Anda di halaman 1dari 4

FORM ASESMEN POTENSI SEKOLAH

Jumlah Murid : 19
Jumlah kelas : 7
Perpustakaan : 0
Sarana olahraga : 1 lapangan bola voli
Fasilitas lainnya : 0

Jumlah murid dalam satu kelas : 19


Rata-rata umur : 10 Tahun
Jumlah Peserta didik berkebutuhan :  1
khusus
Ukuran kelas : 7mx7m
Seting tempat duduk :  klasikal
Fasitas kelas :  proyektor, papan tulis, media poster

_____________________________________________
Murid yang bisa diperbantukan :  2
dalam pembelajaran bagi PDBK

Jumlah guru & Guru pendamping : 1


Rasio guru dan murid : 1 : 19
Rasio Pendamping dan PDBK :  0 : 19
Pelatihan yang pernah diikuti guru :  Diklat Pembelajaran Inklusif

_____________________________________________

_____________________________________________
Pelatihan yang pernah diikuti GPK :  Tidak ada

_____________________________________________

_____________________________________________
Jumlah tenaga ahli yang ada di sekolah : 0
Jenis keahlian : -

Jumlah tenaga ahli luar yang : -


berkerjasama dengani sekolah

Kurikulum yang digunakan : Kurikulum 13


Metode pembelajaran saat ini : Daring

Jenis layanan : Bimbingan Individu


Penanggung jawab/Ahli yang terlibat : -
Waktu pelaksanaan : Setelah kegiatan pembelajaran selesai
Lama layanan : 1 jam

Jenis ekstrakurukuler : Pramuka


Tempat pelaksanaan esktrakurikuler : Di sekolah
Waktu pelaksanaan esktrakurikuler : Setiap Sabtu 
Fasilitas penunjang ektrakurikuler : -

Rata-rata jarak rumah ke sekolah : 2-3 km


Kondisi lingkungan di sekitar sekolah : Sekolah dekat dengan pasar dan hutan karet
Tempat yang mungkin dijadikan : Pasar
sumber belajar di dekat sekolah
Dukungan kepala sekolah : Sangat mendukung
Dukungan dari pengawas : Sangat mendukung
 
Form Analisis Hasil Asesmen
Potensi Sekolah

Tuliskan potensi sekolah Tuliskan tantangan di sekolah yang bisa menghambat imlementasi
yang bisa mendukung UDL:
imlementasi UDL:  1. Belum tumbuh sikap menerima dan menghargai perbedaan. Padalah
1. Mampu merancang sesungguhnya paham pendidikan inklusif menghendaki adanya
dan penghargaan pada martabat manusia secara universal. Sikap belum bisa
menggunakan kurikulum menerima dan menghargai perbedaan tercermin dalam perilaku guru,
yang fleksibel kepala sekolah, para orang tua, dan para pengambil kebijakan
2. Tersedia sarana 2. Tantangan yang Bersifat Praktik
prasarana Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
pendidikan yang sesuai diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh
dengan prosedur provinsi di indonesia, akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak
operasi standar kekeliruan. Hal ini disebabkan karena para guru maupun pemangku
3. Tersedia sumber dana kebijakan di daerah masih belum memahami pendidikan inklsif secara
tetap utuh dan baik.
yang menjamin
kelangsungan
penyelenggaraan
pendidikan dan tidak
merugikan peserta didik
4. Tersedia pendidik dan
tenaga
kependidikan yang
memiliki kualifikasi
akademik dan
kompetensi yang sesuai

Tulsikan upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi tatangan tersebut


1. Mengubah sikap orang tua, guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif.
2. Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan
sebuah masalah)
3. Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam
layanan pendidikan inklusif

Anda mungkin juga menyukai