Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Adapun identitas dari buku yang kami baca kemudian dijadikan resensi buku, datanya
sebagai berikut :
Judul buku : KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN
Pengarang : Dr. Winardi, SE.
Penerbit : PT. Rineka Cipta
Tahun terbit : Cetakan pertama, Oktober 1990
Cetakan kedua, Februari 2000
Tempat penerbit : Jakarta
Dari buku ini, yang berjudul “KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN” berisikan uraian,
pembahasan, analisis tentang aneka macam aspek pimpinan, pemimpinan (leadership), dan
manajemen yang berlandaskan pandangan sejumlah pakar dalam bidang kepemimpinan dan
manajemen. Terdapat 7 (tujuh) bab yang mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :
Bab I : Pemimpin dan Aneka Macam aspeknya
Bab II : Kepemimpinan (Leadership)
Bab III : Manusia di dalam lingkungan perusahaan
Bab IV : Motivasi manusia
Bab V : Manajemen dan manajer
Bab VI : Fungsi-fungsi seorang manajer
Bab VII : Pihak manajer sebagai inisiator perubahan di dalam organisasi.
Dari resensi buku ini dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa yang dalam kurikulum
mendapatkan mata kuliah “pemimpin dan kepemimpinan, manajemn, maupun dalam
kehidupan sehari-hari dalam melaksanakan tugas sebagai manajer atau calon manajer.
Sudah tentu dari resensi buku ini dapat memperluas sedikit wawasan pengetahuan
tentang persoalan : pemimpin-kepemimpinan-manajemen, dan tugas-tugas manajerial.
Semoga resensi buku Kepemimpinan dan Manajemen ini bermanfaat kiranya bagi kita semua,
amiin.

BAB I
PEMIMPIN DAN ANEKA MACAM ASPEKNYA

Seorang pemimpin adalah seorang yang karena kecakapan-kecakapan pribadinya


dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya
untuk mengerahkan upaya bersama ke arah pencapaian sasaran-sasaran tertentu.
Ada macam-macam jenis pemimpin : pemimpin formal, pemimpin informal, pemimpin
dalam bidang keagamaan, pemimpin dalam bidang kebudayaan, pemimpin dalam bidang
pendidikan, pemimpin dalam bidang politik yang menghadapi bidang garapan mereka masing-
masing.
Poses pemberian pimpinan di dalam lingkungan perusahaan berkaitan dengan berbagai
aspek :
1. Aspek Teknis–Organisatoris murni, Perhatian dicurahkan pada penggunaan alat-alat
produksi demikan rupa, hingga produk yang dihasilkan sesuai dengan syarat-syarat
yang diinginkan oleh para konsumen.
2. Aspek Finansial–Ekonomis, aktifitas rumah tangga perusahaan diterjemahkan kedalam
bentuk angka-angka agar dengan demikian dapat dikendalikan.
3. Aspek Manusiawi (Sosial), pusat perhatian diletakan atas faktor manusiawi di dalam
lingkungan rumah tangga perusahaan.
Organisator sebagai pemimpin, (Inventor) yang menciptakan hasil-hasil atau karya seni,
organisator dalam bidang ekonomi juga harus melaksanakan penciptaan-penciptaan yang
berguna secara ekonomis.
Macam-macam tipe organisator :
1. Organisator Harmonis, menyukai orde (keteraturan) dan disiplin.
2. Organisator Disharmonis, jauh lebih dinamis.
3. Petualang, menitikberatkan persoalannya daripada pengetahuannya (INTUISI)
4. Konstruktor, Mengambil resiko seminimal mungkin dan mengadakan perhitungan-
perhitungan
5. Ideal, sentripetal atau sentrifugal
6. Materialistik, bersifat sentripetal
7. Kontaktual, pandai bertindak secara taktis.
Perbedaan antara formalis dan fungsionalis, formalis adalah orang yang terutama
mementingkan aspek-aspek formal organisasinya. Fungsionalis lebih mengutamakan segi
manfaat.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang organisator sebagai pemimpin. Syarat
yang disistematisasi oleh J. Slikboer adalah : sifat serta kemampuan dalam dibang intelektual,
seorang yang memiliki bakat intelektual, dikembangkan, intensivitas, orientasi terhadap
kenyataan, oportunisme, objektivitas, kemampuan membedakan hal-hal pokok dengan hal
tidak penting, kritis, keluwesan jiwa, segera bertinsak, cermat, ingatan yang baik. Sifat yang
berhubungan dengan watak. Sifat-sifat tempramental, vitalitas, energi, pushing power, spirit.
Sifat dan kemampuan dalam bidang khusus : Sifat dan Kemampuan dalam hal berhadapan
dengan manusia, dalam bidang Vak teknis, sifat dan kemampuan primer, sifat dan kemampuan
sekunder, sifat dan kemampuan tersier.
Pemimpin dan proses berfikir normal, premis pokok Aristoteles : bahwa langkah pertama
dalam hal memecahkan suatu masalah terdiri dari tindakan mengakui bahwa problem yang
bersangkutan terdapat dengan jalan mengisolasinya dari hal-hal yang berhubungan denganya.
Proses berfikir normal menurut Herbert Spencer : (1) Kenalilah dan isolasilah problem
yang bersangkutan (2) Kumpulkanlah fakta-fakta yang dikenal dan kemudian lakukanlah
evaluasi tentangnya. (3) Rumuskanlah Kesimpulan-kesimpulan “percobaan” yang mungkin
perlu diubah, dimodifikasi ataupun divariasi. (4) Rumuskanlah kesimpulan akhir (5) Telitilah
hasil-hasil guna mengetahui apakah perlu dilakukan revisi.
Metode umum pemikiran dan penguraian berfikir normal : Penguraian deduktif terdiri
usaha menarik sesuatu kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang dikenal/diketahui, dengan
jalan menganalisa dan mengevaluasi hingga dengan demikian dapat ditiadakan semua
interferensi yang tidak dapat dibuktikan atau ditunjukan kebenarannya.
Pemimpin formal (Formal Leader), seseorang yang oleh organisasi tertentu (Swasta atau
pemerintah). Ditunjuk (berdasarkan surat-surat keputusan pengangkatan dari organisasi yang
bersangkutan) untuk memangku sesuatu jabatan dalam struktur organisasi yang ada, dengan
segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya. Untuk mencapai sasaran organisasi
tersebut yang ditetapkan sejak semula. Seorang pemimpin harus sadar bahwa ia senantiasa
menghadapi problem perubahan-perubahan. Beberapa bidang perubahan yang dihadapi oleh
pemimpin :
1. Perubahan dalam pengetahuan, informasi serta teknik
2. Perubahan dalam skope kepemimpinan
3. Perubahan dalam lingkungan
4. Perubahan dalam isu-isu dan problem yang dihadapi pada pemimpin
5. Perubahan dalam tingkat perubahan
Proses memimpin :
1. Para pemimpin membuat (mengambil) keputusan-keputusan
2. Para pemimpin memusatkan perhatian mereka atas sasaran-sasaran
3. Para pemimpin merencanakan dan menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan
4. Para pemimpin mengorganisasi dan menempatkan (STAF) pekerja-pekerja pada
jabatan-jabatan yang ada
5. Para pemimpin melaksanakan komunikasi dengan para bawahan, para rekan dan
atasan mereka
6. Para pemimpin memimpin dan mensupervisi
7. Para pemimpin mengawasi aktifitas-aktifitas
Pemimpin-pemimpin informal (informal leader), seorang individu yang walaupun tidak
mendapatkan pengangkatan formal yuridis sebagai pemimpin, memiliki sejumlah kualitas
(objektif maupunsubjektif), yang memungkinkannya mencapai kedudukan sebagai orang yang
dapat mempengaruhi kelakuan serta tindakan sesuatu kelompok masyarakat, baik dalam arti
positif maupun negatif.

Perbandingan para pemimpin Formal dengan pemimpin Informal :


Formal Informal
Memiliki legalitas formal sebagai Tidak memiliki penunjukan formal
pemimpin (penunjukan oleh pihak sebagai pemimpin
yang berwenang melakukannya)
Organisasi formal yang menunjukan masyarakat (atau kelompok tertentu
mereka sebagai pemimpin formal di dalam masyarakat) yang
menunjukan mereka
Masih harus mengafirmasi Diakui oleh mereka yang dipimpin
kedudukan mereka sebagai (tanpa pengakuan demikian,
pimpinan formal terhadap bawaan mereka tidak akan menjadi
melalui kepemimpinan (Leadership) pemimpin informal)
mereka
Diberikan Backing oleh organisasi Tidak ada backing dari sesuatu
formal untuk menjalankan organisasi formal untuk
keputusan-keputusan menjalankan keputusan-
keputusannya
Berstatus sebagai pemimpin formal Berstatus sebagai pemimpin
selama masa pengangkatan informal, selama kelompok yang
berlaku dipimpinnya masih mengakuinya
atau menerimanya sebagai
pemimpin
Memperoleh balas jasa material Biasanya tidak memperoleh balas
dan emolumen–emolumen lain jasa material, kecuali apabila
yang berkaitan dengan mereka mengusahakannya
posisi/jabatan mereka
Dapat mencapai promosi (kenaikan Tidak pernah mencapai promosi
pangkat formal) tetapi affirmasi/konfirmasi/
subordinasi masyarakat yang
secara sukarela mau mengakui
mereka sebagai pimpinan informal
Dapat memutasi organisasi formal Tidak dapat dimutasikan
Selalu memiliki pihak atasan Tidak memiliki atasan dalam arti
(Superiors) formal
Biasanya harus memenuhi syarat- Tidak perlu memenuhi syarat-syarat
syarat formal terlebih dahulu formal, asal saja disegani/ dipatuhi/
sebelum memperoleh dijadikan sumber bertanya /
pengangkatan (misalnya syarat : pertukaran fikiran bagi pihak yang
ijazah skill masa dinas pengalaman dipimpinnya
kerja kecakapan pribadi dan
sebagainya
Apabila melakukan kesalahan- Apabila ia melakukan kesalahan
kesalahan, ia akan mendapatkan akan mendapatkan sanksi berupa
sanksi-sanksi dari organisasi formal kurang ditaatinya lagi sebagai
pemimpin informal atau dalam
kasus ekstrim tidak diakui lagi
sebagai pemimpin
Selama masa pengangkatannya Kadang-kadang ia menjalankan
berlaku ia harus terus menerus kepemimpinannya, kadang-kadang
menjalankan kepemimpinannya tidak

Seorang pemimpin informal diharapkan adanya peranan sosial (Social Role). Kriteria
yang berpengaruh atas status sebagai berikut :
1. Keturunan (keluarga bangsawan – non – bangsawan) – latar belakang sosial
2. Kekayaan dalam arti yang seluas-luasnya (pendapatan seringkali digunakan orang untuk
menstratifikasi penduduk)
3. Apa yang dilakukan seseorang di dalam sebuah masyarakat (apa yang dinamakan
Functional Utility)
4. Pendidikan yang diperoleh oleh orang yang bersangkutan
5. Ciri-ciri biologis
Sehubungan dengan status perlu diingat pula hal-hal berikut :
a. Transfer status sangat penting dalam hubungan kepemimpinan informal (dan formal)
b. Setiap orang dapat memiliki macam-macam status sosial (karena ia dapat turut
berpartisifasi dalam macam-macam kegiatan dalam kelompok-kelompok).
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan seorang menjadi pemimpin (baik formal
maupun informal) yaitu :
1. Karena pewarisan kedudukan sebagai pemimpin
2. Karena kekuasaan pribadi
3. Karena penunjukan oleh semua pihak atasan
4. Karena dipilih oleh pengikut-pengikutnya
5. Karena diakui oleh bawahannya
6. Karena situasi / kondisi
PENGKLASIFIKASIAN PEMIMPIN
a. Menurut hierarki kedudukan dapat membedakan :
1. Pemimpin teras
2. Pemimpin tingkat menengah
3. Pemimpin tingkat bawah
b. Menurut bidang garapannya dapat dikemukakan adanya :
1 Pemimpin bidang ekonomi
2 Pemimpin bidang agama
3 Pemimpin bidang politik
4 Pemimpin bidang pendidikan
5 Pemimpin bidang adat
c. Ditinjau dari sudut skope jangkauannya dapat disebut adanya :
1. Pemimpin lokal
2. Pemimpin regional
3. Pemimpin nasional
4. Pemimpin internasional
Kita dapat juga mengemukakan pembedaan berikut :
1. Pemimpin desa
2. Pemimpin kota
d. Ditinjau dari sudut peranan mereka sehubungan dengan perubahan sosial (Social
Change) dapat disebut :
1. Pemimpin tradisional (konservartif)
2. Pemimpin kota
e. Menurut arti kepemimpinan mereka dapat digunakan pembagian :
1. Pemimpin primer
2. Pemimpin sekunder
3. Pemimpin tersier
f. Menurut dipilih atau tidak dipilihnya mereka, dapat dibedakan adanya :
1. Pemimpin yang dipilih
2. Pemimpin yang tidak dipilih (karena keturunan bangsawan misalnya)
g. Menurut kope kepemimpinan dapat dibedakan :
1. Pemimpin monomorfik (Monomorfic Leader), pemimpin dalam satu bidang saja.
2. Pemimpin polimorfik (Polimorphic Leader), bergerak dalam berbagai bidang
h. Menurut sifat pribadi pemimpin itu dapat kita bedakan :
1. Pemimpin paternalistik
2. Pemimpin otokratik
3. Pemimpin demokratik
4. Pemimpin kharismatik
i. Tujuan dari sudut peranan pokok pemimpin menghasilkan pembagian sebagai
berikut :
1. Pemimpin tipe manager
2. Pemimpin tipe entrepreneur

BAB II
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang
memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor intern maupun faktor
ekstern.
Determinan kepemimpinan, kepemimpinan : (1) meliputi orang-orang (2) bekerja dari
sebuah posisi organisatoris (3) Timbul dalam sebuah situasi yang sfesifik.
Faktor orang, (the person factor), Memberikab sumbangsih ke arah efektifitas seorang
muslim
Faktor posisi, Menempatkan struktur atau kondisi-kondisi pada faktor orang. Orang
atau person yang bersangkutan mengenakan baju seragam organisatoris apabila faktor posisi
dikembangkan.
Terdapat sedikitnya tiga macam harapan tentang peranan yaitu :
1. Harapan-harapan pribadi
2. Harapan-harapan organisatoris
3. Harapan-harapan kultural
Situasi yang berbeda memerlukan peranan kepemimpinan yang berbeda, dan ciri-ciri
pribadi yang berbeda pula. Misalnya dalam proses pertumbuhan perusahaan-perusahaan
biasanya mereka menggunakan pemimpin yang berbeda-beda sifatnya.
Arti kepemimpinan, merupakan aktifitas memimpin pada hakikatnya meliputi suatu
hubungan. Adanya satu orang yang mempengaruhi orang-orang lain agar mereka mau bekerja
ke arah pencapaian sasaran tertentu. Ada dua macam pengaruh seorang pemimpin, pertama
hasil kerjanya sendiri dan kedua kelakuan dan tindakan-tindakan yang dilakukannya.
Kekuatan (Powers) yang berhubungan dengan kepemimpinan :
1. Kekuatan koersif (Coercive Power)
2. Kekuatan karena diberikannya penghargaan (Reward Power)
3. Kekuatan karena adanya pengesahan (Legitimate Power)
4. Kekuatan karena memiliki sesuatu keahlian (Expert Power)
5. Kekuatan karena memiliki sesuatu keahlian (Expert Power)
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemimpinan :
1. Seorang pemimpin mempengaruhi pihak lain atau pihak yang dipimpin oleh kualitas
yang dimilikinya berupa : kepercayaan, kemampuan komunikatif, dan kendaraannya
tentang situasi yang sedang dihadapi dan bawahan-bawahannya.
2. Peranan pemimpin dan derajat diterimanya hal tersebut oleh kelompok yang
bersangkutan mempengaruhi kepemimpinan.
3. Tingkat hingga dimana tugas-tugas diterangkan, memmpunyai pengaruh pemting.
4. Asas kepemimpinan keempat adalah bahwa : pemimpin yang bersangkutan memiliki
kemampuan untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang paling baik untuk mecapai
tujuan-tujuan kelompoknya
5. Akhirnya dapat dikemukakan bahwa gaya kepemimpinan dan situasi serta kondisi yang
berlaku yang mempengaruhi hasil-hasil yang akan dicapai.

TEORI TENTANG KEPEMIMPINAN


G.R TERRY dalam bukunya “Principles of management” mengemukaan :
1. Teori Otokratis, didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan dan tindakan yang agak
arbitrer dalam hubungan antara pemimpin dengan pihak bawahan. Pemimpin disini
cenderung mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan.
2. Teori Psikologis, memperhatikan bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian
sasaran-sasaran organisatoris untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka.
3. Teori Sosiologi, mengambil tindakan-tindakan korektif, menjalankan pengeruh
kepemimpinannya dan mengembalikan harmoni dan usaha-usaha kooferatif antara para
pengikutnya.
4. Teori Suportif, menciptakan lingkungan kerja yang membantu mempertebal keinginan
pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, bekerjasama,
mengembangkan skillnya serta keinginannya.

Ada juga yang menamakannya “Democratic Theory of Leadership”


1. Teori “Laissez Faire”, memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pengikutnya
dalam menentukan aktifitas mereka.
2. Teori Perilaku Pribadi, kontinuum dimana tindakan-tindakan pihak pemimpin dan jumlah
otoritas yang digunakan dihubungkan dengan kebebasan pembuatan keputusan atau
partisipasi yang terbuka bagi pihak bawahan.
3. Teori Sosial/sifat, sifat-sfat yang dianggap harus dimiliki oleh pemimpin : intelegensi,
inisiatif, energi/rangsangan, kedewasaan emosional, persuasif, skill komunikatif,
kepercayaan pada diri sendiri, perseptif, kreatifitas, partisipasi sosial.
4. Teori Situasi, kepeminpinan terdiri dari tiga elemen yaitu : Pemimpin – Pengikut –
Situasi.
PERSOALAN PENGARUH (INFLUENCE)
Pihak yang mempengaruhi (Influencer) dan pihak yang dipengaruhi (Influence).
Perubahan-perubahan dalam kelakuan dapat terjadi karena ide atau faktor lain. Istilah
pengaruh kerapkali digunakan bersama-sama dengan istilah-istilah lain seperti misalnya
kekuasaan (Power) dan atau otoritas (Authority). Kadang-kadang mereka dianggap sebagai
konsep yang “Mutualy Exclusive”.
Sistem-sistem pengaruh – interaksi
Setiap interaksi antara individu-individu menyebabkan timbulnya suatu transaksi yang
mempunyai efek psikologi atas kelakuan (Behavioral Effects).
Kekuasaan (Power), yakni kemampuan untuk mempengaruhi kelakuan mendasari
seluruh spektrum alat-alat yang terdapat dalam skema kita.
Otoritas (Authority), sebagai kekuasaan yang dilembagakan atau hak untuk
mempengaruhi kelakuan, juga mendasari seluruh spektrum cara-cara untuk mempengaruhi
kelakuan di dalam organisasi-organisasi.
Defendensi (ketergantungan) tersebut memperbesar kekuasaan pihak lain pada
organisasi yang bersangkutan relatif dibandingkan dengannya (memperbesar kemampuan
mereka untuk mempengaruhi kelakuannya).

David Mechanic menguraikan proses tersebut sebagai berikut :


Di dalam organisasi-organisasi, seseorang membuat pihak lain tergantung padanya
karena ia menguasai informasi, orang-orang dan alat-alat yang dapat didefinisikan sebagai
berikut :
a. Informasi (Information)
b. Orang-orang (perseon)
c. Alat-alat (instrumental)

Gaya Kepemimpinan
Ada sebuah pendekatan yang dapat kita gunakan untuk memahami suksesnya
kepemimpinan, dalam hubungan mana kita memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan
oleh pemimpin itu tersebut : jadi gayanya. Ada macam-macam istilah yang digunakan orang
untuk menerangkan pendekatan umum yang dipergunakan oleh para pemimpin dalam situasi
kemanusiaan misalnya : otokritas, demokratis, biokratis, neurokratis dan laissez faire.
Membantu tercapainya kepemimpinan efektif, wendel french mengemukakan tiga buah
faktor yang berkaitan dengan persoalan kepemimpinan yang perlu diperhatikan secara
simultan.
Pandangan sejumlah penulis mengenai teori “sifat” sehubungan dengan
kepemimpinan.
Ordway tead, menyebut sejumlah sifat (10 buah) yang dianggapnya perlu dimiliki oleh
seorang pemimpin :
1. Energi, fisik, syaraf
2. Sifat mengenal tujuan dan arah
3. Enthusiasme
4. Sifat ramah dan afeksi
5. Integritas
6. Kemampuan teknis
7. Dapat mengambil keputusan (Decisivness)
8. Intelegensi
9. Kemampuan untuk mengajarkan sesuatu
10. Kepercayaan
Edwin H. Schell berpendapat bahwa terdapat adanya sifat-sifat pribadi tertentu, yang
membantu ke arah sukses dalam bidang kepemimpinan.
1. Perhatian terhadap dan afeksi untuk manusia
2. Kekuatan kepribadian
3. Pikiran yang cenderung ke arah ilmiah, yang apabila tidak ada akan sangat mengurangi
peluang-peluang untuk mecapai sukses.
Chester I barnard berpendapat bahwa kepemimpinan memiliki dua macam aspek,
superioritas individua.
Hubungan manajemen dengan kepemimpinan, seorang manajer memerlukan
kemampuan kepemimpinan, hal tersebut merupakan sebuah faktor yang vital untuk
kesuksesannya.

BAB III
MANUSIA DI DALAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Berbagai ilmu pengetahuan memperhatikan faktor manusia di dalam rumah tangga
perusahaan sebagai objek analisis mereka. Ilmu-ilmu pengetahuan tersebut merupakan
pengkhususan dari ilmu-ilmu yang mempelajari perilaku manusia secara umum. Psikologi
perusahaan misalnya dapat dianggap sebagai bagian dari psikologi umum.
Sosiologi perusahaan merupakan bagian dari sosiologi umum, mempelajari faktor
manusia di dalam lingkungan perusahaan mengharuskan kita memanfaatkan psikologi
perusahaan dan sosiologi perusahaan disamping ekonomi perusahaan.
Rumah Tangga Perusahaan
Dalam analisis kita, kita menggunakan asumsi bahwa rumah tangga perusahaan
merupakan sebuah lembaga ekonomi, tindakan ekonomi di dlaam rumah tangga perusahaan
terjadi melalui kombinasi faktor-faktor produksi elementer yakni : kemampuan kerja manusia
dan alat-alat produksi “mati”. Kombinasi tersebut dilakukan untuk mencapai sasaran tertentu.
Ilmu Ekonomi Perusahaan
Ilmu ekonomi perusahaan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tindakan-tindakan
ekonomis rumah tangga perusahaan.
Teori ekonomi perusahaan memenuhi 2 macam fungsi, pertama terdapat sebuah fungsi
yang menerangkan, maksudnya teori ekonomi perusahaan tersebut tidak mungkin memberikan
suatu penilaian nilai dalam arti kata etik, tujuan akhirnya mempertahankan sifat ekonomis yang
berdiri sendiri bagi ekonomi perusahaan. Teori kedua adalah teori ekonomi perusahaan juga
mempunyai suatu fungsi normatif. Tetapi, juga dalam fungsi ini teori ekonomi perusahaan tetap
bersifat “bebas nilai” dan ia tidak menyatakan sesuatu preferensi terhadap sasaran tertentu.
Sosiologi Perusahaan dan Psikologi Perusahaan
Ilmu sosiologi telah mengalami perkembangan yang amat pesat. Timbulnya aneka
macam problem sosiologis dan problem psikologis di dalam lingkungan perusahaan telah
menyebabkan timbulnya ilmu-ilmu yang khusus mempelajari problem-problem tersebut : yaitu
sosiologi perusahaan dan psikologi perusahaan.
Ekonomi perusahaan, sosiologi perusahaan dan psikologi perusahaan.
Antara objek ekonomi perusahaan dan sosiologi perusahaan serta psikologi perusahaan
terdapat perbedaan yang asasi.
Rumah tangga perusahaan bagi sosiologi perusahaan merupakan sebuah datum
sedangkan hubungan-hubungan manusia di dalam lingkungan perusahaan merupakan sebuah
problem baginya. Bagi ekonomi perusahaan faktor manusia dapat dianggap sebagai sebuah
datum yang sangat penting sedangkan pembentukan pendapatan bruto rumah tanga
perusahaan merupakan sebuah problem.

BAB IV
MOTIVASI MANUSIA
PENGANTAR
Sebelum ke bahasan motivasi manusia, terlebih dahulu perhatikan gambar Proses
Managing berikut ini :
MEMBUAT MENETAPKAN
KEPUTUSAN- SASARAN-SASARAN
KEPUTUSAN

MERENCANAKAN
KONTROL PROSES MANAGING MENYUSUN
KEBIJAKSANAAN 2
MENGORGANISASI
MENGARAHKAN DAN MENEMPATKAN
DAN MENSUPERVISI PEKERJA

BERKOMU
NIKASI
Gambar 1
Proses Managing

Dari gambar dapat diperoleh keterangan-keterangan sebagai berikut :


1. Para manajer mengambil keputusan-keputusan, maksudnya, mereka
memperkembangkan sesuatu proses dengan apa serangkaian tindakan dipilih secara
sadar dari alternatif-alternatif yang tersedia guna mencapai sesuatu hasil yang
diinginkan.
2. Para manajer memusatkan perhatian atas sasaran-sasaran.
3. Para manajer merencanakan serta menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan
(POLICIES), maksudnya mereka mengantisipasi masa yang akan datang dan
menemukan berbagai arah tindakan alternatif, setelahnya mereka menetapkan petunjuk-
peetunjuk untuk keputusan-keputusan masa yang akan datang.
4. Para manajer mengorganisasi dan mengisi posisi-posisi. Maksudnya mereka
menggunakan suatu proses dengan apa struktur dan alokasi jabatan-jabatan
dideterminasi, kemudian menempatkan orang-orang pada jabatan-jabatan tersebut.
5. Para manajer berkomunikasi dengan pihak bawahan, para rekan-rekan mereka dan
pihak atasan; dengan perkataan lain: para manajer mentransmisi ide-ide kepada pihak
lain dengan tujuan mencapai hasil yang diinginkan.
6. Para manajer memberikan pengarahan dan melakukan supervisi, artinya mereka
mengusahakan agak pihak bawahan melaksanakan pekerjaan ke arah tujuan-tujuan
umum serta sasaran-sasaran.
7. Para manajer mengontrol aktivitas-aktivitas, artinya mereka memanfaatkan proses-
proses yang mengukur hasil pekerjaan nyata dan mengarahkannya ke arah tujuan
tertentu yang ditetapkan sebelumnya.
Ketujuh macam proses berkaitan dengan erat satu sama lain dan kerapkali mereka
muncul dalam urutan-urutan yang berbeda atau secara simultan. Jadi, kita dapat mengatakan
bahwa salah satu determinan perilaku adalah MOTIVASI.
Istilah motivasi berhubungan dengan ide gerakan dan apabila kita menyatakannya
secara amat sederhana, maka sebuah motif merupakan sesuatu hal yang mendorong atau
menggerakkan kita untuk berperilaku dengan cara tertentu.
Perhatikanlah skema berikut :

MOTIVASI  PERILAKU = PELAKSANAAN


PEKERJAAN

PERILAKU YANG DIMOTIVASI


Perilaku pada organisme-organisme hidup dapat mencapai tiga macam bentuk. Yang
pertama, yang dikenal sebagai tropisme (tropism), terdiri dari gerakan-gerakan yang mencakup
seluruh organisme apabila ia tertarik atau ditolak oleh sesuatu pengaruh di dalam lingkungan.
Sebagai contoh misalnya, dapat dikatakan bahwa sebuah organisme “heliotropis” adalah
sebuah organisme yang tertarik pada sinar matahari.
Bentuk perilaku kedua yakni “refleks-refleks” banyak menyerupai “tropisme” dalam arti
bahwa mereka merupakan reaksi-reaksi otomatis terhadap sitmuli, akan tetapi refleks-refleks
adalah terbatas hingga bagian tertentu dari tubuh, misalnya ½ gerakan-gerakan lutut secara
sekonyong-konyong.
Kita dapat mensspesifikasi adanya 5 macam sifat perilaku yang dimotivasi (motivated
behavior).
a. Pengenergisasian atau fasilitas aneka macam reaksi
b. Kekuatan perilau dan efisiensi
c. Pengarahan perilaku
d. Penguatan kembali
e. Melemahnya perilaku

MODEL UMUM TENTANG MOTIVASI


Terdapat 4 komponen model umum motivasi :
a. Pembangkitan tekanan (tension arousal)
b. Tindakan (action)
c. Sebuah perangsang (an incentive)
d. Pengurangan tekanan (tension treduction)

TINDAKAN YANG
PEMBANGKITAN
DIARAHKAN KEPADA INSENTIF
KETEGANGAN
SASARAN

KETEGANGAN MEMUNCAK
UNTUK SIKLUS BERIKUTNYA

PENGURANGAN
KETEGANGAN
Gambar
Sebuah Model Siklus Tentang Motivasi
Keterangan :
Seorang individu menyadari adanya tegangan yang timbul karena sesuatu kebutuhan
yang tidak terpenuhi, melalui stimulasi intern atau ekstern melakukan tindakan tertentu yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya (hal tersebut mungkin didahului oleh tindakan-
tindakan untuk memperbesar tekanan hingga titik kritis tertentu). Tindakan tersebut
mengandung tujuan dan diarahkan ke arah sesuatu perangsang yang menurut anggapannya
akan memenuhi kebutuhan yang dirasakan itu dan apabila ia memperoleh perangsang atau
imbalan tersebut si individu yang bersangkutan akan mengalami suatu pengurangan tekanan.
TEORI-TEORI TENTANG MOTIVASI
a. Teori Home Ostasis
Istilah tersebut pertama-tama dipergunakan oleh seorang yang bernama W.B.
GANNON, dan konsep tersebut digunakannya untuk menerangkan pengendalian
proses-proses fisiologis seperti misalnya :
- Pemeliharaan panas tubuh manusia dan
- Pembekuan darah
Penggunaan konsep tersebut kini dinyatakan sebagai : Physiological Homeostasis,
guna membedakannya dengan Psychological Homeostasis” yang merupakan suatu
keterangan tentang perilaku yang dimotivasi.
b. Teori psikonalitik dari Freud
Menurut Freud, individu memiliki energi yang dicapainya dari proses-proses metabolis
yang kemudian disalurkan ke berbagai macam rangsangan. Semula titik berat diletakkan
pada persoalan seks tetapi hal tersebut kemudian dimodifikasi oleh para pengikutnya.
Sebuah faktor penting yang mencirikan teori psikoanalitik adalah peranan predominan
dari pemikiran di bawah sadar, yang cenderung menyebabkan si individu acuh terhadap
sifat kebenarannya serta tujuan dari perilakunya yang dimotivasi.
c. Pandangan-pandangan Skinner
Pandangan-pandangan skinner dinamakan Operant Conditioning. Dengan istilah
tersebut bahwa sebuah organisme dalam proses belajar inisial menunjukkan perilaku
yang agak bersifat Random sebagai reaksi terhadap stimuli entern. Skinner telah
mengekstrapolasi penemuan-penemuannya menjadi suatu “Design” untuk kehidupan
masyarakat.
d. Teori Umum Festinger tentang Disonansi Kognitif
Istilah tersebut berhubungan dengan persepsi serta evaluasi (Kognisi) dua unit informasi
atau yang lebih bertentangan satu sama lain atau agaknya tidak bersifat harmonis.
KEBUTUHAN, KEINGINAN DAN ORIENTASI PADA TUJUAN
Kita, sebagai manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan, baik berupa kebutuhan-kebutuhan
fisik, ekonomi, politis maupun kebutuhan-kebutuhan lainnya dan secara sadar atau tidak sadar
kita dengan perilaku kita berusaha untuk memenuhinya agar supaya kita dapat hidup sesuai
dengan kehidupan yang kita inginkan atau kehidupan yang menurut orang lain yang kita
percaya karena kita alami.
Terdapat macam mekanisme pertahanan :
- Agresi
- Regresi
- Resignasi
- Kompromis
HIERARKI KEBUTUHAN
Teori motivasi yang banyak disitir dalam literatur manajemen adalah hierarki kebutuhan
dari Maslow. Maslow mengemukakan suatu seri kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut :
a. Kebutuhan-kebutuhan dasar bersifat fisiologis
Apabila hal tersebut dinyatakan sebagai rangsangan (Drives) maka mereka mencakup
perasaan lapar-perasaan haus dan seks, tetapi bukanlah berarti bahwa hal tersebut
hanya terbatas hingga di sana saja. Sudah tentu mereka didasarkan secara biologis dan
dikendalikan oleh proses “Homeostatis”.
b. Kebutuhan-kebutuhan akan keamanan (safety needs)
Pada dasarnya, mereka merupakan suatu ekspresi daripada rangsangan individual akan
kepastian (security) di dalam lingkungannya.
Sang individu terangsang untuk menghadapi sifat-sifat yang mengancam daripada
lingkungan atau ruangan di mana ia ada. Manifestasi sehari-hari daripada kebutuhan-
kebutuhan berupa preferensi si individu terhadap hal yang dikenalnya daripada hal yang
tidak dikenalnya. Pernyatan tersebut dapat diketemukan pada perilaku habitual.
ASPEK-ASPEK OPERASIONAL HIERARKI KEBUTUHAN
Salah satu daya tarik adisional dari teori Maslow mengenai hierarki kebutuhan-
kebutuhan adalah bahwa ia bukan saja menguraikan kebutuhan-kebutuhan tersebut, tetapi ia
pula memperbincangkan operasi mereka.
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN
ESTETIS
KEBUTUHAN AKAN PENGETAHUAN

KEBUTUHAN UNTUK MENGAKTUALISASI DIRI


SENDIRI
KEBUTUHAN AKAN PENGHARGAAN
KEBUTUHAN SOSIAL (PERASAAN TURUT TERGOLONG DAN CINTA)

KEBUTUHAN AKAN KEAMANAN

KEBUTUHAN FISIOLOGIS

Hierarki kebutuhan-kebutuhan dari Maslow terdapat adanya tingkat-tingkat yang makin


kurang penting apabila kita meningkat
dari dasar ke puncak

BAB V
MANAJEMEN DAN MANAJER
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
G.R. TERRY (Principles Of Management) menyatakan bahwa fungsi-fungsi fundamental
manajemen meliputi hal-hal sebagai berikut :
- Planning (perencanaan)
- Organizing (pengorganisasian)
- Actuating (menggerakkan)
- Controlling (mengawasi)
a. H. ALBERS (Management, The Basic Concepts) mengemukakan fungsi-fungsi
manajemen berikut :
- Planning
- Organizing
- Directing
- Controlling
b. Richard D. Anderson (Management Practice) membagi manajemen dalam 5 elemen
sebagai berikut :
- Planning
- Organizing
- Staffing
- Excecuting
- Appraising
c. Henry Fayol (Bapak Konsepsi Proses) memasukkan fungsi-fungsi berikut dalam aktivitas
manajemen :
- Planning
- Organization
- Command
- Coordination
- Control

1. PERENCANAAN (PLANNING)
Tugas pertama seorang manajer adalah memutuskan apa yang ingin dicapainya,
maksudnya mencapai tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang dari organisasinya.
Untuk melaksanakannya, manajer tersebut harus dapat meramalkan:
- Lingkungan ekonomi
- Lingkungan social
- Lingkungan politikal, dimana organisasinya akan beroperasi dan sumber-sumber daya
- Manusia
- Uang
- Peralatan yang akan tersedia padanya.
2. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Sasaran-sasaran dan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapainya, menunjukkan
jumlah orang yang diperlukan serta keterampilan-keterampilan yang diperlukan mereka,
maksudnya : posisi-posisi yang perlu diisi serta kualifikasi-kualifikasi yang perlu dimiliki orang
yang menduduki posisi demikian.
3. PENGKOORDINASIAN (COORDINATION)
Coordination sesungguhnya merupakan suatu bagian esensian darl organization, dan
bukanlah seperti dikatakan oleh Gulick sebuah fungsi (manajemen) tersendiri. Cara
mengkoordinasi paling umum adalah : menyediakan atasan bersama untuk pekerja-pekerja
yang pekerjaan mereka saling berkaitan.
4. PENEMPATAN KARYAWAN (STAFFING)
Di dalam bidang pengorganisasian, manajer yang bersangkutan menentukan posisi-
posisi dan ia memutuskan siapa saja yang akan menduduki posisi tersebut. Dalam aktivitas
STAFFING ia berupaya untuk menemukan orang yang tepat untuk masing-masing pekerjaan.
5. MEMBERIKAN ARAH/PENGARAHAN (DIRECTION)
Manajemen kadang-kadang dinyatakan orang sebagai : “the management of people, not
things”. Pernyataan mengandung makna bahwa sang manajer hanya perlu menggerakkan
orang-orang lain sesuai dengan keinginannya.
Hal yang sangat penting adalah : bahwa direction juga mencakup upaya untuk
mengembangkan moril baik agar bawahan bersedia memberikan segala-galanya dan bukan
sekedar bekerja asal bekerja.
6. PENGAWASAN (CONTROL)
Dalam hal melaksanakan aktivitas-aktivitas “directing” sang manajer menerangkan
kepada karyawannya apa yang harus dilakukan mereka dan ia membantu mereka untuk
melaksanakan tugas sebaik mungkin dalam aktivitas controlling, ia menentukan kemajuan
bagaimana telah dicapai dalam hal menuju ke arah sasaran-sasaran. Ia perlu mengetahui apa
yang sedang terjadi, sehingga ia dapat segera melakukan intervensi dan mengubah prosedur-
prosedur apabila perubahan-perubahan demikian dianggap perlu untuk mencapai sasaran-
sasaran.
7. INOVASI (INOVATION)
Inovasi senantiasa perlu dimasukkan ke dalam fungsi manajemen. Pada dasarnya,
inovasi terdiri dari tindakan-tindakan mengembangkan cara-cara baru yang lebih baik untuk
melaksanakan pekerjaan. Seseorang manajer dapat menghasilkan ide-ide baru
mengkombinasikan ide-ide lama menjadi ide-ide baru, dan mengadaptasi mereka sesuai
dengan kebutuhan atau mungkin ia dapat bertindak sebagai katalisator guna mengembangkan
serta menerapkan inovasi-inovasi.
8. REPRESENTASI (REPRESENTATION)
Akhirnya tugas seorang manajer mencakup tugas mewakili organisasinya dalam hal
menghadapi kelompok-kelompok luar.
- Badan-badan pemerintah
- Lembaga-lembaga financial
- Perubahan-perusahaan lain
- Para pemasok (para suppliers)
- Para pembeli
- Publik umum
9. DEFINISI MANAJEMEN YANG BERSIFAT “OPERASIONAL”
Sebuah definisi operasional tentang manajemen menghubungkan konsep manajemen
dengan sejumlah kriteria yang dapat diobservasi yang apabila dipenuhi menunjukkan terdapat
adanya suatu lingkungan manajemen.
10. AKTIVITAS YANG DIORGANISASI
Kriteria pertama yang dapat diobservasi yang berkaitan dengan manajemen adalah
bahwa ia merupakan sebuah proses aktivitas yang terorganisasi.
11. SASARAN-SASARAN
Kriterium operasional kedua untuk manajemen adalah bahwa terdapat sebuah sasaran
terhadap apa akvitas kelompok terorganiasi diarahkan. Kadang-kadang sasaran demikian
dinyatakan secara eksplisit, tetapi kadang-kadang ia dirumuskan secara umum sekali.
12. HUBUNGAN-HUBUNGAN ANTARA SUMBER-SUMBER DAYA
Kriterium operasional ketiga bagi manajemen adalah sebuah syarat utama bahwa :
aktivitas yang ditujukan ke arah sasaran dihasilkan dengan jalan menetapkan hubungan-
hubungan tertentu antara sumber sumber daya yang tersedia. Sumber-sumber daya
merupakan sebuah istilah umum yang mencakup :
- Bahan-bahan
- Suplai-suplay
- Peralatan
- Dana
- Manusia
Tantangan terbesar yang seringkali dihadapi oleh para manajer adalah : penetapan
hubungan-hubungan antara sumber-sumber daya manusia. Ia harus menghadapi hubungan-
hubungan formal, seperti yang digariskan oleh peta organisatoris dan hubungan-hubungan
informal yang muncul sewaktu manusia berupaya untuk berhubungan satu sama lain dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Hubungan-hubungan demikian muncul dalam bentuk polayang
terus menerus berubah hal mana mencerminkan bagaimana manusia bekerja sama dan
bagaimana mereka saling mempengaruhi dalam kehidupa organisatoris mereka.
13. BEKERJA DENGAN BANTUAN PIHAK LAIN
Elemen kritikal keempat dari manajemen meliputi : upaya bekerja dengan bantuan pihak
lain untuk mencapai sasaran-sasaran oranisator.

14. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN
Kriterium kritikal terakhir dalam definisi tentang manajemen adalah suatu keterlibatan
secara aktif dengan keputusan-keputusan yakni evaluasi serta pemilihan altenatif-alternatif
dalam suatu lingkungan kompleks yang seringkali terjalin erat dengan soal resiko serta
ketidakpastian.

15. RANGKUMAN DEFINISIONAL


Lima macam operasional yang dapat digunakan terhadap manajemen adalah :
a. Aktivitas yang terorganisasi
b. Sasaran-sasaran
c. Hubungan antara sumber-sumber daya
d. Bekerja dengan bantuan pihak lain
e. Keputusan-keputusan
16. KITA TIDAK DAPAT MELEPASKAN DIRI DARI KEGIATAN DUNIA USAHA
(BISNIS)
Kita amat tergantung pada organisasi-organisasi dunia usaha (Business organizations).
Bahan pangan yang kita makan, bahan sandang yang kita pakai, kendaraan bermotor kita
semuanya merupakan produk aktivitis dunia usaha. Tidak mungkin untuk memisahkan dunia
usaha dengan masyrakat dan membicarakannya secara terpisah.
17. PARA MANAJER PADA SEMUA ORGANISASI
Setiap organisasi mempunyai manajer, mungkin ada yang menamakan mereka :
- Supervisor (pengawas)
- Directors (direktur)
- Agency chiefs (pimpinan perwakilan)
- Foreman (mandur)
18. PARA MANAJER MEWAKILI PARA PEMILIK PERUSAHAAN
Para menejer mewakili kepentingan para pemilik perusahaan. Mereka bertindak atas
nama para pemilik dan mereka memperoleh kekuasaan formal dari para pemilik tersebut. Para
manajer bertanggung jawab kepada para pemilik perusahaan.
19. PARA MANAJER MEWAKILI KELOMPOK-KELOMPOK LAIN
Para manajer juga perlu mempertimbangkan kepentingan para pegawai, para pembeli,
pihak pemerintah dan masyarakat sewaktu mereka mengambil keputusan-keputusan.
Kepentingan-kepentingan kelompok tersebut harus diperhatikan oleh mereka karena apabila
hal tersebut tidak dilakukan perusahaan akan mengalami akibat-akibatnya.
20. PRINSIP MANAJEMEN
Cara lain untuk mempelajari manajemen adalah dengan jalan mempelajari prinsip-
prinsip manajemen. Prinsip-prinsip manajemen merupakan petunjuk-petunjuk untuk tindakan
manajerial. Mereka merupakan kebenaran-kebenaran umum, yang membantu pihak manajer
memutuskan apa yang harus dilakukannya dalam situasi tertentu.

BAB VI
FUNGSI-FUNGSI SEORANG MANAJER
PENGANTAR
GEORGE R. TERRY, seorang penulis textbook “manageemnt” terkemuka, berpendapat
bahwa fungsi-fungsi fundamental manajemen meliputi 4 hal sebagai berikut :
- Perencanaan
- Pengorganisasian
George R. Terry berpendapat fungsi fundamental meliputi 4 hal sebagai berikut :
- Perencanaan (Planning)
- Penggorganisasian (organizing)
- Menggerakan (Actuating)
- Mengawasi (Controlling)
Harold Koonz/cyriol o’donnel menggunakan pembagian sebagai berikut :
- Planning
- Organizing
- Staffing
- Directing and leading
- Controlling
Perencanaan (Planing), arti sempit : melihat ke muka jadi mencakup penetapan waktu
dan penetapan termijin. dalam literatur anglo – saksis orang lazim menggunakan istilah
“Scheduling”.
Arti luas : disamping meliputi penetapan waktu juga mencakup pengkoordinasian
metode-metode dan alat-alat di dalam mana termasuk : persiapan, pembagian kerja,
penetapan urutan tindakan, kontrol kelangsungan.
Harold Koontz/Cyril O Donnel menganggap bahwa rencana-rencana merupakan
landasan bagi manajemen.
Pengorganisasian (Organizing), berhubungan dengan mengusahakan agar
sekelompok manusia bekerjasama ke arah pencapaian sasaran tertentu.
Organizing berhubungan pula dengan penyusunan dan perincian-perincian
tugas/jabatan/hak dalam suatu kerangka (struktur organisasi formal) yang secara keseluruhan
diharapkan akan dapat mencapai sasaran dengan efisien.
Koordinasi (Coordination), adalah proses mempersatukan atau mensinkronkan semua
usaha manajemen.
Menggerakkan (Actuating), berhubungan dengan aktifitas mempengaruhi orang-orang
agar mereka suka melaksanakan usaha-usaha ke arah pencapaian sasaran tertentu.
Memimpin (Leading), adalah sebuah aktvitas yang menyangkut pihak yang memimpin
dan pihak yang dipimpin. tanpa kerjasama antara kedua belah pihak yang berkepentingan
maka sulit dapat diharapkan akan tercapainya sasaran-sasaran.
Berkomunikasi (Comunication), berkomunikasi merupakan salah satu diantara fungsi
pokok manajemen. komunikasi adalah sebuah proses dimana pihak tertentu menyampaikan
kepada pihak lain, pandangannya, keinginannya, pendiriannya, dengan harapan bahwa pihak
yang dihubungi itu dapat mengertinya dan eventual melaksanakan tindakan-tindakannya
sesuai dengannya.
1. Source (sumber) adalah pihak yang pertama kali membuat berita.
2. Message (pesan) adalah stimulus yang ditranmisi oleh sumber kepada penerima.
3. Chanel (saluran) adalah alat melalui apa sebuah berita berlangsung dari sumber tertentu
ke pihak penerima.
4. Receivers (penerima) merupakan elemen yang terpenting dalam proses komunikasi.
5. Effect, merupakan perubahan-perubahan dalam kelakuan pihak penerima yang timbul
sebagai hasil transmisi sesuatu berita.
6. Feedback, reaksi pada pihak penerima terhadap berita sumber.
Pengawasan (Controlling), proses dimana pihak manajemen melihat apakah yang
telah terjadi sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi.

BAB VII
PIHAK MANAJER SEBAGAI INISIATOR PERUBAHAN DI DALAM ORGANISASI
Faktor pertama untuk memulai proses perubahan adalah diagnosis harus mendahului
tindakan-tindakan (menurut Agryris).
Model yang paling baik diterapkan sehubungan dengan suatu upaya yang
mengusahakan adanya perencanaan yang terencana yaitu “ Action – Research”.
Alat-alat pembantu diagnistik diantaranya latar belakang, sistem yang diperlukan, sistem
yang muncul.
Metode perubahan faktor latar belakang diantaranya perubahan personalia, latihan dan
pendidikan, pendidikan dan tata susunan (layout), rencana perangsang, kultur latar belakang.
Metode perubahan sistem yang diperlukan diantaranya revisi uraian pekerjaan dan
hubungan pekerjaan, pelaporan, penugasan, tanggung jawab, modifikasi pekerjaan, skedul
pekerjaan alternatif, reformulasi sasaran pekerjaan.
Metode perubahan sistem yang muncul diantaranya konseling, konsultasi, latihan,
konfrontasi, feedback survai,perencanaan dan eksekutif dan pertemuan konfrontasi.

KESIMPULAN
Dari resensi buku yang berjudul KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN, penulis
simpulkan bahwa setiap manajer harus merupakan seorang pemimpin dan ia harus memiliki
sifat-sifat dan kemampuan kepimpinan, yang menunjang pelaksanaan kepemimpinan di dalam
organisasi yang dikelola olehnya. Tetapi perlu juga diingat bahwa tidak setiap pemimpin harus
sama dengan seorang manajemen.
Sudah tentu, sifat-sifat kepemimpinan yang baik dapat dipelajari dan diterapkan oleh
seorang pemimpin atau manajer, tetapi, bakat dan sifat kepemimpinan yang ada dalam dirinya
dengan sendirinya amat membantu (bersifat kondusif) terhadap kegiatan pelaksanaan
kepemimpinannya. Kita, sebagai manusia, kadang-kadang diberi tugas untuk bertindak sebagai
seorang pemimpin atau manajer (kadang-kadang dalam format kecil, dan kadang-kadang
dalam skope yang lebih luas), tetapi kadang-kadang pula terlihat bahwa kita harus berperan
sebagai pihak yang dipimpin atau mendapatkan pimpinan.
Dalam kedua macam peranan (sebagai pemimpin atau pihak yang dipimpin) sebaiknya
kita senantiasa belajar dari pengalaman-pengalaman masa lampau, hingga kekeliruan-
kekeliruan yang merugikan dapat dihindari.

Anda mungkin juga menyukai