Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
PK. Anemia Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala anemia.
Populasi Risiko Tinggi: keperawatan selama Pantau nilai laboratorium.
Tempat tinggi. …………., perawat dapat
Penerbanagan tanpa tekanan. menangani dan Pantau tanda sindrom dada akut (demam dan
Dehidrasi. meminimalkan nyeri dada).
Aktivitas fisik keras. ; PK. Anemia dengan Pantau tanda infeksi (demam, nyeri, menggigil
Suhu dingin. gejala: dan peningkatan SDP).
Infeksi. ; Lemah Pantau perubahan neurologis (gangguan bicara,
Alkoholisme. ; Letargi sakit kepala, kebas).
Perokok. Pantau tanda dan gejala disfungsi splenik.
; Lelah
; Pucat Pantau tanda dan gejala krissi limpa seperti lesu,
; Dispneau pucat, tidak bergairah, nadi cepat, pernafasan
dangkal dan tekanan darah rendah.
Pantau adanya tanda dan gejala nyeri tulang,
nyeri dada, nyeri gaster, sakit kepala, pusing dan
distres lambung.
Berikan obat sesuai terapi seperti transfusi,
analgesik, obat-obtan antisabit.
Pantau secara teratur.
PK. Insufisiensi ginjal Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala insufisiensi ginjal.
Populasi Risiko Tinggi: keperawatan selama Timbang berat badan setiap hari.
Nekrosis tubulus ginjal karena iskemik. …………., perawat dapat
Nekrosis tubulus ginjal karena menangani dan Pertahankan masukan dan keluaran.
keracunan. meminimalkan Jelaskan tujuan managemen cairan kepada
Hipertensi primer. ; PK. Insufisiensi ginjal pasien.
DM. dengan gejala: Sesuaikan masukan cairan setiap hari sesuai
Hemolisis. ; Peningkatan berat jenis dengan pengeluaran cairan ditambah 300-500 cc
urine. perhari.
; Peningkatan natrium Pengukuran cairan dilakukan setiap 8 jam.
urine. Support pasien dan eksplorasi perasaan pasien.
; Insufisiensi haluaran Kerjasama dengan ahli gizi untuk pemberian
urine secara bermakna. cairan dan makanan.
; Peningkatan BUN, Berikan obat-obatan oral sesudah makan.
kreatinin serum, kalium,
Hindari penggunaan cairan IV secara terus-
fosfat, dan ammonia.
; Penurunan clirens menerus.
creatinin. Pantau tanda dan gejala asidosis metabolik
; Edema periorbital, (pernafasan cepat dan dangkal, sakit kepala,
pretibila, pedal dan mual, muntah, PH plasma rendah, perubahan
sacrum. tingkah laku).
Untuk asidosis metabolik, pemberian diit yaitu
tinggi kalori, rendah protein dan lemak.
Kaji tanda dan gejala hipoksemia, hipokalemia
dan alkalosis setelah terapi asidosis.
Konsul dengan dokter apabila pemberian
bikarbonat/asetat dialisa jika tidak dapat
mengoreksi asidosis.
Pantau tanda dan gejala hipernatremia (rasa haus
yang berlebihan, agitasi, kejang).
Berikan pembatasan untk pemberian Nacl.
Pantau keseimbangan elektrolit.
Pantau tanda-tanda perdarahan.
Pantau tanda dan gejala anemia.
Hindarkan penggumpulan bahan pemeriksaan
yang tidak perlu.
Anjurkan pasien untuk sikat gigi menggunakan
alat yang lunak dan hindarkan membersihkan gigi
dengan kasar, konstipasi dan olahraga berat.
Lakukan penekanan pada area apabila terjadi
perdarahan.
Pantau tanda dan gejala hipoalbuminemia (nilai
albumin rendah, edema, hipovolemia dan
peningkatan Ht dan Hb.
Pantau tanda dan gejala hipervolemia.
Pantau tanda dan gejala gagal jantung kongesif
dan penuruhan curah jantung dengan gejala:
peningkatan denyut jantung dan dispneau,
hilangnya bunyi pernafasan, penurunan TD
sistolik, peningkatan atau hilangnya bunyi jantung
s3 dan s4, irama gallop, edema perifer dan
distensi vena jugularis.
PK. Retensi urine Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala retensi urine.
Populasi Risiko Tinggi: keperawatan selama Anjurkan pasien memberitahukan apabila ada
Keadaan pasca operasi. …………., perawat dapat
perasaan tidak nyaman selama berkemih.
Ansietas. menangani dan
Pembesaran prostat. meminimalkan Jika pasien tidak berkemih diantara 8-10 jam post
Efek samping obat-obatan. ; PK. Retensi urine operasi, maka lakukan: sediakan pispot
hangat,kompres daerah perineum dengan air
dengan gejala:
hangat dan anjurkan pasien berkemih.
; Distensi kandung
Apabila pasien tuidak berkemih lebih dari 10 jam
kemih.
maka lakukan pemasangan kaeter sesuai terapi.
; Haluaran urine (30-60
cc setaip 15-30 menit). Pantau secara teratur.
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria Intervensi
Masalah Kolaborasi Hasil
PK. Perdarahan GI Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala perdarahan GI.
Populasi Risiko Tinggi: keperawatan selama Pantau adanya darah dari lambung.
Gangguan sistem GI, hepar dan bilier. …………., perawat dapat
Transfusi lebih dari 5 unit darah. menangani dan Pantau Ph lambung setiap 2-4 jam.
Vasises esofagus. meminimalkan PK. Pasien diposisikan miring kiri datar.
Tukak lambung. Perdarahan GI dengan Evaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi PH.
Defisit trombosit. gejala: Kolaborasi dengan dokter.
Syok. ; Mual.
Luka bakar Pantau TTV secara teratur.
; Hematemesis.
Apbila terpasang pipa nasogastrik, lakukan
; Darah pada feses.
perawatan NGT.
; Penurunan Ht dan Hb.
Pantau nilai laboratorium seperti Hb, Ht, jumlah
; Hipotensi. trombosit, sel darah merah, PT, PTT dan BUN.
; Takikardia. Siapkan transfusi apabila diperlukan (untu
; Daire/konstipasi. membuat ulang status volume).
; Anoreksia.
PK. Efek Merugikan Terapi Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala efek merugi
Antineoplastik keperawatan selama …………., terapi antineoplastik
Populasi Risiko Tinggi: perawat dapat menangani dan Ukur TTV
-Depresi sum sum tulang meminimalkan PK. . Efek
-Infiltrasi ganas pada ginjal dan Merugikan Terapi Antineoplastik Pantau hasil Laboratorium
sumsum tulang gejala: Pantau prosedur pemberian terapi
- lansia ; Sistemik ( hipersensitif, antineoplastik sebelum diberikan
- anak – anak imunosupresi, allopesia, demam Pantau status hidrasi
) Pantau tanda – tanda infeksi
; Kardiovaskular ( gagal jantung Pantau nilai elektrolit
kongesif, disritmia)
Pantau insufisiensi ginjal
; Pernafasan ( fibrosis paru)
Pantau adanya batu ginjal
; Sistem saraf pusat ( sakit kepala,
lemah, depresi, neurotoksik, Pantau adanya neurotoksisitos
kacau mental) Pendidikan kesehatan pada pasien
; Hematologi (anemia, tentang tanda dan gejala infeksi
trombositopenia,
agranulositosis, perdarahan,
hiperurisemia, dan
ketidakseimbngan elektrolit
; Gastrointsetinal (diare, anoreksia,
muntah, mukositis, enteritis,
ulkus intestinal)
; Sistem Hepatik (hepatotoksik)
; Sistem genitourinari (gagal ginjal,
amenorhe, azoospermia, sistitis)
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
PK. Hipokalemia Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala hipokalemia
Populasi Risiko Tinggi: keperawatan selama Anjurkan pasien untuk meningkatkan makan
-Diet gagal …………., perawat dapat
yang mengandung kalium
-Alkalosis metabolik atau respiratorik menangani dan
-Penggunaan diuretik meminimalkan Pantau keadaan pasien
-Penggunaan steroid PK. hipokalemia Pantau nilai laboratorium
-Penggunaan estrogen gejala: Obsevasi sisi IV terhadap infiltrasi
-Luka baker ; Kelemahan/ paralisis Jika pengobatan kalium diberikan secara
-Penurunan pemabsukan kalium ; Refleks tendon parenteral harus diencerkan pada dewasa tidak
-Penyakit hepar menurun boleh lebih dari 20 mEq/jam.
-Asidosis tubuler ginjal ; Hipoventilasi
-Malabsorbsi
-Katabolisme berat
; Perubahan tingkat
-Kekurangan garam kesadaran
-Hemolisis ; Poliuri
; Hipotensi
; Perubahan EKG
; Ileus paralitik
; Mual, muntah dan
anoreksia
PK. Hiperkalemia Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala hiperkalemia
Populasi Risiko Tinggi: keperawatan selama Batasi makanan dan minuman yang mengandung
-Pemasukan kalemia yang berlebihan …………., perawat dapat
kadar kalium yang tinggi
-Gagal ginjal menangani dan
- Kerusakan sel meminimalkan Lakukan latihan rentang gerak pada ekstremitas
- Penggunaan diuretik hemat kalium PK. Hiperkalemia untuk mengurangi kram
- Asidosis metabolik gejala: Pantau nilai Lab
-Transfusi darah lam ; Kelemahan/ paralisis Berikan obar – obatan untuk menurunkan nilai
-Hemoragic internal ; Otot – otot peka kalium, seprti kalsium IV, Natrium bikarbonat, dan
-Kekurangan garam rangsang Resin penukar kation atau Kayexalate
-Hemolisis ; Parestesia
; Oliguria
; Mual, kram
abdomen,diare
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
PK. Hiponatremia Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala hiponatremia
Populasi Risiko Tinggi: keperawatan selama Pantau hasil Lab
- Gagal ginjal …………., perawat dapat
menangani dan Berikan vairan NaCL IV dan jangan teruskan
- Intoksikasi cairan
meminimalkan pengobatan dengan diuretik
- Pengusapan cairan lambung
- Muntah atau diare PK. Hiponatremia
gejala:
- Luka bakar
- Penggunaan diuretik ; Letargi
- Keringat banyak ; Sakit kepala
- Drainase luka berlebihan gagal ; Kelemahan
jantung kongesif ; Nyeri abdomen
- Hiperglikemia ; Otot –otot kedutan atau
- Sindrom malabsorbsi kejang
- Gangguan endokrin ; Mual, muntah diare
PK. Hipernatremia Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala hipernatremia
Populasi Risiko Tinggi: keperawatan selama …………., Pantau hasil Lab
- Bayi perawat dapat menangani dan
meminimalkan Berikan pengganti cairan sesuai nilai
- Lansia
PK. Hipernatremia osmolaritas serum
- Pemasukan cairan tidak adekuat
gejala: Pantau kejang
- Diare
- Kehilangan cairan berlebihan ; Haus Pantau berat badan
- Diabetes insipidus ; Penurunan haluaran urine Pantau masikan dan pengeluaran
- Penasukan natrium yang ; Agitasi
berlebihan ; Kejang
- Koma ; Edema
; Penambahan berat badan
; Takikardi
PK. Hiperkalsemia Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala hiperkalsemia
Populasi Risiko Tinggi: keperawatan selama …………., Pantau hasil Lab
- Masukan vitamin D berlebihan perawat dapat menangani dan
meminimalkan Pemberian natrium fisiologis secara IV
- Hiperparatyroid
PK. Hiperkalsemia dan diuretik
- Penurunan hipoposfattemia
gejala: Berikan terapi yang mengandung fosfor
- Tumor tulang
; Perubahan status mental dan nitramisin
- Kanker
- Pengguanaan diuretic ; Kesemutan oada jari tangan Pantau adanya batu ginjal
- Hormone parathyroid dan kaki
- Hemodialisis ; Anoreksia, mual ,muntah,
- Fraktur multiple konstipasi
- Imobilisasi yang lama ; Kram otot
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Masalah Kolaborasi
PK. Hiperfosfatemia Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala hiperfosfatemia
Populasi Risiko Tinggi: keperawatan selama …………., Pantau hasil Lab
- Pemasukan vitamin D yang perawat dapat menangani dan
berlebihan meminimalkan Berikan antasida yang mengikat fosfor
- Hipoparatyroid PK. Hiperfosfatemia Anjurkan diet yang tinggi kalsium dan
- Gagal ginjal gejala: VIT D
- Tumor tulang ; Kejang Batasi makanan yang mengandung
- Hipokalsemia ; Kesemutan pada jari tangan fosfor
- Laksatif fosfat dan kaki
- Fosfat yang berlebihan ; Kalsifikasi pada jaringan
- Kemoterapi lunak
- Katabolisme
- Asidosis laktat
PK. Hipomagnesia Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala hipomagnesia
keperawatan selama …………., Pantau hasil Lab
perawat dapat menangani dan
meminimalkan Berikan panggantian dengan magnesium
PK. Hipomagnesia sulfat secara parenteral
gejala: Pantau kejang
; Disfagia, mual, anoreksia
; Kelemahan otot
; Tic wajah
; Gerakan yang lambat dan
involunter
; Ketidakaturan irama
jantung
; Kacau mental
PK. Hipermagnesia Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pantau tanda dan gejala
Populasi Risiko Tinggi: selama …………., perawat dapat menangani hipermagnesia
- Gagal ginjal dan meminimalkan PK. Hipermagnesia Pantau hasil Lab
- Dehidrasi berat dengan oliguria gejala:
- pemasukan antasid yang Jika terjadi depresi
; Penurunan tekanan darah
mengandung mannesium yang pernapasan konsultasi
; Bradikardi dengan dokter untuk
berlebih
; Penurunan frekuensi pernapasan dilakukan hemodialisis
- penggunaan tiazid
; Kemerahan
; Letargi
; Kelemahan otot
; Gel. T tinggi
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
PK. Hipoklhoremia Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala hippokhloremia
Populasi Risiko Tinggi: keperawatan selama Pantau hasil Lab
- Kehilangan cairan melalui sal. …………., perawat dapat
Pencernaan menangani dan Pantau tanda – tanda alkalosis metabolik
- Alkalosis metabolic meminimalkan
- DM asidosis PK. Hipokhloremia
- Penggunaan IV dextrosa yang lam gejala:
- Kerinagt yang banyak ; Hiperiritabilitas
- Penggunaan diuretik yang berlebihan ; Pernapasan yang
- Kolitis lambat
- Ulseratif ; TD menurun
-Panas
-Luka bakar berat
- Infeksi akut
PK. Hiperklhoremia Setelah dilakukan tindakan Pantau tanda dan gejala hiperkhloremia
Populasi Risiko Tinggi: keperawatan selama Pantau hasil Lab
- Asidosis metabolik …………., perawat dapat
menangani dan Pantau adanya asidosis metabolik
- Diare berat
- Infus cairan natrium isotonik yang meminimalkan
berlebihan PK. Hiperkhloremia
- Difersi urinari gejala:
- Gagal ginjal ; Lemah
- Sindrom chusing ; Letargi
- Hiperventilasi ; Pernapasan yang sepat
- Anemia dan dangkal
- Dekompensasi jantung
PK. Sindrom Uremik Setelah dilakukan tindakan Lakukan tindakan HD sesuai dengan
keperawatan selama …………., program :
PK. Sindrom Uremik dapat o QB : 150-200 ml/mnt
diminimalkandengan kriteria hasil tidak o Gunakan dialiser dengan surface
ada: area yang luas, kuf tinggi
Pantau kadar ureum darah post HD
; Kadar ureum darah turun 40-
50% Kaji keluhan gatal klien
; Nafas tidak bau amoniak Anjurkan pemakaian lotion yang
; Keluhan gatal berkurang mengandung emolient (baby oil)
; Turgor kulit baik
PK. Gangguan Metabolik Setelah dilakukan tindakan Monitor tanda dan gejala :
keperawatan selama - Hipoglikemi : glukosa darah < 70 mg/dl, pucat, lembab,
…………., kulit dingin, takikardi, diaforesis, gugup, gelisah,
PK. Gangguan metabolik cenderung tidur.
dapat diminimalkan - Hiponatremi : penurunan kesadaran, kelemahan, nyeri
abdomen, kedutan otot atau kejang, mual, muntah, diare.
- Hipokalemia : kelemahan/paralisis, penurunan atau tak
adanya reflek tendon dalam, hipoventilasi, poliuria,
hipotensi, poliuria, hipotensi, paralitik ileus, mual, muntah,
anoreksia, perubahan EKG (gelombang U, gelombang T
datar, disritmia, interval QT memanjang).
- Hipokalsemia : perubahan status mental, kesemutan
pada, kramotot, kejang, perubahan EKG (interval QT
memanjang, segmen ST memanjang, disritmia)
- Hipomagnesia : disfagia,mual, anoreksia, kelemahan
otot-otot, geerakan lambat, kedutan, kacau mental, EKG
(disritmia, gelombang T datar/menurun, interval QT
memanjang)
- Hipofosfatemia: kelelahan otot, nyeri, perdarahan,
depresi fungsi sel darah putih, kacau mental, anoreksia.
Monitor gangguan asam basa
PK: Trombosis vena Setelah dilakukan tindakan - Pantau status trombosis vena, perhatikan:
dalam keperawatan selama …. PK: ; Penurunan/ hilangnya nadi perifer
Trombosis vena dalam dapat ; Rasa panas dan kemerahan/ kedinginan dan sianosis yang
diminimalkan tak biasanya
; Peningkatan nyeri pada kaki
; Nyeri dada tiba-tiba, dispnea dan HR meningkat
; Tanda human +
- Kolaborasi dokter untuk pemasangan stoking anti emboli atau alat
penekan pada bagian-bagian tetentu
- lakukan penilaian status hidrasi berdasarkan BJ urin, intake-
output, BB dan osmolaritas serum
- berikan dorongan pd klien untuk melakukan latihan kaki isotonic
- Lakukan ambulasi sedini mungkin, hindarikan duduk terlalu lama
dengan kaki tergantung
- Tinggikanekstremitas yang sakit/ bengkak pada posisi di atas
jantung
- Anjurkan klien menghindari merokok
- Kelola pemberian obat anti koagulasi darah
- Pantau tanda-tanda dini perdarahan abnormal pada terapi anti
koagulasi
PK Penyakit tulang dan kalsifikasi Setelah dilakukan tindakan - Kolaborasi medikasi : pengikat fosfat,
metastasik keperawatan selama …………., suplemen kalsium, suplemen vit D
PK. Penyakit tulang dan - Pantau kadar serum dari kalsium, fosfor,
kalsifikasi metastasik dapat aluminium
diminalkan dengan kriteria hasil: - Bantu klien dalam program latihan