Askep Obesitas
Askep Obesitas
SEMESTER 4-A
JOMBANG
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya Makalah ini membahas Obesitas pada
Anak.
Pada dasarnya makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang Obesitas pada Anak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Pengertian Obesitas........................................................................................2
2.2 Klasifikasi.......................................................................................................2
2.3 Faktor Keturunan............................................................................................3
2.4 Etiologi...........................................................................................................4
2.5 Manifestasi klinis...........................................................................................4
2.6 Patofisiologi pada obesitas.............................................................................5
2.7 Tata Laksana Obesitas Anak..........................................................................5
2.8 Cara Mencegah Obesitas pada Anak..............................................................7
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OBESITAS.............9
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
Kesimpulan.................................................................................................15
Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
i
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai
tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan
seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah
yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang
menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan
kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun,
tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh
pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya
di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah
pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga
memberikan gambaran seperti buah apel.Masalah ini yang menjadikan bahasan
dalam asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di
angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya
kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan
khususnya dan khalayak ramai pada umunya.
1.3 Tujuan
Mengetahui apa yang di maksud Obesitas?
Mengetahui faktor menyebabkan Obesitas ?
Mengetahui cara penanganan anak yang Obesitas?
1
BAB II
PEMBAHASA
N
2.2 Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk
2
Memahami Penyebab dan Penanganan Obesitas pada Anak
Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami berat
berlebih. Mengetahui dan mengenal penyebab tersebut, dapat membantu kita
untuk mencari solusi dan cara penanganan yang tepat untuk masalah yang
dihadapi anak.
Berikut beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk Anda pelajari :
Penanganan: Merubah pola makan menjadi pola makan yang sehat. Batasi
tingkat konsumsi fast food dan semacamnya.Perbanyak konsumsi sayur, buah dan
menu bergizi lainnya.
3
berlebih, padahal tubuh tidak membakarnya, maka obesitas pada anak akan terjadi
pada mereka.
Penanganan: Latih anak untuk aktif bergerak. Kurangi jatah main game
atau nonton TV dan ganti dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan
olahraga yang mereka sukai.
2.4 Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain ,
keturunan,pola makan, obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan
konsentrasi intake makanan.
4
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin
merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas. Penimbunan lemak yang
berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru –
paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita
hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada
saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur
apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri
punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut
dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang
yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit
dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang
secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan
edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan
pergelangan kaki.
5
motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan jangka panjang
adalah perubahan gaya hidup yang menetap.
Pengaturan Makanan
1 Pada bayi.
Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula
perhatikan takaran dan volume pemberian susu.
makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai
diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai dihilangkan
umur 1 tahun.
Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.
6
4 Anak usia sekolah (4 - 6 th).
Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi diberikan
sesuai kebutuhan. Dalam keadaan yang terpaksa, misal pernafasan terganggu,
susah bergerak diberikan pengurangan kalori dengan pengawasan yang ketat.
7
membeli makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari pada membeli sate
kambing. berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain
komputer.melatih anak untuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit setiap
hari.
Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik
sepeda bisa juga berenang.
Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah
ke toko.
8
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OBESITAS
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal :
hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan
kadar insulin).
9
Pola fungsi kesehatan
a) Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan untuk
beraktifitas.
b) Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan
dapat menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c) Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang
berat badan atau tulang belakang
e) Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f) Seksualitas
Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria
1
Diagnosa 1
1. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
intake makanan yang lebih
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi kembali normal
Kriteria hasil :
Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
Menunjukan penurunan berat badan
Intervensi :
1. Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien
2. Timbang berat badan secara periodik
3. Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi untuk
penurunan berat badan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan
(ex.dietilpropinion)
Rasional :
1. Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi
2. Memberikan informasi tentang keefektifan program
3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dg rencana
4. Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal
5. Penurunan berat badan
1
Diagnosa 2
2. Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap
diri
Tujuan :
Menyatakan gambaran diri lebih nyata
Kriterian hasil :
Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme
Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri
Intervensi :
Beri privasi kepada px selama perawatan
Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi px
trsebut
Waspadai mitos px / orang terdekat
Tingkatkan komunikasi terbuka dengan px untuk menghondari kritik
Waspadai makan berlebih
Kolaborasi dengan kelompok terapi
Rasional :
Individu biasanya sensitif terhadap tubuhnya sendiri
Pasien mengungkapkan beban psikologisnya
Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya
penurunan berat badan
Meningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin menyelesaikan
masalahnya
Pola makan terjaga
Kelompok terapi dapat memberikan teman dan motifasi
1
Diagnosa 3
Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi
sosial
Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial
yang buruk
Kriteria hasil :
Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan
interpersonal
Intervensi :
Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosial
Kaji penggunaan ketrampilan koping pasien
Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikas.
Rasional :
Keluarga dapat membantu merubah perilaku sosial pasien
Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan kesepian
isolasi
Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi
dukungan
Diagnosa 4
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
Tujuan :
Mengembalikan pola napas normal
Kriteria hasil :
Mempertahankan ventilasi yang adekuat
Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain
1
Intervensi :
Awasi , auskultasi bunyi napas
Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
Ubah posisi secara periodik
Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain
Rasional :
Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial
atelektasis, hipoksia
Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien
lebih nyaman
Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan napas, resiko atelektasis minimal
Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas.
1
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1
Pola pemahaman seperti itu mungkin tidak berlaku, karena anak gemuk
mempunyai faktor risiko bagi kesehatan.Indikator kesehatan bagi anak atau balita
juga tidak hanya ditentukan melalui berat badan.Berat badan yang berlebih biasa
disebut dengan obesitas, obesitas dikhawatirkan memberikan dampak yang
kurang baik bagi kesehatan anak.
Saran
Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal wajib bagi keluarga. Jika Anda
melakukannya, kebiasaan itu akan menjadi pola hidup bagi anak-anak Anda, yang
akan terbawa hingga dewasa.
Apa yang dapat dilakukan Orang Tua ?
Beli dan sajikan lebih banyak buah dan sayuran daripada makanan yang siap olah.
Batasi minuman ringan, minuman yang manis-manis, dan camilan manis yang
kaya lemak. Sebaliknya, berikan air atau susu rendah lemak dan camilan yang
sehat.
Memasaklah dengan metode rendah lemak, seperti memanggang dan mengukus,
ketimbang menggoreng.
Sajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil. Jangan gunakan makanan
sebagai upah atau suap. Jangan sampai anak tidak sarapan, karena dapat membuat
mereka makan berlebihan setelah itu. Makanlah di meja makan. Makan di depan
TV atau layar komputer membuat orang tidak menyadari seberapa banyak yang
dikonsumsi dan apakah ia sudah kenyang.
Anjurkan gerak badan, seperti bersepeda, main bola, dan lompat tali.
Batasi waktu untuk menonton televisi, menggunakan komputer, dan bermain
video game.
Rencanakan kegiatan keluarga yang aktif di luar rumah, seperti pergi ke
kebun binatang, berenang, atau bermain di taman. Suruhlah anak-anak melakukan
pekerjaan fisik.
Berilah contoh dalam pola makan yang sehat dan olahraga.
1
DAFTAR PUSTAKA