Anda di halaman 1dari 34

Dietetik Penyakit Degeneratif

Dietetik Penyakit Degeneratif


UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Innalhamdalillah nahmaduhu wanasta’inuhu, wanastaghfiruhu, wana’udzubillahi minsyururi


anfusina wa min sayyiaati a’malina. Manyahdilahu falamudhillalah wamanyudlil fala
hadiyalah. Asyahaduan laailaha ilallah wahdahu laasyarikalahu, wa asyahadu anna
sayyidana Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu. La nabiya ba’dah.

Penulis sangat mengharapkan masukan dari segi apa pun untuk perbaikan modul ini ke
depan. Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam memahami teori gizi olahraga, baik
bagi mahasiswa Prodi Ilmu Gizi UHAMKA maupun mahasiswa gizi dari institusi lainnya.

Dengan kerendahan hati, perkenankanlah penyusun menyampaikan rasa terima kasih


kepada:
1. Prof. Dr. Gunawan Suryoputro, M.Hum, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Prof. Dr. Hamka
2. Prof. Dr. Abd. Rahman Ghani, M.Pd, selaku Wakil Rektor 1 Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
3. Dr. Zamah Sari, M.Ag, selaku Wakil Rektor 2 Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
Hamka
4. Dr. Tri Wintolo Apoko, M.Pd, selaku Ketua Lembaga Pegembangan Pendidikan dan
Pengajaran Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
5. Ony Linda, SKM., M.Kes, Selaku Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
6. Debby Endayani Safitri, MKM, Selaku Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas ilmu-
ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Akhirul kalam, billahi taufiq wal hidayah


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Penulis,

Dietetik Penyakit Degeneratif


DAFTAR ISI

Daftar isi
Daftar gambar
Deskripsi Mata Kuliah
Alur Kompetensi
Modul 1 : Ruang lingkup Dietetik Penyakit Degeneratif
Materi 1
Latihan 1
Jawaban 1
Rangkuman 1
Tes Formatif 1
Modul 2 : Diet Pada Penyakit Dislipidemia dan PJK
Materi 2
Latihan 2
Jawaban 2
Rangkuman 2
Tes Formatif 2
Modul 3 : Diet Pada Penyakit Hipertensi dan Stroke
Materi 3
Latihan 3
Jawaban 3
Rangkuman 3
Tes Formatif 3
Modul 4 : Diet Pada Diabetes Melitus Tipe 1 dan DM Nefrotik
Materi 4
Latihan 4
Jawaban 4
Rangkuman 4
Tes Formatif 4
Modul 5 : Diet Pada Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2
Materi 5
Latihan 5
Jawaban 5
Rangkuman 5
Tes Formatif 5
Modul 6 : Diet Pada Obesitas, Obesitas Sentral, dan Syndrome Metabolik
Materi 6
Latihan 6
Jawaban 6
Rangkuman 6
Tes Formatif 6
Modul 7 : Diet Pada Penyakit Gout Artritis
Materi 7
Latihan 7
Jawaban 7
Rangkuman 7
Tes Formatif 7

Dietetik Penyakit Degeneratif


Modul 8 : Diet Pada Penyakit Alergi, Celliac Diseases, dan Lactose Intolerance
Materi 8
Latihan 8
Jawaban 8
Rangkuman 8
Tes Formatif 8
Modul 9 : Diet Pada Penyakit Batu Ginjal, Gagal Ginjal Akut
Materi 9
Latihan 9
Jawaban 9
Rangkuman 9
Tes Formatif 9
Modul 10 : Diet Pada Penyakit Ginjal Kronik
Materi 10
Latihan 10
Jawaban 10
Rangkuman 10
Tes Formatif 10
Modul 11 : Diet Pada Penyakit Kanker
Materi 11
Latihan 11
Jawaban 11
Rangkuman 11
Tes Formatif 11
Modul 12 : Diet Pada Penyakit Bedah
Materi 12
Latihan 12
Jawaban 12
Rangkuman 12
Tes Formatif 12
Modul 13 : Diet Pada Komplikasi Kehamilan
Materi 13
Latihan 13
Jawaban 13
Rangkuman 13
Tes Formatif 13
Modul 14 : Diet Pada Penyakit Luka Bakar
Materi 14
Latihan 14
Jawaban 14
Rangkuman 14
Tes Formatif 14

Daftar Pustaka

Dietetik Penyakit Degeneratif


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Kompetensi


Gambar 2. Indikator dislipidemia
Gambar 3. Patofisiologi Dislipidemia

Dietetik Penyakit Degeneratif


DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah Dietetik Penyakit Degeneratif adalah suatu kajian secara konsep dasar
penyakit dan bahasan penerapan dari sudut dietetik untuk kelompok penyakit tidak menular
dengan bahan kajian secara teoritis dietetik. Secara garis besar, terdapat 14 (empat belas)
topik pembahasan, anatara lain :
1. Ruang Lingkup Dietetik Penyakit Degenerative
2. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Dislipidemia dan PJK
3. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Hipertensi dan Stroke
4. Penatalaksanaan Diet Pada Diabetes Melitus Tipe 1 dan DM Nefrotik
5. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2
6. Penatalaksanaan Diet Pada Obesitas, Obesitas Sentral, dan Syndrome Metabolik
7. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Gout Artritis
8. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Alergi, Celliac Diseases, dan Lactose Intolerance
9. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Batu Ginjal, Gagal Ginjal Akut
10. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Gagal Ginjal Kronik
11. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Kanker
12. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Bedah
13. Penatalaksanaan Diet Pada Komplikasi Kehamilan
14. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Luka Bakar

Selanjutnya, Metode pengkajian data untuk membahas kasus diet sesuai dengan pedoman
asuhan gizi terstandart, dan asesmen untuk perencanaan diet sesuai kasus pada setiap
topik pembahasan.

Dietetik Penyakit Degeneratif


ALUR KOMPETENSI

Mampu menguasai teori dasar suatu Mampu mengaplikasikan


penyakit khususnya penyakit prinsip-prinsip ilmu gizi dan
degeneratif, system metabolism, dan humaniora dalam pemecahan
patofisiologi suatu penyakit masalah gizi individu

Mampu memahami dan


merumuskan permasalahan gizi
dan penyakit pasien

Mampu merancang dan Mampu memilih dan


Mampu memilih dan
menetapkan assessment gizi menetapkan diagnose gizi
menetapkan intervensi gizi
sesuai dengan masalah gizi sesuai dengan masalah gizi
sesuai dengan assesemen
pasien kedalam bentuk data pasien berdasarkan
dan diagnose pasien
Antropometri, Biokimia, Problem, Etiologi, Sign and
dalam bentuk Terapi gizi
Clinical, dan Dietary History Sysmtom

Mampu melakukan analisis


perhitungan zat gizi

Mampu membuat
rekomendasi menu sesuai
dengan penyakit

Gambar 1. Alur Kompetensi

Dietetik Penyakit Degeneratif


MODUL 1
RUANG LINGKUP PENYAKIT DEGENERATIF

Metode Pembelajaran : Ceramah dan Diskusi


Estimasi waktu pembelajaran : TM: 1 x (2 x 50’)
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah :
Sub-CPMK3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Ruang lingkup
penyakit degenerative [CPMK5, C2]

MATERI 1

Dietetik Penyakit Degeneratif


MODUL 2
DIET PADA PENYAKIT DISLIPIDEMIA DAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

Metode Pembelajaran : Ceramah dan Diskusi


Estimasi waktu pembelajaran : TM: 1 x (2 x 50’)
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah :
a. Sub-CPMK 1-3 . Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang Konsep dasar
Penyakit Dislipidemia dan Penyakit Jantung Koroner [CPMK3-5, C2,C3]
b. Sub-CPMK4-5. Mahasiswa mampu merancang dan menetapkan asuhan gizi
berdasarkan Asesment dan Diagnosa Penyakit [CPMK6-7, C4]
c. Sub-CPMK6. Mahasiswa mampu menterjemahkan kebutuhan gizi menjadi menu
makanan untuk pasien dengan penyakit dislipidemia dan penyakit jantung coroner
[CPMK8, C3,C4]

MATERI 2

A. Pendahuluan
Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit tidak menular yang menyerang
jantung dan pembuluh darah dan paling banyak menyebabkan kecacatan serta
kematian di dunia. Penyakit kardiovaskular yang sering terjadi antara lain adalah
penyakit jantung coroner, infark miokard, Congestive Heart Failure dan gangguan
aritmia Pada tahun 2018, sekitar 73 persen penyebab kematian di dunia adalah
penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sekitar 35%
diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit
kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15%
disebabkan oleh PTM lainnya (data WHO, 2018). Sedangkan menurut American
Heart Association tahun 2015, 18 Juta kasuss kematian dunia setiap tahunnya
karena jantung dan pembuluh darah. Di Amerika setiap 1 menit terjadi kematian
akibat cardiovascular diseases dan setiap 25 detik 1 orang terdiagnosa
cardiovascular diseases.
Riset Kesehatan dasar tahun 2018 menyebutkan, 2 juta kasus penyakit di
Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah. Sebanyak 26,4%
penyakit jantung dan oembuluh darah menjadi penyebab utama kematian di
Indonesia. Sebanyak 1 (satu) dari 4 (empat) orang di Indonesia meninggal karena
jantung coroner.
Gangguan pada pembuluh darah ditandai dengan adanya abnormalitas pada
profil lipid. American Heart Association (2014) menyebutkan Populasi dengan kadar
kolesterol ≥ 240 mg/dl diperkirakan 31.9 juta orang (13.8 %) dari populasi.
Sedangkan berdasarkan riset kesehatan dasar (2013) 35.9 % dari penduduk
Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun dengan kadar kolesterol abnormal. Sebanyak
15.9 % populasi mempunyai LDL yang sangat tinggi (≥ 190 mg/dl), 22.9 %
mempunyai kadar HDL yang kurang dari 40 mg/dl, dan 11.9% dengan kadar TG
yang sangat tinggi (≥ 500 mg/dl).

Dietetik Penyakit Degeneratif


B. Dislipidemia dan Penyakit Jantung Koroner
a. Definisi
Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang
ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.
Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total
(Ktotal), kolesterol LDL (K-LDL), trigliserida (TG), serta penurunan kolesterol
HDL (K-HDL). Kolesterol adalah fat-like substance (lipid) yang terdapat pada
membrane sel dan merupakan prekusor dari asam empedu dan hormone
steroid. Kolesterol beredar dan larut dalam darah dalam bentuk partikel yang
mengandung lipid dan protein [Lipoprotein]
Dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya mempunyai peran
yang penting, dan erat kaitannya satu dengan yang lain, sehingga tidak
mungkin dibicarakan tersendiri. Atherosklerosis dapat menyebabkan
penyempitan liang oembuluh darah, aliran darah berkurang, insufisiensi
oksigen dan kerusakan organ. Agar lipid dapat larut dalam darah, molekul
lipid harus terikat pada molekul protein (yang dikenal dengan nama
apoprotein, yang sering disingkat dengan nama Apo. Senyawa lipid dengan
apoprotein dikenal sebagai lipoprotein. Tergantung dari kandungan lipid dan
jenis apoprotein yang terkandung maka dikenal lima jenis liporotein yaitu
kilomikron, very low density lipo protein (VLDL), intermediate density lipo
protein (IDL), low-density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein
(HDL) (tabel 1).
Dari total serum kolesterol, K-LDL berkontribusi 60-70 %, mempunyai
apolipoprotein yang dinamakan apo B-100 (apo B). Kolesterol LDL merupakan
lipoprotein aterogenik utama, dan dijadikan target utama untuk
penatalaksanaan dislipidemia. Kolesterol HDL berkontribusi pada 20-30% dari
total kolesterol serum. Apolipoprotein utamanya adalah apo A-1 dan apo A-II.
Bukti bukti menyebutkan bahwa HDL memghambat proses aterosklerosis.
Tabel 1. Jenis Lipoprotein, apoprotein, dan kandungan lipid
Jenis Jenis Kandungan Lipid (%)
Lipoprotein Apoprotein Trigliserida Kolesterol Fosfolipid
Kilomikron Apo – B48 80-95 2-7 3-9
VLDL Apo – B100 55-80 5-15 10-20
IDL Apo – B100 20-50 20-40 15-25
LDL Apo – B100 5-15 40-50 20-25
HDL Apo-AI dan 5-10 15-25 20-30
Apo - AII

b. Klasifikasi
Berbagai klasifikasi dapat ditemukan dalam kepustakaan, tetapi yang mudah
digunakan adalah pembagian dislipidemia dalam bentuk dislipidemia primer dan
dislipidemia sekunder. Dislipidemia sekunder diartikan dislipidemia yang terjadi
sebagai akibat suatu penyakit lain. Pembagian ini penting dalam menentukan pola
pengobatan yang akan diterapkan.
i. Dislipidemia primer

Dietetik Penyakit Degeneratif


Dislipidemia primer adalah dislipidemia akibat kelainan genetik. Pasien
dislipidemia sedang disebabkan oleh hiperkolesterolemia poligenik dan
dislipidemia kombinasi familial. Dislipidemia berat umumnya karena
hiperkolesterolemia familial, dislipidemia remnan, dan hipertrigliseridemia

ii. Dislipidemia sekunder


Pengertian sekunder adalah dislipidemia yang terjadi akibat
suatu penyakit lain misalnya hipotiroidisme, sindroma nefrotik,
diabetes melitus, dan sindroma metabolik. Pengelolaan penyakit
primer akan memperbaiki dislipidemia yang ada. Dalam hal ini
pengobatan penyakit primer yang diutamakan. Akan tetapi pada
pasien diabetes mellitus pemakaian obat hipolipidemik sangat
dianjurkan, sebab risiko koroner pasien tersebut sangat tinggi. Pasien
diabetes melitus dianggap mempunyai risiko yang sama
(ekivalen)dengan pasien penyakit jantung koroner. Pankreatitis akut
merupakan menifestasi umum hipertrigliseridemia yang berat.
Tabel 2. Penyebab dislipidemia sekunder
 Diabetes melitus
 Hipotiroidisme
 Penyakit hati obstruktif
 Sindroma nefrotik
 Obat-obat yang dapat meningkatkan kolesterol LDL dan
menurunkan kolesterol HDL (progestin, steroid
anabolik,kortikosteroid, beta-blocker)

c. Faktor resiko Dislipidemia


Faktor resiko dislipidemia dibagi menjadi dua yaitu Tidak dapat diterapi dan Dapat
diterapi. Factor resiko tidak dapat diterapi adalah usia, dimana usia laki-laki > 45
tahun dan Wanita > 55 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami
dislipidemia. Selain itu, Riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung coroner
atau infark miokard memiliki resiko yang sama mengalami hal tersebut. Sedangkan
untuk factor resiko yang dapat diterapi antara lain rokok, hipertensim dan kolesterol
HDL <40 mg/dl.

d. Indikator Dislipidemia
Pengelolaan pasien dislipidemia dimulai dengan melakukan penapisan, anamnesis,
dan pemeriksaan laboratorium. Berikut ini anamnesis dan pemeriksaan fisik
dislipidemia :
 Usia (laki-laki ≥ 45 tahun, wanita ≥ 55 tahun)
 Riwayat keluarga dengan PJK dini (Infark miokard atau sudden death < 55
tahun pada ayah atau < 65 tahun pada ibu
 Perokok aktif
 Hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg atau dengan pengobatan antihipertensi)
 Kadar kolesterol HDL yang rendah (< 40 mg/dl)

Dietetik Penyakit Degeneratif


Sedangkan pemeriksaan laboratorium yang direkomendasikan adalah ( Total
kolesterol , Kolesterol LDL , Kolesterol HDL dan Trigliserida berdasarkan NCEP ATP III
Tahun 2001 (Gambar 2)

Gambar 2. Indikator dislipidemia

Dietetik Penyakit Degeneratif


e. Patofisiologi

Gambar 3. Patofisiologi Dislipidemia

f. Penyakit Jantung Koroner


PJK adalah penyakit jantung akibat perubahan obstruktif pada
pembuluh darah koroner yang menyebabkan fungsi jantung terganggu, yang
disebabkan terutama oleh proses aterosklerosis. Risiko penyakit jantung
coroner yang dimaksud adalah kecenderungan seseorang menderita
penyakit jantung coroner akibat aterosklerosis pada periode 5-10 tahun
mendatang. Manifestasi klinis yang dapat terjadi antara lain Angina pectoris,
ischemic heart disease, dan miokard infark
C. Tatalaksana Gizi
Tujuan diet dislipidemia adalah untuk menurunkan berat badan bila
kegemukan, mengubah jenis dan asupan lemak makanan, menurunkan asupan
kolesterol makanan, meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan
asupan karbohidrat sederhana. Ada dua jenis Diet Dislipidemia yaitu Diet
Dislipidemia Tahap I dan Diet Dislipidemia Tahap II. Diet Dislipidemia Tahap I
mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih tinggi daripada Diet Dislipidemia
Tahap II.

Dietetik Penyakit Degeneratif


Dietetik Penyakit Degeneratif
Syarat diet pada penderita dislipidemia adalah sebagai berikut :
a. Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan aktivitas fisik. Bila
kegemukan, penurunan berat badan dapat dicapai dengan asupan energi rendah dan
meningkatkan aktivitas fisik.
b. Lemak diberikan sedang yaitu < 30% dari kebutuhan energi total. Lemak jenuh
untuk Diet Dislipidemia I diberikan sebesar < 10% dari kebutuhan energi total dan
untuk Diet Dislipidemia II diberikan < 7% dari kebutuhan energi total. Lemak tak
jenuh ganda dan tunggal untuk Diet Dislipidemia I dan II adalah 10 – 15% dari
kebutuhan energi total. Kolesterol < 300 mg untuk Diet Dislipidemia I dan < 200 mg
untuk Diet Dislipidemia II.
c. Protein diberikan 10 – 20% dari kebutuhan energi total. Sumber protein hewani
yang berasal dari ikan dan protein nabati lebih dianjurkan.
d. Karbohidrat sedang, yaitu 50 – 60 % dari kebutuhan energi total.
e. Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam apel, beras tumbuk atau
beras merah, havermout dan kacang-kacangan.
f. Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin dianjurkan untuk pasien yang
mengkonsumsi < 1200 kkal energi sehari.

D. Proses Asuhan Gizi Terstandar


Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah suatu proses terstandar
sebagai suatu metode pemecahan masalah yang sistematis dalam menangani
problem gizi sehingga dapat memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan
berkualitas tinggi. Terdapat empat langkah dalam proses asuhan gizi yaitu asesmen
atau pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi serta monitoring dan evaluasi gizi.
Keempat langkah dalam proses asuhan gizi terstandar telah saudara pelajari pada
mata kuliah diet penyakit infeksi. Dalam pembahasan asuhan gizi pada pasien
dislipidemia juga mengikuti langkah-langkah yang sama dengan kasus penyakit
lainnya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Asesmen atau Pengkajian Gizi
Langkah awal pada proses asuhan gizi terstandar adalah asesmen
atau pengkajian gizi. Pada kegiatan pengkajian gizi, data dikelompokkan
dalam lima domain yaitu riwayat terkait gizi dan makanan, data antropometri,
data biokimia, tes medis dan prosedur, data pemeriksaan fisik fokus gizi dan
data riwayat klien (Kementerian Kes RI, 2014). Pengumpulan data riwayat
gizi dan makanan pada pasien dislipidemia meliputi data riwayat kebiasaan
makan, makanan pantangan, makanan kesukaan, ada tidaknya alergi serta
rata-rata asupan makan pasien sehari. Penderita dislipidemia memiliki
kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan padat energi khususnya
energi dari lemak, daging berlemak, junk food, gula yang berlebihan, soft
drink, rendah konsumsi serat (sayuran dan buah). Setelah itu dilakukan
pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mendapatkan data
antropometri. Bila pasien tidak dapat diukur tinggi badannya maka dapat
diukur rentang lengan, tinggi lutut, lingkar lengan atas dan lingkar pinggang.
Banyak kasus mengalami kelebihan berat badan, sehingga aktivitas fisik
cenderung menjadi berkurang.

Dietetik Penyakit Degeneratif


b. Diagnosis Gizi
merupakan gambaran keadaan masalah gizi atau risiko masalah gizi
yang terjadi saat ini dan dapat berubah sesuai dengan respons pasien,
khususnya terhadap intervensi gizi yang didapatkan. Diagnosis gizi ini
merupakan rangkuman masalah gizi, dimana seluruh data yang dikumpulkan
pada pengkajian gizi diolah dan diidentifikasi menjadi informasi. Informasi
inilah yang akan menjadi input pada proses menetapkan diagnosis gizi.
Penulisan kalimat diagnosis gizi terstruktur dengan konsep PES atau problem
etiologi dan sign/symstoms (ADA, 2008).
c. Intervensi Gizi
Intervensi Gizi merupakan kegiatan atau langkah ke tiga dalam proses
asuhan gizi terstandar. Intervensi Gizi merupakan suatu tindakan yang
terencana yang ditujukan untuk memperbaiki status gizi dan kesehatan,
merubah perilaku gizi dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi masalah
gizi pasien. Adapun tujuan dari intervensi gizi adalah untuk mengatasi
masalah gizi yang teridentifikasi dalam diagnosis gizi. Terdapat dua
komponen dalam intervensi gizi yaitu perencanaan intervensi dan
implementasi.
d. Monitoring dan Evaluasi Gizi
Langkah selanjutnya yang merupakan langkah terakhir dalam proses
asuhan gizi terstandar adalah monitoring dan evaluasi gizi. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengetahui respons pasien/klien terhadap intervensi dan
tingkat keberhasilannya. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara
memonitor perkembangan, mengukur hasil dan mengevaluasi hasil. Pada
monitoring dan evaluasi gizi, data digunakan untuk mengevaluasi dampak
dari intervensi gizi sesuai dengan outcome dan indikator asuhan gizi.
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi gizi
tersebut adalah asupan makan dan minum (konsumsi selama dirawat),
asupan ini dimonitor setiap hari, nilai laboratorium terkait gizi , perubahan
berat badan, keadaan fisik klinis pasien.

Dietetik Penyakit Degeneratif


LATIHAN DAN JAWABAN 2

Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah Latihan berikut!
1) Bagaimanakah prinsip diet pada penderita penyakit dislipidemia?
2) Bagaimanakah modifikasi diet yang dianjurkan bagi penderita penyakit dislipidemia?
3) Jenis-jenis makanan apa saja yang harus dibatasi pada penderita penyakit dislipidemia?
4) Bagaimanakah anjuran diet pada penderita penyakit dislipidemia?
5) Hal-hal apakah yang perlu di monitor dan dievaluasi pada kegiatan asuhan gizi terstandar
pada pasien dislipidemia?

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk membantu saudara dalam mengerjakan soal latihan tersebut silakan pelajari kembali
materi tentang:
1) Pengaturan Diet pada penyakit Dislipidemia.
2) Asuhan Gizi pada penderita Dislipidemia.

RINGKASAN 2

Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan


peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama
adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida serta penurunan HDL.
Etiologi dari dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah faktor jenis
kelamin, faktor usia, faktor genetik, faktor kegemukan, faktor olah raga, faktor merokok dan
faktor makanan.
Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah upaya non farmakologis yang meliputi
modifikasi diet, latihan jasmani dan pengelolaan berat badan, sedangkan terapi farmakologis
dengan memberikan obat anti lipid. Tujuan diet dislipidemia adalah untuk menurunkan berat
badan bila kegemukan, mengubah jenis dan asupan lemak makanan, menurunkan asupan
kolesterol makanan, meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan
karbohidrat sederhana.
Ada dua jenis Diet Dislipidemia yaitu Diet Dislipidemia Tahap I dan Diet Dislipidemia
Tahap II. Diet Dislipidemia Tahap I mengandung kolesterol dan lemak jenuh lebih tinggi
daripada Diet Dislipidemia Tahap II6.Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah suatu
proses terstandar sebagai suatu metode pemecahan masalah yang sistematis dalam
menangani problem gizi sehingga dapat memberikan asuhan gizi yang aman, efektif dan
berkualitas tinggi. Terdapat empat langkah dalam proses asuhan gizi yaitu asesmen atau
pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi serta monitoring dan evaluasi gizi.

Dietetik Penyakit Degeneratif


TES FORMATIF 2

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1) Seorang laki-laki umur 48 tahun BB 92 kg dengan TB 175, melakukan chek-up ke Prodia.


Hasil pemeriksaan profil lipid menunjukkan : kolesterol total 200mg/dl, trigliserida 200
mg/dl. kolesterol LDL 135 berdasarkan data tersebut diagnosis gizinya adalah ....
A. Kelebihan BB yang ditandai dengan meningkatnya profil lipid
B. IMT katagori gemuk yang ditandai dengan kadar kolesterol yang tinggi
C. Obesitas yang ditandai berat badan berlebih dengan IMT > 37
D. Dislipidemia yang ditandai dengan meningkatnya profil lipid yang disebabkan karena
obesitas
E. Semua benar

2) Dislipidemia adalah masalah yang cukup berbahaya karena termasuk risiko utama
penyakit jantung koroner. Di bawah ini yang bukan merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingginya kadar lipid adalah ....
A. Faktor genetik
B. Faktor pola makan
C. Faktor kebiasaan merokok
D. Faktor obesitas
E. Olahraga yang teratur

3) Diet berikut ini tidak cocok untuk penderita disiplidemia adalah ....
A. Mengkonsumsi makanan yang rendah kolesterol
B. Jagalah asupan karbohidrat sederhana seperti madu, gula dll
C. Meningkatkan konsumsi serat larut air
D. Mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi
E. Olahraga teratur dan istirahat cukup

4) Prinsip intervensi gizi pada penderita dislipidemia/hiperlipidemia adalah ....


A. Selalu mengurangi kalori agar terjadi penurunan kadar lipid
B. menghindari makanan berlemak dan manis
C. menghindari makanan yang mengandung serat
D. menghindari makanan yang mengandung garam
E. memberikan kebebasan kepada penderita untuk memilih makanan yang disukai

Dietetik Penyakit Degeneratif


Pilihan jawaban :
1) D
2) E
3) A
4) B

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif yang telah tersedia.
Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi modul 2

Tingkat Penguasaan : Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100%

Artinya :
80-100% : Baik sekali
80 – 89% : baik
70 – 70% : cukup
<70% : kurang

Sumber :
I Dewa Nyoman Supariasa (2019). Asuhan Gizi Klinik. Jakarta: EGC
Isti Suryani, dkk. 2018. Dietetik Penyakit Tidak Menular. Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan. BP2SDM Kementerian Kesehatan.
Mahan, L. Kathleen, Raymond, Janice L. 2017. Krause ‘s : Food & The Nutrition Care
Process, 14th edition. Elsevier Inc. St Louis, Missouri.

Dietetik Penyakit Degeneratif


Dietetik Penyakit Degeneratif
MODUL 3
DIET PADA PENYAKIT HIPERTENSI DAN STROKE

Metode Pembelajaran : Ceramah dan Diskusi


Estimasi waktu pembelajaran : TM: 1 x (2 x 50’)
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah :
a. Sub-CPMK 1-3 . Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang Konsep dasar
Penyakit Hipertensi dan Stroke [CPMK3-5, C2,C3]
b. Sub-CPMK4-5. Mahasiswa mampu merancang dan menetapkan asuhan gizi
berdasarkan Asesment dan Diagnosa Penyakit [CPMK6-7, C4]
c. Sub-CPMK6. Mahasiswa mampu menterjemahkan kebutuhan gizi menjadi menu
makanan untuk pasien dengan penyakit Hipertensi dan Stroke [CPMK8, C3,C4]

MATERI 3

Dietetik Penyakit Degeneratif


MODUL 4
DIET PADA PENYAKIT DIABETES MELITUS TIPE 1 DAN DM NEFROTIK

MATERI 4

Dietetik Penyakit Degeneratif


MODUL 5
DIET PADA PENYAKIT DIABETES MELITUS TIPE 2

MATERI 5

Dietetik Penyakit Degeneratif


MODUL 6
DIET PADA PENYAKIT OBESITAS, OBESITAS SENTRAL, DAN SYNDROME
METABOLIK

MATERI 6

Dietetik Penyakit Degeneratif


MODUL 7
DIET PADA PENYAKIT GOUT ARTRITIS

MATERI 7

Dietetik Penyakit Degeneratif


MODUL 8
DIET PADA PENYAKIT ALERGI, CELLIAC DISEASES, DAN LACTOSE
INTOLERANCE

MATERI 8

Dietetik Penyakit Degeneratif


MODUL 9
DIET PADA PENYAKIT BATU GINJAL, GAGAL GINJAL AKUT

MATERI 9

Dietetik Penyakit Degeneratif


MODUL 10
DIET PADA PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK

MATERI 10

Dietetik Penyakit Degeneratif


MODUL 11
DIET PADA PENYAKIT KANKER

MATERI 11

Dietetik Penyakit Degeneratif


MODUL 12
DIET PADA PENYAKIT BEDAH

MATERI 12

Dietetik Penyakit Degeneratif


MODUL 13
DIET PADA PENYAKIT KOMPLIKASI KEHAMILAN

MATERI 13

Dietetik Penyakit Degeneratif


MODUL 14
DIET PADA PENYAKIT LUKA BAKAR

MATERI 14

Dietetik Penyakit Degeneratif


DAFTAR PUSTAKA

Dietetik Penyakit Degeneratif

Anda mungkin juga menyukai