Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ Perawatan Jenazah Menurut Agama Katolik”


Dosen : Silvester Adinuhgra,S.S.,M.Hum

Disusun oleh :
1. Agnes Margareta 2020.01.15401.001
2. Betty Liana Wati 2020.01.15401.006
3. Drisinta 2020.01.15401.011
4. Eva Rahmawati 2020.01.15401.014
5. Fatmawati Fatimah Zahrah 2020.01.15401.016
6. Iga Kumalasari 2020.01.15401.018
7. Nola Olivia 2020.01.15401.026
8. Nurul Thiani 2020.01.15401.031
9. Resa Peronika 2020.01.15401.035
10. Rium 2020.01.15401.038
11. Rianti Engelina Widiarti 2020.01.15401.037
12. Rasyidah Arsyad 2020.01.15401.033
13. Syahfa Norfadia 2020.01.15401.043
14. Sinta Mahalendang 2020.01.15401.040
15. Talita Gresiana 2020.01.15401.044

STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
EKA HARAP PALANGKA RAYA
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH Perawatan Jenazah Menurut Agama
Katolik” tepat waktu.

Makalah “MAKALAH Perawatan Jenazah Menurut Agama Katolik” disusun guna


memenuhi tugas dosen Agama katolik di Stikes Eka Harap Palangkaraya.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak selaku dosen Agama
katolik. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami. Kami
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Palangkaraya, Jum’at 05 november 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………….....................
1.2 Tujuan ……………………………………………………………..............................
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..................
1.4 Manfaat penulisan..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .
2.1 Definisi Kematian...........................................................................................
2.2 .Perawatan Jenazah...................................................................................................
a. Definisi Perawatan Jenazah.................................................................................
b. Perawatan Jenazah menurut agama katholik
c. Perawatan Jenazah pasien covid-19 menurut agama katholik

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan......................................................................................
3.2 Saran ........................................................................................

DAFTAR PESTAKA……………………………………………………………………….................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kematian dari masa lampau sampai saat ini selalu dikhaskan dengan kondisi terhentinya
pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai
dengan terhentinya kerja otak secara menetap. Perawatan jenazah hingga akhirnya jenazah
tersebut dikebumikan, pada umumnya adalah sama. Tentu dimulai dengan mengetahui dulu
identitas dan kelengkapan tubuh jenazah, dimandikan (dibersihkan), dibajukan atau dikafani, dan
selanjutnya didoakan lalu dikebumikan. Hanya saja, terdapat beberapa detail yang berbeda
menurut kepercayaan,agama, dan adat kebudayaan masing-masing yang perlu kita ketahui
sebagai tenaga medis mengingat ada kemungkinan bahwa jenazah tersebut adalah pasien atau
Oleh karena itu, kami selaku kelompok 3 akan membahas tentang perawatan jenazah
menurut agama Katolik.

1.2 Tujuan
Mengetahui dan memahami tentang tata cara perawatan jenazah sesuai dengan agama
kristen sehingga tidak terjadi kesalah pahaman atau miss perseption antara pengurusatau perawat
jenazah dengan keluarga.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, masalah yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah konsep kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian menurut
agama kristen katolik?
2. Bagaimanakah tindakan asuhan keperawatan jenazah menurut agama kristen katolik?
3. Bagaimanakah konsep kematian menurut agama kristen katolik?
4. Bagaimanakah tidakan perawatan jenazah yang harus dilakukan berdasarkan agama
Kristen Katolik?

1.4 Manfaat Penulisan


Dalam penelitian ini, penulis berharap makalah ini akan mempunyai manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan kebahasaan, terutama dalam mata pelajaran Kebutuhan
Dasar Manusia II
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa keperawatan:
1) mahasiswa dapat mengetahui konsep perawatan jenazah menurut agama
Kristen Katolik;
2) mahasiswa dapat mempraktikan perawatan jenazah menurut agama
Kristen Katolik
b. Bagi pembaca: memperdalam khazanah ilmu keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kematian

Kematian suatu keadaan alamiah yang setiap individu pasti akan mengalaminya. secara


umum, setiap manusia berkembang dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, lansia dan akhirnya
mati.
Kematian(death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi,dan tekanan darah, serta
hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas listrik otak,
atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya
kerja otak secara menetap. 
Kematian merupakan fakta biologis, akan tetapi kematian juga memiliki dimensi sosial
dan psikologis. Secara biologis kematian merupakan berhentinya proses aktivitas dalam tubuh
biologis seorang individu yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak, berhentinya detak
jantung, berhentinya tekanan aliran darah dan berhentinya proses pernafasan.
Dimensi sosial dari kematian berkaitan dengan perilaku dan perawatan sebelum
kematian, tempat letak di mana proses sebelum dan sesudah bagi kematian si mati. Penawaran
dan proses untuk memperlambat atau mempercepat kematian, tata aturan di seputar kematian,
upacara ritual dan adat istiadat setelah kematian serta pengalihan kekayaan dan pengalihan peran
sosial yang pernah menjadi tanggung jawab si mati (Hartini, 2007).
Ismail (2009) mengatakan bahwa secara medis kematian dapat dideteksi yaitu ditandai
dengan berhentinya detak jantung seseorang. Namun pengetahuan tentang kematian sampai abad
moderen ini masih sangat terbatas. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan dia akan mati. Karena
itu tidak sedikit pula yang merasa gelisah dan stress akibat sesuatu hal yang misterius ini.
Dimensi psikologis dari kematian menekankan pada dinamika psikologi individu yang akan mati
maupun orang- orang di sekitar si mati baik sebelum dan sesudah kematian (Hartini,2007).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kematian terjadi ketika berhentinya
proses aktivitas dalam tubuh biologis seorang individu yang ditandai dengan hilangnya fungsi
otak, berhentinya detak jantung, berhentinya tekanan aliran darah dan berhentinya proses
pernafasan serta terhentinya hubungan manusia dengan alam dunia.

Perspektif Mengenai Kematian


a. Kematian dalam Persfektif Agama katolik
Kematian menurut agama Kristen Katolik dapat dilihat dari kitab suci agama katolik yaitu
Alkitab.
Dari Alkitab manusia akan tahu bahwa
1. Manusia itu berasal dari debu, lalu diberi nafas hidup (dalam bahasa aslinya = ”roh”)
oleh Allah Kejadian 2:7 “Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari
debu, tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya;demikianlah
manusia itu menjadi makhluk yang hidup”
2. Setelah mati, manusia (tubuh jasmaninya) akan kembali menjadi debu,tetapi rohnya
akan  kembali kepada Allah,Sang Penciptanya. (Berarti rohnya tidak mati!)
Kejadian 3:19 “dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu,sampai engkau
kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil;
sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi dedu Pengkhotbah 12:7 ”Dan
debu kembali menjadi tanah seperti semula,dan roh kembali kepada Allah yang
mengaruniakannya”.
3. Sesudah itu akan ada penghakiman yang adil dari Allah Ibrani 9:27 “Dan sama
seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan  sesudah itu dihakimi,
” Pengkotbah 11:9 “Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah
hatimu bersuka pada masa mudamu,dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan
matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau
ke pengadilan!” Pengkhotbah 12:14 “ Karena Allah akan membawa setiap perbuatan
ke pengadilan yang berlaku  atas segala sesuatu yang tersembunyi,entah itu baik,
entah itu jahat”
4. Penghakiman itu terjadi pada akhir zaman, bagi yang percaya kepada Tuhan Yesus
akan dibangkitkan dan beroleh hidup yang kekal, dan bagi yang tidak percaya akan
beroleh penghukuman yang kekal.
Daniel 12:2 “ Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur didalam debu tanah,akan
bangun sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan
dan kengerian yang kekall”
Yohanes 6:40 “Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat anak
dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya aku membangkitkannya
padaakhir zaman”.
Yohanes  11: 25 “Jawab Yesus : “Akulah kebangkitan dan hidup:barang siapa percaya kepada
Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,”
Wahyu 20:11-16 “ Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di
atasnya.Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit serta tidak ditemukan lagi tempatnya.Dan
aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka
semua kitab.Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan.Dan orang- orang
mati dihakimi menurut perbuatan mereka,  berdasarkan  apa yang ada tertulis di dalam kitab-
kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan
kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi
masing-masing menurut perbuatannya.Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah kedalam
lautan api.Itulah kematian yang kedua : lautan api.Dan setiap orang yang tidak ditemukan
namanya tertulis didalam kitab kehidupan itu,ia dilemparkan kedalam laut api”.

2.2 Perawatan Jenazah


a. Defenisi Perawatan Jenazah
Perawatan jenazah adalah suatu tindakan medis melakukan pemberian bahan kimia
tertentu pada jenazah untuk menghambat pembusukan serta menjaga penampilan luar jenazah
supaya tetap mirip dengan kondisi sewaktu hidup.
Perawatan jenazah dapat dilakukan langsung pada kematian wajar, akan tetapi kematian
pada tidak wajar pengawetan jenazah baru bisa dilakukan setelah pemeriksaan jenazah atau
otopsi dilakukan. Perawatan jenazah dilakukan karena ditundanya penguburan/kremasi,misalnya
untuk menunggu kerabat yang tinggal jauh diluar kota.
Jenazah yang meninggal akibat penyakit menular akan cepat membusuk dan potensial
menularkan kepada petugas pengurus jenazah,kerluarga serta orang-orang disekitarnya. Pada
kasus semacam ini, kalaupun penguburan atau kremasinya akan segera dilakukan tetap dilakukan
perawatan jenazah untuk mencegah penularan kuman atau bibit penyakit disekitarnya.
Perawatan jenazah penderita penyakit menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan
kewaspadaan universal tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan agama yang dianut keluarganya.
Tujuan dari perawatan jenazah yaitu untuk mencegah terjadinya pembusukan pada
jenazah . dengan menyuntikan zat-zat tertentu untuk membunuh kuman seperti pemberian injeksi
formalin murni, agar tidak meninggalkan luka dan membuat tubuh mayat menjadi kaku
b. Perawatan Jenazah Menurut Agama Katholik
Cara merawat jenazah
Tindakan ini dilakukan untuk menjaga privasi keluarga sekaligus merawat jenazah
supaya tahan lama serta kelihatan bersih dan menghargai jenazah.
a. Perlengkapan memandikan jenazah.
- air bersih secukupnya 
- sabun mandi untuk membersihkan
- sarung tangan atau handuk untuk membersihkan kotoran-kotoran
- lidi atau sebagainya untuk membersihkan kuku
- handuk untuk mengeringkan badan atau tubuh jenazah setelah selesai dimandikan

b. Cara- cara memandikan jenazah


- bujurkan jenazah di tempat yang tertutup, tetapi jika jenazah dapat didudukkan di kursi
bisa didudukan dikursi
- seandainya jenazah perempuan maka yang memandikan perempuan demikian juga
sebaliknya
- lepaskan seluruh pakaian yang melekat dan menutup
- Tutup bagian auratnya
- Lepaskan logam seperti cincin dan gigi palsu seandainya ada.
- Bersihkan kotoran nazisnya dan meremas bagian perutnya hingga kotorannya keluar,
hal ini dialakukan dalam keadaan duduk
- bersihkan rongga mulut
- bersihkan kuku, jari dan tangannya
- diusahakan menyiram air mulai dari anggota yang kanan, diawali dari kepala bagian
kanan terus ke bawa kemudian bagian kiri terus kebawah dan diulang sampai bersih.
c. Cara pelaksanaan memandikan  jenazah
- mulai menyiram anggota tubuh secara urut, tertib segera dan rata hingga bersih,minimal
3kali serta dimulai anggota tubuh sebelah kanan. 
- menggosok seluruh tubuh dengan air sabun.
- menyiram beberapa kali sampai bersih.
- setelah bersih seluruh tubuh dikeringkan dengan handuk kering hingga kering.
- pakailah baju jenazah dengan warna gelap atau pakaian kesukaannya.
- diangkat ke rumah di ruang tengah dimana dialasi tikar pandan.
d. Hal-hal yang diperhatikana.
- dilarang memotong rambut, hal ini dihindari karena dianggap menganiaya jenazah
dengan menimbulkan kerusakan atau cacat tubuh.
- saat menyiram air pada wajah dan muka tutuplah lubang mata,hidung, mulut dan
telinganya agar tidak kemasukan air.
- apabila anggota tubuh terluka dalam menggosok dan membersihkan bagian terluka
supaya hati-hati dilakukan dengan lembut seakan memperlakukan pada masa masih
hidup.
Cara memformalin jenazah
Formalin yang digunakan 70 % sebab dapat membunuh bakteri dengan membuat jaringan
dalam bakteri dehidrasi kekurangan air,sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk lapisan
baru dipermukaan, hal ini bertujuan untuk melindungi lapisan dibawah, supaya tahan terhadap
serangan bakteri lain
Formalin digunakan kurang lebih 4 liter supaya tahan lama kurang lebih satu minggu, untuk
tiga hari jumlah 2 liter dimana konsentrasinya sama 70 %, untuk penyuntikan formalin
dipercayakan kepada pihak RS atau bidan.
Jika di RS penyuntikan ini  dipercayakan  kepada perawat sedang di luar RS
dipercayakan kepada bidan. Ini disuntikan pada tubuh jenazah. Salah satu tempatnya di bagian
yang banyak mengandung air dan berongga contohnya di bagian sela-sela iga.
Formalin juga dapat dimasukkan ke pembuluh Vena saphena magna. Pembuluh ini
letaknya diatas persendian kaki supaya tidak merusak organ tubuh lainnya. Ada juga yang
disuntikkan di pelipatan paha. Namun, di dunia kedokteran sudah menggunakan 
standar di kaki karena selain mencarinya  mudah juga pembuluh sudah kelihatan.

c. Perawatan Jenazah pasien covid-19 menurut agama katholik

Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama menerbitkan 7 protokol pengurusan jenazah positif
Covid-19 yang beragama Katolik.Plt Dirjen Bimas Katolik Aloma Sarumaha mengatakan
protokol tersebut sebagai panduan bersama jika terdapat umat Katolik yang meninggal dengan
status pasien positif Covid-19.Protokol tersebut, lanjutnya juga disusun oleh pemerintah setelah
berkoordinasi dengan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Berikut ini protokol pengurusan jenazah Covid-19 beragama Katolik :
1. Pengurusan jenazah pasien Covid-19 dilakukan oleh petugas kesehatan pihak Rumah
Sakit yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
2. Jenazah pasien Covid-19 dipakaikan pakaian sepantasnya lalu dimasukkan ke dalam
kantung jenazah bahan dari plastik (tidak dapat tembus air) dan kemudian dimasukkan ke
dalam peti jenazah.
3. Jenazah yang sudah dimasukkan ke dalam peti tidak boleh dibuka lagi kecuali dalam
keadaan mendesak seperti autopsi dan hanya dapat dilakukan oleh petugas berwenang.
4. Jenazah disemayamkan tidak lebih dari 4 jam.
5. Khusus mengenai penghantaran jenazah ke pemakaman mengikuti prosedur yang diatur
oleh Pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan, sehingga petugas Gereja Katolik untuk
urusan ibadah pemakaman harus mengikuti prosedur tersebut.
6. Ibadah pemakaman diatur oleh petugas Gereja Katolik sesuai dengan prosedur ibadah
pemakaman biasa dengan hanya mengikut sertakan perwakilan keluarga yang jumlahnya
disesuaikan berdasarkan saran atau petunjuk petugas kesehatan.
7. Selama ibadah pemakaman, seluruh petugas Gereja Katolik dan perwakilan keluarga
harus mengikuti prosedur kesehatan menyangkut sanitasi, physical distancing, dan hal-hal
lainnya yang diatur dalam pencegahan infeksi Covid-19
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kematian dari masa lampau sampai saat ini selalu dikhaskan dengan kondisi terhentinya
pernapasan , nadi dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal ditandai
dengan terhentinya kerja otak secara menetap.
Perawatan jenazah menurut agama katholik pada dasarnya sama seperti agama-agama
lainnya , yang membedakan adalah pada akhir perawatan jenazah diberikan formalin kepada
jenazah agar terhindar dari bakteri.

3.2 Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan sebaiknya dalam perawatan jenazah kita perlu
memperhatikan agama dari jenazah tersebut, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
antara tenaga kesehatan dengan keluarga dari jenazah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/235907454/Perawatan-Jenajah-Menurut-Agama-Katolik-docx

https://pdfdokumen.com/download/perawatan-jenajah-menurut-agama-
katolikdocx_59c0867d1723dd5430e4a536_pdf

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kematian

Anda mungkin juga menyukai