Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“Model Pengelolaan Informasi “

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Mikro
Dosen Pengampu : Dr. Hendriana Sri Rejeki, M.Pd, AIFO

Disusun Oleh :

Dealy Cintia Wulur A42119153


Mulyawan Kalade A42119155
Aditya Pramana A42119005
Fahadis DJ Sompah A42119158
Evelin Leborundu A42119225
Moh Fikram A42119057

Kelas C PJKR

PROGRAM STUDI PEND. JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pengampu, Ibu Dr. Hendriana Sri Rejeki, M.Pd, AIFO pada bidang studi mata
pelajaran Pembelajaran Mikro. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 1 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………...…………………………..…..

Daftar Isi …………………………………………..………………………………..….

BAB I Pendahulian ……………………………….………………………………..….

A. Latar belakang …………………………...…………………………………..…


B. Rumusan masalah …………………..…………………………………………..
C. Tujuan ………………………………………………………………………..….

BAB II Pembahasan .………………………………………………………………….

A. Pengolahan informasi
B. Proses pengolahan informasi
BAB III Penutup ………..…………………………………………………………..…
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………..

Daftar pustaka ……………………………………………………………………..….


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berpikir berarti menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan
memutuskan sesuatu, menimbang dalam ingatan. Proses berpikir merupakan proses
yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung bagaimana otak belerja dan
informasi diolah. Informasi diterima melalui alat indera akan dipresepsikan oleh
bagian-bagian yang berfungsi secara khusus. Berkaitan dengan itu model
pembelajaran dapat diartikan sebagai sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat pembelajaran termasuk
di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992).
Salah satu instrumen keberhasilan proses pembelajaran adalah nilai hasil
evaluasi belajar siswa. Jika siswa memperoleh nilai rendah atau dibawah target
pembelajaran maka seringkali seorang guru menyimpulkan bahwa metode
pembelajarannya yang telah digunakan tidak tepat atau beranggapan bahwa siswanya
memang kurang cerdas. Kajian ini menjelaskan bahwa guru perlu berperan dalam
metode pembelajaran siswa untuk mengkaji informasi baru bagi siswanya dan
bagaimana siswa mampu memahami dan menerima informasi kemudian menyimpan
informasi itu sebagai suatu pengetahuan baru bagi mereka.
Pengolahan informasi memfokuskan perhatian pada bagaimana siswa
memperhatikan peristiwa-peristiwa lingkungan dan menghubungkannya dengan
pengetahuan yang ada dalam memori, dan menariknya kembali pada saat dibutuhkan
(Shuell, 1986). Prinsip dan teori tersebut adalah manusia merupakan pemproses
informasi. Pikiran merupakan sebuah sistem pengolahan informasi, kognisi adlaah
serangkaian proses mental, dan pembelajaran adalah penguasaan representasi mental.
Pengolahan informasi bukan nama dari sebuah teori tunggal tetapi sebuah nama
generik yang diaplikasikan pada prespektif-prespektif teoritis yang berkenaan dengan
serangkaian dan pelaksanaan peristiwa kognitif.

B. Rumusan masalah
- Bagaimana pengolahan informasi dan pengambilan keputusan?
- Bagaimana proses pengolahan informasi?

C. Tujuan
- Untuk mengetahui pengolahan informasi dan pengambilan keputusan.
- Untuk mengetahui pengolahan informasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengolahan informasi
Manusia adalah makhluk pemroses layaknya komputer. Individu mulai
mengolah informasi ini ketika ia pertama kali menerimanya, hingga individu
tersebut menghasilkan respons (output). Beberapa ahli berpendapat bahwa input
beraksi terhadap manusia, sedangkan yang lain berpendapat bahwa manusia lah
yang secara aktif memilih input dari lingkungan.

Sumber input

Input biasanya diwakili oleh sebuah stimulus yang ada. Input lebih sering hdir
dalam dalam konteks stimulus lingkungan yang bertumpuk-tumpuk. Gibson
(1979) berpendapat bahwa individu memilih informasi secara langsung melalui
sistem indera mereka. Dengan meningkatnya pengalaman, individu terssebut
menjadi lebih mahir dalam menerima dan merespons pada informasi yang datang.
Sistem gerak manusia dapat dianggap sebagai sebuah pengolahan informasi,
dimulai dari ditangkapnya berbagai stimulus dari berbagai sumber lingkungan
oleh organ pengindera (input), diproses melalui berbagai tahapan dan diproduksi
sebagai gerakan (output). Terdapat tiga tahapan pengolahan informasi utama,
yaitu :

1. Tahap pengenalan rangsang (stimulus), yang mendeteksi hakikat dari informasi


lingkungan. Tahap ini merupakan tahap penginderaan yang menganalisis
informasi dari berbagai sumber seperti pandangan (vision), pendengaran
(auditori), sentuhan (touch), kinestetis, penciuman, dsb. Pada tahap pertama ini
apa yang ditampilkan adalah menentukan apakah suatu rangsangan telah ada atau
tidak, dan jika ada, apakkah itu? Komponen-komponan atau ukuran dari
rangsangan-rangsangat tersebut dibentuk pada tahap ini, seperti ukuran dan warna,
pola-pola gerak, arah, dan kecepatan. Hasil dari tahapan ini kemudian disalurkan
ke tahap kedua.

2. Tahap pemilihan respons, yang memutuskan tentang gerakan apa yang harus
dilakukan. Kegiatan-kegiatan dari tahapan pemilihan respon dimulai ketika
tahapan pertama memberikan informasi tentang hakikat dari rangsangan yang
masuk. Tahap ini mempunyai tubas untuk menentukan gerakan apa yang harus
dibuat, sesuai dengan rangsangan tadi. Disini pilihan gerakan yang tersedia dibuat,
seperti apakah mengumpan bola ke lawan, atau menembakannya sendiri. Jadi
tahap ini adalah serupa dengan mekanisme penerjemahan antara masukan indera
dan luaran gerakan.
3. Tahap pemograman respons, yang mengatur sistem di dalam tubuh untuk
memberikan respons. Tahap terakhir ini memulai pengolahannya setelah
menerima keputusan tentang gerakan apa yang harus dibuat yang ditentukan pada
tahap sebelumnya. Tahap tiga ini mempunyai tugas untuk mengorganisir sistem
gerak untuk gerakan yang diinginkan. Sebelum menghasilkan suatu gerakan,
sistem ini harus menyiapkan mekanisme tingkat lebih rendah dalam otak dan
tulang-tulang belakang untuk bergerak, harus memanggil kembali dan
mengorganisir program gerak berkontraksi dalam rangkaian yang benar dan
besarnya tenaga serta timing untuk menghasilkan gerakana secara teratur.
Output
Hasil akhir dari aktivitas ketiga tahapan pengolahan informasi di atas dinamai
output. Output sendiri dapat berupa pukulan terhadap bola softtball, atau
tangkapan tangan terhadap bola yang datang. Output yang dihasilkan seseorang
tidak selalu menghasilkan tidak selalu memenuhi harapan gerak yang diinginkan.
Pukulan terhadap bola dilempar terjadi dua kemungkinan kena atau tidak.
Demikian juga tangkapan terhadap bola yang datang, bisa tepat atau bisa tidak.
Waktu reaksi adalah ukuran penting dari kecepatan pengolahan informasi.
Kecepatannya dipengaruhi oleh sejumlah pilihan dari hubungan stimulus-respons,
oleh kesesuaian antara stimulus-respons, dan oleh keterdugaan sebelumnya dari
peristiwa yang akan terjadi.
B. Proses pengolahan informasi

Pengolahan informasi bermula ketika sebuah input stimulus (visual/auditori)


mengenai satu atau lebih pada pancaindera (pendengaran, pengelihatan, dan
peraba) register sensorik yang sesuai menerima input dan menyimpannya sebentar
dalam bentuk rekaman inderawi. Dalam hal ini telah terjadi presepsi (pengenalan
pola) yaitu proses pemberian makna terhadap sebuah input stimulus. Proses ini
biasanya tidak termasuk penamaan karena penamaan memerlukan waktu dan
informasikan hanya berdiam di register sensorik selama sepersekian detik. Dalam
presepsi terjadi percocokan sebuah input dengan informais yang telah diketahui.

Register sensorik mentransfer informasi ke memori jangka pendek


(STM/Short Term Memory). STM adalah sebuah memori kerja (WM/Working
Memory) dan berhubungan dengan kesadaran, atau hal yang tertangkap oleh
pikiran sadar pada saat tertentu. Miller (1996) mengemukakan bahwa WM
menyimpan tujuh plus atau minus dua unit informasi. Sebuah unit merupakan item
yang bermakna seperti sebuah huruf, kata, bilangan, atau tuturan umum seperti
contoh kata mata pelajaran. Kapasitas dan durasi WM sangatlah terbatas sehingga
untuk dapat dipertahankan dalam WM maka harus sering diulang-ulang, karena
tanpa pengulangan, informasi tersebut akan hilang setelah beberapa detik. Ketika
informasi berada dalam WM, pengetahuan yang terkait dengannya dalam memory
jangka panjang (LTM/Long Term Memory) atau yang disebut juga dengan
memori permanen, akan diaktifkan dan ditempatkan dalam WM untuk
digabungkan dengan informasi yang baru.

Untuk menyebutkan sebuah ibu kota negara bagian yang diawali dengan huruf
A, siswa mengingat nama-nama negara bagian yang kemungkinannya berdasarkan
daerah dari negaranya dan melakukan pemindaian nama-nama ibu kota. Proses
kontrol mengendalikan aliran informasi diseluruh sistem pengolahan iformasi.
Pengulangan merupakan proses kontrol penting yang terjadi dalam WM. Untuk
materi verbal, pengulangan tampil dalam bentuk mengulang informasi dengan
mengucapkannya dengan suara jelas atau lirih. Proses-proses kontrol lainnya
meliputi kodean (menempatkan informasi dalam sebuah konteks yang bermakna),
pencitraaan (merepresentasikan informasi secara visual), mengimplementasikan
aturan-aturan pengambilan keputusan, mengorganisasikan informasi, memantau
tingkat pemahaman, serta menggunakan strategi-strategi penarikan, pengaturan
diri dan motivasional (Schunk, 2012).

Model dua-penyimpanan cenderung memiliki ciri-ciri bahwa ketika siswa


memiliki daftar item untuk dipelajari, mereka cenderung mengingat item-item
awal dengan baik dan item terakhir. Menurut model ini, pada item awal
mendapatkan pengulangan paling banyak dan ditransfer ke LTM, sementara item
terakhir masih berada pada WM saat proses mengingat. Item-item yang berada
ditengan paling sulit untuk diingat karena item-item tersebut tidak berada pada
WM lagi saat proses mengingat terjadi karena telah digeser oleh item berikutnya.
Item-item tersebut mendapat pengulangan paling sedikit dibandingkan dengan
item-item awal dan belum tersimpan dengan benar dan baik dalam LTM. Model
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengolahan informasi menyatakan bahwa pengolahan informasi dapat


dianalogikan dengan pengolahan komputer. Fungsi-fungsi dari sistem manusia
serupa dengan sistem sebuah komputer. Sistem manusia menerima informasi,
menyimpannya dalam memori, dan mengambilnya lagi disaat yang diperlukan.
Para peneliti juga berasumsi bahwa pengolahan informasi terlibat dalam semua
aktivitas kognitif yaitu melihat/merasakan, mengulang, berpikir, memecahkan
masalah, mengingat, lupa, dan mencitrakan (Farnham-Diggory, 1992).
Pengolahan informasi menjangkau lebih dari konsep tradisional tentang
pembelajaran manusia
DAFTAR PUSTAKA
- Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Bumi
Aksara., hlm.3
- Rafiqa. 2021.Teori Pengolahan Informasi : Prespektif Pendidikan. Diakses pada
11 Oktober 2021, dari https://media.neliti.com/media/publications/285468-teori-
pengolahan-informasi-perspektif-pe-4bbbd2b1.pdf
- Aminah, Rehalat. 2014. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi. 23 (2), 2-5

Anda mungkin juga menyukai