MAKALAH Kel. 1 Hindu Budha
MAKALAH Kel. 1 Hindu Budha
DISUSUN OLEH:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama hindu-budha merupakan satu rumpun agama dan berasal dari
daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki beberapa persamaan,
diantaranya ialah menjadi agama tertua di Indonesia. Namun meskipun
memiliki beberapa persamaan tetap berbeda karena keduanya adalah dua
agama yang berbeda dan berdiri masing-masing dengan pandangan serta
ajaran teologinya sendiri. Hindu dan budha bukan merupakan aliran atau sekte
dari satu agama yang sama meskipun pada dasarnya agama budha muncul
sebagai rekasi terhadap ajaran agama Hindu, namun agama budha hanya
menyerap sebagian dan kemudian mengembangkannya menjadi ajarannya
sendiri yang berbeda dengan agama hindu. Hal ini mungkin karena baik saat
kemunculannya maupun saat agama budha berkembang, agama budha banyak
menerima pengaruh dari luar seperti ajaran filsafat, budaya, perkembangan
serta kemajuan masyarakat, perubahan dalam pola berfikir dalam memahami
berbagai fenomena dimasyarakat dan masih banyak lagi faktor lainnya
sehingga agama budha menjadi sosoknya sendiri yang berbeda dari Hindu
yang merupakan cikal bakal lahirnya agama ini. Sehingga keduanya baik
agama Hindu ataupun Budha memiliki beberapa perbedaan yang cukup besar.
1
dianut masyarakat setempat, yang disusul kehadiran bangunan-bangunan
untuk masyarakat penganut agama tersebut.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyebaran agama hindu-budha di Indonesia?
2. Bagaimana kerajaan hindu-budha di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh warisan kebudayaan hindu-budha?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui proses penyebaran agama hindu - budha di Indonesia
2. Untuk mengetahui kerajaan hindu-budha di Indonesia
3. Untuk mengetahui pengaruh warisan kebudayaan hindu-budha
1
Hasan Muarif Ambary. Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis dan
Historys Islam Indonesia. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998., hal. 2
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyebaran Agama Hindu-Budha di Indonesia
1. Sejarah Agama Hindu
Sejak ribuan tahun sebelum Masehi, di India telah berkembang
kebudayaan besar di Lembah Sungai Indus. Dua pusat kebudayaan di daerah
tersebut adalah ditemukannya dua kota kuno yakni di Mohenjodaro dan
Harappa. Pengembang dua pusat kebudayaan tersebut adalah bangsa Dravida.
Pada sekitar tahun 1500 SM, datanglah bangsa Arya dari Asia Tengah ke
Lembah Sungai Indus. 2
2
Ahmad TA. 2014. Sejarah Hindu-Budha. Jurnal Sejarah Hindu Budha,
Vol. 7, No. 3., hal. 5
3
Masyarakat Hindu terbagi dalam empat golongan yang disebut kasta.
Kasta-kasta tersebut adalah kasta Brahmana, kasta Ksatria, kasta Waisya, dan
kasta Sudra. Di luar itu masih ada golongan masyarakat yang tidak termasuk
dalam kasta, yaitu mereka yang masuk dalam kelompok Paria. Kasta
Brahmana merupakan kasta tertinggi. Kaum Brahmana bertugas menjalankan
upacara-upacara keagamaan. Kasta Ksatria merupakan kasta yang bertugas
menjalankan pemerintahan. Golongan raja, bangsawan dan prajurit masuk
dalam kelompok kasta Kstaria ini. Kasta Waisya merupakan kasta dari rakyat
biasa, yaitu para petani dan pedagang. Adapun kasta Sudra adalah kasta dari
golongan hamba sahaya atau para budak. Sementara itu, golongan Paria
merupakan golongan yang tidak diterima dalam kasta masyarakat Hindu.
Kitab Suci agama Buddha adalah Tripitaka, yang artinya tiga keranjang.
Kitab ini terdiri antara lain: (1) Vinayapitaka yang berisi aturan-aturan hidup;
(2) Suttapitaka yang berisi pokok-pokok atau dasar memberi pelajaran; dan (3)
Abdidharmapitaka yang berisi falsafah agama. Setiap penganut budha diyuntut
menjalankan Tridarma(tiga kebaktian), yaitu: (1) Saya berlindung terhadap
Budha; (2) Saya berlndung terhadap Dharma; dan (3) Saya berlindung
terhadap Sanggha.3
3
Ibid., hal. 7
4
Terdapat empat tempat utama yang dianggap suci oleh umat Buddha.
Tempat-tempat suci tersebut memiliki hubungan dengan Sidharta. Keempat
tempat tersebut adalah Taman Lumbini, Bodh Gaya, Benares, dan Kusinegara.
Taman Lumbini terletak di daerah Kapilawastu, yaitu tempat kelahiran
Sidharta. Bodh Gaya adalah tempat Shidarta menerima penerangan agung.
Benares, adalah tempat Sidharta pertama kali menyampaikan ajarannya.
Kusinegara, adalah tempat wafatnya Sidharta. Hari raya umat Buddha adalah
hari raya waisak. Hari raya ini dimeriahkan untuk memperingati Peristiwa
kelahiran, menerima penerangan agung, dan kematian Sidharta yang terjadi
pada tanggal yang bersamaan, yaitu waktu bulan purnama di bulan Mei.
5
a) Teori Brahmana oleh J. C. Van Leur
Teori brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya hindu
budha ke Indonesia dibawa oleh para-Brahmana (golongan pemuka
agama) di India. Dasar teori ini adalah prasasti-prasasti peninggalan
kerajaan hindu budha di Indonesia yang mayoritas menggunakan huruf
pallawa dan bahasa sansekerta.
b) Teori Waisya oleh N. J. Krom
Teori waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama hindu
budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya
(pedagang) yang golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi
dengan masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang India ini
dianggap telah memperkenalkan kebudayaan hindu dan budha pada
masyarakat lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan.
c) Teori Ksatria oleh C. C. Berg, Mookerji dan J. L. Moens
Menurut teori ini, penyebaran agama dan kebudyaan hindu budha di
Indonesia dilakukan oleh golongan ksatria. Dalam teori sejarah
penyebaran hindu budha di kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan
sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti diketahui
bahwa diawal abad ke-2 M, kerajaan-kerajaan di India mengalami
keruntuhan karena perebutan kekuasaan. Penguasa kerajaan-kerajaan
yang kalah perang pada masa itu diidentifikasi telah melarikan diri ke
nusantara.
d) Teori Arus Balik oleh F. D. K. Bosch
Teori ini menjelaskan bahwa penyebaran hindu budha di Indonesia
terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut
Bosch, pengenalan hindu budha pertama kali memang dibawa oleh
orang-orang India kepada orang Indonesia, yang kemudian orang-
orang tersebut tertarik untuk mempelajari agama ini secara langsung
dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat dan menimba ilmu di sana
6
dan ketika kembali mereka kemudian mengajarkan apa yang
diperolehnya pada masyarakat.
e) Teori Sudra oleh Van Faber
Dalam teori ini, penyebaran agama dan kebudayaan hindu budha di
Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang bermigrasi ke
wilayah Nusantara. Mereka menetap dan menyebarkan ajaran agama
mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah perkembangan yang
signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya animism
dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran hindu dan budha.
7
Kehidupan ekonomi masyarakat diperkirakan sebagian besar adalah sebagai
petani dan pedagang. Masyarakat Kutai sebelumnya tidak mengenal kasta.5
2. Kerajaan Tarumanegara
5
Supriya, Pendidikan IPS dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012, hal. 12
8
Perkembangan kerajaan Tarumanegara masih dapat diketahui sampai
dengan abad ke-7M. Pada masa tersebut Tarumanegara mengirim utusan ke
Cina. Selain menjalin hubungan dagang, tentu untuk menjalin hubungan
keagamaan. Perlu diingat bahwa pada masa tersebut China telah berkembang
agama Budha yang sangat pesat. Akan tetapi dalam perkembangan setelah
abad VII tidak ada keterangan yang jelas. Hanya saja pada masa selanjutnya
berkembang kerajaan-kerajaan lain seperti Pajajaran di Jawa Barat dan
Mataram di Jawa Tengah.6
3. Kerajaan Kaling
Kerajaan Kaling atau Holing, diperkirakan terletak di Jawa Tengah. Hal
ini didasarkan bahwa berita China tersebut menyebutkan bahwa di sebelah
timur Kaling ada Po-li (Bali sekarang), di sebelah barat Kaling terdapat To-po-
Teng (Sumatra), sedangkan di sebelah utara Kaling terdapat Chen-la
(Kamboja) dan sebelah selatan berbatasan dengan samudera. Ada juga yang
menghubungkan letak Kaling berada di Kabupaten Jepara. Hal ini
dihubungkan dengan adanya sebuah nama tempat di wilayah Jepara yakni
Keling. Keling saat ini merupakan nama Kecamatan Keling, sebelah utara
Gunung Muria, Jepara, Jawa Tengah. Namun demikian belum ditemukan
secara tegas bahwa Keling mempunyai hubungan dengan kerajaan
Kaling.Sumber utama mengenai Kerajaan Kaling adalah berita Cina, yaitu
berita dari Dinasti Tang. Berita inilah yang menggambarkan bagaimana
pemerintahan Ratu Sima di Kaling. Sumber sejarah lainnya adalah Prasasti
Tuk Mas yang ditemukan di lereng Gunung Merbabu. Melalui berita Cina dan
Prasasti Tuk Mas tersebut, banyak hal dapat kita ketahui tentang
perkembangan Kerajaan Kaling dan kehidupan masyarakatnya.
Menurut berita Cina raja terkenal Kerajaan Kaling adalah Ratu Sima
yang memerintah sekitar tahun 674 M. Ratu Sima merupakan raja yang tegas,
jujur, dan sangat bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas dan seadil-
6
Nunuk Suryani, Sejarah Indonesia, Yogyakarta: Ombak, 2012, hal. 120
9
adilnya. Rakyat patuh terhadap semua ketentuan yang berlaku. Disebutkan
bahwa pada masa Ratu Sima, kehidupan sangat aman dan tenteram. Kejahatan
sangat minim, karena kerajaan menerapkan hukum tanpa pandang bulu. Di
Kerajaan Keling, Agama Budha berkembang pesat. Bahkan pendeta Cina
bernama Hwi-ning pernah datang di Kaling dan tinggal selama tiga tahun
untuk menerjemahkan kitab suci agama Budha Hinayana ke dalam bahasa
Cina. Dalam usaha menerjemahkan kitab itu Hwi-ning dibantu oleh seorang
pendeta Kaling bernama Jnanabadra.
4. Kerajaan Mataram
10
memperhatikan perkembangan agama. Hal ini dibuktikan dengan pendirian
bangunan suci oleh Raja Sanjaya pada tahun 732 M . Bangunan suci tersebut
sebagai tempat pemujaan, yakni berupa lingga yang berada di atas Gunung
Wukir (Bukit Stirangga), kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Perhatian raja
yang besar terhadap keagamaan ini juga menunjukkan bahwa rakyat Mataram
merupakan rakyat yang taat beragama.
5. Kerajaan Sriwijaya
11
6. Kekuasaan keluarga Isyana
Empu Sendok adalah menantu Raja Wawa. Wawa merupakan raja
terakhir Kerajaan Mataram. Empu Sendok membentuk keluarga baru yang
disebut Keluarga Isyana (Wangsa Isyana) di Jawa Timur. Ia sebagai raja
pertama Dinasti Isyana yang bergelar Sri Isyana Wikramadharmatunggadewa.
Pemerintahannya berlangsung dari tahun 929 sampai 947 M.
7. Kerajaan Kediri
8. Kerajaan Majapahit
12
melanjutkan perjalanan ke Madura untuk minta bantuan dan perlindungan
kepada Arya Wiraraja. Rombongan diterima baik oleh Arya Wiraraja. Di
Madura itulah R. Wijaya bersama Arya Wiraraja menyusun siasat untuk
merebut kembali tahta kerajaan yang dikuasai Jayakatwang. Setelah segalanya
disiapkan secara matang, R. Wijaya dan rombongan dengan didampingi Arya
Wiraraja berangkat ke Jawa. Dengan pura-pura takluk dan atas jaminan Arya
Wiraraja, R. Wijaya diterima mengabdi sebagai prajurit di Kediri. R. Wijaya
kemudian memohon sebidang tanah di hutan Tarik untuk tempat
kedudukannya. Tanah itu kemudian dibangun menjadi sebuah desa di desa
Tarik, pengikut. R. Wijaya semakin kuat.
13
perkembangan kerajaan-kerajaan di Bali, misalnya pada masa Kerajaan
Dinasti Warmadewa.
14
hindu- budha yang dahulunya belum mengenal agama tapi mengenal
kepercayaan animise,dinamisme dan totemisme.
15
nirwana. relief pada dinding candi Budha menggambarkan perbuatan manusia
dan hukumanya serta riwayat sidharta Gautama sejak lahir hingga mencapai
kesempurnaan yang disebut lalistavistara.8
Seni sastra, dapat menelusuri jejak sejarah berupa karya satra, contohnya
Gatot kaca sraya, karangan mpu panuluh, beri kepahlawanan gatotkaca, Jangka
jayabaya (ramalan jaya baya) karya raja jaya baya dari kerajaan Kediri, Arjuna
Wiwaha karangan mpu kanwa, Arjuna wijaya karangan mpu tantular, Partayajna
krestnayana karya mpu Triguna, Baratayudha karangan mpu sedah dan mpu
panuluh, Sumanasantaka karangan mpu managuna,Writasancaya karangan mpu
Tanakung, Hariwangsa karangan mpu panuluh, dan Lubdakan karangan Mpu
Tanakung.
16
diyakini sebagai titisan dewa. konsep ini melegimitasi (mengesahkan)
kekuasaan seorang raja. Dari konsep itulah bangsa Indonesia mulai mengenal
sistem pemerintahan kerajaan dengan raja sebagai pemimpin tertinggi. sebagi
penguasa yang dipercaya sebagai titisan dewa, seorang raja memiliki
kewenagan penuh terhadap seluruh rakyat di wilayah kerajaannya. sebaliknya,
rakyat mempunyai kewajiban untuk memberikan kesetiaan penuh terhadap
raja tanpa menuntut upah, terdapat sistem pemerintahan antara kerajaan hindu-
budha diwilayah Jawa timur, Jawa tengah bagian utara, Jawa tengah bagian
selatan. kerajaan-kerajaan diwilayah Jawa timur dan jawa tengah bagian utara
menerapkan sistem pemerintahan federal dimana Negara-negara bagian yang
berada diwilayah kekuasaanya memiliki otoritas penuh dan diperlakukan
secara sederajat dan demokratis. sementara itu, kerajaan-kerajaan diwilayah
Jawa tengah bagian selatan bersifat feodal dimana pusat kekuasaan dan
pemerintahan berada sepenuhnya ditangan raja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
Kebudayaan Hindu di zaman itu mempunyai kekuatan yang besar dan
serupa dengan zaman modern saat ini, seperti kebudayaan Barat ataupun
kebudayaan Korea yang hampir mempengaruhi seluruh kehidupan semua
bangsa-bangsa di dunia. Demikian halnya dengan kebudayaan intelektual
agama Hindu pada masa itu yang mempunyai pengaruh kuat di Asia Tenggara.
B. Saran
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari.
Semoga dengan menyelesaikkannya makalah ini dapat menambah wawasan
kita dan pemahaman kita mengenai fawatih as-suwar dan demikian makalah
yang dapat kami buat. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati atau
belum sesuai dengan apa yang diharapkan, kami mohon maaf. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hasan Muarif Ambary. Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis dan Historys Islam
Indonesia. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998
Ahmad TA. 2014. Sejarah Hindu-Budha. Jurnal Sejarah Hindu Budha, Vol. 7, No. 3
Eko Sulistiawan, Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 7, No. 1, 2019, Universitas Negeri
Semarang
Supriya, Pendidikan IPS dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012
Nunuk Suryani, Sejarah Indonesia, Yogyakarta: Ombak, 2012
Y. R. Subakti, Pembelajaran Sejarah Indonesia, Jurnal Sejarah, Vol. 24, No 1, 2012
M. Arifin, Indonesiaku, Jakarta: Bumi Aksara, 2015
19