Anda di halaman 1dari 20

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK OBESITAS


TUGAS MATA KULIAH :KEPERAWATAN ANAK I

Disusun Oleh : KELOMPOK 4

SEMESTER 4-A

1. Danu setiawan (173210005)


2. Dyah fiki alfirisa (173210010)
3. Ernia putri (173210012)
4. Fidia nova (173210013)
5. Nurul fitria (173210028)
6. Prisca kartika y (173210032)
7. Siti aisyah (173210038)
8. Nur aini (173210026)
9. Ade gita batmedhan (173210103)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya Makalah ini membahas Obesitas pada
Anak.
Pada dasarnya makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang Obesitas pada Anak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Jombang, Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Pengertian Obesitas........................................................................................2
2.2 Klasifikasi.......................................................................................................2
2.3 Faktor Keturunan............................................................................................3
2.4 Etiologi...........................................................................................................4
2.5 Manifestasi klinis...........................................................................................4
2.6 Patofisiologi pada obesitas.............................................................................5
2.7 Tata Laksana Obesitas Anak..........................................................................5
2.8 Cara Mencegah Obesitas pada Anak..............................................................7
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OBESITAS.............9
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
Kesimpulan.................................................................................................15
Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai
tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan
seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah
yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang
menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan
kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun,
tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh
pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya
di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah
pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga
memberikan gambaran seperti buah apel.Masalah ini yang menjadikan bahasan
dalam asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di
angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya
kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan
khususnya dan khalayak ramai pada umunya.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang dimaksud dengan Obesitas?
 Faktor apa saja yang bisa menyebabkan Obesitas ?
 Bagaimana cara penanganan anak yang Obesitas?

1.3 Tujuan
 Mengetahui apa yang di maksud Obesitas?
 Mengetahui faktor menyebabkan Obesitas ?
 Mengetahui cara penanganan anak yang Obesitas?

1
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Pengertian Obesitas


Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut
tinggi badan, meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya.
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan
terdapat di seluruh tubuh.Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight,
walaupun tidak selalu identik oleh karena obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda dan
gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif
pendek, dada mengembung dengan payudara yang membesar mengandung
jaringan lemak, perut membuncit, kedua tungkai pada umumnya berbentuk x.
Pada anak laki laki penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan lemak
supra-pubik, pada anak perempuan indikasi menstruasi dini.
Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita
yang disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti
tidak menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam
kesehatan anak tersebut. Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan
sebagai anak yang memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka
tubuh lebih besar dari rata-rata,selain itu juga memiliki kadar lemak yang lebih
tinggi pada masa pertunbuhanya. jadi akan kelihata seperti anak yang memiliki
obesitas.perlu diketahui obesitas pada anak tidak bisa dilihat dari ukuran badan
anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan penting untuk memeriksa apakah
anak itu termasuk anak yang memiliki obesitas.

2.2 Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk

2
 Memahami Penyebab dan Penanganan Obesitas pada Anak
Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami berat
berlebih. Mengetahui dan mengenal penyebab tersebut, dapat membantu kita
untuk mencari solusi dan cara penanganan yang tepat untuk masalah yang
dihadapi anak.
Berikut beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk Anda pelajari :

 Kebiasaan Makan yang Buruk


Anak yang tidak atau kurang suka mengkonsumsi buah, sayur dan biji-
bijian (grains) dan lebih memilih fast food, minuman manis maupun makanan
kemasan, memiliki kecenderungan untuk memiliki berat berlebih karena makanan
tersebut merupakan makanan yang tinggi lemak dan kalori tetapi memiliki nilai
gizi yang rendah.

Penanganan: Merubah pola makan menjadi pola makan yang sehat. Batasi
tingkat konsumsi fast food dan semacamnya.Perbanyak konsumsi sayur, buah dan
menu bergizi lainnya.

2.3 Faktor Keturunan


Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang memiliki
orang tua atau keluarga yang mengalami obesitas juga berpotensi untuk
mengalami hal sama. Tetapi perlu Anda ketahui bahwa faktor keturunan tidak
lantas membuat seseorang memiliki berat berlebih. Hal ini akan muncul jika si
anak mengkonsumsi kalori berlebih dari jumlah yang seharusnya ia konsumsi.

Penanganan: Melakukan diet makanan agar jumlah kalori, lemak maupun


zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi setiap harinya dan tidak berlebihan.

 Tidak Aktif Secara Fisik


Teknologi modern banyak memaksa anak-anak kita untuk lebih banyak duduk
diam menghabiskan waktu mereka di depan layar komputer maupun televisi
sehingga mereka tidak banyak bergerak. Jika konsumsi kalori dan lemak mereka

3
berlebih, padahal tubuh tidak membakarnya, maka obesitas pada anak akan terjadi
pada mereka.

Penanganan: Latih anak untuk aktif bergerak. Kurangi jatah main game
atau nonton TV dan ganti dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan
olahraga yang mereka sukai.

2.4 Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain ,
keturunan,pola makan, obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan
konsentrasi intake makanan.

2.5 Manifestasi klinis


Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak
biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita,
selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan
lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja
yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative
rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya. Bentuk tubuh, penampilan
dan raut muka penderita obesitas :
 Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil
dengan jari – jari yang berbentuk runcing.
 Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan
dagu yang berbentuk ganda.
 Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara
yang telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan
perasaan yang kurang menyenangkan.
 Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul
lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
 Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya
pada biseb dan trisebnya

4
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin
merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas. Penimbunan lemak yang
berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru –
paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita
hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada
saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur
apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri
punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut
dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang
yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit
dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang
secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan
edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan
pergelangan kaki.

2.6 Patofisiologi pada obesitas


Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan antara
intake dan out put yang keluar – masuk dalam tubuh akan menyebabkan
akumulasi timbunan lemak pada jaringan adiposa khususnya jaringan subkutan.
Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai masalah, diantaranya Timbunan
lemak pada area abdomen yang emnyebabkan tekanan pada otot-otot diagfragma
meningkat sehingga menggagu jalan nafas , BB yang berlebihan menyebabkan
aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan
tidak nyaman, obat-obatan golongan steroid yang memicu nafsu makan tidak
terkontrol mengakibatkan perubahan nutrisi yang berlebih, dan krisis kepercayaan
diri karena timbunan lemak pada tubuh telah mengubah bentuk badannya.

2.7 Tata Laksana Obesitas Anak


 Tujuan
Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah menyadarkan
tentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberikan

5
motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan jangka panjang
adalah perubahan gaya hidup yang menetap.

 Pengaturan Makanan
1 Pada bayi.
Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula
perhatikan takaran dan volume pemberian susu.
makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai
diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai dihilangkan
umur 1 tahun.
Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.

2 Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).


Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan lemak
untuk memasak. (mi sal : santan, minyak, margarine)
Pilih daging yang tidak berlemak.
Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis buatan
(mis : aspartame) bisa digunakan bila perlu.
Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain sejenis.
Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.

3 Pada usia ini (0 - 3 th)


Tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari kebutuhannya, bayi/anak
akan mengalami penurunan BB secara spontan sesuai dengan
pertumbuhannnya. Pengurangan kalori dibawah kebutuhan jika tidak
dirancang dengan baik dapat menimbulkan defisiensi zat gizi yang mungkin
dapat menghambat tumbuh kembang anak yang masih pesat terutama tumbuh
kembang otak.

6
4 Anak usia sekolah (4 - 6 th).
Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi diberikan
sesuai kebutuhan. Dalam keadaan yang terpaksa, misal pernafasan terganggu,
susah bergerak diberikan pengurangan kalori dengan pengawasan yang ketat.

5 Anak usia remaja


Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap kunjungan, biasanya
1 - 2 kg/ bulan. Penurunan asupan kalori diberikan bertahap sekitar 300 - 500
Kalori dari asupan makanan sehari-hari .
Penurunan berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan berat abdan
karena pertumbuhan linier masih berlangsung, penurunan berat badan cukup
sampai berat badan berada 20 % diatas berat badan ideal.

2.8 Cara Mencegah Obesitas pada Anak


Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori
dan gula yang tinggi,seperti coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es
krim.dengan mengganti buah-buahan dan sayur-sayuran seperti jus buah,agar-
agar,kripik sayur dan susu rendah lemak.
Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau
dikukus.ayam,ikan,sosis.dengan cara ini makanan anda akan terlihat enak namun
juga rendah lemak.
Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan
memberi contoh yang baik pada anak anda dengan cara makan anda sendiri.
Mengajarkan anak untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena makan
dengan pelan cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat kenyang
dan tidak akan makan berlebihan.melakukan makan bersama secara keluarga
sesering mungkin.
Makanan cepat saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara
berlebihan.jadi jangan jadikan makanan cepat saji sebagai rutin mingguan.
Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan
sambil,menonton tv,juga saat melakukan pekerjaan rumah. ingatkan pada anak
anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya pada saat

7
membeli makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari pada membeli sate
kambing. berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain
komputer.melatih anak untuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit setiap
hari.
Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik
sepeda bisa juga berenang.
Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah
ke toko.

8
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OBESITAS

3.1 Pengkajian Identitas Pasien


Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas
Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang
mengalami penyakit serupa atau memicu
Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan
beribadah , kepercayaan
Pemerikasaan fisik :
Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi
vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit
pinggang.
Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam
pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar
getah bening

Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal :
hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan
kadar insulin).

9
Pola fungsi kesehatan
a) Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan untuk
beraktifitas.
b) Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan
dapat menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c) Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang
berat badan atau tulang belakang
e) Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f) Seksualitas
Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria

2 .Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


 Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
intake makanan yang lebih
 Gangguan pencitraan diri yang berhubungan dengan biofisika atau
psikosial pandangan px tehadap diri
 Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau
tampak tidak nyaman dalam situasi social
 Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
3. Perencanaan
Setelah pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa
keoerawatan yang mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah
menentukkan prioritas, tujuan dan rencana tindakkan keperawatan.

1
Diagnosa 1
1. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
intake makanan yang lebih
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi kembali normal
Kriteria hasil :
Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
Menunjukan penurunan berat badan

Intervensi :
1. Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien
2. Timbang berat badan secara periodik
3. Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi untuk
penurunan berat badan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan
(ex.dietilpropinion)

Rasional :
1. Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi
2. Memberikan informasi tentang keefektifan program
3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dg rencana
4. Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal
5. Penurunan berat badan

1
Diagnosa 2
2. Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap
diri
Tujuan :
Menyatakan gambaran diri lebih nyata

Kriterian hasil :
Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme
Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri

Intervensi :
Beri privasi kepada px selama perawatan
Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi px
trsebut
Waspadai mitos px / orang terdekat
Tingkatkan komunikasi terbuka dengan px untuk menghondari kritik
Waspadai makan berlebih
Kolaborasi dengan kelompok terapi

Rasional :
Individu biasanya sensitif terhadap tubuhnya sendiri
Pasien mengungkapkan beban psikologisnya
Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya
penurunan berat badan
Meningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin menyelesaikan
masalahnya
Pola makan terjaga
Kelompok terapi dapat memberikan teman dan motifasi

1
Diagnosa 3
Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi
sosial
Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial
yang buruk

Kriteria hasil :
Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan
interpersonal

Intervensi :
Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosial
Kaji penggunaan ketrampilan koping pasien
Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikas.

Rasional :
Keluarga dapat membantu merubah perilaku sosial pasien
Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan kesepian
isolasi
Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi
dukungan

Diagnosa 4
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
Tujuan :
Mengembalikan pola napas normal

Kriteria hasil :
Mempertahankan ventilasi yang adekuat
Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain

1
Intervensi :
Awasi , auskultasi bunyi napas
Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
Ubah posisi secara periodik
Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain
Rasional :
Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial
atelektasis, hipoksia
Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien
lebih nyaman
Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan napas, resiko atelektasis minimal
Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas.

1
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan

Pertumbuhan adalah setiap perubahan dari tubuh yang berhubungan dengan


bertambahnya ukuran tubuh baik fisik (anatomis) maupun struktural dalam arti
sebagian atau menyeluruh. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan
(skill), struktur, dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan
perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun
demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh banyak faktor dimulai dari faktor
internal (genetik), prenatal, sampai postnatal. Untuk mendapatkan tumbuh
kembang anak yang optimal maka petugas kesehatan maupun orangtua anak
diharapkan mengetahui faktor-faktor tersebut.
Penanggulangan obesitas pada anak lebih sulit dibandingkan obesitas dewasa,
karena penyebab obesitas yang multifaktorial dan anak yang masih dalam taraf
tumbuh kembang. Penurunan berat badan bukanlah tujuan yang utama dalam
penanganan obesitas anak. Perubahan pola makan dan peri laku hidup sehat lebih
diutamakan untuk mendapatkan hasil yang menetap. Penanggulangan obesitas
anak sebaiknya dilakukan secara terapadu antara dokter anak, dietisien, psikolog
dan petugas kesehatan lain. Peran serta orang tua memegang peranan penting
dalam penangan anak obesitas.Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum anak
menjadi obesitas karena pencegahan lebih mudah daripada
pengobatan.Pencegahan harus dimulai sejak dini dengan menerapkan pola hidup
sehat dalam keluarga.
Seringkali banyak orangtua menginginkan anaknya tumbuh dengan sehat,
gemuk dan terlihat lucu.Sekilas anak yang gemuk memang terlihat lucu dan
menggemaskan, bahkan ada ungkapan jikalau anak gemuk berarti sehat.Tak heran
jika banyak produk kesehatan ataupun makanan untuk anak atau balita lebih
menekankan pada upaya menambah berat.

1
Pola pemahaman seperti itu mungkin tidak berlaku, karena anak gemuk
mempunyai faktor risiko bagi kesehatan.Indikator kesehatan bagi anak atau balita
juga tidak hanya ditentukan melalui berat badan.Berat badan yang berlebih biasa
disebut dengan obesitas, obesitas dikhawatirkan memberikan dampak yang
kurang baik bagi kesehatan anak.

 Saran

Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal wajib bagi keluarga. Jika Anda
melakukannya, kebiasaan itu akan menjadi pola hidup bagi anak-anak Anda, yang
akan terbawa hingga dewasa.
Apa yang dapat dilakukan Orang Tua ?
Beli dan sajikan lebih banyak buah dan sayuran daripada makanan yang siap olah.
Batasi minuman ringan, minuman yang manis-manis, dan camilan manis yang
kaya lemak. Sebaliknya, berikan air atau susu rendah lemak dan camilan yang
sehat.
Memasaklah dengan metode rendah lemak, seperti memanggang dan mengukus,
ketimbang menggoreng.
Sajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil. Jangan gunakan makanan
sebagai upah atau suap. Jangan sampai anak tidak sarapan, karena dapat membuat
mereka makan berlebihan setelah itu. Makanlah di meja makan. Makan di depan
TV atau layar komputer membuat orang tidak menyadari seberapa banyak yang
dikonsumsi dan apakah ia sudah kenyang.
Anjurkan gerak badan, seperti bersepeda, main bola, dan lompat tali.
Batasi waktu untuk menonton televisi, menggunakan komputer, dan bermain
video game.
Rencanakan kegiatan keluarga yang aktif di luar rumah, seperti pergi ke
kebun binatang, berenang, atau bermain di taman. Suruhlah anak-anak melakukan
pekerjaan fisik.
Berilah contoh dalam pola makan yang sehat dan olahraga.

1
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Soetjiningsih,SpAk.1995. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta.EGC


http://dieyachsyam.blogspot.com/2013/09/obesitas-pada-anak.html (diakses pada
Tanggal 6 Desember 2014)
https://echyners.wordpress.com/2013/06/22/makalah-obesitas/ (diakses pada
Tanggal 6 Desember 2014)
NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2005-2006

Anda mungkin juga menyukai