Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

PSIKOLOGI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

“Manjemen Resiko Bunuh Diri dan Kekerasan Oleh Pasangan “

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Delia Valentiana F P00340421004

2. Dwi Retno Sari Fandy P00340421008

3. Intan Sundari P00340421010

4. Meirin Windyasari P00340421012

5. Mita Febriyanti P00340421014

6. Veronica Maharani P00340421024

7. Wahyu Atika Anggraini P00340421025

Dosen Pembimbing : Lydia Febrina, SST, M.Tr, Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI D4 ALIH JENJANG

KEBIDANAN CURUP

T.A 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahkan rahmat serta karunianya sehingga kita masih di beri kesempatan untuk
menyelesikan tugas makalah ini mengenai “Manjemen Resiko Bunuh Diri dan
Kekerasan Oleh Pasangan” Dalam penulisan makalah ini, kami tulis berdasarkan
sistem EYD yang benar, dan juga menggunakan kata yang mudah dipahami oleh
pembaca, dan juga menggunakan kata-kata yang mudah di pahami oleh pembaca,
agar pembaca tahu mengenai Lingkup Komplikasi Kebidanan. Kami juga mohon
kritik dan saran dari dosen pembimbing dan pembaca, agar kami dalam pembuatan
makalah kedepannya lebih baik lagi, karena kami sadar masih banyak sekali
kekurangan-kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Terima kasih atas
perhatiannya semoga bermanfaat.

Curup, Oktober 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi .............................................................................................................ii
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................2
Bab II. Tinjaun Teori..........................................................................................3
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan..........................................................................................17
B. Saran....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bunuh diri adalah sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian
dirisendiri. Bunuh diri seringkali dilakukan akibat adanya rasa keputusasaan
yangdisebabkan olehgangguan jiwa misalnyadepresi gangguan bipolar, schizophrenia
ketergantungan alkohol/alkoholisme atau penyalahgunaan obat Di dunia lebih dari
1000 tindakan bunuh diri terjadi tiap hari. Di Inggris adalebih dari 3000 kematian
bunuh diri tiap tahun. Di Amerika Serikat dilaporkan 25.000tindakan bunuh diri
setiap tahun dan merupakan penyebab kematian kesebelas. Rasiokejadian bunuh diri
antara pria dan wanita adalah tiga berbanding satu. Pada usiaremaja, bunuh diri
merupakan penyebab kematian kedua. (Susanto, 2010).
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 mengungkapkan
bahwa1 juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya atau setiap 15-34 tahun, selain
karenafaktor kecelakaan. Pada laki-laki tiga kali lebih sering melakukan bunuh diri
daripadawanita, karena laki-laki lebih sering menggunakan alat yang lebih efektif
untuk bunuhdiri, antara lain dengan pistol, menggantung diri, atau lompat dari gedung
yang tinggi,sedangkan wanita lebih sering menggunakan zat psikoaktif overdosis atau
racun, namunsekarang mereka lebih sering menggunakan pistol. Selain itu wanita
lebih seringmemilih cara menyelamatkan dirinya sendiri atau diselamatkan orang
lain.Berdasarkan fenomena tersebut, kelompok ingin membahas lebih lanjutmengenai
peran perawat dalam menghadapi dan membantu klien dengan resiko bunuh diri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud gangguan mental masa kehamilan ?
2. Apa yang dimaksud hamil diluar nikah dan hamul yang tidak dikehendaki ?
3. Bagaimana ciri wanita yang melakukan aborsi pada janinya ?
4. Bagaimana reaksi wanita dengan keguguran kandungan ?
5. Bagaimana kehamilan dengan pseudocyesis ?
6. Bagaimana hamil dengan janin mati ?
7. Bagaimana hamil dengan ketergantngan obat ?

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui gangguan mental masa kehamilan
2. Untuk mengetahui hamil diluar nikah dan hamul yang tidak dikehendaki
3. Untuk mengetahui ciri wanita yang melakukan aborsi pada janinya
4. Untuk mengetahui reaksi wanita dengan keguguran kandungan
5. Untuk mengetahui kehamilan dengan pseudocyesis
6. Untuk mengetahui hamil dengan janin mati
7. Untuk mengetahui hamil dengan ketergantungan obat
3

BAB II
PENDAHULUAN

A. Manajemen Pada Resiko Bunuh Diri dan Kekerasan Oleh Pasangan


Bunuh diri adalah segala perbuatan seseorang yang dapat mengahiri hidupnya
sendiri dalam waktu singkat.(Attempt suicide, 1991). Menurut Budi Anna Keliat,
bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan. Keadaan ini didahului oleh respons maladaptive. Bunuh diri merupakan
keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Perilaku
kekerasan merupakan salah satu respon terhadap stressor yang dihadapi seseorang,
yang ditujukan dengan perilaku aktual melakukan kekerasan baik pada diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan secara verbal dan non verbal (Stuart, 2013).
Perilaku kekerasan atau agresitas adalah perilaku yang mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan baik secara verbal, verbal fisik dan psikologis yang dapat
mengakibatkan kerugian seperti trauma fisik, psikologis bahkan sampai pada
kematian.

B. Gangguan Mental Pada Masa Kehamilan

Kesehatan mental adalah kondisi individu yang memiliki kesadaran akan


kemampuan diri, dapat menghadapi tekanan hidup, dapat hidup dengan produktif
serta mampu berkontribusi dalam komunitas (World Health Organization, 2005).
Kondisi ini merupakan kondisi yang perlu dijaga di setiap siklus kehidupan, termasuk
saat seorang wanita mengalami kehamilan. Kehamilan merupakan suatu peristiwa
istimewa yang indah, apabila dijalani dengan emosi yang positif, dan akan menjadi
suatu masalah psikologis apabila dijalani dengan emosi yang negatif. Oleh karena itu,
kesehatan mental wanita saat kehamilan adalah sangat  penting untuk menghindari
masalah psikologis yang mungkin terjadi selama kehamilan.Kondisi kesehatan mental
ibu hamil selama kehamilan menjadi salah satu faktor tingginya angka kematian ibu
(Lisbet, 2013).
Masalah kesehatan mental selama kehamilan merupakan masalah kesehatan
masyarakat utama yang perlu ditangani dengan serius. Sebanyak 10%- 20% wanita
mengalami penyakit mental selama kehamilan dan pasca melahirkan di seluruh dunia.
Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, prevalensi masalah kesehatan

3
4

mental selama kehamilan masih cukup tinggi dengan prevalensi rata-rata mencapai
15,6% (Spedding, Stein, Naledi, & Sorsdahl, 2018). Munculnya gangguan kesehatan
mental saat hamil dapat memicu perilaku berisiko bagi kehamilan seperti merokok,
konsumsi alkohol, asupan nutrisi yang tidak sesuai, menghindari pemeriksaan
kehamilan, atau memicu perilaku berbahaya bagi ibu dan kandungannya. Tapi sangat
disayangkan sekali banyak dari kita yang mengabaikan dan tidak ditangani dengan
benar gejala perasaan depresi dan sumber stress saat hamil. Masalah kesehatan mental
pada ibu hamil juga dapat bertahan hingga beberapa waktu setelah melahirkan. Tidak
hanya itu, masalah kesehatan mental yang lebih ringan seperti gangguan mood dan
merasa cemas, bisa menjadi lebih serius pada waktu tersebut. Akibatnya, hal tersebut
tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental dan fisik seorang ibu pasca melahirkan,
namun juga dapat mengganggu kedekatan antara ibu dan bayi yang baru lahir.

C. Kehamilan diluar Nikah/Kehamilan Pra-nikah


Kehamilan Menurut Surtiretna (2001 ) kehamilan merupakan suatu proses faali
yang secara normal terjadi pada hewan mamalia sebagai instink untuk mempertahankan
kehadiran kelompoknya di muka bumi. Sedangkan pada manusia kehamilan terjadi
setelah pasangan suami-istri melakukan senggama, yaitu ketika sperma suami
membuahi sel telur istri, yang disebut nidasi. Telur yang telah dibuahi akan menempel
pada dinding rahim, kemudian tumbuh dan berkembang sampai rata-rata mencapai usia
9 bulan ditambah 2 minggu.
Kehamilan pra-nikah adalah suatu kondisi kehamilan yang terjadi pada seorang
perempuan dari laki-Iaki yang menghamilinya tanpa melalui pernikahan secara islam
maupun undang-undang yang berlaku (Thalib, 1996). Sedangkan penyebab terjadinya
kehamilan pranikah bagi remaja adalah, karena pola pergaulan dan kehidupan free sex
yang dilakukan tanpa adanya kontrol sosial. Ozzi (2004) melihat akioat yang
ditimbulkan dari hamil tanpa pernikahan adalah karena malu, tidak bisa diterima dalam
masyarakat, hamil tanpa suami, tidak dapat melanjutkan sekolah/karir, gangguan fisik
yang menpenghentian proses kehamilan. Ketika dorongan seksual pada remaja muncul
dan tidak bisa menahan diri dan belum mempunyai pasangan yang sah, untuk
menyalurkan dorongan seksual tersebut. Tapi ada sebagian remaja yang mengangagap
dorongan seksual yang datang harus disalurkan dan hal inilah yang menjadi masalah
pada kehidupan remaja sehingga terjadinya hubungan seksual sebelum nikah, maka

4
5

Banyak faktor yang menyebabkan kehamilan pra-nikah, menurut Yahya Ma'shum dan
Chatarina Wahyurini (2004), antara lain:

1. Penundaan dan peningkatan jarak usia nikah dan semakin dininya usia mensturasi
pertama (menarche). Usia menstruasi yang semakin dini danusia kawin yang
semakin tinggi menyebabkan "masa-masa rawan" semakin panjang. Hal ini terbukti
dengan banyaknya kasus hamil di luar nikah
2. Ketidak tahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat
mengakibatkan kehamilan sebelum menikah. Masih banyak diantara kita yang masih
salah persepsi. Misalnya, beranggapan bahwa kita tidak akan hamil jika "hanya"
melakukan peting atau begitu selesai HUS langsung loncat-Ioncat.
3. Kehamilan yang diakibatkan pemerkosaan
4. Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan untuk hami!. Bila
kehamilannya dileruskan, maka dapal membahayakan keselamalan ibu dan bayinya.
5. Masih sekolah, biasanya banyak dialami remaja yang belum menikah.
6. Kehamilan karena incest (hubungan seksual anlara saudara yang sedarah)

D. Kehamilan Yang Tidak Diinginkan


Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD/unintended pregnancy) didefinisikan sebagai
hamilan yang terjadi pada saat tidak menginginkan anak pada saat itu (mistimed
pregnancy) dan kehamilan yang tidak diharapkan sama sekali (unwanted pregnancy).
Wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan dihadapkan pada dua pilihan, yaitu
tetap melanjutkan kehamilan atau menggugurkan kandungan dengan menanggung
risikomenghadapi bahaya bagi kesehatan karena cara pengguguran yang ditempuh
biasanya adalah aborsi tidak aman. Definisi 'unsafe abortion' atau pengguguran tidak
aman menurut World Health Organization(WHO) adalah suatu prosedur untuk
mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh orang yang tidak
memiliki keterampilan yang sesuai atau di lingkungan yang tidak sesuai dengan standar
medis minimal atau keduanya. Aborsi merupakan 1 dari 7 penyebab kematian ibu di
dunia, dan hampir setengah dari kehamilan tidak diinginkan berakhir dengan aborsi
tidak aman. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan tidak diinginkan
pada seorang wanita. Hasil penelitian Abdallah menemukan proporsi wanita dengan
pendidikan rendah (13,4%) lebih besar untuk mengalami kehamilan tidak diinginkan
dari pada kehamilan yang diinginkan (4,1%). Proporsi wanita dari keluarga

5
6

berpendapatan yang rendah lebih banyak mengalami kehamilan tidak diinginkan


(15,9%) dibandingkan kehamilan yang diinginkan (4,1%). Penelitian Gipson JD, et al
menunjukkan bahwa wanita yang berusia di bawah 20 tahun mempunya kemungkinan
(risiko) 2,7 kali mengalami kehamilan tidak diinginkan dan 2,3 kali pada wanita usia di
atas 35 tahun. Dampak Psikologis Kehamilan yang tidak diinginkan/dikehendaki
1. Berkurangnya Minat Memelihara Kandungan
Sesuatu yang di luar rencana umumnya sulit untuk diterima. Ibu mungkin saja
menolak kehadiran bayi dan melakukan hal-hal yang dapat merugikannya dengan
bayinya. Misalnya, tetap melakukan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok,
tidak mau minum folat, dan lain sebagainya. Berkurangnya minat memelihara
kandungan ini adalah salah satu dampak psikologis yang akan berakibat buruk pada
kesehatan janin.
2. Depresi di Masa Kehamilan
Ibu bisa jadi terus menyalahkan apa yang terjadi sehingga mengalami depresi di
masa kehamilan. Ini bisa punya efek ke perkembangan janin dan kesehatan mental
anak yang dikandungnya.
3. Mengalami Kesulitan Menjalani Peran sebagai Istri dan Ibu
Setelah melahirkan, depresi bisa tetap berlanjut. Masih ada risiko postpartum
depression atau depresi pascamelahirkan. Seorang ibu dengan depresi akan
mengalami berbagai kesulitan dalam perannya baik sebagai seorang istri maupun
ibu. Sebagai istri, ada perasaan kesal, bersalah, yang mungkin menghalangi bersikap
baik ke suami. Sebagai ibu, ada juga kesulitan untuk melakukan pengasuhan.
Terutama bila kehadiran si anak dirasa bisa menghambat dirinya sendiri, seperti
karier.
4. Masalah Kesehatan Mental
Bila semua hal ini tetap berlanjut, kepuasan ibu terhadap dirinya sendiri akan lebih
rendah. Karena berbagai macam penyesalan, kesejahteraan psikologisnya menurun.
Masalahnya akan bertambah lagi, yakni ke kesehatan mental si ibu. Selama
kehamilan ini tidak diterima sebagai anugerah, maka akan terus jadi musibah. Oleh
karenanya perlu manajemen psikologi yang tepat agar ibu berdamai dengan hal-hal
di luar rencana ini.

6
7

E. Ciri-Ciri Fisik Perempuan Yang Pernah Lakukan Aborsi


Aborsi kebanyakan dilakukan jika seseorang mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan, namun sayangnya sebagian besar melakukannya secara ilegal. Aborsi
yang dilakukan mungkin tidak menyebabkan terjadinya perubahan secara fisik dari
luar tubuh perempuan tersebut. Tapi aborsi ini bisa menyebabkan dampak terhadap
organ fisik di dalam tubuh. Perubahan fisik yang terjadi lebih banyak di dalam tubuh.
1. Perubahan fisik dalam tubuh wanita yang pernah melakukan aborsi adalah:
a. Usus dan rahim robek atau bolong, jika melakukan aborsi melalui pemasukan
batang ke vagina.
b. Rahim jadi kering, jika melakukan kuret lebih dari 3 kali
c. Jaringan sehat di rahim berubah jadi jaringan ikat, jika melakukan kuret
d. Bisa muncul tumor di rahim, jika aborsinya tidak bersih
e. Pendarahan di vagina yang terus menerus, jika ada sisa janin atau plasenta yang
tidak bersih.
f. Infeksi yang bisa terjadi di vagina, leher rahim, rahim sampai usus, jika alat
aborsinya tidak steril.
2. Perubahan mental wanita yang pernah melakukan aborsi adalah:
a. Menjadi lebih tertutup dan menarik diri dari kehidupan sosial
b. Mudah trauma dan sering mimpi buruk
c. Depresi dan sering mencoba bunuh diri
d. Jadi sulit menikmati hubungan seks.
3. Berbagai komplikasi serius yang bisa timbul akibat aborsi antara lain:
a. Pendarahan hebat.
Jika leher rahim robek atau terbuka lebar akan menimbukan pendarahan yang
dapat berbahaya bagi keselamatan ibu. Terkadang dibutuhkan pembedahan
untuk menghentikan pendarahan tersebut.
b. Infeksi.
Infeksi dapat disebabkan oleh alat medis tidak steril yang dimasukkan ke dalam
rahim atau sisa janin yang tidak dibersihkan dengan benar.
c. Aborsi tidak sempurna.
Adanya bagian dari janin yang tersisa di dalam rahim sehingga dapat
menimbulkan perdarahan atau infeksi.

7
8

d. Sepsis (keracunan darah)


Biasanya terjadi jika aborsi menyebabkan infeksi tubuh secara total yang
kemungkinan terburuknya menyebabkan kematian.
e. Kerusakan leher rahim.
Kerusakan ini terjadi akibat leher rahim yang terpotong, robek atau rusak akibat
alat-alat aborsi yang digunakan.
f. Kerusakan organ lain.
Saat alat dimasukkan ke dalam rahim, maka ada kemungkinan alat tersebut
menyebabkan kerusakan pada organ terdekat seperti usus atau kandung kemih.
g. Kematian.
Meskipun komplikasi ini jarang terjadi, tapi kematian bisa terjadi jika aborsi
menyebabkan perdarahan yang berlebihan, infeksi, kerusakan organ serta reaksi
dari anestesi yang dapat menyebabkan kematian.
h. Gangguan kesehatan mental
Aborsi dapat mempengaruhi emosional dan spiritual pelakunya. Gangguan
mental kadang muncul seperti kecemasan, depresi atau mungkin mencoba
melakukan bunuh diri.
i. Mengganggu kehamilan berikutnya
Melakukan lebih dari satu kali aborsi akan meningkatkan risiko melahirkan
prematur pada kehamilan berikutnya serta komplikasi lain seperti masalah pada
mata, otak, pernapasan atau usus bayi

F. Reaksi Wanita Dengan Keguguran


1. Kesedihan yang mendalam
Salah satu akibat pertama bagi ibu hamil yang baru saja mengalami keguguran
adalah rasa sedih yang sangat mendalam. Rasa sedih itu dimulai sejak ada tanda-
tanda keguguranhingga mendapatkan kabar dari dokter tentang keguguran yang
sudah pasti. Ibu hamil biasanya sudah menyiapkan banyak hal ketika dirinya tahu
hamil dengan tanda tanda kehamilan minggu pertama. Menjaga kehamilan itu
dengan baik dan membayangkan bagaimana bayi yang akan dilahirkan. Dan
keguguran seperti menghapus mimpi sehingga membuat ibu hamil mengalami
rasa duka yang sangat panjang.

8
9

2. Emosi yang tidak stabil


Ibu yang baru saja keguguran mengalami masalah emosi yang tidak stabil. Tidak
hanya mengenai kehilangan bayi tapi juga banyak hal. Biasanya ibu hamil akan
merasa mengapa keguguran itu bisa terjadi dan bagaimana jika tidak keguguran.
Emosi ini akan semakin tinggi jika masalah keguguran terjadi secara berulang.
Rasa keinginan yang kuat untuk bisa hamil terkadang menyebabkan emosi ibu
menjadi lebih kacau. (baca: penyebab keguguran berulang)
3. Perasaan tidak bisa menjadi orang tua
Banyak ibu hamil yang telah melewati perjuangan berat, termasuk dengan proses
bayi tabung. Kondisi keguguran yang terjadi pada ibu seperti ini bisa
menyebabkan masalah yang sangat berat. Ibu akan kehilangan perasaan karena
tidak bisa menjadi orang tua. Termasuk rasa malu terhadap orang lain dan
gambaran untuk pergi ke tempat yang jauh. Ibu hamil dengan bantuan sebuah
proses lewat program kehamilan memiliki waktu yang lebih banyak untuk
menjadi orang tua, dibandingkan ibu hamil secara alami. Karena itu kehilangan
bisa menyebabkan dampak yang serius dan perasaan sakit hati berlebihan.
4. Perasaan bersalah
Ibu hamil yang baru saja mengalami keguguran biasanya juga akan mengalami
perasan bersalah yang sangat berat. Rasa bersalah ini seolah ditanggung oleh diri
sendiri karena dirinya yang hamil, termasuk jika mendapatkan dukungan dari
pasangan dan keluarga. Ibu akan merasa sangat bersalah pada diri sendiri,
keluarga dan termasuk bayinya yang sudah meninggal. Ia merasa seperti tidak bisa
memenuhi hak bagi pasangan dan juga keluarga. Perasaan bersalah ini bisa
bertahan sangat lama sehingga sulit untuk hamil kembali setelah keguguran.
5. Perasaan marah
Reaksi perasaan marah untuk ibu yang baru saja mengalami keguguran memang
sering terjadi. Reaksi ini sebenarnya sangat baik untuk membantu mengeluarkan
perasaan ibu. Namun jika terus terjadi dalam waktu yang lama maka bisa
menyebabkan ibu berada dalam kondisi yang berbahaya. Perasaan marah bisa
terjadi pada diri sendiri, pasangan dan bahkan keluarga. Bahkan beberapa ibu
hamil juga merasa marah dengan keadaan dan menyalahkan ibu lain yang bisa
sampai melahirkan bayi sehat. Rasa bersalah semakin besar ketika melihat ibu lain
yang sedang hamil atau bayi yang baru lahir.

9
10

6. Dampak hubungan dengan pasangan yang buruk


Dalam sebuah penelitian menyatakan jika tingkat kepekaan seorang ayah tidak
sebanding dengan ibu. Ikatan perasaan ibu dengan janin sangat tinggi sementara
ayah berada dalam level yang biasa. Karena itu ketika keguguran terkadang hanya
menjadi kesedihan ibu saja, sementara ayah bisa menerima dengan baik. Jika
sikap ini terlihat dengan jelas maka bisa menyebabkan masalah untuk hubungan
dengan pasangan. Ibu menganggap bahwa ayah tidak berduka dan semua ini
menjadi awal masalah yang lain.
7. Depresi
Keguguran menjadi pemicu depresi untuk ibu yang mengalaminya. Hal ini bisa
terjadi akibat adanya perasaan yang sangat berat untuk merima keguguran.
Depresi bisa menyebabkan kondisi tubuh ibu mengalami masalah kesehatan
termasuk penyakit jantung. Kondisi depresi ini akan membuat ibu lupa untuk
membersihkan diri, lupa makan, perasaan bingung dan sulit untuk berkomunikasi.
Depresi ini melebihi seperti pada kondisi sindrom baby blues.
8. Gangguan reproduksi
Efek keguguran umumnya sangat umum dan jarang ada yang menyebabkan
gangguan masalah reproduksi. Ibu akan kembali mendapatkan menstruasi lalu
bisa mencoba untuk hamil lagi. Namun beberapa ibu juga bisa mengalami
gangguan reproduksi seperti ada efek samping kuret yang menyebabkan infeksi
rahim, masalah penyumbatan tuba falopi dan kista ovarium. Namun pemeriksaan
detail dalam program kehamilan setelah keguguran biasanya mencegah masalah
ini karena diketahui sejak awal.

G. Kehamilan Palsu atau Pseudocyesi


Kehamilan palsu atau pseudocyesi merupakan salah satu kelainan psikologis
somatik yang dialami wanita, baik usia produktif maupun pasca menopause. Penyakit
ini dapat mengenai wanita dari seluruh suku, ras, maupun kelas ekonomi. Kehamilan
palsu paling sering ditemukan pada wanita non-psikotik berusia 20 hingga 39 tahun.
Kehamilan palsu cukup jarang terjadi, tetapi dapat membawa dampak psikologis yang
cukup berat, terutama pada wanita yang infertil atau tertekan untuk memiliki
keturunan. Kondisi ini sering kali terlewatkan oleh dokter, sehingga berlangsung lama
hingga mengganggu aktifitas kerja sehari-hari penderitanya.

10
11

Penyebab terjadinya kehamilan palsu atau pseudocyesis belum diketahui


secara pasti. Teori yang ada menyatakan bahwa keadaan ini merupakan hasil dari
interaksi neuroendokrin dan faktor psikologis. Pada kehamilan palsu, diperkirakan
terdapat disfungsi aksis hipotalamus-pituitari-ovarium (HPO). Pasien dengan
kehamilan palsu juga diperkirakan mengalami defisit pada jalur katekolaminergik
yang terlibat dalam sekresi hormon pituitari anterior. Hal ini berdampak pada
kenaikan aktivitas dan sekresi gonadotropin releasing hormone(GnRH), luteinizing
hormone (LH), dan hormon prolaktin.
Gangguan hormon ini menimbulkan gejala yang serupa dengan sindroma
ovarium polikistik, seperti amenorea dan galaktorea. Sistem saraf simpatetik juga
mengalami disfungsi, sehingga menyebabkan gangguan pada saraf abdomino-frenik.
Gangguan pada saraf ini menyebabkan terjadi pembesaran abdomen. Risiko
terjadinya kehamilan palsu meningkat pada wanita infertil yang ingin memiliki anak,
wanita dengan gangguan delusi, wanita usia 20-39, pengalaman buruk masa
kecil, sexual abuse, tekanan interpersonal untu
Penatalaksanaan kehamilan palsu atau pseudocyesis dipusatkan pada
peningkatan fungsi sosial dan kualitas hidup pasien, mengubah tilikan pasien terhadap
penyakit yang dialami, menghilangkan gejala-gejala yang timbul, dan menurunkan
risiko rekurensi kehamilan palsu. Tata laksana yang dapat diberikan berupa
pemberian obat psikotropika, obat hormonal, dan konseling.

H. Kehamilan dengan Janin Mati


Menurut WHO dan The American College of Obstetricians and Gynecologists
yang disebut kematian janin adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan
500 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau
lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, gawat
janin, atau infeksi (Winkjosastro, 2009). Kematian janin merupakan hasil akhir dari
gangguan pertumbuhan janin, atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya
sehingga tidak diobati (Saifuddin,2008).
Sebagian besar penyebab IUFD atau yang disebut juga dengan stillbirth tidak
diketahui, tapi kondisi ini bisa menjadi pertanda adanya masalah dalam kehamilan.
Berbagai kemungkinan penyebab IUFD antara lain:

11
12

1. Plasenta yang tidak berfungsi dengan baik


Gangguan pada plasenta dapat membuat pasokan nutrisi yang dibutuhkan janin
dalam kandungan, seperti aliran darah dan oksigen, menjadi berkurang. Kondisi ini
dapat menghambat perkembangan janin (intrauterine growth restriction/ IUGR)
dan memicu terjadinya IUFD.
2. Kelainan genetik
Dugaan penyebab IUFD selanjutnya adalah cacat genetik atau kelainan kromosom.
Kondisi ini menyebabkan organ vital janin, seperti otak dan jantung, tidak
berkembang dengan baik sehingga memicu terjadinya IUFD.
3. Perdarahan
Perdarahan berat yang terjadi di trimester akhir bisa juga menjadi penyebab janin
mati dalam kandungan. Ini bisa terjadi ketika plasenta sudah mulai terpisah
(meluruh) dari rahim sebelum memasuki masa persalinan. Kondisi ini disebut
abrupsi plasenta (placental abruption).
4. Kondisi medis tertentu yang diderita ibu
Penyakit diabetes, hipertensi, gangguan imunitas tubuh, kurang gizi, dan infeksi
bakteri Streptokokus grup B, listeriosis, toksoplasmosis, atau rubella berisiko
menyebabkan janin mati dalam kandungan.
5. Usia dan pola hidup yang buruk
Faktor lain yang meningkatkan risiko IUFD adalah terkait usia. Ibu hamil yang
berusia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 15 tahun lebih rentan mengalami
IUFD. Selain usia, obesitas dan pola hidup yang tidak sehat, seperti mengonsumsi
minuman beralkohol atau merokok saat hamil juga dapat memicu terjadinya IUFD.
Beberapa ahli juga mengemukakan bahwa janin lahir mati atau janin meninggal
dalam kandungan sering kali disebabkan oleh kombinasi dari sejumlah faktor di
atas, seperti gangguan plasenta, kesehatan ibu, dan pola hidup yang buruk.

I. Hamil dengan Ketergantungan Obat


Ketergantungan obat adalah kebutuhan secara psikologis terhadap suatu obat
dalam jumlah yang makin lama makin bertambah besar untuk menghasilkan efek
yang diharapkan. Menurut WHO merupakan gabungan berbagai bentuk
penyalahgunaan obat dan didefenisiskan sebagai suatu keadaan psikis maupun fisik
yang terjadi karena interaksi suatu obat dengan organisme hidup. Hal ini termasuk
reaksi perilaku dan selalu terpaksa menggunakan obat secara periodik untuk

12
13

mengalami efek psikis dan mencegah efek yang tidak enak karena kehilangan obat
tersebut. Jenis-jenis zat adiktif
a. Sedativa
Golongan yang paling sering digunakan adalah benzodiazepin dan barbiturat serta
metabolitnya dapat melalui plasenta. Kadarnya sama dengan kadar dalam darah ibu
selama 5-10 menit setelah pemberian intravena. Kadar pada neonatus lebih besar 1-
3 kali dibandingkan dalam serum ibu. Pemakaian dengan dosis 30-40 mg perhari
dalam waktu lama akan menyebabkan komplikasi pada bayi baru lahir. Terdapat 2
sindrom mayor komplikasi janin akibat penggunaan diazepam :
1) Floopy infant syndrome terdiri atas hipotonia, letargi, kesulitan mengisap.
2) Withdrawal syndrome terdiri atas pertumbuhan janin terhambat, tremor,
iritabilitas, hipertonus, diare, muntah, menghisap dengan kuat.
b. Heroin
Mempunyai kemampuan menstimulasi sejumlah reseptor spesifik pada susunan
saraf pusat. Reseptor mu (bertanggung jawab pada tingkat supraspinal yang
menyebabkan analgesia, euphoria,depresi pernafasan dan ketergantungan fisik),
reseptor kappa (bekerja pada spinal dan menyebabkan miosis dan sedasi) dan
reseptor sigma (efek perangsangan jantung, disforia dan halusinogenik).
c. Kokain
Kokain adalah obat vasoaktif dan dapat menyebabkan masalah pada bayi secara
sekunder karena kerusakan plasenta atau melalui efek langsung pada pembuluh
darah janin. Ada 2 jenis kokain: murni berupa serbuk putih dan yang telah
dicampur dengan soda kue/ sodium karbonat kemudian direbus sampai airnya
menguap dan tinggal kerak cokelat jenis ini lebih adiktif dan berbahaya. Kokain
dengan cepat diabsorpsi dan masuk dalam darah serta menghasilkan efek dalam 6-
8 menit. Adiksi kokain mengganggu psikologik dan sulit diobati. Kokain
diabsorbsi dengan cepat pada semua membran mukosa dan menghambat reuptake
presinaps dari katekolaminpada neuron terminal. Akumulasi ini menyebabkan
peningkatan tonus simpatis dan vasokontriksi serta menimbulkan euphoria,
peningkatan denyut jantung, hiperglikemia, hiperpireksia dan midridiasis.
Vasokontriksi koroner akan mengakibatkan spasme, angina pectoris, infark
miokard akut, aritmia jantung dan bahkan kematian mendadak. Dapat pula terjadi
perdarahan subarakhnoid bila sebelumnya ada strokehemoragik, dan nekrosis usus.
Komplikasi maternal dapat berupa hipertensi maligna, iskemia jantung, infark

13
14

miokard bahkan kematian. Bayi pemakaian kokain dengan berat badan lahir rendah
beresiko mengalami perdarahan intraventrikuler dan keterlambatan penanganan.
Ibu hamil pengguna kokain beresiko terjadi terjadi ketuban pecah dini 20%
pertumbuhan janin terhambat 25-30% persalinan kurang bulan 25% perawatan
mekonium dalam air ketuban 20% dan solusio plasenta 6-10%.
d. Alkohol
fetal alkohol syndrome = FAS untuk menggambarkan gejala yang berhubungan
dengan pemekaian alkohol yang berat berupa: defisiensi pertumbuhan pre dan
postnatal, gangguan sistem saraf pusat yang berpengaruh terhadap kecerdasan dan
perilaku, muka yang khas ditandai dengan posisi telinga yang rendah dan tidak
parallel, philtrum yang khas yang ditandai pendek dan datar, muka yang panjang,
kepala kecil, hidung pendek, malformasi organ terutama pada jantung berupa defek
septum, dapat pula terjadi hipoplasia ginjal, divertikulum buli-buli dan gangguan
traktus urogenitalis yang lain, serta deformitas anggotagerak.

Dampak yang terjadi pada janin yang terlahir dari seorang ibu yang dipengaruhi obat
Analisis dan efek samping pada ibu dan janin

a. Sedatifa dan Hipnotika


Dalam dunia kedokteran zat adiktif sedatife-hipnotika digunakan sebagai zat
penenang yang dikenal juga dengan sebutan pil BK dan magadon. Pemakaian
sedatife-hipkotika dalam dosis kecil menenangkan. Sedangkan dalam dosis besar 
menidurkan. Tanda-tanda gejala pemakaiannya yaitu mula-mula gelisah,
mengamuk lalu mengantuk, malasi daya pikir, menurun, bicara dan tindakan
lambat. Tanda-tanda gejala putus obat. yaitu gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah,
berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik dan kejang-kejang.
b. Heroin
Segera setelah penyuntikan atau inhalasi, heroin melintasi penghalang darah-otak.
Dalam otak, heroin dikonversi menjadi morfin dan cepat mengikat pada reseptor
opioid. Pelaku biasanya mengalami perasaan gelombang dan sensasi
menyenangkan, serta tergesagesa. Intensitas terburu-buru adalah fungsi dari berapa
banyak obat yang diambil dan seberapa cepat obat tersebut memasuki otak dan
mengikat ke reseptor opioid alami. Efek jangka pendek heroin:
Tergesa-gesa “rush” ,
Respirasi Tertekan

14
15

Mendung fungsi mental


Mual dan muntah
Penindasan sakit
Aborsi spontan
Heroin sangat adiktif karena memasuki otak begitu cepat. Dengan heroin, terburu-
buru  biasanya disertai dengan pembilasan hangat dari kulit, mulut kering, dan
terasa berat di kaki, yang mungkin disertai mual, muntah, dan gatal-gatal parah.
Setelah efek awal, pelaku biasanya akan mengantuk selama beberapa jam.
Mental fungsi mendung oleh efek heroin pada sistem saraf pusat fungsi jantung
lambat. Pernapasan juga sangat lambat, kadang-kadang hampir mati. Overdosis
heroin merupakan risiko khusus di  jalan, di mana jumlah dan kemurnian obat
tidak dapat diketahui secara akurat.
c. Kokain
Efek kokain sama dengan amfetamin disertai stimulasi SSP jangka pendek. Ada
hambatan dalam ambilan ulang katekolamin, yang mengakibatkan kadar
norepinefrin, serotonin, dan domain tinggi. Hal ini mengakibatkan
penyalahguna kokain terjaga berlebihan. Kokain meningkatkan kadar
norepinefrin dan serotonin dengan cepat dan menurunkan kadar  kedua zat
tersebut dengan tiba-tiba. Sistem biokimia norepinefrin, serotonin, dan dopamin
memainkan peran utama mengatur  mood dan kesehatan mental.
d. Alkohol
Alkohol atau etanol bersifat larut dalam air sehingga akan benar-benar mencapai
setiap sel setelah dikonsumsi. Akohol yang dikonsumsi akan diserap masuk
melalui saluran  pernafasan. Penyerapan terjadi setelah alkohol masuk kedalam
lambung dan diserap oleh usus kecil. Hanya 5-15% yang diekskresikan secara
langsung melalui paru-paru, keringat dan urin. Pernah dibuktikan bagaimana
cepat dan mudahnya alkohol diserap oleh tubuh manusia. Alkohol sangat mudah
terdistribusi masuk ke dalam saluran darah janin melalui darah ibunya dan dapat
merusak sel-sel pada janin. Sel-sel utama yang menjadi target kerusakan adalah
pada otak dan medula spinalis.
Fetal alcohol syndrome (FAS) menggambarkan rentang efek alkohol terhadap
janin hingga bayi yang dilahirkan mengalami kelainan fisik dan mental.
Efeknya bervariasi dari ringan sampai sedang.

15
16

Asuhan yang diberikan oleh perawat pada kasus ibu hamil dengan ketergantungan
obat Prinsip pengkajian yang dilakukan dapat menggunakan format pengkajian di
ruang  psikiatri atau sesuai dengan pedoman yang ada di masing-masing ruangan
tergantung pada kebijaksanaan rumah sakit dan format pengkajian yang tersedia.
Adapun pengkajian yang dilakukan meliputi:
a. Perilaku  
b. Faktor penyebab dan faktor pencetus
c. Mekanisme koping yang digunakan oleh penyalahguna zat meliputi:
1) penyangkalan (denial) terhadap masalah
2) rasionalisasi
3) memproyeksikan tanggung jawab terhadap perilakunya
4) mengurangi jumlah alkohol atau obat yang dipakainya

Sumber-sumber koping (support system) yang digunakan oleh klien.

a. Resiko tinggi kurang volume cairan dan perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh yang  berhubungan dengan:
efek penggunaan obat-obatan psikoaktif.  
b. Resiko tinggi cedera terhadap diri sendiri, janin, atau bayi baru lahir
yang berhubungan dengan efek sensori obat.
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gaya hidup dehidrasi dan
malnutrisi metode  pemberian obat, efek obat.
d. Kurang perawatan diri, mandi, higyene yang berhubungan dengan efek
zat.
e. Penyangkalan (denial) yang berhubungan dengan kurang pemahaman
tentang proses  penyakit, efek obat psikoaltif pada janin yang
bertumbuh dan kehamilan.
f. Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan sistem
pendukung yang kurang, harga diri rendah, tidak adanya mekanisme
sehat untuk mengenali dan mengungkapkan kemarahan.
g. Resiko tinggi kekerasan berhubungan dengan mempertahankan
kebiasaan menggunakan obat, efek zat yang digunakan.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan mental adalah kondisi individu yang memiliki kesadaran akan kemampuan
diri, dapat menghadapi tekanan hidup, dapat hidup dengan produktif serta mampu
berkontribusi dalam komunitas (World Health Organization, 2005). Kondisi ini
merupakan kondisi yang perlu dijaga di setiap siklus kehidupan, termasuk saat seorang
wanita mengalami kehamilan. Kehamilan merupakan suatu peristiwa istimewa yang
indah, apabila dijalani dengan emosi yang positif, dan akan menjadi suatu masalah
psikologis apabila dijalani dengan emosi yang negatif. Oleh karena itu, kesehatan mental
wanita saat kehamilan adalah sangat  penting untuk menghindari masalah psikologis
yang mungkin terjadi selama kehamilan. Kehamilan yang tidak diinginkan
(KTD/unintended pregnancy) didefinisikan sebagai hamilan yang terjadi pada saat tidak
menginginkan anak pada saat itu (mistimed pregnancy) dan kehamilan yang tidak
diharapkan sama sekali (unwanted pregnancy). Wanita yang mengalami kehamilan tidak
diinginkan dihadapkan pada dua pilihan, yaitu tetap melanjutkan kehamilan atau
menggugurkan kandungan dengan menanggung risikomenghadapi bahaya bagi
kesehatan karena cara pengguguran yang ditempuh biasanya adalah aborsi tidak aman.
Definisi 'unsafe abortion' atau pengguguran tidak aman menurut World Health
Organization(WHO) adalah suatu prosedur untuk mengakhiri kehamilan yang tidak
diinginkan yang dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan yang sesuai atau
di lingkungan yang tidak sesuai dengan standar medis minimal atau keduanya.

B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan
menambah wawasan kita tentang manjemen resiko bunuh diri dan kekerasn oleh
pasangan lebih jauhnya penyusun berharap dengan mengetahui manjemen resiko bunuh
diri dan kekerasn oleh pasangan  kita semua dapat menyikapi segala permasalahan yang
terjadi sehingga bisa menjaga di mulai dari diri sendiri sehingga dapat berdampak positif
bagi kehidupan kita semua .

17
DAFTAR PUSTAKA
.
Hianto Silbyana dkk, 2018, Dinamika Stres, Strategi Cping dan Dukungan yang di
harapkan mahasiswa skripsi di Universitas XYZ, Jakarta: Provitae Jurnal
Psikologi Pendidikan

Husnul Lain Nurul, 2019, Asuhan Kebidanan Komprehensif, Jakarta Selatan: LPU-
UNAS

Khairima, Iffa. 2019. Tantangan kesehatan mental dalam periode kehamilan. Scribd

Sugiarty, Wiwi. 2018. Ibu hHamil Dengan Ketergantungan Ibat dan

Askepnya.Makassar: Scribd

18

Anda mungkin juga menyukai