Adapun identitas dari buku yang kami baca kemudian dijadikan resensi buku, datanya
sebagai berikut :
Judul buku : KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN
Pengarang : Dr. Winardi, SE.
Penerbit : PT. Rineka Cipta
Tahun terbit : Cetakan pertama, Oktober 1990
Cetakan kedua, Februari 2000
Tempat penerbit : Jakarta
Dari buku ini, yang berjudul “KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN” berisikan uraian,
pembahasan, analisis tentang aneka macam aspek pimpinan, pemimpinan (leadership), dan
manajemen yang berlandaskan pandangan sejumlah pakar dalam bidang kepemimpinan dan
manajemen. Terdapat 7 (tujuh) bab yang mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :
Bab I : Pemimpin dan Aneka Macam aspeknya
Bab II : Kepemimpinan (Leadership)
Bab III : Manusia di dalam lingkungan perusahaan
Bab IV : Motivasi manusia
Bab V : Manajemen dan manajer
Bab VI : Fungsi-fungsi seorang manajer
Bab VII : Pihak manajer sebagai inisiator perubahan di dalam organisasi.
Dari resensi buku ini dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa yang dalam kurikulum
mendapatkan mata kuliah “pemimpin dan kepemimpinan, manajemn, maupun dalam
kehidupan sehari-hari dalam melaksanakan tugas sebagai manajer atau calon manajer.
Sudah tentu dari resensi buku ini dapat memperluas sedikit wawasan pengetahuan
tentang persoalan : pemimpin-kepemimpinan-manajemen, dan tugas-tugas manajerial.
Semoga resensi buku Kepemimpinan dan Manajemen ini bermanfaat kiranya bagi kita semua,
amiin.
BAB I
PEMIMPIN DAN ANEKA MACAM ASPEKNYA
Seorang pemimpin informal diharapkan adanya peranan sosial (Social Role). Kriteria
yang berpengaruh atas status sebagai berikut :
1. Keturunan (keluarga bangsawan – non – bangsawan) – latar belakang sosial
2. Kekayaan dalam arti yang seluas-luasnya (pendapatan seringkali digunakan orang untuk
menstratifikasi penduduk)
3. Apa yang dilakukan seseorang di dalam sebuah masyarakat (apa yang dinamakan
Functional Utility)
4. Pendidikan yang diperoleh oleh orang yang bersangkutan
5. Ciri-ciri biologis
Sehubungan dengan status perlu diingat pula hal-hal berikut :
a. Transfer status sangat penting dalam hubungan kepemimpinan informal (dan formal)
b. Setiap orang dapat memiliki macam-macam status sosial (karena ia dapat turut
berpartisifasi dalam macam-macam kegiatan dalam kelompok-kelompok).
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan seorang menjadi pemimpin (baik formal
maupun informal) yaitu :
1. Karena pewarisan kedudukan sebagai pemimpin
2. Karena kekuasaan pribadi
3. Karena penunjukan oleh semua pihak atasan
4. Karena dipilih oleh pengikut-pengikutnya
5. Karena diakui oleh bawahannya
6. Karena situasi / kondisi
PENGKLASIFIKASIAN PEMIMPIN
a. Menurut hierarki kedudukan dapat membedakan :
1. Pemimpin teras
2. Pemimpin tingkat menengah
3. Pemimpin tingkat bawah
b. Menurut bidang garapannya dapat dikemukakan adanya :
1 Pemimpin bidang ekonomi
2 Pemimpin bidang agama
3 Pemimpin bidang politik
4 Pemimpin bidang pendidikan
5 Pemimpin bidang adat
c. Ditinjau dari sudut skope jangkauannya dapat disebut adanya :
1. Pemimpin lokal
2. Pemimpin regional
3. Pemimpin nasional
4. Pemimpin internasional
Kita dapat juga mengemukakan pembedaan berikut :
1. Pemimpin desa
2. Pemimpin kota
d. Ditinjau dari sudut peranan mereka sehubungan dengan perubahan sosial (Social
Change) dapat disebut :
1. Pemimpin tradisional (konservartif)
2. Pemimpin kota
e. Menurut arti kepemimpinan mereka dapat digunakan pembagian :
1. Pemimpin primer
2. Pemimpin sekunder
3. Pemimpin tersier
f. Menurut dipilih atau tidak dipilihnya mereka, dapat dibedakan adanya :
1. Pemimpin yang dipilih
2. Pemimpin yang tidak dipilih (karena keturunan bangsawan misalnya)
g. Menurut kope kepemimpinan dapat dibedakan :
1. Pemimpin monomorfik (Monomorfic Leader), pemimpin dalam satu bidang saja.
2. Pemimpin polimorfik (Polimorphic Leader), bergerak dalam berbagai bidang
h. Menurut sifat pribadi pemimpin itu dapat kita bedakan :
1. Pemimpin paternalistik
2. Pemimpin otokratik
3. Pemimpin demokratik
4. Pemimpin kharismatik
i. Tujuan dari sudut peranan pokok pemimpin menghasilkan pembagian sebagai
berikut :
1. Pemimpin tipe manager
2. Pemimpin tipe entrepreneur
BAB II
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seseorang yang
memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor intern maupun faktor
ekstern.
Determinan kepemimpinan, kepemimpinan : (1) meliputi orang-orang (2) bekerja dari
sebuah posisi organisatoris (3) Timbul dalam sebuah situasi yang sfesifik.
Faktor orang, (the person factor), Memberikab sumbangsih ke arah efektifitas seorang
muslim
Faktor posisi, Menempatkan struktur atau kondisi-kondisi pada faktor orang. Orang
atau person yang bersangkutan mengenakan baju seragam organisatoris apabila faktor posisi
dikembangkan.
Terdapat sedikitnya tiga macam harapan tentang peranan yaitu :
1. Harapan-harapan pribadi
2. Harapan-harapan organisatoris
3. Harapan-harapan kultural
Situasi yang berbeda memerlukan peranan kepemimpinan yang berbeda, dan ciri-ciri
pribadi yang berbeda pula. Misalnya dalam proses pertumbuhan perusahaan-perusahaan
biasanya mereka menggunakan pemimpin yang berbeda-beda sifatnya.
Arti kepemimpinan, merupakan aktifitas memimpin pada hakikatnya meliputi suatu
hubungan. Adanya satu orang yang mempengaruhi orang-orang lain agar mereka mau bekerja
ke arah pencapaian sasaran tertentu. Ada dua macam pengaruh seorang pemimpin, pertama
hasil kerjanya sendiri dan kedua kelakuan dan tindakan-tindakan yang dilakukannya.
Kekuatan (Powers) yang berhubungan dengan kepemimpinan :
1. Kekuatan koersif (Coercive Power)
2. Kekuatan karena diberikannya penghargaan (Reward Power)
3. Kekuatan karena adanya pengesahan (Legitimate Power)
4. Kekuatan karena memiliki sesuatu keahlian (Expert Power)
5. Kekuatan karena memiliki sesuatu keahlian (Expert Power)
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemimpinan :
1. Seorang pemimpin mempengaruhi pihak lain atau pihak yang dipimpin oleh kualitas
yang dimilikinya berupa : kepercayaan, kemampuan komunikatif, dan kendaraannya
tentang situasi yang sedang dihadapi dan bawahan-bawahannya.
2. Peranan pemimpin dan derajat diterimanya hal tersebut oleh kelompok yang
bersangkutan mempengaruhi kepemimpinan.
3. Tingkat hingga dimana tugas-tugas diterangkan, memmpunyai pengaruh pemting.
4. Asas kepemimpinan keempat adalah bahwa : pemimpin yang bersangkutan memiliki
kemampuan untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang paling baik untuk mecapai
tujuan-tujuan kelompoknya
5. Akhirnya dapat dikemukakan bahwa gaya kepemimpinan dan situasi serta kondisi yang
berlaku yang mempengaruhi hasil-hasil yang akan dicapai.
Gaya Kepemimpinan
Ada sebuah pendekatan yang dapat kita gunakan untuk memahami suksesnya
kepemimpinan, dalam hubungan mana kita memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan
oleh pemimpin itu tersebut : jadi gayanya. Ada macam-macam istilah yang digunakan orang
untuk menerangkan pendekatan umum yang dipergunakan oleh para pemimpin dalam situasi
kemanusiaan misalnya : otokritas, demokratis, biokratis, neurokratis dan laissez faire.
Membantu tercapainya kepemimpinan efektif, wendel french mengemukakan tiga buah
faktor yang berkaitan dengan persoalan kepemimpinan yang perlu diperhatikan secara
simultan.
Pandangan sejumlah penulis mengenai teori “sifat” sehubungan dengan
kepemimpinan.
Ordway tead, menyebut sejumlah sifat (10 buah) yang dianggapnya perlu dimiliki oleh
seorang pemimpin :
1. Energi, fisik, syaraf
2. Sifat mengenal tujuan dan arah
3. Enthusiasme
4. Sifat ramah dan afeksi
5. Integritas
6. Kemampuan teknis
7. Dapat mengambil keputusan (Decisivness)
8. Intelegensi
9. Kemampuan untuk mengajarkan sesuatu
10. Kepercayaan
Edwin H. Schell berpendapat bahwa terdapat adanya sifat-sifat pribadi tertentu, yang
membantu ke arah sukses dalam bidang kepemimpinan.
1. Perhatian terhadap dan afeksi untuk manusia
2. Kekuatan kepribadian
3. Pikiran yang cenderung ke arah ilmiah, yang apabila tidak ada akan sangat mengurangi
peluang-peluang untuk mecapai sukses.
Chester I barnard berpendapat bahwa kepemimpinan memiliki dua macam aspek,
superioritas individua.
Hubungan manajemen dengan kepemimpinan, seorang manajer memerlukan
kemampuan kepemimpinan, hal tersebut merupakan sebuah faktor yang vital untuk
kesuksesannya.
BAB III
MANUSIA DI DALAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Berbagai ilmu pengetahuan memperhatikan faktor manusia di dalam rumah tangga
perusahaan sebagai objek analisis mereka. Ilmu-ilmu pengetahuan tersebut merupakan
pengkhususan dari ilmu-ilmu yang mempelajari perilaku manusia secara umum. Psikologi
perusahaan misalnya dapat dianggap sebagai bagian dari psikologi umum.
Sosiologi perusahaan merupakan bagian dari sosiologi umum, mempelajari faktor
manusia di dalam lingkungan perusahaan mengharuskan kita memanfaatkan psikologi
perusahaan dan sosiologi perusahaan disamping ekonomi perusahaan.
Rumah Tangga Perusahaan
Dalam analisis kita, kita menggunakan asumsi bahwa rumah tangga perusahaan
merupakan sebuah lembaga ekonomi, tindakan ekonomi di dlaam rumah tangga perusahaan
terjadi melalui kombinasi faktor-faktor produksi elementer yakni : kemampuan kerja manusia
dan alat-alat produksi “mati”. Kombinasi tersebut dilakukan untuk mencapai sasaran tertentu.
Ilmu Ekonomi Perusahaan
Ilmu ekonomi perusahaan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tindakan-tindakan
ekonomis rumah tangga perusahaan.
Teori ekonomi perusahaan memenuhi 2 macam fungsi, pertama terdapat sebuah fungsi
yang menerangkan, maksudnya teori ekonomi perusahaan tersebut tidak mungkin memberikan
suatu penilaian nilai dalam arti kata etik, tujuan akhirnya mempertahankan sifat ekonomis yang
berdiri sendiri bagi ekonomi perusahaan. Teori kedua adalah teori ekonomi perusahaan juga
mempunyai suatu fungsi normatif. Tetapi, juga dalam fungsi ini teori ekonomi perusahaan tetap
bersifat “bebas nilai” dan ia tidak menyatakan sesuatu preferensi terhadap sasaran tertentu.
Sosiologi Perusahaan dan Psikologi Perusahaan
Ilmu sosiologi telah mengalami perkembangan yang amat pesat. Timbulnya aneka
macam problem sosiologis dan problem psikologis di dalam lingkungan perusahaan telah
menyebabkan timbulnya ilmu-ilmu yang khusus mempelajari problem-problem tersebut : yaitu
sosiologi perusahaan dan psikologi perusahaan.
Ekonomi perusahaan, sosiologi perusahaan dan psikologi perusahaan.
Antara objek ekonomi perusahaan dan sosiologi perusahaan serta psikologi perusahaan
terdapat perbedaan yang asasi.
Rumah tangga perusahaan bagi sosiologi perusahaan merupakan sebuah datum
sedangkan hubungan-hubungan manusia di dalam lingkungan perusahaan merupakan sebuah
problem baginya. Bagi ekonomi perusahaan faktor manusia dapat dianggap sebagai sebuah
datum yang sangat penting sedangkan pembentukan pendapatan bruto rumah tanga
perusahaan merupakan sebuah problem.
BAB IV
MOTIVASI MANUSIA
PENGANTAR
Sebelum ke bahasan motivasi manusia, terlebih dahulu perhatikan gambar Proses
Managing berikut ini :
MEMBUAT MENETAPKAN
KEPUTUSAN- SASARAN-SASARAN
KEPUTUSAN
MERENCANAKAN
KONTROL PROSES MANAGING MENYUSUN
KEBIJAKSANAAN 2
MENGORGANISASI
MENGARAHKAN DAN MENEMPATKAN
DAN MENSUPERVISI PEKERJA
BERKOMU
NIKASI
Gambar 1
Proses Managing
TINDAKAN YANG
PEMBANGKITAN
DIARAHKAN KEPADA INSENTIF
KETEGANGAN
SASARAN
KETEGANGAN MEMUNCAK
UNTUK SIKLUS BERIKUTNYA
PENGURANGAN
KETEGANGAN
Gambar
Sebuah Model Siklus Tentang Motivasi
Keterangan :
Seorang individu menyadari adanya tegangan yang timbul karena sesuatu kebutuhan
yang tidak terpenuhi, melalui stimulasi intern atau ekstern melakukan tindakan tertentu yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya (hal tersebut mungkin didahului oleh tindakan-
tindakan untuk memperbesar tekanan hingga titik kritis tertentu). Tindakan tersebut
mengandung tujuan dan diarahkan ke arah sesuatu perangsang yang menurut anggapannya
akan memenuhi kebutuhan yang dirasakan itu dan apabila ia memperoleh perangsang atau
imbalan tersebut si individu yang bersangkutan akan mengalami suatu pengurangan tekanan.
TEORI-TEORI TENTANG MOTIVASI
a. Teori Home Ostasis
Istilah tersebut pertama-tama dipergunakan oleh seorang yang bernama W.B.
GANNON, dan konsep tersebut digunakannya untuk menerangkan pengendalian
proses-proses fisiologis seperti misalnya :
- Pemeliharaan panas tubuh manusia dan
- Pembekuan darah
Penggunaan konsep tersebut kini dinyatakan sebagai : Physiological Homeostasis,
guna membedakannya dengan Psychological Homeostasis” yang merupakan suatu
keterangan tentang perilaku yang dimotivasi.
b. Teori psikonalitik dari Freud
Menurut Freud, individu memiliki energi yang dicapainya dari proses-proses metabolis
yang kemudian disalurkan ke berbagai macam rangsangan. Semula titik berat diletakkan
pada persoalan seks tetapi hal tersebut kemudian dimodifikasi oleh para pengikutnya.
Sebuah faktor penting yang mencirikan teori psikoanalitik adalah peranan predominan
dari pemikiran di bawah sadar, yang cenderung menyebabkan si individu acuh terhadap
sifat kebenarannya serta tujuan dari perilakunya yang dimotivasi.
c. Pandangan-pandangan Skinner
Pandangan-pandangan skinner dinamakan Operant Conditioning. Dengan istilah
tersebut bahwa sebuah organisme dalam proses belajar inisial menunjukkan perilaku
yang agak bersifat Random sebagai reaksi terhadap stimuli entern. Skinner telah
mengekstrapolasi penemuan-penemuannya menjadi suatu “Design” untuk kehidupan
masyarakat.
d. Teori Umum Festinger tentang Disonansi Kognitif
Istilah tersebut berhubungan dengan persepsi serta evaluasi (Kognisi) dua unit informasi
atau yang lebih bertentangan satu sama lain atau agaknya tidak bersifat harmonis.
KEBUTUHAN, KEINGINAN DAN ORIENTASI PADA TUJUAN
Kita, sebagai manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan, baik berupa kebutuhan-kebutuhan
fisik, ekonomi, politis maupun kebutuhan-kebutuhan lainnya dan secara sadar atau tidak sadar
kita dengan perilaku kita berusaha untuk memenuhinya agar supaya kita dapat hidup sesuai
dengan kehidupan yang kita inginkan atau kehidupan yang menurut orang lain yang kita
percaya karena kita alami.
Terdapat macam mekanisme pertahanan :
- Agresi
- Regresi
- Resignasi
- Kompromis
HIERARKI KEBUTUHAN
Teori motivasi yang banyak disitir dalam literatur manajemen adalah hierarki kebutuhan
dari Maslow. Maslow mengemukakan suatu seri kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut :
a. Kebutuhan-kebutuhan dasar bersifat fisiologis
Apabila hal tersebut dinyatakan sebagai rangsangan (Drives) maka mereka mencakup
perasaan lapar-perasaan haus dan seks, tetapi bukanlah berarti bahwa hal tersebut
hanya terbatas hingga di sana saja. Sudah tentu mereka didasarkan secara biologis dan
dikendalikan oleh proses “Homeostatis”.
b. Kebutuhan-kebutuhan akan keamanan (safety needs)
Pada dasarnya, mereka merupakan suatu ekspresi daripada rangsangan individual akan
kepastian (security) di dalam lingkungannya.
Sang individu terangsang untuk menghadapi sifat-sifat yang mengancam daripada
lingkungan atau ruangan di mana ia ada. Manifestasi sehari-hari daripada kebutuhan-
kebutuhan berupa preferensi si individu terhadap hal yang dikenalnya daripada hal yang
tidak dikenalnya. Pernyatan tersebut dapat diketemukan pada perilaku habitual.
ASPEK-ASPEK OPERASIONAL HIERARKI KEBUTUHAN
Salah satu daya tarik adisional dari teori Maslow mengenai hierarki kebutuhan-
kebutuhan adalah bahwa ia bukan saja menguraikan kebutuhan-kebutuhan tersebut, tetapi ia
pula memperbincangkan operasi mereka.
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN
ESTETIS
KEBUTUHAN AKAN PENGETAHUAN
KEBUTUHAN FISIOLOGIS
BAB V
MANAJEMEN DAN MANAJER
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
G.R. TERRY (Principles Of Management) menyatakan bahwa fungsi-fungsi fundamental
manajemen meliputi hal-hal sebagai berikut :
- Planning (perencanaan)
- Organizing (pengorganisasian)
- Actuating (menggerakkan)
- Controlling (mengawasi)
a. H. ALBERS (Management, The Basic Concepts) mengemukakan fungsi-fungsi
manajemen berikut :
- Planning
- Organizing
- Directing
- Controlling
b. Richard D. Anderson (Management Practice) membagi manajemen dalam 5 elemen
sebagai berikut :
- Planning
- Organizing
- Staffing
- Excecuting
- Appraising
c. Henry Fayol (Bapak Konsepsi Proses) memasukkan fungsi-fungsi berikut dalam aktivitas
manajemen :
- Planning
- Organization
- Command
- Coordination
- Control
1. PERENCANAAN (PLANNING)
Tugas pertama seorang manajer adalah memutuskan apa yang ingin dicapainya,
maksudnya mencapai tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang dari organisasinya.
Untuk melaksanakannya, manajer tersebut harus dapat meramalkan:
- Lingkungan ekonomi
- Lingkungan social
- Lingkungan politikal, dimana organisasinya akan beroperasi dan sumber-sumber daya
- Manusia
- Uang
- Peralatan yang akan tersedia padanya.
2. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Sasaran-sasaran dan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapainya, menunjukkan
jumlah orang yang diperlukan serta keterampilan-keterampilan yang diperlukan mereka,
maksudnya : posisi-posisi yang perlu diisi serta kualifikasi-kualifikasi yang perlu dimiliki orang
yang menduduki posisi demikian.
3. PENGKOORDINASIAN (COORDINATION)
Coordination sesungguhnya merupakan suatu bagian esensian darl organization, dan
bukanlah seperti dikatakan oleh Gulick sebuah fungsi (manajemen) tersendiri. Cara
mengkoordinasi paling umum adalah : menyediakan atasan bersama untuk pekerja-pekerja
yang pekerjaan mereka saling berkaitan.
4. PENEMPATAN KARYAWAN (STAFFING)
Di dalam bidang pengorganisasian, manajer yang bersangkutan menentukan posisi-
posisi dan ia memutuskan siapa saja yang akan menduduki posisi tersebut. Dalam aktivitas
STAFFING ia berupaya untuk menemukan orang yang tepat untuk masing-masing pekerjaan.
5. MEMBERIKAN ARAH/PENGARAHAN (DIRECTION)
Manajemen kadang-kadang dinyatakan orang sebagai : “the management of people, not
things”. Pernyataan mengandung makna bahwa sang manajer hanya perlu menggerakkan
orang-orang lain sesuai dengan keinginannya.
Hal yang sangat penting adalah : bahwa direction juga mencakup upaya untuk
mengembangkan moril baik agar bawahan bersedia memberikan segala-galanya dan bukan
sekedar bekerja asal bekerja.
6. PENGAWASAN (CONTROL)
Dalam hal melaksanakan aktivitas-aktivitas “directing” sang manajer menerangkan
kepada karyawannya apa yang harus dilakukan mereka dan ia membantu mereka untuk
melaksanakan tugas sebaik mungkin dalam aktivitas controlling, ia menentukan kemajuan
bagaimana telah dicapai dalam hal menuju ke arah sasaran-sasaran. Ia perlu mengetahui apa
yang sedang terjadi, sehingga ia dapat segera melakukan intervensi dan mengubah prosedur-
prosedur apabila perubahan-perubahan demikian dianggap perlu untuk mencapai sasaran-
sasaran.
7. INOVASI (INOVATION)
Inovasi senantiasa perlu dimasukkan ke dalam fungsi manajemen. Pada dasarnya,
inovasi terdiri dari tindakan-tindakan mengembangkan cara-cara baru yang lebih baik untuk
melaksanakan pekerjaan. Seseorang manajer dapat menghasilkan ide-ide baru
mengkombinasikan ide-ide lama menjadi ide-ide baru, dan mengadaptasi mereka sesuai
dengan kebutuhan atau mungkin ia dapat bertindak sebagai katalisator guna mengembangkan
serta menerapkan inovasi-inovasi.
8. REPRESENTASI (REPRESENTATION)
Akhirnya tugas seorang manajer mencakup tugas mewakili organisasinya dalam hal
menghadapi kelompok-kelompok luar.
- Badan-badan pemerintah
- Lembaga-lembaga financial
- Perubahan-perusahaan lain
- Para pemasok (para suppliers)
- Para pembeli
- Publik umum
9. DEFINISI MANAJEMEN YANG BERSIFAT “OPERASIONAL”
Sebuah definisi operasional tentang manajemen menghubungkan konsep manajemen
dengan sejumlah kriteria yang dapat diobservasi yang apabila dipenuhi menunjukkan terdapat
adanya suatu lingkungan manajemen.
10. AKTIVITAS YANG DIORGANISASI
Kriteria pertama yang dapat diobservasi yang berkaitan dengan manajemen adalah
bahwa ia merupakan sebuah proses aktivitas yang terorganisasi.
11. SASARAN-SASARAN
Kriterium operasional kedua untuk manajemen adalah bahwa terdapat sebuah sasaran
terhadap apa akvitas kelompok terorganiasi diarahkan. Kadang-kadang sasaran demikian
dinyatakan secara eksplisit, tetapi kadang-kadang ia dirumuskan secara umum sekali.
12. HUBUNGAN-HUBUNGAN ANTARA SUMBER-SUMBER DAYA
Kriterium operasional ketiga bagi manajemen adalah sebuah syarat utama bahwa :
aktivitas yang ditujukan ke arah sasaran dihasilkan dengan jalan menetapkan hubungan-
hubungan tertentu antara sumber sumber daya yang tersedia. Sumber-sumber daya
merupakan sebuah istilah umum yang mencakup :
- Bahan-bahan
- Suplai-suplay
- Peralatan
- Dana
- Manusia
Tantangan terbesar yang seringkali dihadapi oleh para manajer adalah : penetapan
hubungan-hubungan antara sumber-sumber daya manusia. Ia harus menghadapi hubungan-
hubungan formal, seperti yang digariskan oleh peta organisatoris dan hubungan-hubungan
informal yang muncul sewaktu manusia berupaya untuk berhubungan satu sama lain dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Hubungan-hubungan demikian muncul dalam bentuk polayang
terus menerus berubah hal mana mencerminkan bagaimana manusia bekerja sama dan
bagaimana mereka saling mempengaruhi dalam kehidupa organisatoris mereka.
13. BEKERJA DENGAN BANTUAN PIHAK LAIN
Elemen kritikal keempat dari manajemen meliputi : upaya bekerja dengan bantuan pihak
lain untuk mencapai sasaran-sasaran oranisator.
14. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN
Kriterium kritikal terakhir dalam definisi tentang manajemen adalah suatu keterlibatan
secara aktif dengan keputusan-keputusan yakni evaluasi serta pemilihan altenatif-alternatif
dalam suatu lingkungan kompleks yang seringkali terjalin erat dengan soal resiko serta
ketidakpastian.
BAB VI
FUNGSI-FUNGSI SEORANG MANAJER
PENGANTAR
GEORGE R. TERRY, seorang penulis textbook “manageemnt” terkemuka, berpendapat
bahwa fungsi-fungsi fundamental manajemen meliputi 4 hal sebagai berikut :
- Perencanaan
- Pengorganisasian
George R. Terry berpendapat fungsi fundamental meliputi 4 hal sebagai berikut :
- Perencanaan (Planning)
- Penggorganisasian (organizing)
- Menggerakan (Actuating)
- Mengawasi (Controlling)
Harold Koonz/cyriol o’donnel menggunakan pembagian sebagai berikut :
- Planning
- Organizing
- Staffing
- Directing and leading
- Controlling
Perencanaan (Planing), arti sempit : melihat ke muka jadi mencakup penetapan waktu
dan penetapan termijin. dalam literatur anglo – saksis orang lazim menggunakan istilah
“Scheduling”.
Arti luas : disamping meliputi penetapan waktu juga mencakup pengkoordinasian
metode-metode dan alat-alat di dalam mana termasuk : persiapan, pembagian kerja,
penetapan urutan tindakan, kontrol kelangsungan.
Harold Koontz/Cyril O Donnel menganggap bahwa rencana-rencana merupakan
landasan bagi manajemen.
Pengorganisasian (Organizing), berhubungan dengan mengusahakan agar
sekelompok manusia bekerjasama ke arah pencapaian sasaran tertentu.
Organizing berhubungan pula dengan penyusunan dan perincian-perincian
tugas/jabatan/hak dalam suatu kerangka (struktur organisasi formal) yang secara keseluruhan
diharapkan akan dapat mencapai sasaran dengan efisien.
Koordinasi (Coordination), adalah proses mempersatukan atau mensinkronkan semua
usaha manajemen.
Menggerakkan (Actuating), berhubungan dengan aktifitas mempengaruhi orang-orang
agar mereka suka melaksanakan usaha-usaha ke arah pencapaian sasaran tertentu.
Memimpin (Leading), adalah sebuah aktvitas yang menyangkut pihak yang memimpin
dan pihak yang dipimpin. tanpa kerjasama antara kedua belah pihak yang berkepentingan
maka sulit dapat diharapkan akan tercapainya sasaran-sasaran.
Berkomunikasi (Comunication), berkomunikasi merupakan salah satu diantara fungsi
pokok manajemen. komunikasi adalah sebuah proses dimana pihak tertentu menyampaikan
kepada pihak lain, pandangannya, keinginannya, pendiriannya, dengan harapan bahwa pihak
yang dihubungi itu dapat mengertinya dan eventual melaksanakan tindakan-tindakannya
sesuai dengannya.
1. Source (sumber) adalah pihak yang pertama kali membuat berita.
2. Message (pesan) adalah stimulus yang ditranmisi oleh sumber kepada penerima.
3. Chanel (saluran) adalah alat melalui apa sebuah berita berlangsung dari sumber tertentu
ke pihak penerima.
4. Receivers (penerima) merupakan elemen yang terpenting dalam proses komunikasi.
5. Effect, merupakan perubahan-perubahan dalam kelakuan pihak penerima yang timbul
sebagai hasil transmisi sesuatu berita.
6. Feedback, reaksi pada pihak penerima terhadap berita sumber.
Pengawasan (Controlling), proses dimana pihak manajemen melihat apakah yang
telah terjadi sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi.
BAB VII
PIHAK MANAJER SEBAGAI INISIATOR PERUBAHAN DI DALAM ORGANISASI
Faktor pertama untuk memulai proses perubahan adalah diagnosis harus mendahului
tindakan-tindakan (menurut Agryris).
Model yang paling baik diterapkan sehubungan dengan suatu upaya yang
mengusahakan adanya perencanaan yang terencana yaitu “ Action – Research”.
Alat-alat pembantu diagnistik diantaranya latar belakang, sistem yang diperlukan, sistem
yang muncul.
Metode perubahan faktor latar belakang diantaranya perubahan personalia, latihan dan
pendidikan, pendidikan dan tata susunan (layout), rencana perangsang, kultur latar belakang.
Metode perubahan sistem yang diperlukan diantaranya revisi uraian pekerjaan dan
hubungan pekerjaan, pelaporan, penugasan, tanggung jawab, modifikasi pekerjaan, skedul
pekerjaan alternatif, reformulasi sasaran pekerjaan.
Metode perubahan sistem yang muncul diantaranya konseling, konsultasi, latihan,
konfrontasi, feedback survai,perencanaan dan eksekutif dan pertemuan konfrontasi.
KESIMPULAN
Dari resensi buku yang berjudul KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN, penulis
simpulkan bahwa setiap manajer harus merupakan seorang pemimpin dan ia harus memiliki
sifat-sifat dan kemampuan kepimpinan, yang menunjang pelaksanaan kepemimpinan di dalam
organisasi yang dikelola olehnya. Tetapi perlu juga diingat bahwa tidak setiap pemimpin harus
sama dengan seorang manajemen.
Sudah tentu, sifat-sifat kepemimpinan yang baik dapat dipelajari dan diterapkan oleh
seorang pemimpin atau manajer, tetapi, bakat dan sifat kepemimpinan yang ada dalam dirinya
dengan sendirinya amat membantu (bersifat kondusif) terhadap kegiatan pelaksanaan
kepemimpinannya. Kita, sebagai manusia, kadang-kadang diberi tugas untuk bertindak sebagai
seorang pemimpin atau manajer (kadang-kadang dalam format kecil, dan kadang-kadang
dalam skope yang lebih luas), tetapi kadang-kadang pula terlihat bahwa kita harus berperan
sebagai pihak yang dipimpin atau mendapatkan pimpinan.
Dalam kedua macam peranan (sebagai pemimpin atau pihak yang dipimpin) sebaiknya
kita senantiasa belajar dari pengalaman-pengalaman masa lampau, hingga kekeliruan-
kekeliruan yang merugikan dapat dihindari.