1
2
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS
TUJUAN PEMBELAJARAN
URAIAN MATERI
2
3
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS
Budaya
Agama + Suku
Sisi Pandang
Gender
Aktualisasi
penghargaan
hak-hak perempuan
Sosial
(Kelas + sebagai hak asasi Ekonomi
(Kelas)
Usia)
manusia: pandangan
hak-hak reproduksi
sebagai hak
perempuan
Sensitif Gender
Politik
Lingkungan Dalam :
Aktualisasi Penghargaan hak-hak perempuan sebagai hak asasi perempuan dan
memandang hak-hak reproduksi sebagai hak-hak perempuan karena kita ingin
menghasilkan bidan yang sensitif gender.
Lingkungan Tengah :
Bidan dengan kacamata/sensitif gender
Hak-hak perempuan adalah hak-hak manusia, dan hak-hak reproduksi
adalah hak-hak perempuan. Bidan yang sensitif gender melihat pasiennya
dari konteks kehidupan sosialnya di masyarakat.
Gender membantu mengungkap hubungan kekuasaan yang tidak adil antara
antara laki-laki dan perempuan. Paradigma bidan melihat perempuan
sebagai individu yang khusus. Kita harus menghormati setiap perempuan
Bidan yang sensitif gender tidak hanya menangani masalah fisik pasiennya
saja
Seorang bidan harus menekankan di dalam benaknya bahwa isu gender
merupakan kunci dalam meningkatkan kualitas pelayanan perempuan, dan
secara tidak langsung memperbaiki kualitas kesehatan laki-laki dan seluruh
keluarga, termasuk masyarakat
3
4
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS
Ceramah sebagai metode pengajaran kognitif, harus tumbuh dari hati dan
tercermin dalam sikap. Seberapa jauh model pengajaran menekankan pada
hati?
Lingkungan Luar :
Dalam memberikan pelayanan kepada perempuan, pertimbangkan : pluralitas,
etnis, usia, dan sebagainya. Toleransi dan sifat sensitif terhadap elemen agama
merupakan kunci keberhasilan sebuah program kesehatan.
Upaya mengatasi :
1) Kunjungan rumah
2) Berusaha memperoleh informasi : alasan tidak datang ke Poliklinik
3) Jika ada masalah, mencoba untuk mencari pemecahannya
4) Jelaskan pentingnya ANC
5) Bantu ibu untuk merencanakan upaya-upaya pemecahan selanjutnya
(misalnya bila ada masalah atau cara kontak dengan bidan)
4
5
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS
Persiapan persalinan :
Pada hakikatnya, antenatal care yang dilakukan seorang bidan adalah agar
bersama-sama dengan semua ibu hamil dan suami/keluarganya membuat
perencanaan dan persiapan persalinan untuk menjamin terlaksananya persalinan
yang bersih dan aman. Dalam perencanaan tersebut perlu juga disertakan
perencanaan menggunakan alat kontrasepsi pasca persalinan.
Ada lima (5) hal yang penting yang perlu didiskusikan dengan ibu dan
keluarganya, yaitu :
1) Membuat perencanaan persalinan yang perlu ditetapkan :
a) Tempat persalinan
b) Tenaga penolong persalinan terlatih
c) Bagaimana menjangkau tempat persalinan
d) Siapa yang akan menjadi pendamping persalinan
e) Besarnya biaya persalinan yang dibutuhkan dan cara memperolehnya
f) Siapa yang akan mengurus keluarga saat ibu tidak dirumah
g) Apakah rencana metode kontrasepsi pasca persalinan
2) Membuat rencana pengambilan keputusan penanganan kasus gawat darurat,
jika pengambilan keputusan utama dalam keluarga tidak ada di tempat :
Yang perlu ditanyakan :
a) Siapa yang membuat keputusan tentang rujukan ibu kalau diperlukan
b) Siapa pengambil keputusan utama dalam keluarga
c) Sipakah yang boleh mengambil keputusan jika pengambil keputusan
utama dalam keluarga tidak ada di tempat saat terjadi kasus gawat
darurat
3) Mengatur sistem transportasi jika terjadi kasus gawat darurat :
a) Perencanaan ini perlu dipersiapkan lebih awal selama kehamilan, meliputi :
5
6
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS
2. Pertolongan Persalinan
a. DOMINO (Domiciliary In And Out)
1) Pelayanan kombinasi antara rumah pasien dan unit kebidanan
2) Bidan dipanggil saat ada /mulai tanda persalinan
3) Pertolongan persalinan dilakukan di rumah sakit
4) Bila ada penyimpanan segera ditangani
5) Bila persalinan tanpa komplikasi, ibu boleh pulang dalam 2 – 6 jam
postpartum
KEUNGGULAN KELEMAHAN
1. Pelayanan 1. Risiko tertunda ke rumah
berkesinambungan sakit karena jarak yang jauh
2. Kurang kontak dengan 2. Merepotkan waktu pulang
kegiatan rutin rumah sakit RS
3. Gangguan kehidupan
keluarga minimal
4. Mudah memperoleh fasilitas
untuk pertolongan
emergency
5. Pilihan alternatif untuk ibu
yang tidak memenuhi
persyaratan untuk bersalin
dirumah
6. Bidan tetap dapat
mempertahankan
ketrampilan menolong
persalinan
6
7
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS
c. Persalinan di Rumah
Pertimbangan :
o Setiap ibu mempunyai hak kepuasan atas dirinya
o Ada beberapa kondisi ibu yang mengharuskan bersalin di RS
o Mengharapkan kualitas yang lebih tinggi
o Anak mendapatkan lebih kasih sayang, ayah lebih bebas
mengekspresikan perasaannya
o Bidan harus mengembangkan hubungan antar keluarga, saling percaya
Keunggulan persalinan di Rumah
o Kepuasan yang unik bagi ibu, keluarga dan bidan
o Setiap ibu mempunyai hak untuk mempertimbangkan pendapatnya
o Meningkatkan control
o Meminimalkan penggunaan obat dan intervensi pada ibu maupun bayi
o Anak tetap mendapatkan perhatian dan kasih sayang
o Suami dapat mengekspresikan perasaan sayangnya
3. Persalinan di Rumah
a. Persiapan
1) Keluarga
a) Keluarga bersedia pertolongan persalinan dirumah, memberikan ide
untuk persalinan di rumah dan bersedia serta mampu memberikan
dukungan yang diperlukan
b) Keluarga menginginkan pertolongan persalinan dilakukan di rumah
c) Kegiatan rumah tangga secara detail perlu dibahas membentuk
jaringan kerja, siapa yang mengurus anak-anak yang lain, anak-anak
harus dipersiapkan sesuai dengan umur dan tingkat pemahaman
2) Rumah dan tempat pertolongan persalinan
Situasi dan kondisi yang perlu diketahui
a) Apakah cukup aman, hangat
b) Apakah tersedia ruangan yang akan digunakan untuk menolong
persalinan
c) Apakah tersedia air mengalir
d) Apakah kebersihan cukup terjamin
e) Apakah tersedia telepon
3) Rumah
a) Sejak awal kehamilan, rencana persalinan dirumah sudah
direncanakan lebih rinci pada akhir kehamilan
b) Bidan mengecek rumah sebelum kehamilan 37 minggu
7
8
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS
8
9
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS
9
10
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS
g. Bidan memantau status mental ibu dan sikap mental terhadap bayinya,
suami dan anak-anaknya
h. Memberitahukan cara mengenal tanda bahaya/masalah yang mungkin di
hadapi
i. Bidan juga perlu mengobservasi reaksi anggota keluarga lainnya
j. Siapkan waktu agar ibu dapat mengekspresikan perasaannya, kecemasan
terhadap bayinya, anak-anaknya dan hubungan antar mereka
k. Bidan mendengarkan, memberikan dukungan, dan dorongan terus menerus
dan memberikan dukungan ekstra kepada ibu yang kurang mendapat
dukungan dari keluarganya
l. Pada akhir setiap kunjungan, bidan melengkapi catatan termasuk saran-
saran yang diberikan, untuk mempermudah asuhan postpartum selanjutnya
m. Perencanaan : skrining test untuk mengetahui penyakit metabolisme yang
muncul pada hari ke 6 – 14
n. Sebelum hari ke 10 bidan mulai membicarakan tentang KB :
1) Mendorong ibu untuk berfikir positif tentang rencana kehamilan
berikutnya
2) Jika ingin menggunakan pil anjurkan ibu untuk datang pada 2 – 3
minggu PP dan jika ingin menggunakan IUD anjurkan untuk datang 6
minggu PP
3) Dengan rileks mendorong suami untuk membicarakan awal “seksual
intercourse”
4) Jelaskan lamanya pengeluaran lochea, kembalinya menstruasi,
kesuburan, cara meminimalkan nyeri perineum (bila bersalin normal),
perubahan fisik dan psikologi
5) Jika ada kelainan/penyimpangan pada bayi maupun ibunya, anjurkan
untuk segera ke RS misalnya : perdarahan postpartum, gangguan
mental, kejang, hipotermi. Bila mungkin ibu dan bayi dipisahkan
1. Perubahan peran menjadi ibu merupakan perubahan yang menyeluruh baik bio,
psiko-sosial bagi kehidupan seorang perempuan yang juga dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti budaya, lingkungan dan sebagainya. Sehubungan dengan
pelayanan klinis kebidanan di Institusi pelayanan kesehatan belum dapat
memenuhi kebutuhan akibat perubahan sosial budaya lingkungan lainnya yang
terjadi, maka pelayanan kebidanan komunitas merupakan bentuk pelayanan
kebidanan yang dapat mengatasi aspek-aspek tersebut.
2. tugas bidan bukan hanya mendekatkan pelayanan kebidanan tetapi juga menjadi
penggerak atau pemimpin yang bisa menggerakkan masyarakat untuk
mengaktualisasikan penghargaan hak-hak perempuan sebagai hak asasi manusia
atau yang sering disebut dengan “Bidan Sensitive Gender”
10
11
MATA KULIAH : ASKEB KOMUNITAS
1. Tuangkan pendapat anda yang dapat anda tuliskan dalam sebuah “kertas
karton”, apabila anda bekerja sebagai Bidan Komunitas di suatu desa
2. Seorang “Ibu Hamil” diwilayah kerja anda G2P1A0 usia 35 Tahun hamil 32
minggu. Ibu hamil dan suaminya bekerja di Kantor Pemerintahan dengan latar
belakang pendidikan S1. Ibu dan suami beserta anak pertama yang berusia 3
tahun, masih tinggal dikeluarga suaminya bersama kedua orang tua suami, dan 1
orang saudara perempuan suami. Latar belakang keluarga suami (ayah dan
ibunya) memiliki budaya dan kepercayaan yang masih sangat primitif terhadap
“cara pandang kesehatan”. Antara lain : tidak membolehkan ibu hamil bekerja
saat hamil (sedangkan ibu tersebut belum diizinkan cuti oleh Kantor tempat ia
bekerja), mengharuskan ibu hamil selalu mengkonsumsi jamu dipagi dan malam
hari (jamu yang dibuat sendiri oleh mertuanya), selama hamil tidak boleh di
suntik, dan tidak boleh mengkonsumsi bahan makanan olahan daging (baik
daging sapi ataupun ayam)
3. Ibu hamil tersebut datang ke Klinik anda dan menceritakan permasalahan yang
dihadapinya, tanpa ditemani oleh suami (dengan alasan suami sibuk bekerja).
Saat melakukan wawancara, ibu tersebut terkesan sangat koperatif,
berpengetahuan baik, dan mengatakan bahwa suaminya sebenarnya sangat
mendukung program2 kesehatan, namun disatu sisi tidak dapat menolak apa
yang disarankan oleh kedua orang tuanya
4. Tuangkan pendapat anda dengan Kerangka konsep Penerapan Kacamata Gender
Pada Asuhan Kebidanan Komunitas !
11