Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

VARISES DALAM KEHAMILAN

Disusun Untuk Tugas Praktik Daring Keperawatan Maternitas

Yang Diampu Oleh Rani Diana Balqis, S.Kep.Ners

OLEH :

Ni Luh Putu Melia Krisda Yani

202004038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan ini dibuat oleh :

Nama : Ni Luh Putu Melia Krisda Yani

NIM : 202004038

Judul : Laporan Pendahuluan Varises Dalam Kehamilan

Telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing, pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Rani Diana Balqis, S.Kep.Ners


NIK: 06089044

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB 1. KONSEP PENYAKIT

1.1 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Sirkulasi.....................................................1

1.2 Definisi Varises...........................................................................................1

1.3 Etiologi .......................................................................................................1

1.4 Patofisiologi................................................................................................2

1.5 Phatway.......................................................................................................3

1.6 Manifestasi Klinis.......................................................................................4

1.7 Komplikasi .................................................................................................4

1.8 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................5

1.9 Penatalaksanaan .........................................................................................5

BAB 2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian...................................................................................................6

2.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................7

2.3 Intervensi.....................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

iii
BAB 1
KONSEP DASAR PENYAKIT

1.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Vaskuler


Vagina mempunyai banyak vaskularisasi. Bagian proksmal (1/3 bagian atas) di
vaskularisasi oleh cabang arteri uterine dan 1/3 bagian tengah divaskularisasi oleh arteri
vaginalis, dan bagian distal (1/3 bagian bawah) divaskularisasi oleh arteri hemoroidalis
media dan arteri pudendus. Arteri vaginalis dapat berasal secara bervariasi dari arteri uterine
vesikalis inferior dan secara langsung berasal dari arteri iliaka interna. Pada masing-masing
tingkat, suplai vaskularisasi dari tiap sisi beranastomosis pada dinding vagina posterior dan
inferior dengan pembuluh darah kolateral yang sesuai. Pleksus vena yang luas mengelilingi
vagina dan mengikuti perjalanan arteri (Sulistiyowati,2016).

1.2 Definisi Varises


Varises atau varicose vein adalah pembuluh darah balik yang melebar yang berliku-liku
sehingga menonjol pada permukaan kulit. Pada orang-orang tertentu pembuluh balik yang
terdapat di tungkai dengan mudahnya mekar atau bengkak (Maha,dkk.2013).
Varises vagina pada kehamilan adalah varises yang muncul di permukaan dinding
vagina. Kondisi ini dialami oleh 1-2 dari 10 ibu hamil dan biasaya terjadi pada usia
kehamilan memasuki trimester ketiga, saat pembuluh darah bagian bawah semakin melebar
seiring perkembangan janin (Junita.2019)

1.3 Etiologi Varises


1) Faktor kehamilan
Terjadi perubahan bertambahnya beratbadan tubuh karena kehamilan, bertambahnya
volume darah saat kehamilan, tekanan tersebut dapat menyebabkan aliran darah melambat
dan kerusakan katup vena
2) Faktor hormonal
Selama masa kehamilan banyak perubahan fisik yang dipengaruhi oleh hormone estrogen
dan progestero. Kedua hormone tersebut saling mempengaruhi keadaan fisik ibu hamil
secara keseluruhan. Varises vagina, dipengaruhi oleh peningkatan dari hormone

1
progesterone dan estrogen. Peningkatan hormone progesterone selama masa kehamilan
dapat menyebabkan dilatasi dinding vena dan berkurangnya elastisitas dinding vena,
sedangkan perubahan hormone estrogen dapat menyebabkan relaksasi otot polos,
perlunakan jaringan kolagen sehingga dapat menyebabkan meningkatnya densibilitas.
Selain itu pada pembuluh darah akan terjadi peningkatan permeabilitas kapiler dan
timbulnya odem (Sulistiyowati,2016).

1.4 Patofisiologi
Perubaha hormonal dan perubahan berat badan tubuh menjadi penyebab utama terjadinya
varises vagina pada kehamilan. Peningkatan hormone progesterone dan estrogen selama
masa kehamilan disebutkan mempengaruhi keadaan katup pada pembuluh darah vena,
dilataasi dinding pembuluh darah dan kurangnya elastisitas pembuluh darah vena. Sehingga
aliran darah dari vena menuju jantung terhambat. Selain itu, perubahan berat badan tubuh ibu
selama masa kehamilan juga berpengaruh. Berat badan yang semakin bertambah juga
meningkatkan tekanan hidrostati pembuluh darah vena. Pertumbuhan janin yang
menyebabkan pembesaran uterus dan tekan kepala janin pada rongga pelvis dapat menekan
vena iliaka dan menyebaban obstruksi aliran balik vena menuju jantung. Selain itu, tekanan
tersebut juga mampu menyebabkan aliran darah melambat dan kerusakan katup vena.
Di dalam kompartemen otot, vena akan mengalirkan darah naik ke atas melawan arah
gravitasi dibantu oleh adanya kontraksi otot yang menghasilkan suatu mekanisme pompa
otot. Pompa ini akan meningkatkan tekanan dalam vena , yang akan menimbulkan distensi
pada vena dan menyebabkan perubahan bentuk menjadi berkelok-kelok.
Kegagalan pada satu katup vena akan memicu terjadinya kegagalan katup-katup lainnya.
Peningkatan tekanan yang berlebihan di dalam sistem vena superficial akan menyebabkan
dilatasi vena secara local (Sulistiyowati,2016).

2
1.5 Phatway

Kehamilan meningkatkan produksi hormone progesterone


yang merangsang pelebaran pembuluh darah vena pada area
vagina

Varises

Tekanan pada vena


meningkat

Dinding pembuluh
darah melebar

Merangsang ujung Menekan jaringan


saraf kulit kulit

Nyeri Menimbulkan Menjepit saraf


tonjolan pembuluh
darah

Kram, nyeri dan


Perubahan dalam kesemutan
Gangguan integritas
penampilan kulit

Keterbatasan
menggerakkan
Gangguan citra tubuh
ekstremitas

Gangguan mobilitas
fisik

3
1.6 Manifestasi Klinis
Varises vagina bisa saja tidak menimbulkan gejala. Sebagian ibu hamil mungkin baru
menadari ada varises vagina ketika hendak bersalin atau saat dokter melakukan pemeriksaan
jalan lahir. Namun varises vagina juga bisa menimbulkan beberapa gejala, antara lain :
1) Tampak pembengkakan atau benjolan di vagina dan bibir kemaluan (vulva).
2) Tekanan atau rasa sakit pada area vagina.
3) Gatal dan rasa tidak nyaman di panggul dan sekitar vagina.
4) Nyeri saat berhubungan seksual atau berjalan jauh
Gejala yang muncul bisa semakin memburuk jika berdiri terlalu lama, melakukan
aktifitas berat, atau saat sedang kelelahan. Terkadang varises vagina juga disertai dengan
varises pada kaki (Junita.2019).

1.7 Komplikasi
Komplikasi varises vagina yang mungkin terjadi , yaitu deep vein thrombosis atau DVT.
Kondisi ini adalah terjadi penggumpalan darah pada satu atau lebih pembuluh darah vena
dalam. Gumpalan darah tersebut dapat terlepas dan bergerak ke tempat lain di tubuh sehingga
bisa mengancam jiwa. Meski jarang terjadi pada kasus varises vagina, namun dokter akan
memantau pembuluh darah untuk memasktikan tak ada perkembangan menjadi gumpalan
darah (Junita.2019).

1.8 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan seluruh area
yang mengalami obstruksi dan refluks dalam sistem vena superficial dan vena prefunda.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu venografi dengan kontras, MRI,MRV dan USG
color-flow dupleks.
USG dupleks merupakan pemeriksaan imaging standar yang digunakan untuk diagnosis
syndrome insufisien varises dan untuk perencanaan serta pemetaan preoprasi. Pemeriksaan
paling sensitive dan spesifik adalah dengan menggunakan Magnetic Resonnce Venography
(MRV), ini dapat digunakan untuk pemeriksaan pada kelainan sistem vena superficial pada
tungkai bawah dan velvis (Sulistiyowati,2016).

4
1.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk varises vagina pada kehamilan dibedakan menjadi dua, yaitu non
operatif dan operatif
1) Non operatif
Non operatif yang paling baik dilakukan adalah melakukan latihan fisik dengan teratur,
melakukan program jalan kaki setiap hari. Tidak berarti para ibu hamil harus menyisihkan
waktu berjam-jam untuk melakukan latihan fisik di tempat gym, atau bahkan melakukan
latihan fisik secara khusus dan mahal. Center Disease and Prevention (CDC) dan
American College of Sports Medicine (ACSm) merekomendasikan bahwa latihan fisik
yang lebih intens yang dilakukan selama 20-60 menit sehari selama 3-5 hari perminggu
menghasilkan kebugaran fisik pada level yang lebih tinggi.
The American College of Obstetricd and Gynecology (ACOG) menambahkan
rekomendasi bahwa ibu hamil harus melakukan latihan fisik seperti wanita yang sedang
tidak hamil dengan syarat bahwa tidak ada komplikasi selama masa kehamilan. Pompa
pada otot vaina ,kaki dan sekitarnya selama berjalan kaki member tekanan yang kuat
untuk mengosongkan vena.
2) Operatif
a. Radio frekuensi ablasi
Teknik ablasi vena menggunakan kateter radiofrekuensi yang diletakkan dalam vena
untuk menghangatkan dinding pembuluh darah dan jaringan sekitar pembuluh darah.
Pemanasan ini menyebabkan denaturasi protein,kontraksi kolagen, dan penutupan vena.
Jumlah energi yang diberikan di monitor melalui sensor termal yang diletakkan di
dalam pembuluh darah. Sensor ini mengatur suhu agar ablasi endotel terjadi.
b. Endovenous laser therapy
Keuntungan yang didapat menggunakan pilihan terapi ini adalah dapat dilakukan pada
pasien poliklinis dibawah anastesi lokal. Prosedurnya EVLT menggunakan fibber laser
yang dimasukkan ke distal VSM sampai SFJ dibawah control USG.
EVLT tidak menyebabkan vena segera menjadi mengecil bila dibandingkan dengan FR
ablation, tetapi vena akan mengecil secara gradual beberapa minggu sampai tidak
tampak setelah 6 bulan dengan pemerisaan USG (Sulistiyowati,2016).

5
BAB 2
KONSEP ASUHANKEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
1) Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record
dan lain – lain.
2) Keluhan utama
- Keluhan utama yang dirasakan pasien saat itu.
- Keluhan saat pengkajian
3) Riwayat penyakit sekarang
Keadaan dan kondisi pasien saat ini
4) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pasien
5) Riwayat penyakit keluarga
Penyakit yang mungkin diderita keluarga pasien
6) Riwayat kebidanan masa lalu
Meliputi riwayat persalinan pasien, jumlah anak, riwayat menstruasi,dll
7) Pemeriksaan fisik ibu hamil
a. Penampilan umum (postur tubuh, penampilan, kesadaran)
b. TTV(TD,Nadi,RR,BB,TB)
c. Wajah dan kepala
- wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
- mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikterik pada sclera.
- mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis,dll
d. Leher : ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid , pembesaran kelenjar limfe
e. Dada
- paru : kaji keadaan paru-paru pasien, ekspansi dada,auskultsi bunyi nafas dan
vocal premitus
- jantung : kaji irama jantung pasien, ada tidaknya suara jantung tambahan
- payudara : ada tidaknya benjolan, kesimetrisan, kebersihan areola/mamae

6
f. Abdomen : observasibentuk dan kesimetrisan abdomen, ada tidaknya lesi dan edema,
linea alba, striae gravidarum, gerakan janin, DJJ, lakukan pemeriksaan leopod I-IV.
g. Ekstremitas
- atas :ada tidaknya edema, varises, reflex bisep/trisep
- bawah : ada tidaknya odema, varises, tonus otot, dll
h. Vulva : ada tidaknya luka, benjolan , odema, cairan abnormal, hemoroid, varises
8) Pola kebiasaan sehari-hari
Meliputi kebiasaan pasien sehari-hari sebelum sakit dan saat sakit

2.2 Diagnosa Keperawatan


1) Nyeri b/d iskemia jaringan sekunder.
2) Gangguan integritas kulit b/d insufisiensi vaskular.
3) Gangguan mobilitas fisik b/d keterbatasan aktivitas akibat nyeri.
4) Gangguan citra tubuh b/d dilatasi pembuluh darah vena

7
2.3 Intervensi Keperawatan
No. SDKL SLKI SIKI
Dx
1 Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperwatan MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
iskemia jaringan sekunder 1x12 jam diharapkan nyeri pasien
1. Observasi
(D.0077) berkurang atau hilang  lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
Outcome :
 Identifikasi skala nyeri
Tingkat Nyeri Menurun (L.08006)  Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
2. Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
 Control lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur

8
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
3. Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan DUKUNGAN AMBULASI (1.06171)


berhubungan dengan keperawatan 1x24 jam diharapkan
1. Observasi
keterbatasan aktifitas akibat mobilitas pasien dapat kembali normal  Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya
nyeri Outcome :
 Identifikasi toleransi fisik melakukan
(D.0054) Mobilitas Fisik meningkat (L.05042) ambulasi
 Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai ambulasi
 Monitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi
2. Terapeutik
 Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
bantu (mis. tongkat, kruk)
 Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika
perlu
 Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan ambulasi

9
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
 Anjurkan melakukan ambulasi dini
 Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke
kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)

3 Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tidakan keperawatan PERAWATAN INTEGRITAS KULIT (I.11353)
1x 24 jam integritas kulit pasien
berhubungan dengan
kembali normal 1. Observasi
insufisiensi vaskular  Identifikasi penyebab gangguan integritas
Outcome : kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan
(D.0129)
Integritas Kulit Dan Jaringan status nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu
meningkat (L.14125) lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
2. Terapeutik
 Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
 Lakukan pemijatan pada area penonjolan
tulang, jika perlu
 Bersihkan perineal dengan air hangat,
terutama selama periode diare
 Gunakan produk berbahan petrolium  atau
minyak pada kulit kering
 Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitif
 Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
kulit kering
3. Edukasi
 Anjurkan menggunakan pelembab (mis.
Lotin, serum)
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

10
 Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
 Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime
 Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada diluar rumah

4 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan PROMOSI CITRA TUBUH ( I.09305)
berhubungan dengan dilatasi keperawatan selama 2x24 jam
1. Observasi
pembuluh darah vena diharapkan citra tubuh pasien  Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan
tahap perkembangan
(D.0083) meningkat
 Identifikasi budaya, agama, jenis kelami, dan
Outcome : umur terkait citra tubuh
 Identifikasi perubahan citra tubuh yang
Harapan meningkat    ( L.09068 )
mengakibatkan isolasi sosial
 Monitor frekuensi pernyataan kritik tehadap
diri sendiri
 Monitor apakah pasien bisa melihat bagian
tubuh yang berubah
2. Terapiutik
 Diskusikan perubahn tubuh dan fungsinya
 Diskusikan perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diri
 Diskusikan akibat perubahan pubertas,
kehamilan dan penuwaan
 Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi
citra tubuh (mis.luka, penyakit, pembedahan)
 Diskusikan cara mengembangkan harapan
citra tubuh secara realistis
 Diskusikan persepsi pasien dan keluarga
tentang perubahan citra tubuh
3. Edukasi
 Jelaskan kepad keluarga tentang perawatan

11
perubahan citra tubuh
 Anjurka mengungkapkan gambaran diri
terhadap citra tubuh
 Anjurkan menggunakan alat bantu( mis.
Pakaian , wig, kosmetik)
 Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung( mis. Kelompok sebaya).
 Latih fungsi tubuh yang dimiliki
 Latih peningkatan penampilan diri (mis.
berdandan)
 Latih pengungkapan kemampuan diri kepad
orang lain maupun kelompok

12
DAFTAR PUSTAKA

Maha,dkk.(2013) Pengaruh Penggunaan Hak Tinggi Terhadap Resiko Timbulnya Varises


Pada Tungkai Bawah. Jurnal e-Biomedik, Volume 1,Nomor 3. Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Junita. (2019) Varises Vagina. https://www.alodokter.com
Sulistiyowati.(2016). Varises Vagina Pada Kehamilan. Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Indonesia Jakarta. https://id.scribed.com

13

Anda mungkin juga menyukai