Anda di halaman 1dari 25

JOURNAL READING

Rupture of the Bowel After Blunt Abdominal Trauma:


Diagnosis with CT
Di susun Oleh :
Alam Pralambang (21409021001)
Cicik mei setyowati (21409021003)
Lailatuz zakiyah (21409021005)
Azka Rosidah (21409021023)
Pembimbing :
dr. Lia Sasdesi Mangiri, Sp. Rad

Kepaniteraan Klinik Radiologi


Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim Semarang
RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang
Periode 23 September 2021 – 23 Oktober 2021
IDENTITAS JURNAL
1. Judul : Rupture of the Bowel After Blunt Abdominal
Trauma : Diagnosis with CT
2. Author: Stuart E Mirvis. David R Gens.
Kathirkamanathan Shanmuganathan
3. Publisher : American Roentgen Ray Society
4. Referensi : 12 referensi
Abstrak
OBJEKTIF Keakuratan CT-Scan dalam mendeteksi cedera organ viscera padat pasca trauma
tumpul diketahui baik, namun nilai CT-Scan dalam mendiagnosis ruptur usus akibat trauma
tumpul masih menjadi perdebatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sensitivitas CT-
Scan dalam mendiagnosis ruptur usus pasca trauma.
SUBJEK DAN METODE Selama 15 bulan, 17 CT-Scan preoperatif didapatkan pada pasien
yang mengalami ruptur usus yang dilaporkan melalui pembedahan. Baik temuan CT-Scan
secara preoperatif (prospektif) dan retrospektif telah di analisis pada pasien. Interpretasi
retrospektif dibuat berdasarkan consensus dari dua ahli radiologi.
Abstrak
HASIL Perforasi usus yang dikonfirmasi secara pembedahahan terdapat di duodenum (lima),
ileum (empat), jejunum (empat), colon (empat), dan gaster (dua). Temuan CT-Scan yang
dianggap mendiagnosis dari perforasi usus ditemukan secara prospektif pada 10 (59%) dari 17
scan; yang termasuk di dalamnya adalah pneumoperitoneum tanpa peritoneal lavage
sebelumnya (enam), udara bebas pada mesenterika, intramural atau retroperitoneal (enam),
atau visualisasi langsung dari diskontinuitas dinding usus atau ekstravasasi isi usus (empat).
Abstrak
HASIL
Temuan CT-Scan secara prospektif dianggap sugestif dari perforasi usus terdapat pada lima
(29%) dari 17 scan; ini termasuk cairan intraperitoneal dari sumber yang tidak diketahui (tiga),
dinding usus menebal (>4-5 mm) (dua), cairan pararenal anterior kotor tanpa sumber yang
dikenali (satu) dan hematoma pada dinding usus mesenterika (satu). Pada 2 dari 17
pemindaian, temuan hanya terlihat dalam retrospeksi; ini termasuk darah intraperitoneal bebas
tanpa sumber (temuan pada CT-Scan kedua diagnostik) dan pneumoperitoneum. Temuan CT-
Scan diagnostik atau sugestif dari cedera usus terdeteksi secara prospektif pada 15 (88%) dari
17 pemindaian dan dicatat keseluruhan secara retrospektif.
Abstrak
KESIMPULAN CT sensitif untuk diagnosis ruptur usus akibat trauma tumpul, tetapi
pemeriksaan dan teknik yang cermat diperlukan untuk mendeteksi temuan yang seringkali
tidak ditemukan.
Pendahuluan
● Sensitivitas CT dalam mendeteksi ruptur usus tetap harus dikonfirmasi.
● Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa sensitivitas CT buruk
untuk melihat kerusakan atau cedera pada usus, sedang yang lainnya
mengklaim bahwa sensitivitas CT tinggi untuk mendiagnosis cedera pada
usus dan untuk membedakan cedera usus yang memerlukan intervensi
pembedahan.
● Perbedaan dalam pengamatan ini mungkin timbul dari tipe studi interpretasi
prospektif dan retrospektif.
Pendahuluan
● Kecanggihan CT pada peralatan yang digunakan, keahlian dalam
pembacaan, tipe usus atau cedera mesenterika yang di evaluasi dalam
penelitian misalnya ruptur usus, robekan serosal, cedera mesenterika,
cedera iskemik dan memar pada dinding usus.
● Mengingat kontroversi ini, kami melakukan analisis baik prospektif dan
retrospektif dari interpretasi CT Scan pasien dengan ruptur usus yang
terbukti secara pembedahan di identifikasi dari trauma registri.
Subjek dan Metode Penelitian
● CT scan diperoleh dengan menggunakan alat Siemens DRH, dengan
waktu pemindaian rutin selama 3 detik atau Siemens Hi-Q dengan
waktu pemindaian rutin selama 2 detik
● Ketika pemindai DRH digunakan, material kontras diberikan IV sebagai
bolus yang disuntikkan dengan tangan sebanyak 100 ml Renografin 60%
(Squibb Diagnostics) sebelum pemindaian; ini diikuti dengan infus
material kontras 30% (rata-rata, 200 ml). Ketika pemindai Hi-Q
digunakan, material kontras diberikan IV sebagai bolus injeksi daya
dengan 100 ml Hypaque 60% (pada 2 mI/dtk) sebelum pemindaian; ini
diikuti dengan tambahan infus 50-1 00 ml material kontras 60% dengan
kecepatan 0,7-1,0 mI/dtk
Subjek dan Metode Penelitian
Fig. 1.—Jejunal pertoration in 17- year-old involved in motorcycle acci- dent.
A, CT scan shows intreperitoneel fluid below diaphragm on both sides and minimal pneumoperitoneum (er•
B, CT scan through mid abdomen shows intraperitoneal free fluid and markedly thickened loope of proximal portion of small bowel (arrows).
Jejunal tr•neection wee confirmed st surgery.
(Reprinted with permission from

● A, CT scan menunjukkan cairan


intraperitoneal di bawah diafragma di kedua
sisi dan pneumoperitoneum minimal (panah).

● B, CT scan melalui perut bagian tengah


menunjukkan cairan intraperitoneal bebas
dan lengkung proksimal yang sangat
menebal di bagian dari usus kecil (panah).
Transeksi (pengirisan melintang) jejunum
dikonfirmasi pada operasi.
Gambar 1.-Perforasi (pembolongan) jejunum pada
usia 17 tahun yang terlibat dalam kecelakaan
sepeda motor.
Hasil
● Pada 19 operasi bedah dengan diagnosis rupture usus ditemukan 5
duodenum, 4 jejunum, 4 ileum, 4 colon dan 2 abdomen.
● Pada preoperative CT yang dilakukan didapatkan temuan (gambaran )
dengan diagnosis rupture usus terdapat 10 ( 63%) pasien dari 16 pasien.
Termasuk pneumoperitoneum tanpa sebab intrathorax dan peritoneal pada
ke enam gambar yaitu gas extraperitoneal pada mesenterium, dinding usus,
retroperitoneum, visualisasi direct dari dinding usus yang kontinyu,
extravasasi extraluminal dari material contras atau feces. Termasuk
penebalan dinding usus,cairan bebas intraperitoneal dan anterior pararenal
atau cairan intramesenterium.
Hasil
● Pada pemeriksaan CT terdapat gambaran yang dicurigai rupture usus
terdapat dari 5 dari 17 gambaran pada interpretasi prospective, termasuk
penebalan dinding usus dan dinding usus transmural yang hematom. Dua
temuan tersebut tidak pada interpretasi prospective namun pada
interprestasi retrospective.
● Seorang pasien memiliki minimal cairan pelvic bebas dengan attenuasi
rendah tanpa diketahui penyebabnya.
● CT scan pra operasi diperoleh 44 jam setelah studi awal karena pasien
mengalami nyeri perut dan demam meningkat yang menunjukan gambaran
CT rupture usus termasuk pneumoperitoneum dan cairan intraperitoneal
bebas
Hasil
● Temuan awal pada CT pada pasien lainnya termasuk pneumoperitoneum
dan gas omentum perigastrik. Pasien tersebut memiliki beberapa cedera
berat pada solid viscera diperlukan pada laparotomy darurat.
● Secara keseluruhan , diagnosis atau kecurigaan pada rupture usus
ditemukan pada interpestasi prospective 15 (88%) dari CT dan pada semua
kasus interpretasi prospektif.
● Tidak ada pasien yang diperiksa dengan ct pada trauma tumpul abdomen
dan dengan pemeriksaan CT pada rupture usus akan sembuh tanpa operasi
Pembahasan
● Beberapa penelitian menunjukan akurasi CT untuk mendiagnosis rupture
usus dengan dilakukan laparotomy masih rendah
● Evaluasi hasil CT pada 83 pasien dengan operasi perforasi usus halus,
pada 3 pasien trauma yang ditemukan pada gambaran CT tidak sesuai,
meskipun pada satu pasien dengan trauma duodenal didapatkan gambaran
CT yang sesuai dengan interpretasi retrospective, 2 dari 83 pasien dengan
CT yang dicurigai duodenal rupture tidak terdapat trauma saat operasi
hasilnya positif palsu
Pembahasan

●Gambar 2
●Perforasi duodenal pada wanita
28 tahun setelah kecelakaan lalu
linta sdengan sepeda motor.
●A. CT scan melewati abdomen
medial menunjukan ekstravasasi
media contras dari posterior
segmen ketiga duodenum
Pembahasan

●B. Pada bagian yang lebih caudal


CT scan menunjukan satu bagian
besar dan beberapa bagian kecil
irregular terdapat gas pada
mesenterium, cairan yang membedah
sampai mesenterium dan cairan
mengisi penuh usus halus.
Pembahasan

●C. CT scan melewati pelvis atas


menunjukan pada caudal, gas
pemisah mesenterium masih jauh
Pembahasan
Gambar 3
●Rupture duodenal pada 16 tahun dengan
trauma tumpul, pada CT scan menunjukan
penebelan pada dinding duodenal dan titik
gas pada dinding. Gas berlanjut sampai
dinding gallbladder, melewati cairan bebas
intraperitoneum dan pneumoperitonium.
Pembahasan
Gambar 4
●Perforasi cecal pada pasien 40 tahun
yang menunjukan trauma tabrakan
●A. CT scan melewati bagian atas
abdomen yang menunjukan gas
retroperitoneal dan pneumoperitoneum
●B. CT scan melewati abdomen bawah
cecum yang mengalami kelainan dengan
extrusi feces sampai pericolic kanan.
Perforasi cecal dikonfirmasi dengan
pembedahan
Pembahasan

●Gambar 5
●Gangguan duodenal pada pasien 18 tahun setelah kecelakaan sepeda motor
●A. CT Scan yang melewati medial abdomen menunjukan perforasi dari posterior dinding duodenal dan cairan di anterior
pararenal dengan jelas.
●B. Pada bagian yang lebih caudal CT scan menunjukan ekstavasasi dari anterior pararenal dan gangguan mendadak pada
segmen ketiga duodenal. Perforasi dari segmen kedua atau ketiga duodenum dikonfirmasi dengan pembedahan.
Gambar 6. Kemungkinan ruptur jejunum pada anak berusia 17 tahun setelah
cedera. CT scan menunjukkan tanda penebalan jejunum proksimal (panah).
Beberapa cairan intraperitoneal (tidak ditampilkan) juga diamati. Ruptur jejunum
proksimal ditegakkan diagnosis dengan operasi.
Gambar 7. Ruptur duodenum pada wanita 32 tahun yang
terlibat dalam kecelakaan kendaraan bermotor

B CT scan lebih kaudal menunjukkan gangguan


CT scan menunjukkan cairan retroperitoneal
pada bagian ketiga duodenum (panah). Pada
(pararenal anterior) dan penyempitan bagian
pembedahan, ditemukan ruptur duodenum
ketiga duodenum (panah). Beberapa cairan
bagian kedua dan ketiga
intraperitoneal hadir
Gambar 8. Kemungkinan ruptur usus pada usia 20 tahun setelah tabrakan kendaraan
bermotor. CT scan menunjukkan massa heterogen yang besar di kuadran kanan bawah
perut. Suspek diagnostik termasuk hematoma usus atau mesenterika. Pada pembedahan,
ditemukan hematoma transmural cecal besar dan perforasi kolon asendens, yang
memerlukan reseksi segmental.
Gambar 9. Keterlambatan diagnosis perforasi usus pada usia 50
tahun cedera dalam kecelakaan sepeda motor

A B CT scan diperoleh 2 hari setelah A, karena


pasien mengalami sakit perut dan demam,
Awalnya temuan pada CT scan normal. Pada
menunjukkan pneumoperitoneum yang jelas
tinjauan retrospektif, sedikit jumlah cairan
dan cairan intraperitoneal bebas. Saat operasi,
intraperitoneal bebas (panah) diakui di panggul
jejunum yang pecah adalah didiagnosis.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai