Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN .S DENGAN


PENYAKIT PARU OBSTUKSI KRONIK ( PPOK ) DI WISMA TERATAI
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) PAGAR DEWA

KOTA BENGKULU

DISUSUN OLEH:

TRIA RISKI KURNIATI

1826010014

PERCEPTOR CO PERCEPTOR

(Ns.Hanifah,S.Kep,M.Kep) (Padriana,S.Kep)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK ( PPOK )

A. Definisi penyakit paru obstruksi ( PPOK)

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)/ Cronic Obstruction Pulmonary


Disease (COPD) merupakan istilah yang sering digunakan untuk sekelompok
penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi
terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya (Price, Sylvia
Anderson: 2008).

PPOK adalah penyakit paru kronik dengan karakteristik adanya hambatan


aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversibel atau reversibel
parsial, serta adanya respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang
berbahaya (GOLD, 2009).

PPOK merupakan salah satu dari kelompok penyakit tidak menular yang
menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya usia harapan hidup dan semakin tingginya pajanan faktor resiko,
seperti banyaknya jumlah perokok, serta pencemaran udara didalam ruangan
maupun diluar ruangan (Persatuan Dokter Paru Indonesia, 2011).

PPOK adalah klasifikasi luas dari gangguan, yang mencangkup bronchitis


kronis, bronkiektasis, emfisima dan asma.

PPOK merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dyspnea saat


beraktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru (Smaltzer &
Bare, 2007).Dengan demikian dapat disimpulkan penyakit paru obstruksi kronik
adalah suatu penyakit yang dapat dicegah dan diobati yang ditandai dengan
adanya hambatan aliran udara pada saluran pernafasan yang menimbulkan
obstruksi saluran nafas, termasuk didalamnya ialah asma, bronchitis kronik, dan
emphysema paru. (Price, Sylvia Anderson, 2008; GOLD, 2009; Persatuan Dokter
Paru Indonesia, 2011; Smaltzer & Bare,2007 ).
B. Etiologi Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Etiologi penyakit ini belum diketahui, Menurut


Muttaqin Arif (2008), penyebab dari PPOK adalah:
1. Kebiasaan merokok, merupakan penyebab utama pada
bronchitis dan emfisema.
2. Adanya infeksi: Haemophilus influenza dan streptococcuspneumonia.
3. Polusi oleh zat-zatpereduksi.
4. Faktorketurunan.
5. Faktor sosial-ekonomi: keadaan lingkungan dan ekonomi yang
memburuk.Pengaruh dari masing – masing faktor risiko terhadap
terjadinya PPOK adalah saling memperkuat dan faktor merokok dianggap
yang paling dominan
C. Patofisiologi
Hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologi utama pada PPOK yang
diakibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran nafas bagian
proksimal, perifer, parenkim dan vaskularisasi paru yang dikarenakan adanya
suatu inflamasi yang kronik dan perubahan struktural pada paru. Terjadinya
peningkatan penebalan pada saluran nafas kecil dengan peningkatan formasi
folikel limfoid dan deposisi kolagen dalam dinding luar salurannafas
mengakibatkan restriksi pembukaan jalan nafas.Lumen saluran nafas kecil
berkurangakibat penebalan mukosa yang mengandung eksudat inflamasi, yang
meningkat sesuai berat sakit.Dalam keadaan normal radikal bebas dan antioksidan
berada dalam keadaan seimbang. Apabila terjadi gangguan keseimbangan maka
akan terjadi kerusakan di paru. Radikal bebasmempunyai peranan besar
menimbulkan kerusakan sel dan menjadi dasar dari berbagai macam penyakit
paru.

Pengaruh gas polutan dapat menyebabkan stress oksidan, selanjutnya akan


menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid selanjutnya akan
menimbulkan kerusakan sel daninflamasi. Proses inflamasi akan mengaktifkan
sel makrofag alveolar, aktivasi sel tersebut akan menyebabkan dilepaskannya
faktor kemotataktik neutrofil seperti interleukin 8 dan leukotrienB4, tumuor
necrosis factor (TNF) ,monocyte chemotactic peptide(MCP)-1 dan reactive
oxygen species (ROS). Faktor-faktor tersebut akan merangsang neutrofil
melepaskan protease yang akan merusak jaringan ikat parenkim paru sehingga
timbul kerusakan dinding alveolar dan hipersekresi mukus. Rangsangan sel epitel
akan menyebabkan dilepaskannya limfosit CD8, selanjutnya terjadi kerusakan
selanjutnya terjadi kerusakan seperti proses inflamasi. Pada keadaan normal
terdapat keseimbangan antara oksidan dan antioksidan. Enzim NADPH yang ada
dipermukaan makrofagdan neutrophil akan mentransfer satu elektron ke molekul
oksigen menjadi anion super oksida dengan bantuan enzim superoksid dismutase.
Zat hidrogen peroksida (H2O2) yang toksik akandiubah menjadi OH dengan
menerima elektron dari ion feri menjadi ion fero, ion fero dengan halida akan
diubah menjadi anion hipohalida(HOCl). Pengaruh radikal bebas yang berasal
dari polusi udara dapat menginduksi batuk kronissehingga percabangan bronkus
lebih mudah terinfeksi.Penurunan fungsi paru terjadi sekunder setelah perubahan
struktur saluran napas. Kerusakan struktur berupa destruksi alveol yangmenuju ke
arah emfisema karena produksi radikal bebas yang berlebihan oleh leukosit dan
polusidan asap rokok.

Merokok dan berbagai partikel berbahaya seperti inhalasi dari biomass fuels
menyebabkan inflamasi pada paru, respons normal ini kelihatannya berubah pada
pasien yang berkembang menjadi PPOK. Respons inflamasi kronik dapat
mencetuskan destruksi jaringan parenkim (menyebabkan emfisema), mengganggu
perbaikan normal dan mekanisme pertahanan menyebabkan fibrosis jalan nafas
kecil).Perubahan patologis ini menyebabkan air trapping dan terbatasnya aliran
udara progresif, mengakibatkan sesak nafas dan gejala khas PPOK lainnya.

Inflamasi pada saluran nafas pasien PPOK


munculsebagaimodifikasidariresponsinflamasisalurannafasterhadapiritankronikse
pertimerokok.
Mekanisme untuk menjelaskan inflamasi ini tidaksepenuhnyadimengerti tetapi
mungkin terdapat keterlibatan genetik.Pasien bisamendapatkanPPOKtanpa adanya
riwayat merokok, dasar dari respons inflamasipasien initidak diketahui. Stres
oksidatif dan penumpukan proteinase padaparuselanjutnya akan mengubah
inflamasi paru. Secara bersamaan,mekanismetersebut menyebabkan karakteristik
perubahan patologis pada PPOK.Inflamasiparu menetap setelah memberhentikan
merokok melalui mekanismeyangtidak diketahui, walaupun autoantigen dan
mikroorganisme
persistenjugaberperan.PerubahanyangkhaspadaPPOKdijumpaipadasalurannafas,p
arenkim paru, dan pembuluh darah paru. Perubahanpatologitersebut meliputi:
inflamasi kronik, dengan peningkatan sejumlahselinflamasi spesifik yang
merupakan akibat dari trauma dan perbaikanberulang
D. WOC

Faktor predisposisi

Bersihan jalan nafas


tidak efektif
Edema ,spasme bronkus, peningkatan

sekret bronkus

Obstruksi bronkiolus awal fase ekspirasi

Udara terperangkap

dalam Alveolus

Pola
nafas
Suplai O2 jaringan sesak nafas
tidak
rendah pcO2 meningkat efektif

PO2 menurun

kompensasi kardiovaskuler
Gangguan Gangguan
ventilasi spontan
metabolisme

jaringan

hipertensi pulminal

metabolisme

Aerob
E. Manifestasi Klinis
Menurut Putra (2013) manifetasi klinis pasien Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK) adalah : Gejala dari Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK) adalah seperti susah bernapas, kelemahan badan, batuk
kronik, nafas berbunyi, mengi atau wheezing dan terbentuknya sputum
dalam saluran nafas dalam waktu yang lama. Salah satu gejala yang paling
umum dari Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah sesak nafas
atau dyosnea.Pada tahap lanjutan dari Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK), dypsnea dapat memburuk bahkan dapat dirasakan ketika
penderita sedang istirahat atau tidur.
Manifestasi klinis utama yang pasti dapat diamati dari penyakit ini
adalah sesak nafas yang berlangsung terus menerus.Menurut Chronic
Obstructive Pulmonary Disease (COPD) Internasional (2012), pasien
dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) mengalami perubahan
bentuk dada.Perubahan bentuk yang terjadi yaitu diameter bentuk dada
antero-posterior dan transversal sebanding atau sering disebut barrel chest.
Kesulitan bernafas juga terjadi pada pasien Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK) yaitu bernafas dengan menggunakan otot bantu pernafasan
dalam jangka waktu yang lama, maka akan terjadi hipertropi otot dan
pelebaran di sela-sela iga atau daerah intercostalis. Bila telah mengalami
gagal jantung kanan, tekanan vena jugularis meninggi dan akan terjadi
edema pada ekstremitas bagian bawah. Hal ini menandakan bahwa terlah
terjadi penumpukan cairan pada tubuh akibat dari gagalnya jantung
memompa darah dan sirkulasi cairan ke seluruh tubuh. Palpasi tektil
fremitus tada emfisema akan teraba lemah, perkusi terdengar suara
hipersonor, batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, dan hepar
terdorong ke bawah. Bunyi nafas vesikuler normal atau melemah, ronkhi
pada waktu nafas biasa atau ekspirasi paksa. Ekspirasi akan terdengar
lebih panjang dari pada inspirasi dan bunyi jangtung juga terdengar
menjauh.
F. Penatalaksanaan

a. Mempertahankan jalan nafas


b. Membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas
c. Meningkatkan masukan nutrisi
d. Mencegah komplikasi, memperlambat memburuknya kondisi
e. Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan
program pengobatan (Doenges, 2000)
Tujuan penatalaksanaan PPOK adalah:
1. Memeperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala tidak
hanya pada fase akut, tetapi juga fase kronik.
2. Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan
aktivitas harian
3. Mengurangi laju progresivitas penyakit apabila penyakitnya
dapat dideteksi lebih awal.

Penatalaksanaan PPOK pada usia lanjut adalah sebagai berikut:

1. Meniadakan faktor etiologi/presipitasi, misalnya segera menghentikan


merokok, menghindari polusi udara.
2. Membersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai cara.
3. Memberantas infeksi dengan antimikroba. Apabila tidak ada infeksi
antimikroba tidak perlu diberikan. Pemberian antimikroba harus tepat
sesuai dengan kuman penyebab infeksi yaitu sesuai hasil uji sensitivitas
atau pengobatan empirik.
4. Mengatasi bronkospasme dengan obat-obat bronkodilator. Penggunaan
kortikosteroid untuk mengatasi proses inflamasi (bronkospasme) masih
controversial.
a. Pengelolaan psikosial, terutama ditujukan untuk penyesuaian diri
penderita dengan penyakit yang dideritanya.
5. Pengobatan simtomatik.
6. Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul.
7. Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan. Oksigen harus diberikan
dengan aliran lambat 1 – 2 liter/menit.
8. Tindakan rehabilitasi yang meliputi:
a. Fisioterapi, terutama bertujuan untuk membantu pengeluaran secret
bronkus.
b. Latihan pernapasan, untuk melatih penderita agar bisa melakukan
pernapasan yang paling efektif.
c. Latihan dengan beban oalh raga tertentu, dengan tujuan untuk
memulihkan kesegaran jasmani.
d. Vocational guidance, yaitu usaha yang dilakukan terhadap
penderita dapat kembali mengerjakan pekerjaan semula.

G. Pemeriksaan penunjang
1. Tes Faal Paru
a. Spirometri (FEV1, FEV1 prediksi, FVC, FEV1/FVC) Obstruksi
ditentukan oleh nilai FEV1 prediksi (%) dan atau FEV1/FVC (%). FEV1
merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya
PPOK dan memantau perjalanan penyakit. APE meter walaupun kurang
tepat, dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau variabilitas harian
pagi dan sore, tidak lebih dari 20%
b. Peak flow Meter

2. Radiologi (foto toraks)


Hasil pemeriksaan radiologis dapat ditemukan kelainan paru
berupa hiperinflasi atau hiperlusen, diafragma mendatar, corakan
bronkovaskuler meningkat, jantung pendulum, dan ruang retrosternal
melebar. Meskipun kadang-kadang hasil pemeriksaan radiologis masih
normal pada PPOK ringan tetapi pemeriksaan radiologis ini berfungsi juga
untuk menyingkirkan diagnosis penyakit paru lainnya atau menyingkirkan
diagnosis banding dari keluhan pasien.
3. Analisa gas darah
Harus dilakukan bila ada kecurigaan gagal nafas. Pada hipoksemia kronis
kadar hemiglobin dapat meningkat.
4. Mikrobiologi sputum
5. Computed temography
Dapat memastikan adanya bula emfimatosa
Berdasarkan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
(GOLD) 2011, PPOK diklasifikasikan berdasarkan derajat berikut :
1. Derajat 0 (berisiko)
Gejala klinis : Memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis,
produksi sputum, dan dispnea. Ada paparan terhadap faktor
resiko.
Spirometri : Normal
2. Derajat I (PPOK ringan)
Gejala klinis : Dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa
produksi sputum.Sesak napas derajat sesak 0 sampai derajat
sesak 1.
Spirometri : FEV1/FVC < 70%, FEV1 ≥ 80% .
3. Derajat II (PPOK sedang)
Gejala klinis : Dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa
produksi sputum. Sesak napas derajat sesak 2 (sesak timbul
pada saat aktivitas).
Spirometri :FEV1/FVC < 70%; 50% < FEV1 < 80%.
4. Derajat III (PPOK berat)
Gejala klinis : Sesak napas derajat sesak 3 dan
4.Eksaserbasi lebih sering terjadi Spirometri :FEV1/FVC <
70%; 30% < FEV1 < 50%
5. Derajat IV (PPOK sangat berat)
Gejala klinis : Pasien derajat III dengan gagal napas kronik.
Disertai komplikasi kor pulmonale atau gagal jantung
kanan.Spirometri :FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30%
H. Asuhan Keperawatan Penyakit Paru Obstruksi Kronis (Ppok)
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
 Masalah kesehatan dahulu
Klien mengatakan dulu jika telat makan perut sakit klien
mengalami penyakit gastritis ( maagh)
 Masalah kesehatan sekarang
Klien mengatakan bagian dada terasa panas dan Klien
mengalami nafas sesak
 Masalah kesehatan keluarga / keturunan
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan
b. Kebiasaan sehari –hari
Biologis
 Pola makan : 3x sehari , namun nafsu makan berkurang
 Pola minum : 8 x sehari minum air putih hangat
 Pola eliminasi : klien mengatakan jarang Bak , sekali Bak 1
minggu sekali
 Pola tidur : tidak mengalami gangguan pol tidur
 Aktifitas sehari-hari : klien melakukan kegiatan sering ngobrol
dan tukar pikiran bareng teman 1 wisma ,
c. Psikologis
a) Keadaan emosi : klien tidak mudah emosi
d. Sosial
b) Dukungan keluarga : klien mengatakan bahwa tidak ada
saudara , tetapi hanya anak 1 berumur 15 tahun dan tinggal di
panti sosial seluma
c) Hubungan antar keluarga : hubungan baik dengan anak
d) Hubungan dengan orang lain : baik
e. Spiritual/kultural
a) Pelaksanaan ibadah : sholat 5 waktu
b) Keyakinan tentang kesehatan : klien percaya bahwa sehat dan
sakit itu yang diatur hanya allah swt
f. Pemeriksaan fisik
a) Tanda-tanda Vital
( keadaan umum : baik,tingkat kesadaran : composmentis, suhu
36,6C , nadi : 75 x/menit, tekanan darah : 120/80, pernafasan :
26 x/menit, tinggi badan : 168 cm, berat badan : 53 kg)
b) Kebersihan perorangan
Kepala (rambut : bersih , mata : kabur bila pandangan jauh,
hidung : bersih, mulut : bersih, telinga : telinga bersih )
Leher : simetris
Dada/thorak (dada : barrel chest, paru-paru : vesikuler,
jantung : lup dup)
Abdomen : normal
Muskuloskeletal :tidak ada nyeri
Kesehatan lingkungan : baik

2. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan Jalan Nafas Berhubungan Dengan Spasma Jalan
Nafas Dibuktikan Dengan Sputum Berlebih
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan
upaya nafas dibuktikan dengan Dispnea
3. Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan
kelelahan otot pernafasan dibuktikan dengan PcO2
meningkat dan pO2 menurun
3. Intervensi keperawatan

N Diagnosa Tujuan dan hasil Intervensi keperawatan


o keperawatan kriteria
1 Bersihan Bersihan jalan nafas Manajemen jalan nafas
Jalan Nafas Setelah dilakukan
Berhubunga pengkajian pasien Observasi
n Dengan diharapkan mampu  Monitor pola nafas
Spasma Kriteria hasil :  Monitor bunyi nafas
Jalan Nafas  Batuk efektif tambahan
Dibuktikan sedang  Monitor sputum
Dengan  Produksi Teraupetik
Sputum sputum  Posisikan semi-
Berlebih menurun flower atau fowler
 Dispnea  Berikan minum
sedang hangat
 Frekuensi  Lakukan fisioterapi
nafas sedang dada, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan asupan
cairan 200 ml /hari,
jika tidak
kontraindikasi
 Ajarkan Teknik batuk
efektif
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspekt
oran, mukolitik,jika
perlu
2. Pola nafas Pola nafas tidak Pemantauan respirasi
tidak efektif efektif
berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan pengkajian pasien  Monitor frekuensi,
hambatan diharapkan mampu irama, kedalaman dan
upaya nafas Kriteria hasil : upaya napas
dibuktikan  Dispnea  Monitor pola napas
dengan cukup  Monitor adanya
Dispnea meningkat produksi sputum
 Frekuensi  Monitor adanya
napas sedang sumbatan jalan napas
 Kedalaman Teraupetik
nafas sedang  Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
 Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan
3. Gangguan Ventilasi spontan Dukungan ventilasi
ventilasi Setelah dilakukan Observasi
spontan pengkajian pasien  Identifikasi adanya
berhubungan diharapkan mampu kelelahan otot bantu
dengan Kriteria hasil : napas
kelelahan 1. Dispnea  Identifikasi efek
otot sedang perubahan posisi
pernafasan
dibuktikan 2. PcO2 sedang terhadap status
dengan 3. Po2 sedang pernafasan
PcO2 Teraupetik
meningkat  Pertahankan jalan
dan pO2 napas kepatenan jalan
menurun napas
 Berikan posisi semi
fowler atau fowler
 Fasilitasi mengubah
posisi senyaman
mungkin
Edukasi
 Ajarkan melakukan
teknik relaksasi napas
dalam
 Ajarkan mengubah
posisi secara mandiri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
bronkhodilator, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA

Asih, Niluh Gede Yasmin. 2003. Keperawatan Medikal Bedah Klien dengan
Gangguan Sistem Pernafasan.Jakarta : EGC Buku Kedokteran.

Brashers, Valentina L. 2007.Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan


Manajemen Edisi 2.Jakarta : EGC Buku Kedokteran.

Doenges, Marilynn E. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta : EGC Buku
Kedokteran.

Engram, Barbara. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume


1.Jakarta : EGC Buku Kedokteran
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN .S DENGAN


PENYAKIT PARU OBSTUKSI KRONIK ( PPOK ) DI WISMA TERATAI
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) PAGAR DEWA

KOTA BENGKULU

DISUSUN OLEH:

TRIA RISKI KURNIATI

1826010014

PERCEPTOR CO PERCEPTOR

(Ns.Hanifah,S.Kep,M.Kep) (Padriana,S.Kep)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2022
LAPORAN KASUS
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS ( PPOK)

 Pengkajian
Nama panti : Panti Sosial Tresna Werdha Pagar Dewa
Alamat panti : Jl. Adam Malik No 9 pagar dewa provinsi
Bengkulu
Tanggal masuk :-
No. Register :-

1. Identitas klien
Nama : Tn.S
Alamat : Desa padang ulak tanjung
Jenis kelamin : Laki –Laki
Umur :-
Status perkawinan : Cerai
Agama : Islam
Suku :-
Pendidikan terakhir :-
Lama tinggal dipanti : 10 bulan
Sumber pendapatan : Tidak Ada
Keluarga yang dapat dihubungi :-
Riwayat pekerjaan : Petani
2. Alasan kunjungan ke panti
Tn.S Mengatakan Dirinya Masuk Kepanti Karena Keinginanya sendiri
3. Riwayat kesehatan
 Masalah kesehatan dahulu
Klien mengatakan dulu seorang perokok aktif
 Masalah kesehatan sekarang
Klien mengatakan bagian dada terasa panas dan Klien mengalami nafas
sesak
 Masalah kesehatan keluarga / keturunan
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
4. PemeriksaanFisik
Suhu 360 C, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90x/menit, Respirasi
21x /menit, tingkat kesadaran composmentis

5. Pengkajian Head To Toe


a. Kepala
Kebersihan : bersih
Kerontokan rambut : tidak
Keluhan : tidak
Warna rambut : putih

b. Mata
Konjungtiva : tidak
Sklera : tidak
Strabismus : tidak
Penglihatan : jelas
Peradangan : tidak
:
c. Hidung
Bentuk : simetris
Peradangan : tidak
Penciuman : tidak terganggu
Jika ya, jelaskan :
d. Mulut dan tenggorokan
Kebersihan : bersih
Mukosa : lembab
Peradangan/stomatitis : tidak
Gigi geligi : karies,
Radang gusi : tidak
Kesulitan mengunyah : tidak
Kesulitan menelan : tidak
e. Telinga
Kebersihan : bersih
Peradangan : tidak
Pendengaran : iya,Tn S masih bisa mendengar dengan
jelas
Jika terganggu, jelaskan :-
Keluhan lain : tidak
Jika ya, jelaskan :
f. Leher
Pembesaran kelj. Tiroid : tidak
JVP : tidak
Kaku kuduk : tidak

g. Dada
Bentuk dada : pigeon chest
Retraksi : tidak
Wheezing : ya
Ronchi : ya
Suara jantung tambahan : tidak
Ictus cordis : ICS

h. Abdomen
Bentuk : flat
Nyeri tekan : tidak
Kembung : tidak
Bising usus : tidak
Massa : tidak

i. Genitalia
Kebersihan : bersih
Haemoroid : tidak
Hernia : tidak

j. Ektremitas

Kekuatan otot
4444 4444
4444 4444
(Skala 0-5)
0: Lumpuh
1: Ada kontraksi
2: Melawangravitasidengansokongan
3:Melawangravitasitapitidakadatahanan
4: Melawangravitasitapiadatahanansedikit
5: Melawangravitasidengankekuatanpenuh
1. Postur tubuh
Posurtubuh : tegap
Rentanggerak : Kanan : tidak adaketerbatasangerak
Kiri : tidakadaketerbatasangerak
Deformitas : tidak ada
Tremor : kaki
Edema kaki : tidak ada
Penggunaanalatbantu : Tidak ada

Reflek
Refleks Kanan Kiri
Biseps + +
Trisep + +
Patela + +
Archiles + +

2. Integumen
Integumen terlihat bersih, warna kulit sawo matang, kulit lembab,
tidak ada gangguan pada kulit, turgor kulit keriput
k. Pengkajian keseimbangan untuk lansia (Tinneti, ME dan Ginter,
SF,1998)
1. Perubahan posisi atau gerakan kesimbangan
a. Bangun dari kursi
Tn.S dapat bangun dari duduk secara hati-hati dengan satu kali
gerakan dan tidak ada mengalami kesulitan.
b. Duduk ke kursi
Tn.Sduduk dikursi secara hati-hati dan mengatur posisi duduk yang
sesuai dan nyaman.
c. Menahan dorongan pada sternum
Tn.S memegang objek dukungan untuk menahan dorongan pada
sternum.
d. Mata tertutup
Menggerakkan kaki secara hati-hati dan memegang objek
dukungan untuk menahan dorongan.
e. Gerakan menggapai sesuatu
Tn.S mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
sepenuhnya
f. Membungkuk
Tn.S kurang mampu membungkuk, untuk mengambil objek-objek
kecil (misalnya : pulpen) dari lantai, dan berdiri memegang alat
bantu.
2. Komponen gaya berjalan atau gerakan
Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan :
a. Tn.Smampu berjalanmenggunakan kaki namun dengan hati-hati
b. Ketinggian langkah kaki
Tn.S mampu mengangkat kaki
c. Kontinuitas langkah kaki
Dapatmelihatkontinuitaslangkah kaki Tn.S walaupun klien
berjalan dengan hati-hati
d. Kesimetrisan langkah
Saat berjalan langkah kaki Tn.S simetris
e. Penyimpangan jalur pada saat berjalan
Tidak ada penyimpangan jalur pada saat berjalan
f. Berbalik
Pada saat berbalik, Tn. Smampu berbalikdenganbaik namun tetap
berhati-hati
l. Pengkajian Psikososial
Hubungan dengan orang lain dalam wisma :
1. Tidak dikenal
2. Sebatas kenal
3. Mampu berinteraksi
4. Mampu bekerjasama √
Tn.Smampu berkerjasama dengan teman-teman diwismanya dan
hubungan mereka terbina dengan baik.
Hubungan dengan orang lain di luar wisma di dalam panti
1. Tidak dikenal
2. Sebatas kenal √
3. Mampu berinteraksi
4. Mampu bekerjasama
Tn.Smengatakan ia jarang datang ke wisma lainnya untuk
mengobrol bersama-sama. Tn.Slebih sering mengobrol dengan teman
satu wismanya saja
Kebiasaan lansia berinteraksi ke wisma lainnya dalam panti
1. Sering
2. Jarang
3. Tidak pernah √
Tn.S tidak pernah melakukan interakasi dengan teman-teman
diwisma lainnya, untuk berjalan keluar klien dapat melihat dengan
jelas
Stabilitas emosi
1. Labil
2. Stabil √
3. Iritabel
4. Datar
Emosi Tn.S stabil, Tn.Stampak tenang, dengan emosi yang menetap
sesuai dengan stimulus yang ada.
Motivasi penghuni panti
1) Kemampuan sendiri √
2) Terpaksa
Tn .Smengatakan masuk kepanti tidak ada sedikit unsur paksaan
dari pihak keluarga, karena klien mulai mengalami penyakit ppok
dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri.
Frekuensi kunjungan keluarga
1) 1 kali/bulan
2) 2 kali/bulan
3) Jarang √
3) Tidak pernah
Tn.Smengatakan keluarga yang datang mengunjunginya termasuk
jarang karena jarak yang lumayan jauh
m. Pengkajian Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
1. Apakah klien mengalami susah tidur : tidak , Tn.S mudah terbangun
saat malam hari
2. Ada masalah atau banyak pikiran : untuk saat ini kadang ada
masalah atau pikiran
3. Apakah klien murung atau menangis sendiri : tidak.
4. Apakah klien sering was-was atau khawatir : tidak.
5. Pengukuran tingkat depresi

a. Skala Depresi Geriatric (GDS), Yesavage dkk, 1983


No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah bapak/ibu sekarang ini merasa puas dengan

kehidupannya?
2. Apakah bapak/ibu telah meninggalkan banyak kegiatan

atau kesenangan akhir-akhir ini?
3. Apakah bapak/ibu sering merasa hampa/kosong dalam

hidup ini?
4. Apakah bapak/ibu sering merasa bosan ? √
5. Apakah bapak/ibu merasa mempunyai harapan yang

baik di masa depan ?
6. Apakah bapak/ibu mempunyai pikiran jelek yang

mengganggu terus menerus ?
7. Apakah bapak/ibu memiliki semangat yang baik setiap

saat ?
8. Apakah bapak/ibu takut bahwa sesuatu yang buruk

akan terjadi pada anda ?
9. Apakah bapak/ibu merasa bahagia sebagian besar

waktu?
10 Apakah bapak/ibu sering merasa tidak mampu berbuat

. apa-apa?
11 Apakah bapak/ibu sering merasa resah dan gelisah ?

.
12 Apakah bapak/ibu lebih senang tinggal dirumah dari

. pada keluar dan mengerjakan sesuatu ?
13 Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang masa

. depan ?
14 Apakah bapak/ibu akhir-akhir ini sering pelupa?

.
15 Apakah bapak/ibu pikir bahwa hidup bapak/ibu

. sekarang ini menyenangkan ?
16 Apakah bapak/ibu sering merasa sedih dan putus asa ?

.
17 Apakah bapak/ibu merasa tidak berharga akhir-akhir
. ini? √
18 Apakah bapak/ibu sering merasa khawatir tentang masa

. lalu?
19 Apakah bapak/ibu merasa hidup ini menggembirakan?

.
20 Apakah sulit bagi bapak/ibu untuk memulai kegiatan

. yang baru?
21 Apakah bapak/ibu merasa penuh semangat ?

.
22 Apakah bapak/ibu merasa situasi sekarang ini tidak ada

. harapan ?
23 Apakah bapak/ibu berpikir bahwa orang lain lebih baik

. keadaannya dari pada bapak/ibu?
24 Apakah bapak/ibu sering marah karena hal-hal yang

. sepele ?
25 Apakah bapak/ibu sering merasa ingin menangis ?

.
26 Apakah bapak/ibu sulit berkosentrasi ?

.
27 Apakah bapak/ibu merasa senang waktu bangun tidur

. dipagi hari ?
28 Apakah bapak/ibu tidak suka berkumpul di pertemuan

. social ?
29 Apakah mudah bagi bapak/ibu membuat suatu

. keputusan ?
30 Apakah pikiran bapak/ibu masih tetap mudah dalam

. memikirkan sesuatu seperti dulu ?
Jumlah : 10
0 – 10 = Not Depressed
11 – 20 = Mild Depressed
21 – 30 = Severe Depresed
Kesimpulan :Tn.S mendapatkan nilai 19 pada pengukuran GDS.
Klientermasuk pada Mild Depressed

b. Pengukuran tingkat kerusakan intelektual


Short Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ); Pfeiffer E, 1975

Benar Salah Nomor Pertanyaan

√ 1. Tanggal berapa hari ini ?


√ 2. Hari apa sekarang ?
√ 3. Apa nama tempat ini ?
√ 4. Dimana alamat anda ?
√ 5. Berapa umur anda ?
√ 6. Kapan anda lahir ?
√ 7. Siapa Presiden Indonesia
√ 8. Siapa Presiden Indonesia sebelumnya?
√ 9. Siapa nama ibu anda ?
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan
√ 10.
3 dari setiap angka baru, secara menurun.
Jumlah : 91
Sumber : Burns, 1999.Assesment Scales in Old Age Psychiatry. Marthin
Dunitz Ltd. London P.56- 57
Hasil : Salah 1 (fungsi intelektualutuh)
Interpretasi :
Salah 0 – 2 : fungsi intelektual utuh
Salah 3 – 4 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 5 – 7 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 8 – 10 : fungsi intelektual kerusakan berat
Kesimpulan : klien mempunyai jawaban salah 1 buah pada pengukuran
SPMSQ, sehingga klien memiliki Fungsi intelektual utuh.
c. Identifikasi aspek kognitif
Mini Mental State Examination (MMSE); Folstein MF, 1975

SkorMaksim SkorMa
Orientasi
um nula
5 4 Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun), berapa
dan (musim) apa?
5 3 Sekarang kita berada dimana? (jalan), (no. rumah),
(kota), (kabupaten), (propinsi).
REGISTRASI
3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1
detik untuk tiap benda. Kemudian mintalah lansia
mengulang ke 3 nama tersebut. Berikan satu
angka untuk setiap jawaban yang benar. Bila
masih salah, ulanglah penyebutan ke 3 nama
tersebut, sampai ia dapat mengulangnya dengan
benar. Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah
(bola, kursi, sepatu)
(jumlah percobaan 4 x)
ATENSI DAN KALKULASI
5 0 Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100
ke bawah 1 angka untuk tiap jawaban yang benar.
Berhenti setelah 5 hitungan. (93, 86, 79, 72, 65).
Kemungkinan lain : ejalah kata “dunia” dari akhir
ke awal (a-i-n-u-d).
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
3 3 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah
disebutkan di atas. Berikan 1 angka untuk setiap
jawaban yang benar.
BAHASA
9 7 a. apakah nama benda-benda ini ? (perlihatkan
pensil dan arloji) (2 angka)
b. ulanglah kalimat berikut: “ Jika Tidak Dan
Atau Tapi” (1 angka)
c. laksanakan 3 buah perintah ini: “peganglah
selembar kertas dengan tangan kananmu,
lipatlah kertas itu pada pertengahan dan
letakkan di lantai (3 angka)
d. bacalah dan laksanakan perintah berikut:
“pejamkan mata anda” (1 angka).
e. Tulislah sebuah kalimat (1 angka)
f. Tirulah gambar ini (1 angka)
0

Skor Total 19

Skor :19
Nilai 24-30 : Normal
Nilai 17-23 : Probable gangguankognitif
Nilai 0-16 : Definitifgangguankognitif
Kesimpulan : Ny.Smempunyaiskor 19,
jadikliendalamkeadaanProbable gangguankognitif
1. Pengkajian perilaku terhadap kesehatan
Kebiasaan merokok
1) > 3 batang sehari
2) <3 batang sehari
3) Tidak merokok
a. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi :
Frekuensi makan
1) 1 kali sehari
2) 2 kali sehari
3) 3 kali sehari
4) 4 kali sehari

Jumlah makanan yang habis


1) 1 porsi yang habis
2) ½ porsi yang dihabiskan
3) < ½ porsi yang dihabiskan
4) Lain-lain

Makanan tambahan
1) Dihabiskan
2) Tidak dihabiskan
3) Kadang-kadang dihabiskan

Pola pemenuhan cairan :


Frekuensi minum
1) < 3 gelas sehari
2) > 3 gelas sehari
Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :
1) Takut kencing malam hari
2) Tidak haus
3) Persediaan air minum terbatas
4) Kebiasaan minum sedikit

Jenis minuman
(1) Air putih (2) Teh (3) Kopi
(2) Susu (5) lainnya...............

Pola kebiasaan tidur :


Jumlah waktu tidur
(1) < 4 jam (2) 4 – 6 jam (3) > 6 jam
Gangguan tidur berupa
(1) Insomnia (2) Sering terbangun (3) Sulit mengawali (4)Tidak
ada gangguan

Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur


(1) Santai (2) Diam saja (3) Keterampilan (4)
Kegiatan keagamaan

Pola eliminasi BAB


Frekuensi BAB
(1) 1 kali sehari
(2) 2 kali sehari
(3) Lainnya ………
Konsistensi
(1) Encer (2) Keras (3) Lembek
Gangguan BAB
(1) Inkontinensia alvi
(2) Konstipasi
(3) Diare
(4) Tidak ada

Pola BAK
Frekuensi BAK
(1) 1 – 3 kali sehari
(2) 4 – 6 kali sehari
(3) > 6 kali sehari

Warna urine
(1) Kuning jernih
(2) Putih jernih
(3) Kuning keruh

Gangguan BAK
(1) Inkontinensia urine
(2) Retensi urine
(3) Lainnya …………

Pola aktifitas
Kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan
(1) Membantu kegiatan dapur
(2) Berkebun
(3) Pekerjaan rumah tangga
(4) Keterampilan tangan

Pola pemenuhan kebersihan diri


Mandi
(1) 1 kali sehari
(2) 2 kali sehari
(3) 3 kali sehari
(4) > 1 kali sehari

Memakai sabun
(1) Ya (2) Tidak

Sikat gigi
(1) 1 kali sehari
(2) 2 kali sehari
(3) 3 kali sehari

Menggunakan pasta gigi


(1) Ya (2) Tidak
Kebiasaan berganti pakaian bersih
(1) 1 kali sehari
(2) > 1 kali sehari
(3) Tidak ganti

b. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari


Pengkajian Fungsional berdasarkan
Barthel Indeks ; Mahoney & Barthel, 1965
Nilai
No Aktivitas Nilai
Bantuan Mandiri
manula
1. Makan 0 10 10
Berpindah dari kursi ke tempat tidur dan 0 15 15
sebaliknya , termasuk duduk di tempat
2. tidur.
Kebersihan diri, mencuci muka, menyisir, 0 5 5
3. mencukur dan menggosok gigi.
4. Aktivitas toilet 0 10 10
5. Mandi 0 5 5
Berjalan di jalan yang datar (jika tidak 0 15 15
mampu berjalan lakukan dengan kursi
6. roda)
7. Naik turun tangga 5 10 10
8. Berpakaian termasuk mengenakan sepatu 0 10 10
9. Mengontrol defekasi 0 10 10
10. Mengontrol berkemih 0 10 10
Jumlah 5 100 100

Penilain :
0–2 : ketergantungan
21 – 61 :ketergantungan berat/ sangat tergantung
62 – 90 : ketergantungan berat
91 – 99 : ketergantungan ringan
100 : Mandiri
Kesimpulan : Tingkat kemandirian Tn.Ssehari-hari
adalah mandiri.
2. Pengkajian lingkungan
PEMUKIMAN
Luas bangunan :

Bentuk bangunan :
(1) Rumah (2) Petak (3) Asrama (4) Paviliun

Jenis bangunan :
(2) Permanen (2) Semi permanen (3) Non permanen

Atap rumah
(1) Genteng (2) Seng (3) Ijuk (4) Kayu (5) Asbes

Dinding
(1) Tembok (2) Kayu (3) Bambu (4) Lainnya……….

Lantai
(1) Semen (2) Tegel (3) Keramik (4) Tanah (5)
Lainnya……….

Kebersihan lantai
(1) Baik (2) Kurang
Ventilasi
(1) < 15% luas lantai (2) 15% luas lantai

Pencahayaan
(1) Baik (2) Kurang, jelaskan ……….

Pengaturan penataan perabot


(1) Baik (2) Kurang

Kelengkapan alat rumah tangga


(1) Lengkap (2) Tidak lengkap, jelaskan ………..

SANITASI

Penyediaan air bersih (MCK) :


(1) PDAM (2) Sumur (3) Mata Air (4) Sungai (5)
lainnya……

Penyediaan air minum


(1) Air rebus sendiri (2) Beli (aqua) (3) Air biasa tanpa
rebus

Pengelolaam jamban
(1) Bersama (2) Kelompok (3)Pribadi (4) lainnya……

Jenis jamban
(1) Leher angsa (2) Cemplung terbuka (3) Cemplung Tertutup
(4) Lainnya

Jarak dengan sumber air


(1) < 10 meter (2) > 10 meter
Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
(1) Lancar (2) Tidak lancer

Petugas sampah
(1) Ditimbun (2) dibakar (3) daur ulang
(4) dibuang sembarang tempat (5) dikelola dinas
Pengelolaan binatang pengerat
(1) Tidak (2) ya, (*) dengan racun (*) dengan alat (*) lainnya
………

FASILITAS

Peternakan
(1) Ada (2) Tidak Jenis : ayam
Perikanan
(1) Ada (2)Tidak Jenis ……………...

Sarana olah raga


(1) Ada (2) Tidak Jenis ……………...

Teman
(1) Ada (2) Tidak Jenis : datuk ishaq, datuk sumardi, datuk
jamalul

Ruang pertemuan
(1) Ada (2) Tidak Jenis : aula

Sarana hiburan
(1) Ada (2) Tidak Jenis : radio

Sarana ibadah
(1) Ada (2) Tidak Jenis : masjid

KEAMANAN DAN TRANSPORTASI

Keamanan
System keamanan lingkungan
Penanggulangan kebakaran (1) Ada (2) Tidak
Penanggulangan bencana (1) Ada (2) Tidak

Transportasi
Kondisi jalan masuk panti
(1) rata (2) tidak rata (3) licin (4) tidak licin
Jenis transportasi yang dimiliki
(1) mobil (2) sepeda motor (3) lainnya : tidak ada

Komunikasi
Sarana komunikasi
(1) ada (2) Tidak ada
Jenis komunikasi yang digunakan dalam panti
(1) telphon (2) kotak surat (3) fax (4) lainnya : radio

Cara penyebaran informasi


(1) langsung (2) tidak langsung (3) lainnya ……….

n. Pengkajian Spiritual/Kultural
1. Pelaksanaan ibadah
Klienrajinberibadah di mesjid / dikamarnya.
2. Keyakinan tentang kesehatan
Klien mengatakan bahwa setiap penyakit ada obatnya dan klien selalu
mengatakan harus tawakal dan berusaha dan selalu berdoa akan
sembuhan pasien
ANALISA DATA
Nama : Datuk sabari

Umur :-

Dx. Medis : PPOK ( penyakit paru obtruksi kronis )

Wisma : Teratai

No Analisa data Etiologi Masalah


1 Ds : Sekresi yang Bersihan jalan
 klien mengatakan tertahan nafas tidak efektif
sering mengalami batuk
dan mengeluarkan
sekret yang kental
 Klien mengatakan
sesak nafas jika
berjalan sekitar 10
meter , dan melakukan
aktivitas berat
Do :
Klien mengeluarkan sekret
berlebih
Klien mengalami batuk tidak
efektif
RR : 21x/menit
Td : 120/80mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36 C

2. Ds : Suhu lingkungan, Gangguan pola


 Klien mengatakan kurang control tidur
sering terbangun pada tidur
malam hari karena
sesak nafas dan batuk,
pasien mengeluh sulit
tidur kembali jika
sudah tebangun.
Do :
Klien sering batuk dan klien
terlihat lesu dan tidak
bersemangat

Diagnosa Yang Mungkin Muncul

1. Bersihan Jalan Nafas Berhubungan Dengan Spasma Jalan Nafas


Dibuktikan Dengan Sputum Berlebih
2. Gangguan pola tidur berhungan dengan kurang nya kontrol tidur
dibuktikan dengan mengeluh sulit tidur

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Kode Diagnosis Kod Hasil


keperawatan e
(SDKI)
1. Bersihan Jalan L. Bersihan jalan l. Teknik relaksasi nafas
Nafas 01001 nafas tidak 1244 dalam
Berhubungan efektif setelah 9
Dengan Spasma dilakukan Observasi :
Jalan Nafas pengkajian di -identivikasi kesiapan
Dibuktikan harapkan : dan kemampuan
Dengan Sputum -pasien dapat menrima informasi
Berlebih mengeluarkan Teraupeutik :
dahak -sedaiakn materi dan
-batuk-batuk media pendidikan
pada pasien kesehatan
berkurang -jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan

Edukasi :
-jelakskan tujuan dan
teknik nafas
-jelaskan prosedur
teknik nafas
-anjurkan
memposisikan tubuh
senyaman mungkin
-ajarkan melakukan
inspirasi dengan
menghirup udara
melalui hidung secara
perlahan
-ajarkan melakukan
ekspirasi dengan
menghembuskan
udara mulut mecucu
secara perlahan
2. Gangguan pola L. Gangguan Pola I. Pemantauan
Tidur respirasi
tidur berhungan 01003 0101
Setelah
dengan kurang nya dilakukan 4 Observasi
pengkajian - Identifikasi
kontrol tidur pola aktivitas
diharapkan
dibuktikan dengan pasien dan tidur
mampu : - Identifikasi
mengeluh sulit faktor
- Keluhan
tidur sulit tidur pengganggu
cukup tidur
meningkat - Identifikasi
- Kemampua makanan dan
n minuman yang
beraktivitas mengganggu
cukup tidur
meningkat Terapeutik
- Batasi waktu
tidur siang jika
perlu
- Lakukan
prosedur untk
meningkatkan
kenyamanan

Edukasi
- Jelaskan
pentingnya
tidur cukup
selama sakit
- Anjurkan
menghindari
makanan/minu
man yang
menganggu
tidur

CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari,tanggal dan Diagnosa Implementasi Evaluasi


waktu keperawatan
1. Rabu, 02-02- Bersihan Jalan Nafas Melakukan S:
2022 teknik relaksasi tn.s mengatakan
Berhubungan
nafas dalam sesak nya lumayan
Dengan Spasma berkurang
O:
Jalan Nafas
RR : 21x/menit
Dibuktikan Dengan Td : 120/80 mmHg
Suhu: 36 C
Sputum Berlebih
Nadi : 90x/menit
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Kolaborasi dengan
pemberian obat jika
diperlukan
2. Kamis, 03-02- Gangguan pola tidur Mengajarkan S:
batuk efisien - Tn. S
2022 berhungan dengan
mengatakan
kurang nya kontrol
batuk sedikit
tidur dibuktikan berkurang
dengan mengeluh - Tn. S
mengatakan
sulit tidur
dahak susah
untuk
dikeluarkan
O:
- Batuk Tn. S
tampak sudah
berkurang
- Dahak Tn. S
tampak
sedikit
- TD :
120/85mmH
g
- Nadi :
85x/menit
- RR:
20x/menit
0
- S :36,2 C
A : Masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi

Anda mungkin juga menyukai