Anda di halaman 1dari 9

LAMPIRAN

Gambar 1. CT peritoneogram potongan sagital (CT setelah pemberian media kontras melalui kateter dialisa
peritoneal) dikaitkan dengan diagram skematik yang menunjukkan rongga peritoneum. C, colon; S, gaster; L,
hepar. 3

Gambar 2. Diagram skematik menunjukkan proses pembentukan rongga peritoneum sejak dari fetus sampai
dewasa. R, ruang peritoneum kanan; L, ruang peritoneum kiri; St, gaster; S, lien.7

Gambar 3. Diagram skematik menunjukkan proses pembentukan rongga peritoneum sejak dari fetus sampai
dewasa. St, gaster; S, lien.7
Gambar 4. Ilustrasi skematik ruang-ruang peritoneum dan ligamentum dikaitkan dengan gambaran CT
peritoneogram potongan axial. Tampak ilustrasi kompartemen supramesocolika.7

Gambar 5. Diagram skematik potongan coronal pada kondisi sistema usus intraperitoneal dihilangkan untuk
menggambarkan kompartemen supramesocolika, inframesocolika, dan rongga pelvis, serta letak omentum dan
mesenterium. S, usus halus; C, colon; D, duodenum.6

Gambar 6. Diagram yang menunjukkan ruang-ruang peritoneal. RPG, ruang paracolika kanan; LPG ruang
paracolika kiri.3
Gambar 7. CT peritoneogram potongan coronal dan sagital menunjukkan ruang-ruang peritoneum. Ruang
subphrenika kiri dan ruang paracolika kiri dibatasi oleh ligamentum phrenicocolika.3

Gambar 8. CT peritoneogram potongan axial dan coronal menunjukkan lipatan peritoneum dan ruang-ruang
pada pelvis wanita. U, uterus; R, Rectum; RUP, Rectouterine pouch (Cavum Douglas); O, ovarium.10
Gambar 9. Anatomi retroperitoneal. (a) diagram menunjukkan ruang pararenalis anterior (APS) dan posterior
(PPS), ruang perirenalis (PS), bidang retromesenterika (RMP), bidang retrorenal (RRP), dan bidang conal
lateralis (LP). (b) Foto CT potongan axial, pada pria 76 tahun dengan perforasi duodenum yang menjalani
endoscopic retrograde cholangiopancreatography, menunjukkan sejumlah besar udara retroperitoneal pada
bidang retromesenterika (RMP) dan retrorenal (RRP). Ruang pararenal anterior (APS) hampir terbebas dari
udara bebas.2

Gambar 10. CT peritoneogram potongan coronal menunjukkan arah aliran cairan peritoneum (panah biru), dan
area yang lebih sering terjadi stasis cairan (*) dikaitkan dengan diagram skematik setelah sistema usus
intraperitoneal dihilangkan.10

Gambar 11. Gambar MRI T2 potongan sagital, coronal, dan sagital pada pasien dengan disseminated
intraperitoneal hydatid disease menunjukkan penyebaran infeksi menuju area yang mengalami stasis cairan.3
Gambar 12. Gambar CT potongan axial, coronal, dan sagital pasien dengan Gastrointestinal Stromal Tumor
(GIST) yang mengalami metastasis. Tanda panah menunjukkan lokasi deposit metastasis pada ruang
subphrenika kanan (RSS), ruang paracolika kanan (RPG), ruang paracolika kiri (LPG), omentum mayor (GO)
dan rectovesical pouch (RVP).13

Gambar 13. Gambar CT potongan axial dan coronal menunjukkan akumulasi cairan peripancreatik pada pasien
dengan pancreatitis berat. Akumulasi cairan terlihat pada lesser sac, ruang pararenalis anterior kiri, dan ruang
subphrenika kiri.3
Gambar 14. Gambar CT potongan axial dan sagital pasien dengan kanker colorectal menunjukkan penyebaran
metastasis pada peritoneum menuju ruang paracolika dan omentum mayor. L, hepar.3

Gambar 15. Gambar CT potongan axial, sagital, dan coronal pasien dengan kanker gaster menunjukkan
penyebaran metastasis menuju ruang paracolika dan omentum mayor. S, gaster; C, colon; Sp, lien.3

Gambar 16. Potongan sagital pria (kiri) dan wanita (kanan) rongga pelvis menunjukkan peritoneum melapisi
dinding superior kandung kemih, uterus, dan sepertiga proksimal rectum. 8
Gambar 17. Kiri atas: diagram potongan sagital rongga peritoneum regio pelvis. Kanan atas: gambar MRI
pootongan sagital menunjukkan sebaran hidatidosa intraperitoneal pada rectovesical pouch. Kiri bawah:
Gambar MRI T2 potongan sagital menunjukkan recto-vesical pouch. Kanan bawah: Gambar MRI T 2 potongan
sagital menunjukkan cavum Douglas dengan sebaran endometriosis. B, kandung kemih; C, colon; R, rectum; U,
uterus; P, prostat.3

Gambar 18. Gambar CT potongan coronal dan axial pasien dengan perforasi ulkus duodeni (kiri) dan perforasi
diverticulitis colon sigmoideum (kanan) menunjukkan lokasi udara bebas.3
Gambar 19. Kiri. Gambar CT potongan axial menunjukkan kantong cairan berbentuk segitiga diantara
lembaran mesenterium usus halus. Tanda panah menunjukkan cairan diantara lembaran mesenterium setelah
terjadi trauma sistema usus. Kanan. Pola akumulasi cairan bebas setelah terjadi trauma organ solid, pada kasus
ini trauma hepar dan lien.3

Gambar 20.Gambar CT potongan axial dari dua pasien yang berbeda menunjukkan perdarahan intraperitoneal
dan retroperitoneal. Perhatikan bahwa colon (C) terdorong ke anterior oleh cairan retroperitoneal.3
Gambar 21.Kiri. Gambar CT potongan axial dan sagital pasien dengan rupture kandung kemih ekstraperitoneal.
Perhatikan bahwa cairan berada di ruang ektraperitoneal membentuk gambaran”molar tooth”. B, kandung
kemih. Kanan. Ct peritoneogram normal potongan axial, coronal, dan sagital menunjukkan distribusi cairan
intraperitoneal berkaitan dengan kandung kemih.3

Anda mungkin juga menyukai