Anda di halaman 1dari 12

MODUL DOPS

STASE KDP

“ PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TEKNIK RELAKSASI NAFAS


DALAM”

DISUSUN OLEH :

Lutfia Novi Rahmawati

2111102412070

PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan modul

mata kuliah KDP, dengan tepat pada waktunya. Salawat dan taslim

senantiasa tercurah kepada junjugan kita Nabi besar Muhammad SAW ,

keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang senantiasa bertasbih

sepanjang masa.

Modul ini berisikan tentang informasi mengenai ilmu keperawatan,

yaitu tentang teknik relaksasi nafas dalam menggunakan media leaflet

dan lembar balik terhadap pasien hipertensi. Penulis menyadari bahwa

modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari

semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi

kesempurnaan modul ini. Akhir kata, ucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan modul ini dari awal

sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Aamiin.

Samarinda, 15 September 2021


DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN .......................................................................................1

a. LATAR BELAKANG.....................................................................................1

b. TUJUAN .................................................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................4

III. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR....................................................7

IV. PENUTUP .............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nyeri merupakan masalah yang paling sering terjadi pada pasien


post operasi (Smeltzer & Bare, 2013).jika nyeri tidak di tangani dapat
menimbulkan kecemasan, tekanan darah naik,menimbulkan gangguan
fisik,psikologis,maupun emosional,dan jika tanpa ada manajemen yang
adekuat dapat berkembang menjadi nyeri kronik (Husni Tanra, 2010).
Banyak faktor yang melibatkan timbulnya nyeri misalnya umur,jenis
kelamin,jenis pembedahan, pengalaman nyeri sebelumnya serta
melibatkan faktor psikologi. (Clark et al. 2009).

berdasarkan NIC-NOC tahun 2015 Tindakan yang dapat


mengatasi nyeri anatara lain mengajarkan dengan cara tehnik non
farmakologi seperti terapi relaksasi nafas dalam, selain itu nyeri pada
pasien juga dapat diketahui dengan menggunakan tehnik komunikasi
terapeutik.namun penulis tertarik untuk melakukan tindakan tehnik
relaksasi nafas dalam, karena bisa memudahkan kita melakukan
tindakan ini, tidak membutuhkan biaya banyak, bisa dilakukan saat itu
juga tanpa ada prasarat.( Trullyen, 2013)

B. Tujuan
Mengajarkan cara teknik releksasi nafas dalamdengan baik dan
benar untuk mengatasi rasa nyeri
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Teknik relaksasi nafas dalam merupakam bentuk asuhan

keperawatan untuk mengajarkan kepada klien bagaimana cara

melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara

maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan.

Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam

ini juga dapat membuat ketentraman hati dan berkurangnya rasa

cemas (Arfa, 2013).

Teknik relaksasi nafas dalam yaitu proses yang dapat melepaskan

ketegangan dan mengembalikan keseimbangan tubuh. Teknik nafas

dalam dapat meningkatkan konsentrasi pada diri, mempermudah

untuk mengatur nafas, meningkatkan oksigen dalam darah dan

memberikan rasa tenang sehingga membuat diri menjadi lebih rileks

sehingga membantu untuk memasuki kondisi tidur, karena dengan

cara meregangkan otot-otot akan membuat suasana hati menjadi lebih

tenang dan juga lebih santai. Dengan suasana ini lebih tenang dapat

membantu mencapai kondisi gelombang alpha yang merupakan suatu

keadaan yang sangat diperlukan seseorang untuk dapat measuki frase

tidur lebih awal. Dengan keadaan rileks juga dapat memberikan

kenyamanan sebelum tidur sehingga para lansia dapat memulai tidur

dengan mudah (Likah, 2008)


B. Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Langkah-langkah Teknik Relaksasi Nafas Dalam (Potter dan Perry,

2005)

1. Atur posisi pasien dengan posisi duduk ditempat tidur atau dikursi

2. Letakkan satu tangan pasien diatas abdomen ( tepat bawah iga)

dan tangan lainnya berada di tengah-tengah dada untuk merasakan

gerakan dada dan abdomen saat bernafas

3. Keluarkan nafas dengan perlahan-lahan

4. Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan-lahan selama 4

detik sampai dada dan abdomen terasa terangkat maksimal, jaga

mulut tetap tertutup selama menarik nafas

5. Tahan nafas selama 3 detik

6. Hembuskan dan keluarkan nafas secara perlahan-lahan melalui

mulut selama 4 detik

7. Lakukan secara berulang dalam 5 siklus selama 15 menit dengan

periode istirahat 2 menit ( 1 siklus adalah 1 kali proses mulai dari

tarik nafas, tahan dan hembuskan)

C. Manfaat Terapi Relaksai Napas Dalam

1) Pasien mendapatkan perasaan yang tenang dan nyaman

2) Mengurangi rasa nyeri

3) Pasien tidak mengalami stress

4) Melemaskan otot untuk menurunkan ketegangan dan kejenuhan


yangbiasanya menyertai nyeri

5) Mengurangi kecemasan yang memperburuk persepsi nyeri


6) Relaksasi nafas dalam mempunyai efek distraksi atau penglihatan

perhatian Menurut D'silva, F., H., V., & Muninarayanappa, N.

(2014, March) “Effectiveness Of Deep Breathing Exercise (DBE) On The

Heart Rate Variability, BP, Anxiety & Depression Of Patients With

Coronary Artery Disease” menunjukkan hasil bahwa relaksasi napas

dalam efektif dalam menurunkan kecemasan pada pasien penyakit arteri

coroner. Hal tersebut terbukti dari hasil penelitian dimana ejamkan mata.

D. Mekanisme Kerja Relaksasi Nafas Dalam

Slow deep breathing secara teratur akan meningkatkan

sensitivitas baroreseptor dan mengeluarkan neurotransmitter

endorphin sehingga mengstimulasi respons saraf otonom yang

berpengaruh dalam menghambat pusat simpatis (meningkatkan

aktivitas tubuh) dan merangsang aktivitas parasimpatis (menurunkan

aktivitas tubuh atau relaksasi). Apabila kondisi ini terjadi secara teratur

akan mengaktivasi cardiovasculer contro center (CCC) yang akan

menyebabkan penurunan heart rate, stroke volume, sehingga

menurunkan cardiac output, proses ini memberikan efek menurunkan

tekanan darah Johan (2000 dalam Tahu, 2015). Proses fisiologi terapi

nafas dalam (deep breathing) akan merespons meningkatkan aktivitas

baroreseptor dan dapat mengurangi aktivitas keluarnya saraf simpatis

dan terjadinya penurunan kontraktilitas, kekuatan pada setiap

denyutan berkurang, sehingga volume sekuncup berkurang, terjadi

penurunan curah jantung


BAB III

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknik releksasi nafas dalam merupakan salah satu cara untuk

menghilangkan rasa nyeri. mempermudah untuk mengatur nafas,

meningkatkan oksigen dalam darah dan memberikan rasa tenang

sehingga membuat diri menjadi lebih rileks sehingga membantu

untuk memasuki kondisi tidur, karena dengan cara meregangkan

otot-otot akan membuat suasana hati menjadi lebih tenang dan

juga lebih santai.

B. Saran

Diharapkan kepada semua petugas kesehatan dapat mengajarkan

cara releksasi nafas dalam dengan baik dan benar ke semua orang

agar dapat mengatasi rasa nyeri. Media yang digunakan juga bisa

bermacam-macam, seperti leaflet, demonstrasi, maupun lembar

balik.
DAFTAR PUSTAKA

Arfa, M. 2013. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan


nyeri pada pasien post-operasi appendisitis di ruangan bedah RSUD prof.
Dr. Hi. Aloei saboe kota gorontalo, tesis. Universitas Negri Gorontalo
Irwan. (2007). Satuan acara penyuluhan (SAP). Diperoleh pada tanggal 22 April
2008 dari http://iwansain.file.wordpress.com/2007/09/sap-dan-materi-
hemirnawati.doc.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Keperawatan medical- bedah: ed. 8 vol.1.
Jakarta: EGC.
Setyoadi & Kushariyadi. 2019. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psiko
Geriatrik. Jakarta: Selemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai