Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Dari pendataan yang telah dilakukan, kami menjumpai Rumah Ny.Mahnum siregar yg berlokasi di
Jalan Pengabdian, Bandar setia Dusun 1 No.50. Ny Mahnum Siregar tinggal bersama kedua anaknya
serta seorang menantunya. Dari yang kami ketahui anak pertama dari Ny. Mahnum (70th) adalah Tn.
Edi Syahputra(42th) serta istrinya Ny. Suparni(43th) dan anak keduanya bernama Nn. Erdiana(35th).
Mereka tinggal dirumah milik sendiri dengan kondisi daerah lingkungan yang kurang bersih namun
aman karena memiliki penjagaan disekitar lingkungan tersebut. Melihat kondisi rumah, dinding rumah
bata tanpa plester dengan kombinasi tembok dilapisi cat, dan lantai dilapisi plester semen. Kondisi
udara dirumah cenderung lembab namun memiliki ventilasi udara yg cukup.
Kondisi ekonomi keluarga ini bisa dibilang cukup karna beberapa anggota keluarganya bekerja.
Kedua anak Ny.Mahnum siregar dalam keadaan bekerja sebagai Wiraswasta, Ny.Mahnum dahulunya
juga bekerja namun dikarenakan penyakitnya beliau berhenti berkerja setahun belakangan ini.
Dari hasil wawancara yang telah kami lakukan, bahwa Ny. Mahnum siregar mengalami penyakit
pengapuran tulang sejak 5th yang lalu namun semakin parah 2 tahun belakangan yg mengakibatkan
beliau tak bekerja lagi. Ny. Mahnum pernah sekali berobat di klinik mandala dan mengonsumsi obat
yaitu diclofenax dan piroxicam. Tak hanya itu Ny. Mahnum juga mengonsumsi jamu untuk asam
uratnya. Untuk pola hidup sehat, Ny. Mahnum sering berjemur di bawah matahari pagi selama sejam.
Untuk Asupan makanan sehatnya, Ny. Mahnum selama ini mengonsumsi makanan yg bergizi
seimbang.
Berdasarkan gejala-gejala diatas, kami berencana melakukan penyelesaian melalui :
1. Memberikan edukasi tentang pola hidup yang sehat serta kondisi lingkungan yg sehat
2. Memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga pola makan dan gizi seimbang dalam keadaan
menoupouse
3. Menyarankan untuk melakukan pemeriksaan asam urat rutin dan gula darah
4. Menyarankan pasien untuk mengonsumsi susu yg tinggi kalsium

I. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kelainan penulangan akibat gangguan metabolisme dimana tubuh tidak
mampu menyerap dan memanfaatkan zat-zat yang diperlukan untuk proses pematangan tulang. Pada
osteoporosis terjadi pengurangan masa / jaringan tulang per unit volume tulang dibandingkan dengan
keadaan normal. Dengan bahasa awam dikatakan tulang menjadi lebih ringan dan lebih rapuh dari
biasanya, meskipun mungkin zat-zat dan mineral untuk pembentukan tulang di dalam darah masih
dalam batas nilai normal. Proses pengurangan ini terjadi diseluruh tulang dan berkrlanjutan sepanjang
kehidupan.
Manusia lanjut usia (lansia) beresiko menderita osteoporosis, sehingga setiap patah tulang pada
lansia perlu diasumsikan sebagai osteoporosis, apalagi jika disertai dengan riwayat trauma ringan dan
kesehatan seperti mata, jantung, dan fungsi organ lain. Pada usia 60-70 tahun, lebih dari 30%
perempuan penderita osteoporosis dan insidennya meningkat menjadi 70% pada usia 80 tahun ke atas.
15
Hal ini berkaitan dengan defisiensi estrogen pada masa monopause dan penurunan masa tulang
karena proses penuaan. Pada laki-laki osteoporosis lebih dikarenakan proses usia lanjut, sehingga
insidennya tidak sebanyak perempuan.
Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh sehingga berisiko
lebih tinggi untuk terjadinya fraktur (pecah atau retak) dibandingkan dengan tulang yang normal.
Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan tulang baru dan resorpsi tulang
tua. Osteoporosis biasanya tidak memiliki tanda tanda atau gejala khusus sampai akhirnya terjadi
fraktur. Karena inilah osteoporosis sering disebut silent disease.

II. Gizi seimbang


Gizi yang baik akan sejalan dengan kesehatan yang baik. Pada gejala klinis dari kekurangan nutrisi
adalah pertumbuhan dan perkembangan tubuh tidak normal. Status gizi merupakan hasil akhir dari
berbagai faktor yang dapat saling terkait satu sama lain. Kurangnya asupan zat gizi akan
menyebabkan seseorang mengalami defisit dalam memenuhhi kebutuhan tubuhnya, yang apabila
terjadi akan memperburuk status gizinya (laswati, 2017).
Gizi seimbang adalah susunan asupan makanan sehari-hari berdasarkan jenis dan jumlah zat
gizinya disesuaikan dengan kebutuhan harian tubuh. Kebutuhan gizi dini dipenuhi dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan
mempertahankan berat badan normal. Hal ini dilakukan untuk mencegah gangguan gizi.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, ada sepuluh pedoman gizi seimbang yang
perlu dipahami, yaitu:
1. Biasa mengonsumsi aneka ragam makanan pokok.
2. Batasi konsumsi panganan manis, asin, dan berlemak.
3. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan ideal.
4. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi.
5. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.
6. Biasakan sarapan pagi.
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman.
8. Banyak makan buah dan sayur.
9. Biasakan membaca label pada kemasan pangan.
10. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan.

III. Kebersihan lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat besar artinya bagi makhluk
hidup. Lingkungan merupakan karunia Tuhan yang tidak ternilai. Tanpa adanya lingkungan maka
tidak akan ada kehidupan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk melestarikan dan menjaga
kebersihan lingkungan sekitar dengan sebaik-baiknya.

15
Kebersihan merupakan sebagian dari iman, itulah slogan yang sering kita dengar selama ini maka
dari itu kita harus selalu menjaga kebersihan dimana saja kita berada. Kebesihan juga penting bagi
kesehatan kita, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kebersihan adalah keadaan
bebas dari kotoran termasuk diantaranya debu sampah dan bau
Cara menjaga kebersihan lingkungan:
1. Buang sampah pada tempatnya
2. Jaga kebersihan rumah
3. Olah sampah menjadi pupuk kompos
4. Daur ulang sampah
Manfaat menjaga kebersihan lingkunga:
1. Terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat.
2. Lebih tenang dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.

B. Produk Intervensi

15

Anda mungkin juga menyukai