Anda di halaman 1dari 2

Pagi itu seperti biasa aku berangkat sekolah sendiri. Jalan kaki.

Jarak rumah dan sekolah memang cukup jauh. Karenanya aku lewat jalan pintas, lewat sawah.

Dalam perjalanan terdengar suara teriakan. Tapi tak terlalu jelas.

“Toloonggg.”

Awalnya aku kira hanya perasaan ku saja, tapi makin kesini suara itu semakin jelas, karena penasaran
aku coba cari di mana letak suara itu.

Dia seorang gadis kecil, masih sekolah sama sepertiku. Terlihat dari seragam kotor yg di pakainya.

“Kenapa?” tanyaku.

“Tolong kak!” ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Aku tarik tangannya, walau agak susah tapi dia berhasil naik dari dalam siring.

“Kok bisa sampai jatuh?”

Matanya menatap ku lalu berpaling, “Tadi ada anjing disana, karena takut aku lari sampai gak lihat
jalan.”

Aku menghela nafas lalu melihat kearah yang di katakan nya. Tak ada anjing satu pun.

“Yasudah, kamu pulang saja baju kotor gitu mana bisa buat sekolah.”

Seragam SD nya banyak noda lumpur, sepatunya pun basah. Dia kalau nekat pergi sekolah apa gak malu.

“Kak.”

“Ya.”

Aku menatap nya yang terlihat gelisah, entah apa yg akan di ucapkan nya.

“Boleh tolong anterin gak, aku takut kalau ada anjing itu lagi.” Ucapnya pelan.

………..

Aku menatap rumah tingkat di hadapan ku. Lalu berpaling melihat anak perempuan di sebelah ku.
Kenapa diam saja.

“Hei.”tegurku.

Dia menoleh. Urat mukanya dan bahasa tubuhnya menandakan kalau dia sedang gelisah.

“Gapapa, bilang sejujurnya aja.”

“Tapi aku takut kak.”


“Dengan keadaan kamu yang seperti ini. Emang yakin bisa bohong!” Aku tersenyum lalu mengusap
kepalanya.

“Semangat.”ucapku lagi.

Aku berjalan meninggalkan nya. Sudah terlalu siang. Pasti sampai sekolah terlambat.

Anda mungkin juga menyukai