Pendahuluan
Budi Setiawan, Ph.D
Idea generation
Product concepts & concept testing
Technical development
Launching the new product
Optimasi produk
Pengertian optimasi
Teknik pengambilan
keputusan
Optimasi matematis
(static & dynamic)
Program linear
Pengaruh pengolahan
terhadap gizi makanan
Sifat fungsional protein
Sifat fungsional lemak
Sifat fungsional karbohidrat
Pengaruh pengolahan terhadap zat
gizi makro & mikro
Optimalisasi retensi zat gizi
Pengendalian
mutu makanan
TUJUAN:
Menjelaskan prinsip perancangan
percobaan makanan, faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil
percobaan serta pemahaman
prosedur percobaan yang benar.
Perancangan Percobaan
Contoh:
▪ Nilai F untuk db numerator = 4; db denumerator = 20; dan α = 5 %
adalah (2.87)
▪ Nilai F untuk db numerator = 10; db denumerator = 19; dan α = 2.5
% adalah (2.82)
▪ Nilai F untuk db numerator = 8; db denumerator = 25; dan α = 1 %
adalah (3.32)
Tabel Nilai F
6
SENSORY TEST ON FOOD AND BEVERAGE TASTE
Distribusi F...
Penetapan H0 dan H1
▪ H0 : Semua perlakuan (kolom, baris, interaksi)
memiliki rata-rata yang bernilai sama
▪ H1 : Ada perlakuan (kolom, baris, interaksi)
yang memiliki rata-rata yang bernilai tidak
sama (berbeda)
Tabel ANOVA
Rancangan Acak Lengkap
(RAL)
Randomized Complete Design
▪ Disebut juga rancangan acak lengkap (RAL)
▪ Penempatan obyek-obyek percobaan pada satuan
percobaan diacak secara lengkap
Misalnya:
▪ Sebuah penelitian akan meneliti tentang
optimalisasi pengawetan dengan garam
(penggaraman) pada telur bebek.
▪ Terdapat 15 sampel telur bebek dengan 3 kadar
garam sebagai perlakuan.
▪ Percobaan ini dilakukan dengan 5 kali
pengulangan
Randomized Complete Design
2 1 11 2 13 3 14 4 6 5
t2 t2 t1 t2 t3
5 6 9 7 1 8 3 9 12 10
t2 t3 t1 t3 t3
8 11 10 12 4 13 15 14 7 15
t2 t1 t1 t3 t1
Yij = m + ti + eij
Yij : Nilai pengamatan respon taraf perlakuan ke-i pada ulangan
ke-j
Kesimpulan ?
Kesimpulan
▪ Nilai F hitung kolom (perlakuan pengolahan)
adalah 4,21; lebih kecil dibandingkan dengan
nilai F tabel yaitu 4,76.
▪ Berarti nilai F hitung berada di daerah
penerimaan H0.
▪ Kesimpulan: keempat metoda pengolahan
tersebut tidak secara nyata (p>0.05)
mempengaruhi kadar protein produk.
Rancangan Acak Kelompok
(RAK)
Randomized Block Design
▪ Disebut juga rancangan acak kelompok (RAK)
▪ Penempatan obyek percobaan acak untuk
setiap kelompok
▪ Kenapa ada kelompok?
Karena obyek percobaan tidak homogen,
sehingga diperlukan pengelompokan, agar
dalam kelompok menjadihomogen
Randomized Block Design…
•Misalnya:
Dari percobaan pengawetan telur, ingin diteliti
juga perbedaannya untuk jenis telur ayam, telur
bebek dan telur itik.
Karena terdapat keheterogenan, maka jenis
telur dikelompokkan menjadi kelompok.
Randomized Block Design
Berikut adalah percobaan dengan 2 kali ulangan
2 1 5 2 1 3 4 4 3 6 5
Kelompok1
Telur ayam
t2 t2 t1 t1 t3 t3
2 6 1 7 4 8 3 9 6 5 10
Kelompok2
Telur bebek t2 t1 t1 t3 t3 t2
1 11 3 12 4 13 6 14 2 5 15
Kelompok3
Telur itik t1 t3 t1 t3 t2 t2
Model Rancangan Acak Kelompok
Yij = m + bi + tj + eij
Yij : Nilai pengamatan respon kelompok ke-i pada perlakuan ke-j
eij : Galat penelitian karena pengaruh kelompok ke-i pada perlakuan ke-j
Tabel ANOVA RAK
Rumus Hitungan RAK
Contoh Data RAK
Terdapat 4 cara pemasakan (goreng, rebus, kukus, bakar), dan 3 jenis daging
unggas (ayam, bebek, burung). Berikut data rata-rata penyusutan berat
daging unggas dari 12 sampel daging unggas setelah pemasakan.
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Total
Kolom
Contoh Anova RAK
Kesimpulan ?
Kesimpulan
▪ Nilai F hitung baris (kelompok jenis unggas) 0.01974
lebih kecil dari nilai F tabel 10,92; nilai F hitung
berada di daerah penerimaan H0; Artinya tidak ada
perbedaan yang nyata antar kelompok jenis unggas.
▪ Nilai F hitung kolom (cara pemasakan) 0.7456 lebih
kecil nilai F tabel 9,78; nilai F hitung berada di daerah
penerimaan H0; Artinya tidak ada perbedaan yang
nyata antar cara pemasakan.
▪ Kesimpulan: setiap cara pemasakan pada setiap jenis
daging unggas memberikan rata-rata penyusutan
berat bahan yang tidak berbeda (dapat dikatakan
sama)
Rancangan Acak Faktorial
(RAF)
Factorial Design
▪ Merupakan percobaan yang
menggunakan lebih dari satu faktor dan
perlakuannya merupakan kombinasi dari
level-level satu faktor dengan level-level
faktor yang lain.
▪ Faktorial dengan 2 faktor dapat dituliskan
Faktorial A x B
Factorial Design…
Faktorial A x B
Jika A mempunyai 2 level = a1 dan a2
B mempunyai 3 level = b1, b2 dan b3
maka dapat dituliskan Faktorial 2 x 3
dimana A, B, C, … = faktor
a, b, c,… = level faktor
Sedangkan kombinasi faktor yang dipelajari
pada Faktorial 2 x 3 diatas adalah
a1 b 1 , a 1 b 2 , a1 b 3
a2 b 1 , a 2 b 2 , a2 b 3
Faktorial A x B / Faktorial (2 x 3)
Faktor Faktor B
A
b1 b2 b3
a1 a1 b 1 a1b 2 a1 b 3
a2 a2 b 1 a2b 2 a2 b 3
Factorial Design
▪ Rancangan faktorial (Factorial Design)
dapat disusun secara RAL/ Rancangan
Acak Lengkap dan secara RAK/
Rancangan Acak Kelompok/ Randomized
Block Design
Model Rancangan Acak Faktorial
Yijk = m + Ai + Bj + A i Bj + eijk
Yijk : Nilai pengamatan respon faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j, pada ulangan ke-k
m : Nilai rataan umum
Ulangan 1
Suhu Ulangan 2
Rendah Ulangan 3
Ulangan 1
Suhu
Ulangan 2
Sedang
Ulangan 3
Ulangan 1
Suhu
Ulangan 2
Tinggi
Ulangan 3
Contoh Anova RAF
Kesimpulan ?
Kesimpulan
Hasil ANOVA menunjukkan bahwa:
• Rata-rata penurunan berat bahan pada Baris
[Suhu Pemasakan] dan Interaksi tidak berbeda
nyata [masih dianggap sama]
• Sedangkan rata-rata penurunan berat bahan
dalam Kolom [Cara Pengolahan] berbeda secara
nyata.
• Kesimpulan tidak berhenti pada berbeda nyata
tapi harus menyebutkan perlakuan mana lebih
baik, sehingga perlu uji lanjutan.
Uji Lanjutan ANOVA
dengan SPSS
Uji ANOVA satu arah hanya memberikan kesimpulan tentang ada
tidaknya perbedaan antar tiga atau lebih kelompok data, sedangkan
kelompok mana yang berbeda belum dapat disimpulkan.
Untuk memecahkan masalah itu pada ANOVA satu arah tersedia uji
Jika tombol Post lanjut Post Hoc...
Hoc... diklik, akan
muncul pilihan 18
jenis uji lanjut
18 jenis pilihan
uji lanjut Post
Hoc...
1. LSD
Fisher Least Significant Difference (LSD) atau Beda Nyata Terkecil (BNT) digunakan untuk
mengetahui dari pasangan rata-rata mana yang paling berbeda di antara pasangan yang
ada. Uji LSD menggunakan perbandingan berbagai rata-rata dengan uji t untuk mengetahui
perbedaan dari pasangan rata-rata.
3. Sidak
Uji Sidak bertujuan untuk melakukan
perbandingan berpasangan antar variabel
dalam penelitian sehingga bisa diketahui
pasangan mana saja yang berbeda.
4. Scheffe
Uji Scheffe adalah pengujian dengan melakukan
perbandingan berpasangan antar kelompok
rata-rata dan pengujian range dari kelompok
rata-rata.
Uji ini memberikan panduan yang lebih
konservatif dibandingkan dengan pengujian
yang lain dengan persyaratan yang lebih tinggi
untuk setiap perbedaan rata-rata
9. Tukey’s b
Uji Tukey’s b atau Tukey Wholly Significant
Difference (WSD) dilakukan dengan menguji
range dari kelompok rata-rata dan kemudian
menghitung nilai dari range tersebut.
Output dari uji Tukey’s b berupa kelompok
homogen yang merupakan pengelompokan
dari rata-rata yang sama dalam satu
kelompok
14. Dunnett
Uji Dunnet menggunakan distribusi
t sebagai dasar untuk melakukan
perbandingan berbagai rata-rata
dengan menggunakan salah satu
variabel sebagai variabel kontrol.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui
11. Hochberg’s GT2 pengaruh suatu perlakuan terhadap
Uji ini merupakan uji dua jenis, suatu variabel dibandingkan dengan
yaitu pengujian homogenitas variabel sebelum adanya perlakuan.
kelompok dan pengujian
perbandingan berpasangan
12. Gabriel
Uji Gabriel adalah pengujian rata-
rata dengan menggunakan teknik
perbandingan berpasangan.
Pengujian ini merupakan pengujian
dengan homogenitas kelompok dan
pengujian berpasangan antar
kelompok
17. Gomes-Howell
Uji ini adalah pengujian perbandingan
kelompok rata-rata dengan menggunakan
pendekatan yang lebih bebas.
Uji ini digunakan jika variansi populasi tidak
sama.
18. Dunnett’s C
Uji ini adalah pengujian rata-rata kelompok
dengan menggunakan pendekatan
perbandingan berpasangan.
Uji ini menggunakan dasar pengujian range
studentized
Uji ini digunakan jika variansi populasi tidak
sama.
16. Dunnett’s T3
Uji ini adalah pengujian perbedaan Uji lanjut yang lazim
rata-rata kelompok dengan
menggunakan teknik pengujian dipakai adalah:
perbandingan berpasangan. 1. LSD
Uji ini digunakan jika variansi
populasi tidak sama 2. Tukey
3. Duncan
15. Tamhane’s T2
Uji Tamhane digunakan untuk
4. Dunnet
pengujian perbandingan
berpasangan kelompok rata-rata.
Uji ini digunakan jika variansi
populasi tidak sama.
Sekian…
Terima Kasih
Percobaan
Makanan
GIZ-334/3(2-3)
Prinsip Pengembangan
Produk Pangan Baru
Inovasi
Pengertian Adopsi Potensi Produk
Siklus Produk
Produk Produk Produk Pangan
Hidup Pangan di
Pangan Pangan Pangan untuk
Produk Masa
Baru Baru Baru Intervensi
Pandemik
Gizi
Covid-19
2
Pengertian
Produk
Pangan Baru
Pengertian produk baru
1. Produk Inovatif: benar-benar baru, belum pernah ada
sebelumnya
8
9
Types of “new”
products
© 2007
Institute of
Food
Technologists
There are
several
general
categories of
new products
◼ Completely new
◼ Line extensions of
current products
◼ Same product but
repositioned
◼ Improvements of
current products
9
5 New Product Classes
Additions to
New-to-the- New Product
Existing
World Lines
Product Lines
Product
Repositioning
Improvements
10
Contoh Produk Repositioning
13
Adding value
Increasing:
1.Palatability
2.Storability
3.Portability
4.Convenience
5.Safety
6.Healthy
In other words:
utilize various process to add economic value by
transforming raw materials into useful products
Product positioning (cont.)
Value-added positioning require:
1. Simplicity, understandable to the customer.
2. Specificity, specific benefits for specific need of the
target
3. Durability, long-term consumer trends, not fad.
4. Advertisability, can be communicated efectively via
different media.
15
27/11/2014 Budi-New Food Product Development
16
27/11/2014 Budi-New Food Product Development
Development Time by New Product Type:
Which would you expect to take the shortest time to market?
20
Perlunya pengembangan
produk... (lanjutan)
➢ Berkembangnya berbagai macam pola diet, untuk
mengontrol berat badan maupun penyakit.
➢ Aktivitas anggota keluarga menyebabkan waktu
untuk pengolahan, penyiapan, dan konsumsi
terbatas.
➢ Aspek psikologis berupa kebosanan terhadap
produk yang biasa dikonsumsi.
21
Perlunya pengembangan
produk ... (lanjutan)
22
Kendala
pengembangan
produk baru
1.Cepatnya perubahan yang terjadi pada
masyarakat.
2.Cepatnya perkembangan teknologi
3.Perubahan perundangan & peraturan
4.Tingginya biaya penelitian & pengembangan
5.Pendeknya daur hidup produk
24
Siklus Hidup
Produk
Pangan
Product Life Cycle
Growth
Phase
Maturity Saturity
Phase Phase
Introductory Declining
Phase Phase
22
Tahapan
daur hidup produk
23
Product life cicle – Smart Business Tricks
Product life cycle – sales boosting strategies
Volume of sales (how many are sold)
Sales grow
New product is launched
0
Time (months/years)
Development
Adopsi
Produk
Pangan Baru
New Product Adoption Process
Awareness
Interest
Evaluation
Trial
Adoption
33
Tahapan adopsi
produk baru
1. Sadar (awareness): Konsumen menyadari adanya produk baru
2. Minat (interest): Konsumen berminat untuk mengetahui lebih
banyak tentang produk baru
3. Evaluasi (evaluation): Konsumen mulai melakukan penilaian
apakah akan dicoba atau tidak
4. Percobaan (trial): konsumen mulai mencoba menggunakan
produk dalam jumlah masih terbatas
5. Adopsi (adoption): Konsumen merasa cocok dan memutuskan
untuk menggunakannya dalam jumlah yang lebih banyak.
34
The A-T-R Model
35
Adoption of new food products
36
Adoption of new food product…
37
To Adopt or Not to Adopt:
How Will Consumers Answer the Question?
Plant Dominance
3) Menambahkan suatu komponen yang secara alami terdapat dalam pangan dan
bukan merupakan gizi makro atau mikro, tetapi yang telah diketahui memberikan
manfaat kesehatan (misalnya antioksidan non-vitamin atau fungsi prebiotic).
4) Mengganti suatu komponen, biasanya suatu gizi makro (misalnya lemak) yang
asupannya biasanya berlebihan digantikan dengan komponen yang memberikan
manfaat kesehatan (misalnya diganti dengan pati termodifikasi).
Bayi dan
Anak Batita
Dewasa
dan Lansia
Bayi, Anak
Populasi yang Kondisi Patologis dan Remaja
mungkin menjadi - Penyakit/Kelainan
target berdasarkan - Kondisi Medis
definisi PKDK Dewasa
dan Lansia
Kondisi Fisik/
Olahraga
Pangan untuk Keperluan Medis Khusus:
bayi, anak, & remaja
➢ Food for Special Medical Purpose (FSMP)
didefinisikan sebagai pangan yang ditujukan
untuk pasien yang memiliki penyakit, kelainan,
atau kondisi medis tertentu sehingga memiliki
kebutuhan gizi yang tidak dapat terpenuhi
dengan mengonsumsi makanan standar;
➢ Dapat digunakan sebagai sole source of nutrition
atau partial source of nutrition; dan harus
diresepkan serta disupervisi oleh dokter
(Commission Directive 1999/21/EC of 25 March
1999 on dietary foods for special medical purposes.
OJ L 91, 7.4.1999, p.29).
Penggolongan PKDK Bayi, Anak dan Remaja
Infant Formula
Complementary Food
Sole source of Partial source of
Toddler Formula
nutrition nutrition
77
Keadaan Patologis Dewasa & Lanjut Usia
Memerlukan Pengaturan Pengelolaan Diet Tertentu
79
PKDK Ibu Hamil dan Menyusui
80
Ready to Use Therapeutic Food (RUTF)
▪ RUTF gives malnourished children the vital nutrients
they need to recover.
▪ The original and most well-known RUTF, Plumpy’nut,
was invented in 1996 by French pediatrician André
Briend.
▪ Plumpy’nut is a peanut-based paste served in a foil
pouch.
▪ It’s portable, non-perishable, and can be eaten by
babies who aren’t yet ready for solid foods
▪ The exact ingredients for an RUTF can vary based on
the brand, but the standard RUTF has the same
features: high in calories, nutrients, and vitamins to help
children suffering from acute malnutrition rapidly gain
weight.
Ready to use Therapeutic Food
(RUTF)
Makanan pemulihan
padat energi yang
diperkaya dengan Hanya 23% balita yang
mikronutrien mengalami malnutrisi akut Hasil penelitian intervensi RUTF
berat menerima RUTF • Pemberian RUTF pada home-
diseluruh dunia (Miele et al. based therapy dapat
Malnutrisi akut berat meningkatkan tingkat pemulihan
2020)
tanpa komplikasi dari 25-50% menjadi 80-90%
(Oakley et al. 2010).
• Anak-anak yang mengonsumsi
RUTF homebase therapy
memiliki rata-rata kenaikan
▪ Tanpa penggunaan air berat badan 3.5 gr/kg/hari
▪ Tanpa perlu pemasakan (Bhandari et al. 2016 dan
sebelum konsumsi Ciliberto et al. 2005).
▪ Lebih efektif untuk • Prevalensi terjadinya diare,
menangani maslaah deman, dan batuk menjadi lebih
malnutrisi akut berat tanpa rendah (Ciliberto et al. 2005)
komplikasi
(Wagh dan Deore 2015, Miele
et al. 2020)
Ready to use Therapeutic Food
(RUTF)
Rekomendasi RUTF sebanyak
150-220 kkal/kgBB/hari
Tahapan Pengembangan
Produk Pangan Baru
3
Tahapan Pengembangan Produk
(New Product Development Stages)
4
9
New Product
Development Process
www.garyolson.net
New Food Product Development Stages
Idea Generation
Idea Screening
Idea Evaluation
Aaron L. Brody
Product Concept
Prototype Development
Scale-up
Product Trial
Master Formula
Launching
Tahapan Pengembangan Produk
(New Product Development Stages)
1) Pembangkitan gagasan (idea generation)
2) Penyaringan gagasan (idea screening)
3) Pengkajian gagasan
4) Penyusunan konsep produk
5) Pengembangan prototype
6) Scale-up
7) Product trial
8) Master formula
9) Launching & Implementation
Idea
Generation
➢ Direct Search
➢ Exploratory Consumer Studies
➢ Facilitate User Solutions
➢ Exploiting Technology
➢ Consumer Engineering
➢ Individual Incentives
➢ Creative Group Methods
Number of Ideas
➢ Consider generating idea as making a
random draw from the normal distribution.
BRANDING NO BRAND
NATIONAL/ INTERNATIONAL
LOCAL
MANUFACTURER
PRIVATE LABEL
• Demand spillover
➢ Media coverage
➢ Internet exposure
• Global customers
• Scale economies
• Importance of brands within country
➢ Country of origin
➢ Expertise
➢ Prestige
Brand Globalization Potential
▪ Word meanings ▪ Trademark and name
▪ Word appeal availability
➢ Pleasantness of associations ➢ Access to desired name
➢ Suitability of associations ➢ Protection against close
➢ Pronouncability imitations by others (e.g.,
Lindows)
➢ Pleasantness of sound
➢ Writing and pictoral ▪ Complementarity with other
appearance product line items
▪ Growth plans—regional vs.
international
Packaging & Labeling
Teknik Pengambilan
Keputusan
19
CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
20
Decision under certainty
21
Decision under uncertainty
22
Decision under competitive
23
Konsep Dasar
❑ Keadaan Dasar: Suatu keadaan dimana peristiwa yang
terjadi dan tidak bisa diubah akan mempengaruhi
pengambilan keputusan.
❑ Probabilitas: Informasi mengenai kemungkinan dari
suatu peristiwa yang berhubungan dengan keadaan
dasar, diperoleh dari analisis historis atau perkiraan.
❑ Keputusan: Kegiatan pemilihan alternatif yang mungkin
dipilih sesuai dengan pertimbangan pengambil keputusan.
❑ Payoff (Hasil): Sekumpulan keuntungan (benefit) atau
biaya yang mungkin dihasilkan akibat keputusan yang
diambil.
24
Kriteria Keputusan
❑Kriteria Maximax: Keputusan didasarkan atas keuntungan
yang paling besar. Kriteria ini terlalu optimistik karena tanpa
memperhitungkan faktor lainnya.
❑Kriteria Maximin: Keputusan didasarkan atas nilai minimum
paling besar diantara keputusan lainnya.
❑Kriteria Kemungkinan Maksimum: Pengambilan
keputusan didasarkan atas kemungkinan (peluang) yang
paling besar dari kejadian yang mungkin terjadi.
25
Kriteria Keputusan (lanjutan)
❑ Kriteria Laplace: Jika tidak ada bukti atau data yang
akurat, setiap keadaan dasar dianggap memiliki
peluang yang sama untuk terjadi; karena itu
keputusan didasarkan atas rata-rata yang tertinggi.
1/n Sf(xi,dj)
❑ Kriteria Expected-Value: Keputusan didasarkan
atas payoff maksimum dan biaya minimum dengan
mempertimbangkan probabilitas dari alternatif
keputusan.
EVj = S P (xi) f(xidj)
26
example
27
Teladan
Pengambilan keputusan harus diambil pada kondisi sbb: Apabila menyediakan
Lapis Bogo sesuai kebutuhan, akan untung Rp.10.000/box; tetapi apabila
kebutuhan bahan lebih besar dari penyediaan atau kekurangan dari yang
dibutuhkan maka akan rugi Rp.10.000/box
30
Teladan (lanjutan)
Tabel expected-value
32
33
Game Theory
❑ Teori permainan ini mula-mula ditemukan oleh
seorang ahli matematika Prancis, Emile Borel, tahun
1921.
❑ Kemudian dikembangkan lebih jauh oleh John Von
Neuman dan Oscar Morgestern pada tahun 1944
sebagai alat untuk merumuskan perilaku ekonomi
yang bersaing.
❑ Kata ‘permainan’ digunakan untuk menunjukkan
suatu analisis tentang situasi kompetisi antar paling
sedikit dua orang yang masing-masing bertujuan
untuk memaksimumkan keuntungan &
meminimumkan kerugian
34
Game Theory (cont.)
❑ Adalah suatu teknik pengambilan keputusan dengan
pendekatan matematis untuk situasi persaingan atau
konflik antara berbagai kepentingan.
❑ Memungkinkan pemain yang terlibat persaingan
untuk memilih strategi rasional dalam mencapai
tujuan.
❑ Diterapkan dalam situasi yang hanya memiliki dua
kemungkinan yaitu menang atau kalah.
❑ Tujuannya adalah mengidentifikasi strategi optimal
setiap pemain, sehingga pihak yang menang dapat
memaksimumkan kemenangannya, sementara pihak
yang kalah dapat meminimumkan kerugian. 35
Strategi Permainan
❑ Untuk meraih keuntungan yang paling optimal,
pemain membangun strategi permainan masing-
masing.
❑ Strategi merupakan siasat yang dikembangkan
untuk memenangkan permainan serta
mengantisipasi aksi dan reaksi dari pemain lain.
❑ Jika jenis dan jumlah strategi lawan dapat
diketahui, dikatakan finite game.
❑ Jika jenis dan jumlah strategi lawan tidak diketahui,
dikatakan infinite game. Strategi permainan
didasarkan intuisi (intuition-based decision).
36
Asumsi Game Theory
37
Klasifikasi
38
Jumlah Pemain
39
Jumlah Keuntungan & Kerugian
Klasifikasikan menurut jumlah keuntungan dan
kerugian:
❑ Jumlah keuntungan nol (Zero Sum Game) atau
jumlah konstan, dimana jumlah keuntungan pihak
pertama merupakan kerugian pihak kedua, yang
jika dijumlahkan hasilnya nol.
❑ Jumlah keuntungan bukan nol (Non Zero Sum
Game), dimana jumlah keuntungan adalah positif,
artinya semua pihak mendapatkan keuntungan,
tidak ada yang rugi.
40
Jumlah Strategi
41
example
42
Teladan:Non Zero Sum Games
Perusahaan B
Perbaikan Perluasan
Mutu Distribusi
Perusahaan A Potongan
1,2 0,1
Harga
44
Non Zero Sum Games (cont)
46
Zero Sum Games (cont)
Perusahaan B
Perbaikan Perluasan
Mutu Distribusi
Perusahaan A
47
Zero Sum Games (cont)
Perusahaan B
Perbaikan Perluasan
Perusahaan A Mutu Distribusi
Potongan
Harga
8 4
Peningkatan
Iklan
7 3
Keuntungan pemain baris (maximizing player)
merupakan kerugian pemain kolom (minimizing player).
48
Prinsip Maximin & Minimax
❑ Tujuan Games Theory : mengidentifikasi strategi
optimal bagi setiap pemain.
❑ Dasar penentuan strategi optimal adalah nilai
maximin & minimax.
❑ Strategi optimal pemain baris A adalah maximin,
yaitu mencari nilai maximum dari nilai minimum
baris (maksimum dari minimum keuntungan).
❑ Strategi optimal pemain kolom Badalah minimax,
yaitu mencari nilai minimum dari nilai maksimum
kolom (minimum dari maksimum kerugian).
49
Maximin & Minimax
Perusahaan B
Perbaikan Perluasan
Perusahaan A Mutu Distribusi Minimum
baris
Potongan 8 4 4
Harga (maximin)
Peningkatan 7 3 3
Iklan
Maksimum kolom 8 4
(minimax) 50
Prinsip Maximin & Minimax
❑ Titik pelana (saddle point) atau titik keseimbangan
akan tercapai apabila maximin = minimax.
❑ Pada contoh diatas, nilai maximin = minimax = 4.
❑ Nilai permainan (value of the game) harus memenuhi
pertidaksamaan:
nilai maximin < nilai permainan < nilai minimax
❑ Apabila titik keseimbangan tidak tercapai, perlu
dilakukan mixed strategy, mengkombinasikan strategi
yang ada atau menambah strategi baru.
51
Mixed Strategy Game
❑ Untuk memecahkan masalah mixed strategy
game dapat digunakan metode berikut:
1. Metode grafik
2. Metode probabilitas
3. Metode aljabar matriks
4. Metode linear programming
52
Management Strategic Planning
❑SWOT Analysis
❑Index Performance
Analysis
❑Balanced Score Card
❑Added value chain analysis
❑Canvas Bussiness Model
53
Sekian
Terima Kasih
PercobaanMakanan
GIZ 334 3(2-3)
OPTIMASI PRODUK
Budi Setiawan, Ph.D
OPTIMASI
2
OPTIMASI MATEMATIS
4
OPTIMASI KLASIK
5
PROGRAM LINIER
6
Definisi Linear programing
▪ Linear Programing ialah suatu metode analitik yang merupakan suatu bagian
pada kelompok teknik-teknik yang disebut dengan programisasi matematik
(Hani Handoko, 1999)
▪ Linear Programing ialah suatu teknik perencanaan yang dengan
menggunakan model matematika dengan tujuan untuk menemukan kombinasi-
kombinasi produk yang terbaik didalam menyusun suatu alokasi sumber daya
yang terbatas guna untuk mencapai tujuan yang digunakan dengan secara
optimal (Sofjan Assauri, 1999)
▪ Linear Programing ialah suatu cara yang lazim digunakan dalam pemecahan
masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas dengan secara optimal
(Zainal Mustafa dan Ali Parkhan (2000)
▪ Linear programming ialah metode ataupun teknik matematis yang digunakan
untuk dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Ciri khusus
dalam penggunaan metode matematis ini ialah berusaha untuk mendapatkan
maksimisasi atau juga minimisasi (Zulian Yamit (1996) 7
Syarat Program Linier
1. Ada fungi tujuan yang dinyatakan
dalam persamaan matematis
2. Ada pilihan alternatif untuk
mencapai tujuan
3. Sumberdaya terbatas, dinyatakan
dalam persamaan atau
pertidaksamaan.
8
PROGRAM LINIER (lanjutan)
9
Linear Programming
➢ Linear: Fungsi matematik yang digunakan dalam
model adalah fungsi linier.
10
Linear Programming (LP)
❖Programming
• Does not refer to computer programming but rather “planning”
• Planning of activities to obtain an optimal result i.e., it reaches the specified
goal best (according to the mathematical model) among all feasible
alternatives.
Components of a Linear Programming Model
13
Asumsi Program Linier
Ciri khas model linear programming ialah bahwa linear
programming tersebut didukung oleh macam-macam
asumsi.
▪ Propotionality
▪ Additivity
▪ Divisibility
▪ Certainty
14
Asumsi Program Linier…
Propotionality
▪ Naik turunnya nilai z dan juga penggunaan faktor-faktor produksi yang tersedia akan
dapat berubah secara sebanding atau sejajar (proposional) pada perubahan tingkat
kegiatan.
Additivity
▪ Nilai tujuan pada tiap kegiatan tidak saling mempengaruhi satu sama lain, atau dalam
linear programming tersebut dianggap bahwa suatu kenaikan nilai tujuan yang
diakibatkan oleh kenaikan suatu kegiatan(proses) dapat ditumbuhkan dengan tidak
harus mempengaruhi nilai Z yang diperoleh dari kegiatan lain.
Divisibility
▪ Suatu keluaran (output) yang dihasilkan oleh suatu kegiatan(proses) dapat berupa suatu
bilangan pecahan, demikian juga dengan nilai Z yang dihasilkan.
Deterministic (certainty)
▪ Semua parameter yang terdapat didalam model linear programming (aij, bj, cj ) tersebut
dapat diperkirakan dengan pasti walaupun jarang tepat digunakan.
15
example
16
Teladan:
Roti dibuat dengan resep berikut:
18
Fungsi Tujuan (Objective)
Minimumkan:
Z = c1X1 + c2X2 +c3X3+ c4X4 + c5 X5
Keterangan:
X1,X2,X3,X4,X5 = bahan dalam satuan tertentu misalnya 100g
c1,c2,c3,c4,c5 = harga bahan per 100g
Z = 1600 Gula + 1000 Terigu + 1800 Telur + 7500 Susu + 5300 Mentega
19
Fungsi Kendala (constraints)
Energi:
364gula+365terigu+162telur+61susu+530mentega > 1000
Protein:
0gula+8.9terigu+12.8telur+3.2susu+0.6mentega > 45
Berat Roti:
Gula+terigu+telur+susu+mentega = 9.3
20
Pembatas (restrictions)
• Gula > 0
• Terigu > 0
• Telur > 0
• Susu > 0
• Mentega > 0
21
exercise
22
Latihan
Bahan Harga Kal/100g Protein Lys (mg/g AAS Thr (mg/g Trp (mg/g
(Rp/Kg) (g/100g) prot) (mg/g prot) prot) prot)
Kecukupan 1600 Kal 29 g 58.0 mg/g 25.0 mg/g 34.0 mg/g 11.0 mg/g
prot prot prot prot
23
Latihan (lanjutan)
24
Latihan (jawaban)
➢ Fungsi Tujuan:
Z=1500BR+4000KI+2000JG+3500KD
➢ Fungsi Kendala:
▪ Energi: 360BR+35KI5+34JG5+331KD >1600 Kal
▪ Protein:6.8BR+22KI+9JG+35KD > 29 g
▪ Lys: ?
▪ AAS: ?
▪ Thr: ?
▪ Trp: ?
➢ Fungsi Pembatas:
BR,KI,JG,KD > 0
25
Sekian
Terima Kasih