Uji Impak
Uji Impak
Email: hayunindranuriman@gmail.com
ABSTRACT
Steel material with the main alloying element of carbon, often called carbon steel. St 37 steel is steel
having a tensile strength of between 37 Kg / mm² to 45 Kg / mm². This tensile strength is the maximum
ability before the material is broken. The basis of impact testing is the potential energy absorption of the
swinging pendulum load from a certain height and pounding the specimen so that the specimen is
deformed. The purpose of this study was to determine the toughness of ST-37 material that did not
undergo heat treatment process and ST-37 material made by quenching process. From result of research
of impact testing process, toughness of material that has been quenching, have bigger impact value than
material that is not in quenching.
PENDAHULUAN
Sebagian besar kebutuhan material untuk
keperluan pembuatan alat dan peralatan produksi
menggunakan baja. Material baja dengan unsur paduan
utama karbon, sering dinamakan baja karbon. Baja jenis
ini dibedakan menjadi tiga yaitu : baja karbon rendah,
baja karbon medium dan baja karbon tinggi. Baja
karbon rendah pemakaiannya untuk konstruksi mesin
lebih banyak dibandingkan kedua jenis lainnya.
Disamping harganya lebih murah, baja ini mempunyai
kemaampuan untuk dimesin maupun dilas sangat baik.
Sifat inilah yang menjadi dasar mengapa baja jenis ini
dipilih untuk konstruksi mesin yang membutuhkan
material baja. Baja St 37 adalah baja yang mempunyai
kekuatan tarik antara 37 Kg/mm² sampai 45 Kg/mm².
Kekuatan tarik ini adalah maksimum kemampuan
sebelum material mengalami patah. Kekuatan tarik
yield (σy) baja harganya dibawah kekuatan tarik
Gambar 1 Ilustrasi skematis pengujian impak
maksimum. Baja pada batas kemampuan yield
dengan benda uji Charpy
merupakan titik awal dimana sifatnya mulai berubah
dari elastis menjadi plastis, Perubahan sifat material Pada pengujian impak ini banyaknya
baja tersebut pada kondisi tertentu sangat
energi yang diserap oleh bahan untuk
membahayakan fungsi konstruksi mesin. Kemungkinan
terjadinya perpatahan merupakan ukuran
terburuk konstruksi mesin akan mengalami kerusakan
ketahanan impak atau ketangguhan bahan
ringan sampai serius.
tersebut. Pada Gambar 1 di atas dapat dilihat
Dasar pengujian impak adalah penyerapan bahwa setelah benda uji patah akibat deformasi,
energi potensial dari pendulum beban yang berayun bandul pendulum melanjutkan ayunannya hingga
dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk posisi h’. Bila bahan tersebut tangguh yaitu makin
benda uji sehingga benda uji mengalami mampu menyerap energi lebih besar maka makin
deformasi. Gambar 1 di bawah ini memberikan ilustrasi rendah posisi h’. Suatu material dikatakan tangguh
suatu pengujian impak dengan metode Charpy: bila memiliki kemampuan menyerap beban kejut
yang besar tanpa terjadinya retak atau terdeformasi
dengan mudah. Pada pengujian impak, energi yang
diserap oleh benda uji biasanya dinyatakan dalam
satuan Joule dan dibaca langsung pada skala (dial)
penunjuk yang telah dikalibrasi yang terdapat pada
1
Iman, H.I.N., Jurnal Teknik Penulisan Ilmiah , Volume 1 Nomor 1, April 2016
mesin penguji. Harga impak (HI) suatu bahan yang diuji mekanik maupun sifat kimianya. Table 1
dengan metode Charpy diberikan oleh : menunjukkan data awal spesimen praktikum
pengujian impak.
DAFTAR PUSTAKA
Kuswanto , bambang. 2010. Perubahan harga
HASIL DAN PEMBAHASAN tegangan tarik yield material baja
Hasil Pengujian impak karbon
Dalam pengujian impak dikenal sifat rendah setelah melalui proses pack
ketangguhan yaitu kemampuan material menyerap
carburizing, Prosiding Seminar Nasional
beban kejut yang besar tanpa terjadinya retak atau Sains dan Teknologi 2010
terdeformasi dengan mudah. Sifat logam adalah sifat Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim
logam secara umum yang meliputi sifat fisik, sifat Semaran