperwatan MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
iskemia jaringan sekunder 1x12 jam diharapkan nyeri pasien
1. Observasi
(D.0077) berkurang atau hilang lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
Outcome :
Identifikasi skala nyeri
Tingkat Nyeri Menurun (L.08006) Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
2. Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Control lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
8
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
3. Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
9
3. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
Anjurkan melakukan ambulasi dini
Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke
kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
3 Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tidakan keperawatan PERAWATAN INTEGRITAS KULIT (I.11353)
1x 24 jam integritas kulit pasien
berhubungan dengan
kembali normal 1. Observasi
insufisiensi vaskular Identifikasi penyebab gangguan integritas
Outcome : kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan
(D.0129)
Integritas Kulit Dan Jaringan status nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu
meningkat (L.14125) lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
2. Terapeutik
Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
Lakukan pemijatan pada area penonjolan
tulang, jika perlu
Bersihkan perineal dengan air hangat,
terutama selama periode diare
Gunakan produk berbahan petrolium atau
minyak pada kulit kering
Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitif
Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
kulit kering
3. Edukasi
Anjurkan menggunakan pelembab (mis.
Lotin, serum)
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
10
Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime
Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada diluar rumah
4 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan PROMOSI CITRA TUBUH ( I.09305)
berhubungan dengan dilatasi keperawatan selama 2x24 jam
1. Observasi
pembuluh darah vena diharapkan citra tubuh pasien Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan
tahap perkembangan
(D.0083) meningkat
Identifikasi budaya, agama, jenis kelami, dan
Outcome : umur terkait citra tubuh
Identifikasi perubahan citra tubuh yang
Harapan meningkat ( L.09068 )
mengakibatkan isolasi sosial
Monitor frekuensi pernyataan kritik tehadap
diri sendiri
Monitor apakah pasien bisa melihat bagian
tubuh yang berubah
2. Terapiutik
Diskusikan perubahn tubuh dan fungsinya
Diskusikan perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diri
Diskusikan akibat perubahan pubertas,
kehamilan dan penuwaan
Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi
citra tubuh (mis.luka, penyakit, pembedahan)
Diskusikan cara mengembangkan harapan
citra tubuh secara realistis
Diskusikan persepsi pasien dan keluarga
tentang perubahan citra tubuh
3. Edukasi
Jelaskan kepad keluarga tentang perawatan
11
perubahan citra tubuh
Anjurka mengungkapkan gambaran diri
terhadap citra tubuh
Anjurkan menggunakan alat bantu( mis.
Pakaian , wig, kosmetik)
Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung( mis. Kelompok sebaya).
Latih fungsi tubuh yang dimiliki
Latih peningkatan penampilan diri (mis.
berdandan)
Latih pengungkapan kemampuan diri kepad
orang lain maupun kelompok
12
DAFTAR PUSTAKA
13