Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketuntasan belajar merupakan pencapaian taraf penguasaan minimal yang telah


ditetapkan guru dalam tujuan pembelajaran setiap satuan pelajaran. Tuntas tidak tuntasnya suatu
penilaian hasil belajar ditentukan oleh standar ukuran pencapaian nilai minimal yang harus
dicapai oleh seorang siswa. Ukuran pencapaian nilai minimal dikenal dengan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal).

Namun, dalam kenyataannya tidak jarang ditemui KKM yang ditetapkan itu tidak dapat
dipenuhi karena penyusunan dan penerapannya kurang tepat dan kurang berpedoman pada
ketentuan yang ada. Dengan demikian proses serta hasil belajar dan membelajarkan di sekolah
tidak mencapai mutu seperti yang direncanakan. Oleh karena itu, diperlukan panduan yang dapat
memberikan informasi tentang penetapan kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan di satuan
pendidikan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ?
b. Apa sajakah fungsi KKM ?
c. Apa sajakah komponen KKM ?
d. Apa sajakah rambu- rambu yang perlu diperhatikan dalam merumuskan KKM ?
e. Bagaimana Prinsip penetapan KKM ?
f. Bagaimana menetapkan KKM ?
g. Bagaimana menganalisis pencapaian KKM peserta didik ?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari KKM
b. Mengetahui fungsi dari KKM
c. Mengetahui komponen-komponen KKM
d. Menjelaskan rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam merumuskan KKM
e. Mengetahui prinsip penerapan KKM
f. Menjelaskan penetapan KKM
g. Menjelaskan cara menganalisis pencapaian KKM peserta didik

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Istilah kriteria dalam penilaian sering juga disebut sebagai tolak ukur atau standar.
Kriteria, tolak ukur, standar adalah sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal
untuk sesuatu yang diukur. Kriteria Ketuntasan Minimal adalah salah satu prinsip penilaian pada
kurikulum berbasis kompetensi, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan
kelulusan peserta didik. Kriteria yang digunakan adalah nilai yangpaling rendah untuk
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria Ketuntasan Minimal biasanya
menggunakan sepuluh jenjang penilaian yaitu dari 1 sampai 10 atau dari 1 sampai 100.

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan
peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau
beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan
pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

B. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


Fungsi kriteria ketuntasan minimal adalah :
1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi
dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui
ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon
yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan
remedial atau layanan pengayaan;
2. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus
dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan
diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut
tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu
perbaikan;
3. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program

2
kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh
karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk
mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit,
dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana
belajar di sekolah;
4. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan
pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang
harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan
orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses
pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan
proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah
didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan
dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan
pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk
mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah;
5. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran.
Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang
ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja
satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan
dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi
tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.

C. Komponen Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


1. Kompleksitas

Kompleksitas juga menunjukan kesesuaian suatu kompetensi dengan tahap kematangan


siswa. Semakin komplek suatu materi semakin rendah pula relevansi tingkat kematangan siswa.

Indikator Tingkat Kompleksitas suatu kompetensi diantaranya mempertimbangkan hal-hal


sebagai berikut:

 SDM
- Memahami Kompetensi yang harus dicapai siswa

3
- Kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran
- SDM guru yang kreatif dan inovatif dengan metode yang bervariasi
- SDM guru yang baik dalam pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang
diajarkan
- SDM siswa dengan kemampuan penalaran tinggi
- Dibutuhkan kecermatan siswa untuk mempraktikan
- SDM siswa yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/pekerjaan
- Latihan khusus dengan bantuan orang lain/teman bicara
 WAKTU
- cukup lama karena perlu pengulangan
- PENALARAN dan KECERMATAN siswa yang tinggi
2. Kemampuan rata-rata peserta didik (Intake)
- KKM Kelas X didasarkan pada hasil seleksi PSB, NUN, Rapor kelas 3 SMP, test
seleksi masuk atau psikotes
- KKM Kelas XI dan XII didasarkan pada tingkat pencapaian KKM siswa pada
semester atau kelas sebelumnya
3. Daya Dukung Sarana

Dalam PP 19/2005 disebutkan, “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana


yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”. Beberapa indikator ketersediaan
daya dukung sarana, diantaranya adalah sebagai berikut:

- Sarana dan prasarana seperti VCD,Kaset, dan lCD


- Sumber bahan/referensi yang cukup memadai
- Alat pembelajaran seperti: karton, spidol, gambar, kertas, lem, gunting
- Latihan khusus dengan bantuan orang lain atau teman bicara
D. Rambu-rambu dalam Penetapan KKM
1. Kriteria Ketuntasan Minimal adalah tingkat pencapaian kompetensi dasar mata
pelajaran oleh siswa per mata pelajaran

4
2. Nilai KKM (kognitif dan psikomotor) dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat
dengan rentang 0-100
3. Nilai KKM maksimum 100
4. Sekolah dapat menetapkan standar ketuntasan belajar minimum dibawah nilai
ketuntasan belajar maksimum (100), namun sekolah harus merencanakan target
dalam waktu tertentu untuk mencapai nilai ketuntasan belajar maksimum
5. Nilai KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran untuk setiap mata pelajaran
mulai dari kelas X, XI,XII, dan dievaluasi ketercapaiannya pada setiap semester
6. Penetapan KKM dilakukan oleh forum guru baik yang berada dilingkungan
sekolah yang bersangkutan maupun dengan sekolah lain yang terdekat (yang telah
melaksanakan Kurikulum 2004) atau forum MGMP setempat
7. Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimum
pada setiap Kompetensi Dasar (KD)
8. Penetapan nilai KKM setiap KD dimaksud, dilakukan melalui analisis Indikator
Pencapaian (IP) pada KD yang terkait
9. Nilai KKM setiap KD merupakan rata-rata nilai setiap indicator

E. Prinsip Penetapan KKM

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan


sebagai berikut:

1. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat


dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat
dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbang
kan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran
di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka
yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan.
2. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan
belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi.

5
3. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari
indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan
telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan
telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh
indikator pada KD tersebut.
4. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata
KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut
5. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua
KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran,
Dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik.
6. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan,
baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah, Semester (UTS) maupun Ulangan
Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu
mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan
demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan ,
karena semuanya memiliki hasil yang setara.
7. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan
nilai ketuntasan minimal.

F. Penetapan KKM

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah
penetapan KKM adalah sebagai berikut:

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan


mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitasdaya dukung, dan intake
peserta didik dengan skema sebagai berikut:

Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran;

6
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh
kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu
peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;
4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua/wali peserta didik.

Pedoman yang selanjutnya dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal atau
sering disingkat dengan KKM ini, dikonstruk dari berbagai hal yang mana hal tersebut berkaitan
erat dengan faktor yang harus dilibatkan dalam mencapai kompetensi di setiap mata pelajaran.
Hal tersebut antara lain: tingkat kesukaran materi, sarana yang tersedia dan kemampuan siswa.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM):

1. Hitunglah jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.
2. Tentukan kekuatan/ nilai untuk setiap aspek / komponen sesuai dengan kemampuan
masing-masing aspek.
3. Aspek kompleksitas. Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah,
dan semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
4. Aspek sumber daya pendukung (sarana). Semakin tinggi sumber daya pendukung
maka nilainya semakin tinggi.
5. Aspek intake. Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin
tinggi pula.
6. Jumlah nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi tiga untuk menentukan KKM setiap
KD.
7. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk
menentukan KKM mata pelajaran
8. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama, tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.

Berikut  contoh tabelnya:

7
Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas Tinggi < 65 Sedang 65-79 Rendah 80-100
Daya dukung Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65
Intake siswa Tinggi 80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65

Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan


Aspek yang dianalisis Kriteria Penskoran
Kompleksitas Tinggi (1) Sedang (2) Rendah (3)
Daya dukung Tinggi (3) Sedang (2) Rendah (1)
Intake siswa Tinggi (3) Sedang (2) Rendah (1)

Dalam penetapan KKM paling tidak, ada 2 format yang dapat kita pergunakan secara teknis.

1. Dengan memberikan point pada setiap kriteria yang ditetapkan:

Criteria kategori skor keterangan


Tinggi 1
Kompleksitas Cukup 2
Rendah 3
Sangat lengkap 3
Daya dukung sarana Lengkap 2
Tidak lengkap 1
Tinggi 3
Intaks Cukup 2
Rendah 1
Skor maksimum 9

           

8
Untuk penetapan KKM gunakan rumus berikut:
   ∑Skor Hasil Perhitungan / ∑SkorMaksimum X 100 = KKM

Contoh penerapan:
        Jika indikator memiliki Kriteria: Essensialitas Tinggi, Kompleksitas Rendah, Daya Dukung
Tinggi dan Intake Siswa sedang nilainya adalah:
( 3 + 3 + 2)  
= 88
         9

2. Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria:

Kriteria Kategori Rentang Skor


Kompleksitas Tinggi 50-64
Cukup 65-80
Rendah 81-100
Daya Dukung Sarana Sangat Lengkap 81-100
Lengkap 65-80
Tidak Lengkap 50-64
Intaks Tinggi 81-100
Cukup 65-80
Rendah 50-64

         Sekedar mengelompokkan indicator ke dalam criteria yang ada, guru menetapkan skor
berdasar rentang yang ada.
         Jika indicator memiliki criteria :Essensialitas tinggi, Kompleksitas sedang, Daya dukung
tinggi dan Intake sedang, nilainya adalah rata-rata setiap nilai dari criteria yang kita tentukan.
75  +  85  +  75    = 78
            3

9
Contoh:
Mapel                          : Kimia
Kelas/Semester            : X/2
Sekolah                       :
Standar kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi.

Kompetensi Kriteria pencapaian ketuntasan Kriteria Ketuntasan Minimal


Dasar/Indikator belajar siswa (KD/indicator)
Kompleksi Daya
intake KD Mapel
tas dukung
A.    Mengidentifikasi sifat
larutan non elektrolit
berdasarkan data hasil
percobaan
1.      menyimpulkan gejala- Rendah Tinggi Sedang 77
gejala hantaran arus (80) (80) (70)
listrik dalam berbagai
larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
2.      mengelompokkan Tinggi Sedang 73
larutan ke dalam Sedang (80) (70)
larutan elektrolit dan (70)
non elektrolit
berdasarkan sifat
hantaran listriknya
3.      menjelaskan penye- Tinggi Rendah 65
bab kemampuan laru- (80) (65)
tan elektrolit meng- Tinggi (65)
hantarkan arus listrik.
4.      menjelaskan bahwa Tinggi Rendah 70

10
larutan elektrolit dapat (80) (65)
berupa senyawa ion Tinggi (65)
dan senyawa kovalen
polar

Langkah penghitungannya:
Untuk mencari KKM per KD
     ∑bobot soal
       3
a.       80+80+70 =76,6
            3
b.      70+80+70=73,3
3
c.       65+80+65 = 70
3
d.      65+80+65 =70
3
Mencari nilai KKM Mapel:
 ∑KKM KD
  ∑KD/indikator
77+73+70+70 =   290      =  72,5
4                4
Nilai KKM Mapel merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,5 dibulatkan menjadi 73

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah:

1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/ kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat

11
kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu
dari sejumlah kondisi sebagai berikut:
 Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta
didik.
 Guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi.
 Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan.
 Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi.
 Peserta didik yang cakap/ terampil menerapkan konsep.
 Peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/ pekerjaan.
 Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki tingkat
kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya
memerlukan pengulangan/ latihan.
 Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat
mencapai ketuntasan belajar.
2. Daya dukung, yaitu kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan
pembelajaran pada masing-masing sekolah atau madrasah.
Yang dimaksudkan dengan daya dukung yaitu :
 Tenaga pengajar (guru) yang memenuhi kualifikasi minimal S1/ D4 yang selalu siap
melaksanakan pembelajaran.
 Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus
dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, ruangan kelas dan alat/ bahan
untuk proses pembelajaran.
 Manajemen sekolah yang mampu mendukung kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dengan baik.
 Kepedulian pemangku kepentingan (stakesholder) sekolah (Pengurus, Orang tua
siswa, guru, dan karyawan). Keempat jenis daya dukung itu diharapkan tersedia dalam
jumlah, kualitas dan waktu yang tepat.
3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan, yaitu
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik pada sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
Intake siswa atau tingkat kemampuan rata-rata siswa dapat ditentukan sebagai berikut. Untuk
siswa kelas 1 SD atau kelas 7 SMP atau kelas 10 SMA/ SMK, penentuan intake siswa
12
berdasarkan rata-rata hasil seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB), atau menggunakan STTB/
Ijazah, atau LHBS/ Rapor tingkat kelas sebelumnya. Bagi SD yang tidak melaksanakan
seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB), penetapan langsung KKM berdasarkan KKM tahun
pelajaran sebelumnya, atau ditetapkan berdasarkan keputusan rapat forum warga sekolah.
Siswa kelas 2-6 SD atau kelas 8-9 SMP atau kelas 11-12 SMA/ SMK, penetapan intake siswa
berdasarkan tingkat kemampuan rata-rata siswa yang dicapai dalam LHBS atau Rapor
semester sebelumnya.

Lebih lengkap lagi perhatikan tabel di bawah ini:

Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian


Tinggi Sedang Rendah
Kompleksitas
< 65 65-79 80-100
Tinggi Sedang Rendah
Daya Dukung
80-100 65-79 <65
Tinggi Sedang Rendah
Intake siswa
80-100 65-79 <65

G. Analisis Pencapaian KKM Peserta Didik

Analisis pencapaian KKM dimaksudkan untuk melakukan analisis rata-rata hasil pencapaian
peserta didik terhadap KKM yang telahditetapkan pada setiap mata pelajaran.

Melalui analisis dimaksud, diharapkan akan diperoleh data antara lain tentang:

a) KD yang dapat dicapai oleh 75%-100% dari jumlah peserta didik.


b) KD yang dapat dicapai oleh 50%-74% dari jumlah peserta didik.
c) KD yang hanya dapat dicapai oleh £49% dari jumlah peserta didik.

Manfaat hasil analisis sebagai dasar untuk meningkatkan KKM pada setiap semester atau tahun
berikutnya dalam rangka mencapai kriteria KKM.

Mekanisme pelaksaan analisa pencapaian standar ketuntasan belajar

a) Analisis pencapaian KKM dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan


nilai setiap peserta didik per mata pelajaran saat yang bersangkutan mengikuti
pelajaran.
b) Hasil pengkajian yang dimaksud, dianalisis dan direkap

13
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini yaitu KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan.
KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil
musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang
memiliki karakteristik yang hampir sama. KKM berfungsi sebagai panduan, baik bagi tenaga
pendidik maupun peserta didik dalam melakukan proses kegiatan pembelajaran. Sasaran yang
akan dicapai adalah ketuntasan pembelajaran dengan tolak ukur KKM. Dalam KKM terdapat
faktor-faktor dalam penetapan KKM seperti kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa.

Rambu-rambu yang diperhatikan dalam merumuskan KKM yaitu : nilai KKm dinyatakan
dalam bentuk bilangan bulat, nilai KKM maksimal adalah 100, nilai KKM ditetapkan pada awal
tahun pelajaran, penetapan KKM dilakukan oleh forum guru, penetapan KKM dilakukan melalui
analisis ketuntasan meinimum pada setiap kompetensi dasar, penetapan nilai KKM dilakukan
melalui analisis indikator pencapaian dan KD yang terkait, nilai KKM setiap KD merupakan
rata-rata nilai setiap indikator, setiap KD dan IP dimungkinkan adanya perbedaan nilai KKM dan
nilai KKM tersebut dicantumkan dalam raport.

Beberapa yang menjadi pertimbangan dalam menentukan KKM adalah kompleksitas,


daya dukung, dan intake. Langkah-langkah menetapkan KKM yaitu Guru atau kelompok guru
menetapkan KKM mata pelajaran, hasil penetapan KKM disahkan oleh kepala sekolah, KKM
yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan kemudian KKM
dicantumkan dalam raport.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa Tahun. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

http://repository.iainpekalongan.ac.id/54/3/BAB%20II%2C%20skripsi.pdf

Arifin. 2011. Penetapan KKM.

http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/PenetapanKKM_Arifin,S.Pd_10604.pdf

Rumiyanti. 2013. Makala Penetapan KKM.

https://rumiyanti.files.wordpress.com/2013/23/07/makalah-penetapan-kkm/

Sudrajat. A. 2008. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penetapan-kkm.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai