Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH PENILAIAN AKTIVA

TATA KOTA & PENILAIAN PROPERTI

Dosen Pengampu : Munarotul Fatati, SE, MM

Disusun oleh :

Rafli Asanegara KU3B/4.43.19.1.21

Tiara Dalila Furqan KU3B/4.43.19.1.26

PRODI ANALIS KEUANGAN

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
TATA KOTA & PENILAIAN PROPERTI

TATA KOTA

A. Definisi Tata Kota


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata tata adalah aturan (biasanya
dipakai dalam kata majemuk). Arti lainnya dari tata adalah kaidah, aturan, dan susunan. Terkait
Definisi kota yang lain adalah permukiman yang berpenduduk relatif besar, luas areal terbatas,
pada umumnya bersifat nonagraris, kepadatan penduduk relatif, tempat sekelompok orang dalam
jumlah tertentu dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola
hubungan rasional, ekonomis, serta individualistis (Ditjen Cipta Karya, 1997).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti tata kota adalah pola tata perencanaan
yang terorganisasi untuk sebuah kota dalam membangun, misalnya jalan, taman, tempat usaha,
dan tempat tinggal agar kota itu tampak apik, nyaman, indah, berlingkungan sehat, dan terarah
perluasannya pada masa depan.
Pengertian Tata Ruang menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2007 Pasal 1 ayat 2 adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Sedangkan pengertian kota,
ditinjau dari segi geografis menurut Bintarto (1989), kota dapat diartikan suatu sistem jaringan
kehidupan manusia, ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata
sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis. Atau dapat pula diartikan
sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam dan non alami dengan gejala-
gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen
dan materialistis dibandingkan dengan daerah di bawahnya.

B. Tujuan Tata Kota


Tujuan perencanaan kawasan perkotaan adalah tujuan yang ditetapkan pemerintah daerah
kota yang merupakan arahan perwujudan visi dan misi pembangunan jangka panjang kota pada
aspek ke ruangan yang pada dasarnya mendukung terwujudnya ruang wilayah nasional yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan
nasional.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008, perencanaan kawasan
perkotaan mempertimbangkan: 
a. aspek ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, teknologi, dan pertahanan dan
keamanan negara kesatuan Republik Indonesia; 
b. pendekatan pengembangan wilayah terpadu; 
c. peran dan fungsi kawasan perkotaan; 
d.keterkaitan antarkawasan perkotaan dan antara kawasan perkotaan dengan kawasan
perdesaan; 
e. keterpaduan antara lingkungan buatan dan daya dukung lingkungan alami; dan 
f. pemenuhan kebutuhan penduduk kawasan perkotaan. 
C. Pembagian kawasan dalam bidang pengelolaan tata kota
Dalam perencanaan dan penataan sebuah kota, umumnya diberlakukan zona atau pembagian
kawasan agar daerah tersebut lebih rapi. Berikut ini ada beberapa kawasan atau zona di
wilayah perkotaan. 
- Perumahan dan permukiman warga
- Kawasan perdagangan dan jasa
- Kawasan industry
- Kawasan atau area pendidikan
- Daerah perkantoran dan jasa 
- Terminal atau stasiun kota
- Area wisata dan taman rekreasi 
- Daerah pertanian dan perkebunan
- Tempat pemakaman umum 
- Tempat pembuangan sampah atau limbah 

D. Hal-hal yang Dimuat dalam Penataan Kota


Tata kota mengatur segala perencaan pembangunan di suatu kota atau kabupaten. Dalam
perencanaan tersebut umumnya terdapat beberapa muatan yang wajib dimasukkan. 
Berdasarkan Peraturan Mendi atau PERMEN Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2009,
muatan rencana tata kota harus meliputi tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang
wilayah kota atau penataan kota. Selanjutnya, adalah rencana struktur ruang wilayah kota dan
rencana pola ruang wilayah kota. Lalu, ada pula penetapan kawasan strategis kota serta
arahan pemanfaat ruang wilayah kota. Terakhir, yakni ketentuan pengendalian dan pemanfaat
ruang wilayah kota. Semua aspek tersebut harus masuk di perencanaan tata kota yang sedang
dibuat. Dengan begitu, semuanya akan jelas dan tergambar dengan baik. 

E. Fungsi Tata Kelola Kota


Berikut ini ialah fungsi dari tata kelola itu sendiri:
- Acuan dalam pemanfaat ruang atau pengembangan wilayah di kota maupunkabupaten. 
- Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan di dalam wilayah kota atau
kabupaten. 
- Acuan penyusunan rencana pembangunan jangka panjang serta jangka menengah di kota
atau kabupaten. 
- Acuan lokasi investasi di wilayah kota dan kabupaten yang dilakukan oleh pemerintaj,
masyarakat, lembaga, atau pihak swasta. 
- Pedoman untuk menyusun rencana rinci tata ruang di wilayah kota atau kabupaten.  
- Terakhir, aduan dalam pengaturan administrasi pertahanan.

F. Manfaat Tata Kelola Kota


Manfaat dari Tata Kota
- Mewujudkan keterpaduan pembangunan di dalam wilayah kota atau kabupaten. 
- Mewujudkan keserasian pembangunan di wilayah kota dan kabupaten, serta kawasan di
sekitarnya.
- Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah di kota atau kabupaten agar makin
berkualitas. 

G. Karakteristik Kota dan Kawasan Perkotaan 


Delineasi kawasan perkotaan dilakukan dengan melihat kriteria-kriteria kawasan
perkotaan. Karakteristik kota dan kawasan perkotaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
kota secara fisik, sosial, dan ekonomi (Branch, 1995, dalam Pontoh dan Kustiwan, 2009). 
- Kota ditinjau dari aspek fisik adalah kawasan terbangun (built up area) yang terletak
saling berdekatan/terkonsentrasi yang meluas dari pusat ke pinggiran atau wilayah
geografis yang didominasi oleh struktur binaan (man made structure).
- Kota ditinjau dari aspek sosial merupakan konsentrasi penduduk yang membentuk
suatu komunitas yang pada awalnya bertujuan meningkatkan produktivitas melalui
konsentrasi dan spesialisasi tenaga kerja serta meningkatkan adanya diversitas
intelektual, kebudayaan, dan kegiatan rekreatif di kota-kota.
- Kota ditinjau dari aspek ekonomi berkaitan dengan kemampuan kota dalam
menyediakan berbagai kebutuhan untuk keperluan pertumbuhan perkotaan, terutama
untuk menerima perkembangan baru yang disebabkan oleh kemajuan teknologi dan
perubahan keadaan. 

PENILAIAN PROPERTI
Penilaian properti merupakan suatu proses pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan dan menganalisis semua faktor yang berpengaruh terhadap nilai properti
tersebut. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai suatu properti, baik berupa faktor
internal (yang terkait dengan karakteristik fisik properti itu sendiri) maupun faktor eksternal.
Properti selalu dibebani suatu hak yang dalam hal ini adalah hak seseorang untuk
melakukan sesuatu kegiatan taua kepentingan tertentu (specific interest) atas properti tersebut
misalnya hak-hak yang tertuang dalam Pasal 16 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Undang-undang Pokok Peraturan Agraria (UUPA 1960).

A. Secara umum Properti dikelompokkan dalam beberapa katagori yaitu :


1. Properti Riel (real property)
Adalah hak perorangan atau badan untuk memiliki/menguasai tanah dan atau bangunan yang
didirikan di atasnya. Dalam praktek istilah Real Property seringkali diartikan sama dengan
istilah real estate namun dalam arti yang sesungguhnya hal itu sangat berbeda.
2. Real Estate
Berdasarkan terminologi yang seharusnya real estate cenderung diartikan sebagai penguasaan
secara fisik atas tanah dan atau bangunan.
Diartikan sebagai penguasaan secara hukum (yuridis) yang dilandasi atas suatu hak atas
tanah dan atau bangunan.
Secara lengkap penggolongan jenis properti dapat kami sajikan sebagai diagram dibawah ini :

B. Tujuan penilaian property


Penilaian propertibiasanya untuk:
1. Penentuan Nilai Pasar Terbuka
Nilai Pasar Terbuka adalah harga terbaik yang terbentukdari sebuah kepentingan
property melalui perjanjian individu pada tanggal penilaian dengan pelaksanaan yang
layak, berkesempatan untuk sama-sama mengetahui kondisi property, jangka waktu yang
cukup dan harga tidak berubah selama bertransaksi dan tidak ada hubungan istimewa.
2. Transfer kepemilikan atau Penjualan
Untuk tujuan Penjualan seorang Penilaia harus mempertimbangkan dan
identifikasi serta orientasi calon pembeli, alternative property pembanding di pasaran,
estimasi harga dan nilai pembanding, dan memperhitungkan kemungkinan keuntungan
dari penjualan property.
3. Keuangan dan Perkreditan / perbankan.
Dalam hal ini seorang penilai perlu mempertimbangkan Kondisi dan situasi
moneter yang sedang terjadi di masa sekarang maupun kemungkinan yang terjadi di masa
dating. Nilai dan harga yang terjadi pada masa nilai dolar turun dan kapan nilainya
menjadi naik, serta pertimbangan pasar prioperti di Jakarta ataupun disekitarnya, tingkat
kejenuhan pasar property serta suku bunga kredit Bank yang ditentukan oleh BI.
4. Penilaian untuk Tujuan Asuransi
Penilaian dilkukan dengan prinsip indemnity yaitu merupakan suatu prinsip untuk
mengganti sesuatu barang yang dijaminkan atau diasuransikan sesuai dengan dengan
keadaan barang seperti sebelum terjadinya kerusakan atau bencana atau seperti semula.
Prinsip kedua adalah reinstatement adalah nilai penggantian baru dengan fungsi, ukuran
dan disain yang mendekati serta kualitas sama dengan property yang diasuransikan. Dan
Prinsip ketiga replacement adalah penggantian property kuno yang material bangunannya
tidak tersedia di pasaran diganti serta diterapkan pada bangunantersebut yang disesuaikan
dengan kondisi serta aturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah atau Tatakota dan
Tatabangunan setempat.
5. Gantirugi dan kompensasi.
Penilaian yang dilaksanakan untuk tujuan pemberian gantirugi/gantiuntung bagi
property yang terkena proyek pemerintah dan dipertimbangkan oleh panitya Pemerintah
Daerah yang ditugaskan untuk itu. Nilai yang ditetapkan akan disesuaikan dengan Faktor
Kemampuan Anggaran Pemerintah, Politik, Sosial, dan tujuan project dan tentu saja akan
berbeda dengan harga pasar.
6. Perpajakan
Nilai Proeprti yang ditentukan guna dasar pengenaan besarnya pajak terutang. Di
Kalangan DJP penentuan nilai property yang digunakan untuk pengenaan pajak disebut
sebagai NJOP dan pertimbangan yang paling utama adalah nilai pasar wajar yang
dipertimbangkan dengan objek pajak setelah dikurangi dengan Objek pajak tidak kena
pajak. NJOP dinilai oleh Pejabat Fungsional Penilai DJP yang disusun dalam klasifikasi
dan ditentukan oleh Kepala Kantor Wilayah DJP setempat.
7. Konsultasi dan investasi.
Penilaian yang dilakukan atas pesanan klien dan ditujukan untuk memberikan
pertimbangan atau nasehat kepada nasabah untuk dapat merumuskan kebijaksanaan yang
akan diputuskan dalam investasi ataupun perniagaan.

C. Faktor nilai property


Nilai suatu property akan dipengaruhi atau ditentuka oleh sifat-sifat fisik dari property itu
sendiri dan faktor-faktor diluar property yang mempunyai pengaruh atau dampak terhadap
property tersebut. Faktor dasar tersebut adalah :
a. Faktor permintaan dan penawaran, yang terdiri dari faktor kependudukan, perubahan cita
rasa, baik penduduk maupun ivestornya. Misal suatu daerah banyak penyewanya maka
suatu saat berubah menjadi daerah apartemen, maka nilainya akan menjadi lebih tinggi.
b. Faktor fisik dari property tersebut, jenis dan kegunaan property. Misal, nilai suatu
property untuk pertanian akan berbeda dengan nilai property untuk industry.
c. Faktor politik/strategi, adanya strategi zoning dan perencanaaan kota, adanya kebijakan
ekonomi, social dan politik dari Negara. Maka akan mempengaruhi penilaian terhadap
property tersebut.
d. Faktor social, Perubahan sosial yang terjadi dalam Masyarakat karena pola hidup yang
berubah, Pertumbuhan penduduk, Migrasi dan atau trgansmigrasi, Pendidikan dan
pengetahuan masyarakat dan lain-lain sangat berpengaruh terhadap nilai tanah.
e. Faktor Alam, Perubahan lingkungan terutama alam karena sesuatu hal yang terjadi secara
mendadak di luar perhitungan manusi. Seperti bencana alam, erosi atau mungkin juga
suatu wilayah yang dulu subur karena terlalu dieksploitasi dan sekarang menjadi tandus
bahkan mungkin menjadi hancur karena tidak adanya Reboisasi, Renovasi atau
Pemeliharaan atau Perawatan ulang.

D. Proses penilaian property


Proses penilaian merupakan tahapan-tahapan penentuan nilai properti yang secara ringkas terdiri
dari lima langkah dasar, yaitu memperjelas tugas penilaian, mengumpulkan dan menganalisis
data, penggunaan 3 metode pendekatan, rekonsiliasi ketiga pendekatan dan menentukan estimasi
nilai, serta membuat kesimpulan nilai dan laporan penilian.
1. Identifikasi permasalahan
Tahapan pertama dari proses penilaian adalah mengidentifikasi permasalahan. Hal ini sangat
penting untuk menghindari terjadinya kerancuan pemahaman objektif penilaian tersebut
dilaksanakan. Terdapat empat masalah yang harus diidentifikasi :
a. Identifikasi properti yang akan dinilai;
- Identifikasi awal suatu properti secara fisik adalah dengan mengetahui alamatnya
secara lengkap, yang dengan alamat tersebut memungkinkan setiap orang dapat
mengetahui di mana lokasi properti tersebut berada, lokasi dan data deskriptif lain
yang dapat menerangkan lokasinya atau merujuk pada landmark yang dikenali.
- Laporan penilaian dibuat berdasarkan keterangan kepemilikan seseorang atas
property yang dinilai. Satus kepemilikan property perlu diteliti secara jelas, apakah di
bawah kuasa pemilik asli; dikuasai pihak bank; dalam status sengketa; dan
sebagainya.
b. Penentuan tanggal penilaian
Tanggal penilaian diperlukan untuk menentukan kapan nilai yang dihasilkan
dilakukan. Hal ini untuk mencegah terjadinya sesuatu klaim di kemudian hari atas
kerugian penggunaan laporan penilaian.
Sebagai contoh untuk penentuan pajak warisan, maka tanggal yang dijadikan
dasar penilaian adalah tanggal kematian si pewaris; untuk Pajak Bumi dan Bangunan,
digunakan tanggal penilaian per 1 Januari; untuk penentuan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan, penentuan tanggal penilaian adalah pada saat di lakukan
pemindahan hak; dan sebagainya. Penetapan tanggal penilaian tersebut dijalankan.
Penilaian mungkin saja dilakukan untuk menentukan nilai properti di waktu lampau, saat
ini maupun waktu yang akan datang.
c. Tujuan penilaian tersebut dilaksanakan
Tujuan penilaian ini dinyatakan secara jelas dan spesifik dalam laporan penilaian
dan menentukan estimasi nilai apa yang perlu ditentukan. Identifikasi tujuan penilaian
sangat penting. Pemahaman yang keliru tentang maksud tujuan penilaian dapat
mengakibatkan seluruh kegiatan penilaian menjadi tidak berguna, dan ini berarti
penilaian yang dilakukan tersebut tidak sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pemberi
tugas.
d. Jenis nilai sesuai.
Setelah mengidentifikasi tujuan penilaian, penting untuk menentukan jenis nilai
yang dikehendaki. Tujuan penilaian yang berbeda mungkin menghendaki jenis nilai yang
berbeda pula. Misalnya dalam penilaian untuk tujuan jual beli, produk akhir jenis nilai
yang dikehendaki adalah nilai pasar wajar (fair market value), untuk tujuan asuransi, nilai
yang dikehendaki adalah nilai asuransi, untuk lelang (auction), jenis nilai yang
dikehendaki adalah nilai jual paksa (forced sale value), dan sebagainya.

2. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan skop tugas penilaian
yang akan dilakukan serta data apa yang hendak dikumpulkan. Setiap tahap proses penilaian
harus dilakukan secara terencana dan terjadwal, termasuk merencanakan jumlah waktu dan
personel yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas penilaian, sehingga laporan penilaian
dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan/disepakati. Data dan informasi yang diperoleh
pada survey pendahuluan ini akan sangat menentukan tahapan-tahapan selanjutnya dari
proses penilaian.
Terdapat dua jenis data yang harus dikumpulkan dalam penilaian, data umum dan data
khusus.
- Data umum meliputi informasi berkenaan dengan prinsip-prinsip, kekuatan/keunggulan
dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai properti, yaitu informasi berkenaan dengan
trend sosial, ekonomi, pemerintahan, dan kekuatan lingkungan yang berpengaruh
terhadap nilai properti.
- data khusus adalah data yang berkaitan langsung dengan properti yang akan dinilai serta
properti-properti pembandingnya. Data kusus ini adalah meliputi data secara detail
mengenai fisik, data lokasional, data biaya, data pendapatan dan pembelanjaan,
sebagaimana yang terdapat juga pada properti pembanding.
Jenis properti yang berbeda memerlukan data pendukung yang berbeda; tanggal penilaian
yang berbeda memerlukan data yang berbeda; tujuan penilaian yang berbeda memerlukan
data yang berbeda; dan demikian seterusnya. Sumber data di Indonesia antara lain instansi
pemerintah (seperti BPN, Dirjen Pajak, Pemda), estate agen, broker, perusahaan penilai,
notaris/PPAT, developer, penjual, pembeli, iklan, media massa, dan lain-lain.

3. Pengumpulan dan Analisis Data


Data yang perlu dikumpulkan dan dianalisis haruslah data yang mempunyai hubungan
dan pengaruh terhadap estimasi nilai properti subjek (properti yang dinilai). Data yang
dikumpulkan dan dianalisis ini secara garis besar diklasifikasikan menjadi data umum dan
data khusus.
Data umum meliputi faktor-faktor eksternal (sosial, ekonomi, peraturan pemerintah, dan
lain-lain) yang mempengaruhi nilai. Data khusus lebih spesifik yaitu berkaitan dengan
properti subjek dan properti pembanding. Data properti subjek antara lain data mengenai
tapak (site); bangunan (improvement); dan dokumen kepemiliakan (title). Sedangkan data
untuk property pembanding dapat berupa: data fisik tanah dan bangunan, data harga jual/beli,
data sewa untuk berbagai jenis properti (komersial, residensial, industrial, dan lain-lain);
datadata lain sebagai pembanding adalah tingkat hunian (occupancy rate) untuk gedung
perkantoran, pertokoan, perhotelan, harga sewa kamar hotel; dan data lain yang relevan
dalam proses pengestimasian nilai properti subjek.

4. Penerapan Metode Penelitian


Secara garis besar, pendekatan penilaian yang lazim digunakan adalah pendekatan
perbandingan penjualan, pendekatan biaya dan pendekatan pendapatan.
a. Pendekatan perbandingan penjualan/data pasar
Pendekatan perbandingan penjualan adalah pendekatan penilaian yang dilakukan
dengan cara membandingkan antara properti yang dinilai (subjek properti) dengan
properti-properti lain yang sebanding (comparables properties) yang telah diketahui
karakteristik dan nilainya. Selanjutnya analisis dilakukan dengan mengukur tingkat
kesamaan dan perbedaannya untuk menentukan nilai properti subjek. Beberapa
elemen perbandingan yang sering dipertimbangkan antara lain jenis hak yang melekat
pada properti, masalah keuangan/pendanaan (financing term, kondisi penjualan,
kondisi pasar, lokasi, karakteristik fisik, serta karakteristik-karakteristik lain.

Rumus: Harga Jual Properti yang sebanding +/- penyesuaian = Indikasi nilai

b. Pendekatan biaya
Pendekatan biaya dilakukan dengan cara melakukan identifikasi bangunan yang
selanjutnya dilakukan analisis biaya pembuatan barunya (reproduction cost new)
berdasarkan standar harga yang berlaku pada tanggal penilaian dikurangi dengan
penyusutan/deprisiasi (khusus untuk bangunan saja). Tahap selanjutnya untuk
menentukan nilai properti secara keseluruhan maka nilai bangunan baru yang telah
terdepresiasi tersebut ditambah dengan nilai tanah (yang diperoleh dari analisis
perbandingan dengan pasaran tanah yang ada di sekitarnya).

Rumus: Nilai propeti = Nilai tanah + (Biaya produksi baru (RCN)-Penyusutan

c. Pendekatan pendapatan
Pendekatan pendapatan dilakukan dengan mendasarkan pada tingkat keuntungan
yang mungkin dihasilkan oleh properti subjek pada saat ini dan masa yang akan
datang yang selanjutnya dilakukan pengkapitalisasian untuk mengkonversi aliran
pendapatan tersebut ke dalam nilai properti.

Rumus: V = I/R  Dimana, V=Nilai, I=Pendapatan, R= Tingkat Bunga


5. Rekonsiliasi Nilai
Rekonsiliasi nilai dilakukan dengan mengkaji ulang data dan teknik penilaian serta
mengkaji perbedaanperbedaan indikasi nilai dari setiap pendekatan penilaian dan dikaitkan
dengan tujuan/kegunaan penilaian. Pada tahap rekonsiliasi nilai ini penilai
mempertimbangkan semua faktor, keudian membuat keputusan (judgement) kesimpulan nilai
yang paling sesuai. Terdapat beberapa cara yang dilakukan penilai dalam rangka rekonsiliasi
nilai ini: sebagian penilai melakukannya dengan membuat “rata-rata” dari semua kesimpulan
nilai yang diperoleh. Beberapa penilai yang lain mengkritik cara ini karena membuka
peluang terjadinya double adjustment (penyesuaian berganda). Ada juga penilai yang
memakai teori pembobotan untuk menentukan nilai akhir. Cara yang lain adalah dengan
memilih salah satu metode yang paling sesuai dengan mempertimbangkan semua faktor yang
berpengaruh seperti akurasi data, tujuan penilaian, dan faktor-faktor lain yang relevan.

6. Kesimpulan Nilai Dan Laporan Penilaian


Keputusan (judgement) tentang kesimpulan nilai yang harus dibuat oleh penilai sebagai
hasil akhir dari sebuah penilaian. Keputusan harus diambil secara jujur, tidak berat sebelah
dan adil, sehingga diperlukan integritas penilai sebagai seorang professional. Selain itu,
penilai harus mampu mempertanggungjawabkan keputusan (judgement) yang telah dibuatnya
tersebut. Laporan penilaian harus objektif, memberi penjelasan yang baik (informative),
singkat, dapat diterima secara logika, dan memenuhi etika penilaian. Dalam Laporan
Penilaian inilah disampaikan semua data pendukung, faktor-faktor yang berpengaruh, serta
rasionalisasi pengambilan keputusan tersebut.

LATIHAN SOAL

Pilihan Ganda
1. Tata Ruang menurut wujud struktur ruang dan pola ruang, merupakan pengertian tata
ruang menurut…
a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2
b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 Pasal 2
c. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2
d. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007 Pasal 2

2. Berikut merupakan fungsi Tata Kelola Kota adalah…


a. Acuan dalam merusak ruang atau pengembangan wilayah di kota maupun
kabupaten. 
b. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan di dalam wilayah kota
atau kabupaten. 
c. Acuan penyusunan rencana pendistribusian jangka panjang serta jangka
menengah di kota atau kabupaten. 
d. Acuan di wilayah kota dan kabupaten yang dilakukan oleh pemerintaj,
masyarakat, lembaga, atau pihak swasta. 

3. Faktor penilaian property berikut ini, kecuali…


a. Faktor social
b. Faktor politik
c. Faktor harga
d. Faktor alam

4. Yang merupakan data umum adalah…


a. Data lokasional
b. Data biaya
c. Data pendapatan
d. Pemerintah

5. Untuk mengestimasi nilai objek penilaian dengan cara menghitung seluruh biaya
dikurangi penyusutan merupakan pendekatan…
a. Pendekatan data pasar (data market approach)
b. Pendekatan pendapatan (income approach)
c. Pendekatan biaya (cost approach)
d. Pendekatan lainnya

Uraian
1. Sebutkan dan jelaskankriteria-kriteria kawasan perkotaan.
2. Sebutkan dan jelaskan faktor nilai property

Anda mungkin juga menyukai