Anda di halaman 1dari 3

FORM ASESMEN POTENSI SEKOLAH

Jumlah Murid : 56
Jumlah kelas : 6
Perpustakaan : 1
Sarana olahraga : Lane Pimpong
Fasilitas lainnya : 0

Jumlah murid dalam satu kelas : 10

Rata-rata umur : 9 Tahun


Jumlah Peserta didik berkebutuhan :  0
khusus
Ukuran kelas : 7mx7m
Seting tempat duduk :  klasikal
Fasitas kelas :  papan tulis, media poster, peta
Murid yang bisa diperbantukan :  0
dalam pembelajaran bagi PDBK

Jumlah guru & Guru pendamping : 0


Rasio guru dan murid : 1 : 10
Rasio Pendamping dan PDBK :  0 : 10
Pelatihan yang pernah diikuti guru :  Tidak ada
Pelatihan yang pernah diikuti GPK :  Tidak ada
Jumlah tenaga ahli yang ada di sekolah : 0
Jenis keahlian : -
Jumlah tenaga ahli luar yang : -
berkerjasama dengani sekolah

Kurikulum yang digunakan : Kurikulum 13

Metode pembelajaran saat ini : Daring


Jenis layanan : Bimbingan Individu
Penanggung jawab/Ahli yang terlibat : -
Waktu pelaksanaan : Setelah kegiatan pembelajaran selesai
Lama layanan : 1 jam

Jenis ekstrakurukuler : Pramuka


Tempat pelaksanaan esktrakurikuler : Di sekolah
Waktu pelaksanaan esktrakurikuler : Setiap Sabtu 
Fasilitas penunjang ektrakurikuler : -

Rata-rata jarak rumah ke sekolah : 2-3 km


Kondisi lingkungan di sekitar sekolah : Sekolah dekat dengan masjid dan hutan pinus
Tempat yang mungkin dijadikan : masjid
sumber belajar di dekat sekolah
Dukungan kepala sekolah : Sangat mendukung
Dukungan dari pengawas : Sangat mendukung
 
Form Analisis Hasil Asesmen
Potensi Sekolah

Tuliskan potensi sekolah yang Tuliskan tantangan di sekolah yang bisa menghambat
bisa mendukung imlementasi imlementasi UDL:
UDL:  1. Belum tumbuh sikap menerima dan menghargai perbedaan.
1. Mampu merancang dan Padalah sesungguhnya paham pendidikan inklusif menghendaki
menggunakan kurikulum yang adanya penghargaan pada martabat manusia secara universal.
fleksibel Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
2. Tersedia sarana prasarana tercermin dalam perilaku guru, kepala sekolah, para orang tua,
pendidikan yang sesuai dengan dan para pengambil kebijakan
prosedur operasi standar 2. Tantangan yang Bersifat Praktik
3. Tersedia sumber dana tetap Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah
yang menjamin kelangsungan mulai diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar
penyelenggaraan pendidikan hampir di seluruh provinsi di indonesia, akan tetapi dalam
dan tidak merugikan peserta pelasanaannya masih banyak kekeliruan. Hal ini disebabkan
didik karena para guru maupun pemangku kebijakan di daerah masih
4. Tersedia pendidik dan tenaga belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik.
kependidikan yang memiliki
kualifikasi akademik dan
kompetensi yang sesuai

Tulsikan upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi tatangan tersebut


1. Mengubah sikap orang tua, guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif.
2. Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan
sebuah masalah)
3. Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam
layanan pendidikan inklusif

Anda mungkin juga menyukai